Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16736 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif : • Batuk ringan • Saturasi oksigen : 93% Bersihan jalan napas tidak efektif Seringnya terkena paparan asap rokok dan terpajan polutan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, maka diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), penjelasan singkat untuk diagnosis ini adalah:
SDKI:
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI:
Kode: 0410
Definisi: Derajat kemampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
SIKI:
Kode: 3020
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
Berdasarkan data yang diberikan, pasien Ny. S memiliki gejala batuk ringan dan saturasi oksigen yang menurun, yang menunjukkan adanya masalah dalam bersihan jalan napas. Diagnosis keperawatan ini sesuai dengan kondisi pasien dan dapat menjadi dasar untuk rencana asuhan keperawatan selanjutnya. -
Article No. 16737 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif : • Batuk ringan • Saturasi oksigen : 93% Bersihan jalan napas tidak efektif Seringnya terkena paparan asap rokok dan terpajan polutan. luaran dan intervensi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan jawaban dengan format yang terstruktur seperti yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J40
- Deskripsi: Bronkitis, tidak ditentukan apakah akut atau kronis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang sesuai, karena tidak terdapat informasi tentang tindakan medis yang dilakukan.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, pasien Ny. S dilaporkan pernah melakukan tes darah yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit bronkitis. Gejala klinis yang nampak adalah batuk ringan dan saturasi oksigen 93%, yang menandakan adanya bersihan jalan napas yang tidak efektif. Selain itu, pasien juga sering terkena paparan asap rokok dan polutan, yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya bronkitis.
Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah J40 (Bronkitis, tidak ditentukan apakah akut atau kronis). Kode ini mencakup kondisi bronkitis yang tidak spesifik, baik dalam bentuk akut maupun kronis. Tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang spesifik, karena tidak ada informasi tentang tindakan medis yang dilakukan selain pemeriksaan tes darah.
Dalam penanganan kasus ini, intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Edukasi kepada pasien terkait faktor risiko bronkitis, seperti menghindari paparan asap rokok dan polutan
- Pemantauan tanda-tanda vital, terutama saturasi oksigen
- Pemberian terapi bronkodilator atau obat anti-inflamasi jika diperlukan
- Edukasi tentang manajemen batuk dan cara membersihkan jalan napas secara efektif
- Jika diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti radiologi atau pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis. -
Article No. 16738 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S Mengatakan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang hasilnya menunjukkan bahwa Ny. S menderita penyakit bronkitis. Data objektif : • Batuk ringan • Saturasi oksigen : 93% Bersihan jalan napas tidak efektif Seringnya terkena paparan asap rokok dan terpajan polutan. luaran dan intervensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, maka Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
Penjelasan:
Ny. S melaporkan bahwa ia pernah melakukan tes darah yang menunjukkan bahwa ia menderita bronkitis. Selain itu, data objektif menunjukkan adanya batuk ringan dan saturasi oksigen yang menurun (93%), yang dapat mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas.
2. Luaran dan Intervensi Keperawatan:
a. Luaran SLKI:
- Bersihan Jalan Napas: Kode 00410
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
b. Intervensi SIKI:
- Manajemen Jalan Napas: Kode 6550
Definisi: Memfasilitasi pembukaan dan pemeliharaan jalan napas yang terbuka.
- Terapi Oksigen: Kode 3320
Definisi: Pemberian oksigen tambahan untuk meningkatkan pasokan oksigen.
- Manajemen Batuk: Kode 3140
Definisi: Membantu klien dalam mengontrol dan mengurangi batuk yang tidak produktif.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat atas Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi yang sesuai dengan kondisi Ny. S telah dipaparkan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah sumber utama yang menetapkan sistem klasifikasi SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 16739 | 04 May 2025
Klinis : dada terasa nyeri, seperti ditusuk, keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri tembus ke punggung, keringat dingin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Dada Akut (KODE: 00132)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area dada.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Judul: Nyeri Dada Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area dada.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1410
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Upaya untuk mengendalikan nyeri sehingga klien dapat beraktivitas dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Pengaturan untuk mengurangi atau mengendalikan nyeri sehingga klien dapat beraktivitas dengan nyaman.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif untuk mengetahui penyebab dan karakteristik nyeri dada yang Anda alami. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana keperawatan yang meliputi pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (seperti relaksasi, kompres hangat/dingin), serta edukasi terkait cara mengelola nyeri dada. Tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas nyeri, meningkatkan kemampuan Anda dalam beraktivitas, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 16740 | 04 May 2025
Klinis : dada terasa nyeri, seperti ditusuk, keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri tembus ke punggung, keringat dingin.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah Nyeri Akut. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut. Gejala yang Anda deskripsikan, seperti dada terasa nyeri, seperti ditusuk, keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri tembus ke punggung, serta keringat dingin, sesuai dengan kriteria diagnostik Nyeri Akut.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri. Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Kontrol Nyeri didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengontrol atau mengendalikan rasa nyeri yang dialami. Indikator keberhasilan Kontrol Nyeri meliputi:
1. Mampu menyatakan skala nyeri yang dirasakan.
2. Mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Melaporkan penurunan intensitas nyeri.
4. Menunjukkan ekspresi wajah yang lebih rileks.
5. Tidur dan istirahat yang memadai.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran Kontrol Nyeri, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai.
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer untuk mengurangi nyeri.
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup.
2. Manajemen Aktivitas
- Bantu pasien untuk mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi dan kemampuannya.
- Anjurkan posisi yang nyaman saat beristirahat.
- Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap aktivitas.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang nyeri, penyebab, dan penatalaksanaannya.
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran Kontrol Nyeri, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 16741 | 04 May 2025
Klinis : Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif (00233)
Definisi:
Berisiko mengalami penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke otot jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00233
Judul: Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke otot jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0301
Judul: Status Perfusi Jaringan Kardiovaskular
Definisi: Kemampuan sistem kardiovaskular untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan jantung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6006
Judul: Manajemen Perfusi Miokard
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi ke miokard.
Dengan pendekatan akademis dan sebagai perawat yang berpengalaman, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan komponen-komponen SDKI, SLKI, dan SIKI terkait kondisi Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif. -
Article No. 16742 | 04 May 2025
Klinis : keputusasaan berhubungan dengan faktor sosial (keluarga dan pertemanan)serta faktor lingkungan (kesulitan adaptasi) ditandai dengan perasaan tidak ada harapan, perilaku pasif, dan minimnya kontak mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Keputusasaan (00125)
Definisi SDKI:
Keputusasaan adalah hilangnya harapan dan keyakinan akan kemampuan untuk mengatasi situasi sulit.
Definisi SLKI:
Keputusasaan adalah hilangnya harapan dan keyakinan akan kemampuan untuk mengatasi situasi sulit.
Definisi SIKI:
Keputusasaan adalah pengalaman subjektif individu yang merasa tidak ada harapan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
1. Faktor sosial (keluarga dan pertemanan)
2. Faktor lingkungan (kesulitan adaptasi)
Karakteristik Definitif (SDKI):
1. Perasaan tidak ada harapan
2. Perilaku pasif
3. Minimnya kontak mata
Kode Diagnosa:
SDKI: 00125
SLKI: 00125
SIKI: 00125
Sebagai perawat, saya memahami bahwa keputusasaan dapat terjadi akibat berbagai faktor, terutama terkait dengan kondisi sosial dan lingkungan. Kondisi ini dicirikan dengan perasaan tidak ada harapan, perilaku pasif, dan minimnya kontak mata. Diagnosa ini penting untuk diidentifikasi dan ditangani secara tepat agar pasien dapat memperoleh dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan harapan dan keyakinannya dalam mengatasi situasi sulit yang dihadapi. -
Article No. 16743 | 04 May 2025
Klinis : keputusasaan berhubungan dengan faktor sosial (keluarga dan pertemanan)serta faktor lingkungan (kesulitan adaptasi) ditandai dengan perasaan tidak ada harapan, perilaku pasif, dan minimnya kontak mata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan adalah "Keputusasaan berhubungan dengan faktor sosial (keluarga dan pertemanan) serta faktor lingkungan (kesulitan adaptasi) ditandai dengan perasaan tidak ada harapan, perilaku pasif, dan minimnya kontak mata." Keputusasaan didefinisikan sebagai "Kehilangan harapan dan motivasi untuk bertindak dalam merespon keadaan hidup." Kondisi ini berhubungan dengan faktor sosial, yaitu masalah dalam hubungan dengan keluarga dan teman, serta faktor lingkungan, yaitu kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat mengekspresikan harapan dan optimisme akan masa depan.
2. Pasien dapat terlibat dalam aktivitas yang bermakna.
3. Pasien dapat mempertahankan kontak mata saat berinteraksi.
4. Pasien dapat mengidentifikasi sumber dukungan sosial.
5. Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Terapi harapan: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengembangkan harapan, serta memfasilitasi perencanaan tujuan yang realistis.
2. Terapi aktivitas: Mengembangkan dan melibatkan pasien dalam aktivitas yang bermakna dan dapat meningkatkan harga diri.
3. Terapi komunikasi: Melatih pasien untuk mempertahankan kontak mata dan meningkatkan interaksi yang efektif.
4. Dukungan sosial: Memfasilitasi pasien untuk mengidentifikasi dan mengakses sumber dukungan sosial, baik dari keluarga maupun kelompok sosial.
5. Edukasi adaptasi: Memberikan edukasi dan latihan kepada pasien untuk mengembangkan strategi beradaptasi dengan lingkungan baru.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu memperhatikan kebutuhan holistik pasien, termasuk aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 16640 | 03 May 2025
Klinis : defisit kebersihan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi defisit kebersihan diri, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Kebersihan Diri (00108)
Definisi:
Kekurangan kemampuan untuk melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri yang mandiri.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00108
Judul: Defisit Kebersihan Diri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1801
Judul: Kebersihan Diri
Definisi: Tingkat kebersihan diri yang dapat dicapai oleh individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3660
Judul: Perawatan Diri
Definisi: Bantuan untuk melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri yang mandiri.
Dalam konteks defisit kebersihan diri, perawat harus mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, berhias, dan perawatan gigi. Selanjutnya, perawat dapat memberikan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan perawatan diri secara mandiri atau dengan bantuan minimal. -
Article No. 16641 | 03 May 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluhkan sesak napas
- Perubahan pada frekuensi, kedalaman, dan irama napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Rasa tidak nyaman saat bernapas
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif (0415)
- Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Kedalaman napas adekuat
d. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Target: Pasien menunjukkan pola napas efektif dalam rentang waktu yang ditentukan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Tindakan:
a. Identifikasi penyebab dan faktor risiko gangguan pola napas
b. Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan posisi yang nyaman saat bernapas
e. Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan terapi tambahan jika diperlukan
- Rasional:
Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pola napas yang efektif, mengurangi stres pernapasan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Manajemen Sesak Napas (3320)
- Tindakan:
a. Identifikasi faktor penyebab sesak napas
b. Monitor tanda-tanda vital dan gejala sesak napas
c. Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan
d. Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik dan relaksasi
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi farmakologis jika perlu
- Rasional:
Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi sensasi sesak napas, meningkatkan ventilasi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai pola napas yang efektif dan menurunkan sensasi sesak napas.