Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21790 | 28 Sep 2025
Klinis : tanda gejala defisit pengetahuan seks aman
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Defisit Pengetahuan tentang Seks Aman
Kode ICD-10: Z71.89
Deskripsi Singkat: Konsultasi untuk nasihat dan bimbingan lainnya. Kode ini digunakan ketika seseorang mencari konseling atau informasi terkait praktik seksual yang aman untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak direncanakan.
-
Article No. 21791 | 28 Sep 2025
Klinis : manajemen medikasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: manajemen medikasi
Kode SDKI: 0208
Deskripsi Singkat: Risiko Respon Alergi
Kode SLKI: 3501
Deskripsi : Pemantauan tanda dan gejala reaksi alergi
Kode SIKI: 1023a
Deskripsi : Mengkaji riwayat alergi
-
Article No. 21792 | 28 Sep 2025
Klinis : bronkitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Bronkitis
Kode ICD-10: J20.9
Deskripsi Singkat: Peradangan akut pada saluran bronkial, biasanya disebabkan oleh infeksi virus, yang mengakibatkan batuk, produksi lendir, dan mengi.
-
Article No. 21793 | 28 Sep 2025
Klinis : DEFISIT PENGETAHUAN SEKS AMAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Defisit Pengetahuan Seks Aman
Kode SDKI: D.0026
Deskripsi Singkat: Ketidakcukupan atau ketiadaan informasi kognitif yang berhubungan dengan aktivitas seksual yang aman.
Kode SLKI: L.07131
Deskripsi : Pengetahuan: Pencegahan Kehamilan
Kode SIKI: I.05021
Deskripsi : Pendidikan Kesehatan Seksual
-
Article No. 21794 | 28 Sep 2025
Klinis : Tidak bisa tidur 5 hari, kaki linu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Gangguan Pola Tidur
Kode SDKI: 00118
Deskripsi Singkat: Gangguan dalam durasi dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu fungsi kehidupan.
Kode SLKI: 1400
Deskripsi : Perilaku tidur membaik
Kode SIKI: 3410
Deskripsi : Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan untuk kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: 00216
Deskripsi Singkat: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat cedera jaringan aktual atau potensial, yang tiba-tiba atau lambat muncul dengan intensitas ringan hingga berat.
Kode SLKI: 0801
Deskripsi : Kontrol Nyeri: Tindakan untuk mengontrol nyeri
Kode SIKI: 0840
Deskripsi : Manajemen Nyeri: Meminimalkan ketidaknyamanan nyeri akut atau kronis
-
Article No. 21795 | 28 Sep 2025
Klinis : pasien X dengan waham
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Waham
Kode ICD-10: F22
Deskripsi Singkat: Gangguan delusional yang ditandai dengan keyakinan palsu yang menetap dan tidak sesuai dengan kenyataan, yang tidak disebabkan oleh penyakit organik atau gangguan mental lainnya seperti skizofrenia.
-
Article No. 21796 | 28 Sep 2025
Klinis : pasien X dengan waham
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Pasien dengan Waham
Kode SDKI: D.0116
Deskripsi Singkat: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi/Delusi adalah keadaan ketika seorang individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola rangsang yang datang disertai dengan respons yang berkurang, berlebihan, terdistorsi, atau terganggu terhadap rangsang tersebut. Pada kasus waham (delusi), individu mempertahankan keyakinan yang salah dan tidak sesuai dengan kenyataan, meskipun telah diberikan bukti yang bertentangan. Keyakinan ini tidak konsisten dengan latar belakang budaya dan intelektual individu. Waham dapat bervariasi jenisnya, seperti waham kebesaran, waham curiga, waham nihilistik, atau waham somatik. Kondisi ini sering kali merupakan gejala dari gangguan jiwa seperti skizofrenia, gangguan delusional, atau gangguan bipolar. Pasien menjadi sangat teguh pada keyakinannya, yang menyebabkan distres yang signifikan dan gangguan dalam fungsi sosial, okupasi, atau area penting lainnya. Perawat perlu memahami bahwa waham adalah pengalaman yang sangat nyata bagi pasien, dan pendekatan yang empatik serta tidak menghakimi sangat penting untuk membangun hubungan terapeutik.
Kode SLKI: L.03131
Deskripsi : Manajemen Halusinasi/Delusi. Luaran yang diharapkan adalah penurunan atau hilangnya pengalaman waham pada pasien, serta peningkatan kemampuan koping dan fungsi adaptif. Luaran ini diukur melalui beberapa indikator perilaku yang dapat diamati. Pertama, pasien mampu mengidentifikasi situasi atau faktor pemicu yang dapat memunculkan atau memperberat wahamnya. Kedua, pasien dapat mengungkapkan perasaannya, seperti takut, cemas, atau marah, yang terkait dengan keyakinan wahamnya. Ketiga, pasien menunjukkan kemampuan untuk menggunakan teknik koping yang adaptif untuk mengelola kecemasan dan distres yang disebabkan oleh waham, misalnya dengan mencari validasi realita dari perawat atau staf, melakukan aktivitas terapeutik, atau menggunakan teknik relaksasi. Keempat, pasien dapat membedakan antara pikiran wahamnya dan realita yang sebenarnya. Kelima, frekuensi dan intensitas laporan atau perilaku yang terkait dengan waham menurun secara signifikan. Keenam, pasien menunjukkan peningkatan dalam interaksi sosial, seperti mau berkomunikasi dengan orang lain tanpa kecurigaan yang berlebihan. Terakhir, pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas terapeutik kelompok atau individu tanpa diganggu oleh isi pikirannya.
Kode SIKI: I.03090
Deskripsi : Manajemen Halusinasi/Delusi. Intervensi keperawatan ini difokuskan untuk membantu pasien mengelola dan mengurangi dampak dari waham yang dialaminya. Langkah pertama dan terpenting adalah membangun hubungan saling percaya (trusting relationship) dan rapport. Perawat mendekati pasien dengan sikap tenang, tidak terburu-buru, dan menerima tanpa menyetujui keyakinan wahamnya. Validasi perasaan pasien ("Saya lihat Bapak tampak sangat khawatir") lebih penting daripada memvalidasi isi wahamnya. Intervensi kunci berikutnya adalah melakukan validasi realita. Perawat dengan lembut dan tanpa konfrontatif dapat membantu pasien menguji realita, misalnya dengan mengatakan, "Saya memahami bahwa Bapak percaya hal itu, tetapi saya tidak melihat atau mendengar hal yang sama." Konfrontasi langsung justru dapat memperkuat pertahanan pasien dan merusak hubungan terapeutik. Perawat juga perlu mengajarkan dan mendorong pasien untuk menggunakan teknik mengalihkan perhatian (distraksi) ketika waham muncul, seperti mengajak pasien melakukan aktivitas fisik (jalan-jalan, olahraga ringan), aktivitas motorik (merajut, menggambar), atau interaksi sosial. Melibatkan pasien dalam aktivitas terstruktur dan kelompok dapat membantu menarik fokus perhatiannya keluar dari dunia internalnya. Intervensi lingkungan juga penting, seperti memindahkan pasien ke area yang tenang jika lingkungan sekitarnya memicu kecemasan. Perawat harus memantau isi dan intensitas waham untuk menilai efektivitas terapi dan potensi perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain. Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen farmakoterapi (obat antipsikotik) juga merupakan bagian integral dari intervensi ini. Pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merespons pasien dengan waham, yaitu dengan tidak memperdebatkan atau mendukung wahamnya, tetapi tetap menunjukkan dukungan emosional, juga sangat diperlukan untuk keberlanjutan perawatan di rumah.
-
Article No. 21797 | 28 Sep 2025
Klinis : Tn. R, seorang laki-laki berusia 47 tahun, dirawat di ruang HCU penyakit dalam dengan diagnosa medis hipertensi. Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama kepala terasa pusing, disertai mual dan ingin muntah. Pasien juga mengatakan tengkuk terasa berat, wajah tampak memerah, dan merasa lebih nyaman bila memejamkan mata. Kadang pasien tampak meringis dan mengerang karena nyeri kepala. Pasien pernah dirawat sebelumnya dengan masalah yang sama yaitu hipertensi. Pasien memiliki faktor risiko berupa riwayat perokok berat, menghabiskan sekitar 2 bungkus rokok setiap hari, jarang berolahraga, dan tidak suka mengonsumsi sayur-sayuran. Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit hipertensi maupun penyakit jantung. Dalam kesehariannya pasien telah mengetahui penyakit yang diderita, namun tidak patuh dalam pengobatan dan tidak mau menerapkan perilaku hidup sehat, termasuk diet hipertensi. Berat badan pasien 85 kg dengan tinggi badan 162 cm, hasil perhitungan IMT sekitar 32,4 yang termasuk kategori obesitas. Pada pengkajian keadaan umum pasien tampak lemah dengan kesadaran compos mentis. Tanda vital menunjukkan tekanan darah 158/91 mmHg, denyut nadi 104x/menit, frekuensi napas 26x/menit, suhu 36,6°C, dan saturasi oksigen 98% dengan O? nasal kanul 3 liter/menit. Pemeriksaan fisik kepala tidak ditemukan kelainan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, distensi vena jugularis (-), ekspansi dada simetris, auskultasi paru terdengar suara bronkovesikuler. Pemeriksaan jantung menunjukkan iktus kordis teraba dua jari lateral ICS V midklavikula sinistra, bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-). Abdomen tidak ada distensi, bising usus normal. Ekstremitas bawah teraba hangat, edema tidak ditemukan, CRT 3 detik. Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan Hb 14,1 g/dl, leukosit 10.400/µl, hematokrit 38%, ureum 31 mg/dl (sedikit meningkat, menunjukkan kemungkinan awal gangguan fungsi ginjal akibat hipertensi), natrium 144 mmol/L (normal), kalium 4,9 mmol/L (normal). Pasien terpasang kateter urin, namun belum terlapor jumlah output urin dalam 24 jam. Terapi yang diterima pasien saat ini adalah IVFD RL 40 cc/jam, amlodipine 1x5 mg, simvastatin 1x10 mg, dan hydrochlorothiazide 1x25 mg (1/2 tablet). Aktivitas sehari-hari di rumah biasanya dapat dilakukan dengan baik, namun saat di rumah sakit pasien membutuhkan bantuan keluarga dan perawat karena kondisi lemah dan pusing. Pasien lebih banyak tidur, bukan karena nyenyak, melainkan untuk mengurangi keluhan pusing dan kepala berat. Pasien merupakan kepala keluarga yang biasanya bekerja untuk menafkahi rumah tangga, namun saat ini tidak dapat bekerja karena sakit. Pasien merasa perannya terganggu dan berharap segera pulang agar bisa kembali bekerja serta menjalankan tanggung jawabnya. Dari sisi psikologis, pasien tampak cemas dan gelisah dengan kondisinya. Dari sisi spiritual, belum ada data yang mendalam terkait nilai dan kepercayaannya, namun perlu eksplorasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah pasien menggunakan doa atau ibadah sebagai bentuk mekanisme koping.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: ```html