Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16705 | 04 May 2025
Klinis : diare sejak semalam , diare sejak semalam samapi sekarang 11 kali lendri darah sempat 1 x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Kondisi Diare Akut dengan Lendir dan Darah**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Feses: Diare** *(Kode SDKI: 00011)*
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** – *00011: Gangguan Eliminasi Feses: Diare*
- **Definisi:** Peningkatan frekuensi defekasi dengan konsistensi feses cair atau lembek, disertai atau tanpa lendir/darah.
- **Faktor Penyebab:** Infeksi bakteri/virus, intoleransi makanan, inflamasi usus, atau efek samping obat.
- **Karakteristik:** Frekuensi BAB >3x/hari, feses cair, nyeri abdomen, tenesmus, dan adanya lendir/darah.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** – *Kode Terkait:*
- **L0201: Frekuensi Defekasi dalam Rentang Normal** *(Target: ≤3x/hari, konsistensi semi-padat)*
- **L0202: Konsistensi Feses Membaik** *(Target: Bristol Stool Scale tipe 3-4)*
- **L0203: Tidak Ada Darah/Lendir pada Feses** *(Target: 0 episode perdarahan/lendir per hari)*
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** – *Kode Terkait:*
- **I0601: Manajemen Diare**
- **Tindakan:**
- Pantau frekuensi, volume, dan karakteristik feses.
- Berikan rehidrasi oral (cairan elektrolit).
- Kolaborasi pemberian antidiare/antibiotik jika diperlukan.
- Edukasi higiene personal dan food safety.
- **I0603: Manajemen Keseimbangan Cairan**
- **Tindakan:**
- Pantau tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa kering, output urine).
- Anjurkan intake cairan 2-3 L/hari sesuai toleransi.
**Catatan Klinis:**
- Kondisi pasien menunjukkan **diare akut dengan komplikasi perdarahan ringan** (lendir berdarah 1x), mengindikasikan iritasi mukosa usus atau infeksi (misal: gastroenteritis bakterial).
- Prioritas intervensi: **rehidrasi**, pemantauan tanda syok hipovolemik, dan identifikasi etiologi (kultur feses jika diperlukan).
**Referensi:**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).*
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 16706 | 04 May 2025
Klinis : diare sejak semalam , diare sejak semalam samapi sekarang 11 kali lendri darah sempat 1 x
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu diare sejak semalam dengan frekuensi 11 kali dan adanya lendir darah 1 kali, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses cair yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, dengan atau tanpa darah/lendir.
Karakteristik: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi feses cair, adanya lendir atau darah dalam feses.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran berikut:
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda dehidrasi
- Intake dan output cairan seimbang
2. Manajemen Diare Efektif
Kriteria hasil:
- Frekuensi dan konsistensi feses kembali normal
- Tidak ada keluhan nyeri perut atau mual
- Tidak ada komplikasi (dehidrasi, elektrolit tidak seimbang)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Diare
- Kaji karakteristik diare (frekuensi, konsistensi, warna, bau, dan volume feses)
- Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi
- Berikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan diare
- Anjurkan asupan cairan dan elektrolit yang adekuat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi sesuai indikasi (rehidrasi, antibiotik)
2. Manajemen Cairan
- Kaji status cairan dan elektrolit
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Observasi tanda-tanda komplikasi (dehidrasi, gangguan elektrolit)
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan diare
- Ajarkan teknik perawatan diri yang benar (kebersihan, diet, aktivitas)
- Dorong kepatuhan terhadap pengobatan dan tindak lanjut
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat memulihkan keseimbangan cairan, mengatasi diare, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 16707 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Risiko peningkatan Konsumsi makanan tinggi Ny. S mengatakan bahwa tekanan darah (Hipertensi).garam yang mendominasi makanan yang pola makan.dikonsumsinya didominasi oleh rasa asin.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan data subjektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Peningkatan Konsumsi Makanan Tinggi Garam". Pasien Ny. S mengeluhkan bahwa pola makannya didominasi oleh makanan dengan rasa asin dan tinggi garam, serta tekanan darahnya tergolong hipertensi. Ini menunjukkan adanya risiko peningkatan konsumsi makanan tinggi garam yang perlu diatasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan, diharapkan Ny. S dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Konsumsi makanan tinggi garam berkurang
2. Tekanan darah terkontrol dalam batas normal
3. Terjadi peningkatan pengetahuan pasien tentang diet rendah garam
4. Terjadi perubahan perilaku pasien dalam memilih dan mengonsumsi makanan rendah garam
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Edukasi tentang diet rendah garam
- Jelaskan pentingnya diet rendah garam bagi penderita hipertensi
- Ajarkan pasien cara memilih dan mengolah makanan rendah garam
- Berikan contoh menu makanan sehari-hari yang rendah garam
2. Monitoring asupan garam harian
- Ajarkan pasien cara membaca label gizi pada kemasan makanan
- Bantu pasien mencatat dan mengevaluasi asupan garam setiap hari
- Berikan umpan balik dan motivasi untuk mengurangi konsumsi garam
3. Konseling gaya hidup sehat
- Diskusikan dengan pasien mengenai faktor-faktor risiko hipertensi
- Bantu pasien menyusun rencana perubahan gaya hidup yang lebih sehat
- Pantau dan evaluasi progres pasien dalam mencapai gaya hidup sehat
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
- Berkoordinasi dengan dokter untuk pemantauan tekanan darah
- Berkoordinasi dengan ahli gizi untuk penyusunan diet rendah garam
- Lakukan rujukan ke layanan konseling gaya hidup sehat jika diperlukan
Dengan pemberian intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan Ny. S dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan mengendalikan risiko peningkatan konsumsi makanan tinggi garam. -
Article No. 16708 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa nafsu makannya terkadang menurun akibat kelelahan. Data objektif : - Berat badan menurun - Tampak lemah dan lesu Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan sebagai faktor psikologis dan kurangnya asupan makanan dibuktikan dengan penurunan berat badan sebanyak 6% atau kurang lebih ± 5 kg dalam waktu 4 minggu, nafsu makan menurun, serta tampak lemah dan lesu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
Kode: 00002
Judul: Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Definisi Singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan digunakan sebagai acuan dalam menentukan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar luaran yang ditetapkan oleh PPNI dan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar intervensi yang ditetapkan oleh PPNI dan digunakan sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Dengan demikian, Diagnosa Keperawatan "Defisit Nutrisi" (kode 00002) dapat ditetapkan pada kasus Ny. S yang mengalami penurunan nafsu makan akibat kelelahan, penurunan berat badan, serta tampak lemah dan lesu. -
Article No. 16709 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Risiko peningkatan Konsumsi makanan tinggi Ny. S mengatakan bahwa tekanan darah (Hipertensi).garam yang mendominasi makanan yang pola makan.dikonsumsinya didominasi oleh rasa asin.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan data subjektif yang Anda berikan, yakni Ny. S mengatakan bahwa pola makan nya didominasi oleh makanan asin dan tinggi garam, serta memiliki riwayat hipertensi, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Berlebih
Definisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi: Asupan yang Adekuat
Kriteria Hasil:
a. Klien mencapai berat badan yang diinginkan
b. Klien mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan
c. Tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan nutrisi
d. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
a. Kaji riwayat dan pola makan klien
b. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi
c. Buat perencanaan diet yang sesuai dengan kebutuhan klien
d. Edukasi klien terkait pentingnya pola makan yang sehat
e. Monitoring status nutrisi dan tanda-tanda vital secara berkala
2. Manajemen Hipertensi
a. Kaji riwayat dan faktor risiko hipertensi
b. Pantau tekanan darah secara berkala
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan hipertensi
d. Edukasi klien terkait diet rendah garam dan pola hidup sehat
e. Monitoring respon klien terhadap intervensi
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Berlebih" dipilih karena data subjektif menunjukkan adanya risiko peningkatan konsumsi makanan tinggi garam yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi. Hipertensi yang dimiliki Ny. S juga dapat dipengaruhi oleh pola makan yang tinggi garam.
Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Nutrisi: Asupan yang Adekuat, dimana klien dapat mencapai status nutrisi yang optimal dan tanda-tanda vital dalam rentang normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Nutrisi dan Manajemen Hipertensi, untuk mengkaji, merencanakan, dan mengevaluasi asupan nutrisi dan pengelolaan hipertensi klien.
Diharapkan melalui intervensi ini, Ny. S dapat mencapai status nutrisi dan tekanan darah yang sehat. Saya bersedia memberikan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan. Terima kasih. -
Article No. 16710 | 04 May 2025
Klinis : Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan sebagai faktor psikologis dan kurangnya asupan makanan dibuktikan dengan penurunan berat badan sebanyak 6% atau kurang lebih ± 5 kg dalam waktu 4 minggu, nafsu makan menurun, serta tampak lemah dan lesu.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E44.0
- Deskripsi: Defisit nutrisi sedang
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Evaluasi gizi dan konseling diet
Penjelasan:
Kode ICD-10 E44.0 (Defisit nutrisi sedang) sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan, di mana pasien mengalami penurunan berat badan lebih dari 6% atau sekitar 5 kg dalam waktu 4 minggu, disertai dengan penurunan nafsu makan dan tampak lemah serta lesu. Hal ini menunjukkan adanya defisit nutrisi yang signifikan.
Terkait dengan tindakan medis, kode ICD-9-CM 93.08 (Evaluasi gizi dan konseling diet) dapat digunakan untuk mengidentifikasi prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi status gizi pasien dan memberikan konseling diet yang sesuai untuk mengatasi defisit nutrisi yang dialami.
Evaluasi gizi dan konseling diet merupakan langkah penting dalam penanganan kondisi defisit nutrisi, bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab, menentukan kebutuhan nutrisi yang tepat, dan memberikan rekomendasi diet yang sesuai untuk membantu pasien dalam meningkatkan asupan makanan dan memperbaiki status nutrisinya. -
Article No. 16711 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Risiko peningkatan Konsumsi makanan tinggi Ny. S mengatakan bahwa tekanan darah (Hipertensi).garam yang mendominasi makanan yang pola makan.dikonsumsinya didominasi oleh rasa asin.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi Ny. S berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data subjektif yang diberikan, yaitu Ny. S mengatakan bahwa tekanan darahnya tinggi (hipertensi) dan pola makannya didominasi oleh makanan tinggi garam, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Peningkatan Konsumsi Makanan Tinggi Garam". Diagnosa ini berfokus pada adanya risiko peningkatan konsumsi makanan tinggi garam yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah Ny. S.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan Ny. S dapat:
1. Mendemonstrasikan pemilihan makanan rendah garam.
2. Menunjukkan penurunan tekanan darah.
3. Menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang diet rendah garam.
4. Melaporkan penurunan frekuensi konsumsi makanan tinggi garam.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang telah ditetapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Edukasi gizi:
a. Mengkaji pengetahuan Ny. S terkait diet rendah garam.
b. Memberikan informasi tentang sumber-sumber makanan tinggi garam dan dampaknya terhadap kesehatan.
c. Mengajarkan Ny. S teknik membaca label makanan untuk mengidentifikasi kandungan garam.
d. Memberikan rekomendasi menu makanan rendah garam yang sesuai dengan preferensi Ny. S.
2. Manajemen diet:
a. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet rendah garam yang sesuai dengan kondisi Ny. S.
b. Memantau kepatuhan Ny. S dalam menjalankan diet rendah garam.
c. Memberikan dukungan dan motivasi kepada Ny. S untuk mematuhi diet rendah garam.
3. Pemantauan tanda-tanda vital:
a. Mengukur tekanan darah Ny. S secara berkala.
b. Mengkaji perubahan tekanan darah seiring dengan perubahan pola makan.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain:
a. Berkonsultasi dengan dokter terkait pengelolaan hipertensi Ny. S.
b. Berkoordinasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan Ny. S dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mengurangi konsumsi makanan tinggi garam, meningkatkan pengetahuan tentang diet rendah garam, dan menurunkan tekanan darahnya. -
Article No. 16712 | 04 May 2025
Klinis : Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan sebagai faktor psikologis dan kurangnya asupan makanan dibuktikan dengan penurunan berat badan sebanyak 6% atau kurang lebih ± 5 kg dalam waktu 4 minggu, nafsu makan menurun, serta tampak lemah dan lesu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi (D.0001)
Definisi SDKI:
Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Berhubungan SLKI:
1. Faktor Psikologis: Kelelahan (F.0005)
2. Kurangnya Asupan Makanan (F.0014)
Intervensi SIKI:
1. Manajemen Nutrisi (I.0170)
Definisi: Tindakan memfasilitasi asupan nutrisi yang seimbang.
Kode: I.0170
2. Pemantauan Nutrisi (I.0180)
Definisi: Tindakan pengumpulan dan analisis data yang berhubungan dengan asupan dan keseimbangan nutrisi.
Kode: I.0180
3. Terapi Gizi (I.0190)
Definisi: Tindakan pemberian nutrisi secara terapeutik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Kode: I.0190
Jadi, dalam kasus ini, perawat dapat memberikan intervensi berupa manajemen nutrisi, pemantauan nutrisi, dan terapi gizi untuk mengatasi defisit nutrisi yang dialami oleh pasien. Hal ini bertujuan untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 16713 | 04 May 2025
Klinis : Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan sebagai faktor psikologis dan kurangnya asupan makanan dibuktikan dengan penurunan berat badan sebanyak 6% atau kurang lebih ± 5 kg dalam waktu 4 minggu, nafsu makan menurun, serta tampak lemah dan lesu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (kelelahan) dan kurangnya asupan makanan, sebagaimana ditunjukkan dengan penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, serta tampak lemah dan lesu.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Defisit Nutrisi
Intake nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1004
Status Nutrisi
Keadaan umum berkaitan dengan intake, absorbsi, dan pemanfaatan nutrisi di dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06115
Manajemen Nutrisi
Tindakan untuk mengatur dan memantau asupan nutrisi seseorang untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.
Sebagai perawat, saya akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi defisit nutrisi pada pasien ini, seperti:
- Mengevaluasi asupan makanan dan cairan pasien
- Memberikan edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Memantau berat badan dan parameter lain terkait status nutrisi
- Memberikan dukungan psikologis untuk meningkatkan nafsu makan
Diharapkan dengan intervensi yang tepat, status nutrisi pasien dapat diperbaiki dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 16714 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Gangguan pola tidur Tidur dengan 3 bantal dan Ny. S mengatakan bahwa ringan.dalam kondisi lampu ia tidak mengakami menyala dapat masalah dalam tidurnya,memengaruhi kualitas seperti insomnia dan tidak tidur.memerlukan obat atau aktivitas khusus yang membantu pola tidurnya.Bantal yang diperlukan biasanya 3 bantal dalam kondisi lampu menyala.Data objektif : -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Tidur Terganggu (00198)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Tidur Terganggu (00198)
Definisi: Pola tidur yang tidak memadai atau tidak memuaskan yang menyebabkan rasa tidak nyaman.
Kode: 00198
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tidur yang Memadai (0004)
Definisi: Keadaan dimana individu dapat mempertahankan periode tidur yang cukup dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
Kode: 0004
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Pola Tidur (6030)
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pola tidur yang adekuat dan berkualitas.
Kode: 6030
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Pola Tidur Terganggu" menggambarkan kondisi dimana pasien mengalami gangguan dalam mempertahankan pola tidur yang baik dan memuaskan. Hal ini ditandai dengan kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi, waktu tidur yang tidak adekuat, dan kualitas tidur yang buruk.
Luaran keperawatan "Tidur yang Memadai" menggambarkan keadaan ideal dimana pasien dapat mempertahankan periode tidur yang cukup dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
Intervensi keperawatan "Manajemen Pola Tidur" bertujuan untuk memfasilitasi dan membantu pasien dalam mencapai pola tidur yang adekuat dan berkualitas, misalnya dengan mengatur lingkungan tidur, memberikan teknik relaksasi, dan mengidentifikasi serta mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur.