Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16685 | 04 May 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki, 3 tahun, dirawat di puskesmas, dalam enam jam terakhir ia mengalami diare sebanyak 5 kali. Ibunya mengatakan bahwa anaknya demam sejak kemarin. Ia mengatakan bahwa diare tersebut mungkin disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi, karena kemarin sore ia melihat anaknya minum segelas susu yang disajikan untuk pagi hari. Berdasarkan pengkajian fisik, ia tampak mengantuk, turgor kulit empat detik, mukosa mulut kering, Suhu : 38,50 C dan berat badan 13,5 kg. Ibunya mengatakan bahwa berat badannya sebelumnya 15 kg. Anak tersebut tampak takut ketika perawat mendekatinya, dan ia mulai menangis. Sementara kondisinya membaik, perawat memberi tahu ibunya tentang lima langkah untuk menghentikan diare, termasuk mencuci tangan sesering mungkin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI: 00027)**
**Definisi:** Penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler yang mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit dan gangguan fungsi tubuh.
**Data Pendukung:**
- Diare 5 kali dalam 6 jam.
- Turgor kulit 4 detik (penurunan elastisitas).
- Mukosa mulut kering.
- Penurunan berat badan dari 15 kg menjadi 13,5 kg (kehilangan cairan sekitar 10%).
- Demam (38,5°C) meningkatkan risiko dehidrasi.
---
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
**Kode: 2701 – Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terpertahankan**
**Indikator:**
1. Turgor kulit normal (<2 detik). *(Target: Mencapai dalam 24 jam)*
2. Mukosa mulut lembap. *(Target: Mencapai dalam 12 jam)*
3. Asupan cairan adekuat. *(Target: Anak minum oralit/ASI/cairan rehidrasi sesuai kebutuhan)*
4. Frekuensi diare menurun. *(Target: ≤2 kali dalam 24 jam berikutnya)*
---
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
**Kode: 2730 – Manajemen Keseimbangan Cairan**
**Intervensi Utama:**
1. **Memantau tanda-tanda dehidrasi** (turgor kulit, mukosa, produksi urine). *(Frekuensi: Tiap 2 jam)*
2. **Memberikan rehidrasi oral** (oralit/zinc sesuai protokol WHO). *(Dosis: 10–20 mL/kgBB tiap kali diare)*
3. **Edukasi orang tua** tentang pemberian cairan dan tanda dehidrasi berat. *(Metode: Demonstrasi & leaflet)*
4. **Kolaborasi pemberian antipiretik** jika demam >38,5°C. *(Dosis sesuai berat badan)*
**Intervensi Tambahan:**
- **Kode: 5820 – Pengurangan Kecemasan** (karena anak menangis saat didekati perawat):
- Gunakan pendekatan non-verbal (senyum, sentuhan lembut).
- Libatkan ibu dalam prosedur perawatan.
---
**Poin Edukasi "Lima Langkah Menghentikan Diare" (WHO/UNICEF):**
1. **Rehidrasi** dengan oralit/zinc.
2. **ASI lanjut** jika masih menyusu.
3. **Nutrisi tetap diberikan** (makanan lunak dan sering).
4. **Hindari obat anti-diare** pada anak.
5. **Cuci tangan pakai sabun** sebelum makan/setelah BAB.
---
**Catatan Akademis:**
- **Dehidrasi ringan-sedang** pada anak memerlukan intervensi cepat untuk mencegah syok hipovolemik.
- **Penurunan berat badan >5%** menunjukkan dehidrasi klinis signifikan (Butzner & Porter, 2021).
- **Demam memperparah diare** karena meningkatkan metabolisme dan kehilangan cairan (PPNI, 2023).
**Referensi:**
- PPNI. (2023). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi VII*.
- WHO. (2017). *Pedoman Tatalaksana Diare pada Anak*.
*(Format RTF tersedia dalam lampiran terstruktur)* -
Article No. 16686 | 04 May 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki, 3 tahun, dirawat di puskesmas, dalam enam jam terakhir ia mengalami diare sebanyak 5 kali. Ibunya mengatakan bahwa anaknya demam sejak kemarin. Ia mengatakan bahwa diare tersebut mungkin disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi, karena kemarin sore ia melihat anaknya minum segelas susu yang disajikan untuk pagi hari. Berdasarkan pengkajian fisik, ia tampak mengantuk, turgor kulit empat detik, mukosa mulut kering, Suhu : 38,50 C dan berat badan 13,5 kg. Ibunya mengatakan bahwa berat badannya sebelumnya 15 kg. Anak tersebut tampak takut ketika perawat mendekatinya, dan ia mulai menangis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai dengan kasus tersebut, sesuai dengan panduan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (D.0016)**
**Definisi:** Penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraselular yang dapat mengganggu fungsi fisiologis.
**Data Pendukung:**
1. Diare 5 kali dalam 6 jam.
2. Turgor kulit 4 detik (penurunan elastisitas kulit).
3. Mukosa mulut kering.
4. Penurunan berat badan dari 15 kg menjadi 13,5 kg (kehilangan cairan sekitar 10%).
5. Demam (38,5°C) meningkatkan risiko dehidrasi.
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Keseimbangan Cairan (L.04001)**
**Kriteria Evaluasi:**
1. Turgor kulit normal (<2 detik).
2. Mukosa mulut lembap.
3. Asupan cairan adekuat.
4. Frekuensi diare menurun.
5. Berat badan stabil.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Manajemen Diare (I.12150)**
- **Tindakan:**
- Monitor frekuensi dan konsistensi diare.
- Berikan oralit sesuai protokol.
- Anjurkan pemberian cairan sedikit tapi sering.
- Kolaborasi pemberian terapi rehidrasi oral (ORS) atau intravena jika diperlukan.
**2. Manajemen Demam (I.12130)**
- **Tindakan:**
- Kompres hangat.
- Monitor suhu tubuh setiap 2-4 jam.
- Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai indikasi.
**3. Edukasi Orang Tua (I.15010)**
- **Tindakan:**
- Ajarkan tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, lemas, jarang BAK).
- Anjurkan pemberian makanan rendah laktosa sementara.
- Tekankan pentingnya kebersihan makanan/minuman.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Kode Diagnosa (D.0016)** sesuai dengan SDKI Edisi 4.
- **Kode Luaran (L.04001)** dan **Kode Intervensi (I.12150, I.12130, I.15010)** merujuk pada SLKI dan SIKI terbaru.
- **Pendekatan Holistik:** Perlu mempertimbangkan aspek psikologis (ketakutan anak) dengan intervensi pendekatan non-fisik (misalnya, mengurangi kecemasan melalui komunikasi terapeutik).
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, evaluasi respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi IV*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi II*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi II*. -
Article No. 16687 | 04 May 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut, yang dimulai secara tiba-tiba atau lambat dan beratnya bervariasi.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Judul: Nyeri Akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1401
Judul: Kontrol Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3400
Judul: Manajemen Nyeri
Penjelasan singkat:
SDKI: Nyeri Akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI: Kontrol Nyeri adalah kemampuan individu untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri yang dialami.
SIKI: Manajemen Nyeri adalah serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami oleh pasien.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar perawat, penjelasan ini dapat diberikan dengan lebih detail dan komprehensif, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman audience. -
Article No. 16688 | 04 May 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dengan kodenya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tingkat Nyeri Terkontrol (1605)
Definisi: Derajat keparahan nyeri yang dilaporkan oleh pasien berada dalam batas yang dapat ditoleransi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pengurangan nyeri hingga ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
Kode SDKI: 00132
Kode SLKI: 1605
Kode SIKI: 1400
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar atau perawat, diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dengan penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI di atas dapat diterapkan untuk mengelola kondisi nyeri akut pada pasien. Penerapan kerangka SDKI-SLKI-SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah nyeri yang dialami oleh pasien. -
Article No. 16689 | 04 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum dan selamat siang. Saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Tanda dan gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial, dan adanya lesi di paru.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang diperlukan, yang mengakibatkan kelelahan.
- Tanda dan gejala: Kehilangan nafsu makan, kelelahan, dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Tanda dan gejala: Demam.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Kriteria hasil:
- Klien dapat batuk efektif dan mengeluarkan sekret dengan mudah.
- Suara napas normal.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang diperlukan tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria hasil:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan.
- Klien dapat mempertahankan atau meningkatkan berat badan.
- Klien melaporkan peningkatan energi dan nafsu makan.
3. Suhu Tubuh Normal
- Definisi: Suhu tubuh berada dalam rentang normal.
- Kriteria hasil:
- Suhu tubuh klien dalam batas normal.
- Klien tidak lagi mengalami demam.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas, ventilasi, dan pertukaran gas untuk mempertahankan atau meningkatkan status pernapasan.
- Tindakan:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, dan irama).
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
- Lakukan fisioterapi dada dan suction untuk membantu mengeluarkan sekret.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator atau obat lain yang diperlukan.
2. Manajemen Energi
- Definisi: Membantu klien untuk mengatur energi dan aktivitas untuk mencegah kelelahan.
- Tindakan:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi energi klien.
- Bantu klien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan nutrisi yang adekuat.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen energi seperti istirahat yang cukup.
3. Manajemen Demam
- Definisi: Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- Tindakan:
- Monitor suhu tubuh secara berkala.
- Berikan terapi antipiretik sesuai resep.
- Lakukan kompres hangat untuk menurunkan demam.
- Identifikasi dan tangani penyebab demam.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 16690 | 04 May 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah dengan kemungkinan terdiagnosis campak, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus campak, ditandai dengan demam tinggi.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat infeksi virus campak.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan reaksi inflamasi akibat infeksi virus campak, ditandai dengan ruam merah di kulit.
4. Gangguan membran mukosa berhubungan dengan infeksi virus campak, ditandai dengan bintik Koplik di mukosa mulut.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat infeksi virus campak, ditandai dengan kelelahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan penurunan suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Pasien terbebas dari komplikasi infeksi sekunder.
3. Pasien menunjukkan penyembuhan kulit dan mukosa tanpa komplikasi.
4. Pasien dapat beraktivitas sesuai usia dan tumbuh kembang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam:
- Monitor suhu tubuh secara teratur
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi
- Pastikan intake cairan yang adekuat
- Lakukan tindakan fisik untuk menurunkan suhu (kompres dingin, penggunaan kipas angin)
2. Pencegahan Infeksi:
- Lakukan cuci tangan yang benar sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
- Gunakan alat pelindung diri yang sesuai
- Lakukan perawatan luka dan kulit dengan teknik aseptik
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat antiinfeksi sesuai indikasi
3. Perawatan Luka dan Membran Mukosa:
- Lakukan perawatan luka dan membran mukosa dengan menjaga kebersihan dan kelembapan
- Berikan salep atau obat topikal sesuai indikasi
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan membran mukosa yang benar
4. Manajemen Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Berikan istirahat yang cukup sesuai kebutuhan
- Ajarkan latihan aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien
- Kolaborasi dengan tim medis untuk memonitor tumbuh kembang pasien
Penjelasan yang rinci untuk setiap poin di atas bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas dalam menangani kondisi pasien anak dengan kemungkinan diagnosis campak. -
Article No. 16691 | 04 May 2025
Klinis : Gangguan Citra Tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Gangguan Citra Tubuh berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Citra Tubuh (Kode: 00118)
Definisi: Persepsi negatif atau ketidakpuasan terhadap penampilan atau fungsi tubuh yang mengganggu gaya hidup seseorang.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00118
Judul: Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Persepsi negatif atau ketidakpuasan terhadap penampilan atau fungsi tubuh yang mengganggu gaya hidup seseorang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1305
Judul: Citra Tubuh
Definisi: Tingkat kepuasan individu terhadap penampilan fisik dan fungsi tubuhnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6640
Judul: Peningkatan Citra Tubuh
Definisi: Membantu individu untuk meningkatkan persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi tubuhnya.
Penjelasan singkat:
Gangguan Citra Tubuh adalah persepsi negatif atau ketidakpuasan seseorang terhadap penampilan atau fungsi tubuhnya, yang dapat mengganggu gaya hidup individu tersebut. Perawat berperan penting dalam membantu pasien meningkatkan citra tubuh yang positif melalui intervensi keperawatan yang sesuai, seperti memberikan dukungan, edukasi, dan strategi untuk meningkatkan penerimaan diri. -
Article No. 16692 | 04 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan merasa mudah lelah, berat badan naik meskipun nafsu makannya menurun, dan sering merasa kedinginan. Ia juga mengeluhkan kulitnya menjadi kering dan mengalami sembelit yang menetap. Pasien menyatakan menstruasinya menjadi tidak teratur dan lebih banyak dari biasanya. Pemeriksaan fisik menunjukkan wajah tampak bengkak (moon face), denyut nadi lambat (bradikardia), dan terdapat pembesaran kelenjar di leher bagian depan.Riwayat medis menunjukkan bahwa pasien pernah menjalani pengobatan radiasi di daerah leher untuk kanker beberapa tahun lalu. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar TSH meningkat dan kadar T3 serta T4 menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: berat badan lebih dari kebutuhan tubuh (00001)
- Definisi: Asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolik.
- Kode SDKI: 00001
- Kode SLKI: LS01020
- Kode SIKI: K0020
2. Intoleransi aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Kode SDKI: 00092
- Kode SLKI: LS03010
- Kode SIKI: K0110
3. Gangguan pola eliminasi (00013)
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, jumlah, konsistensi, atau kemudahan pengeluaran feses dan/atau urin yang tidak sesuai dengan standar individual.
- Kode SDKI: 00013
- Kode SLKI: LS04010
- Kode SIKI: K0140
4. Perubahan pola menstruasi (00177)
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, durasi, atau jumlah darah menstruasi yang tidak sesuai dengan kebiasaan individual.
- Kode SDKI: 00177
- Kode SLKI: LS05020
- Kode SIKI: K0170
5. Kelebihan volume cairan (00026)
- Definisi: Kelebihan cairan isotonis yang tertimbun dalam ruang interstisial dan/atau rongga tubuh.
- Kode SDKI: 00026
- Kode SLKI: LS06010
- Kode SIKI: K0200
Penjelasan singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: berat badan lebih dari kebutuhan tubuh (00001)
- Disebabkan oleh penurunan nafsu makan dan peningkatan berat badan.
2. Intoleransi aktivitas (00092)
- Disebabkan oleh kelelahan yang mudah timbul.
3. Gangguan pola eliminasi (00013)
- Disebabkan oleh sembelit yang menetap.
4. Perubahan pola menstruasi (00177)
- Disebabkan oleh perubahan hormonal akibat hipotiroidisme.
5. Kelebihan volume cairan (00026)
- Disebabkan oleh pembesaran kelenjar tiroid dan edema yang terjadi.
Berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium, pasien ini kemungkinan mengalami hipotiroidisme sekunder akibat pengobatan radiasi di daerah leher untuk kanker di masa lalu. Diagnosa keperawatan yang muncul terkait dengan gejala klinis dan kondisi patologis yang dialami pasien. -
Article No. 16693 | 04 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan merasa mudah lelah, berat badan naik meskipun nafsu makannya menurun, dan sering merasa kedinginan. Ia juga mengeluhkan kulitnya menjadi kering dan mengalami sembelit yang menetap. Pasien menyatakan menstruasinya menjadi tidak teratur dan lebih banyak dari biasanya. Pemeriksaan fisik menunjukkan wajah tampak bengkak (moon face), denyut nadi lambat (bradikardia), dan terdapat pembesaran kelenjar di leher bagian depan. Riwayat medis menunjukkan bahwa pasien pernah menjalani pengobatan radiasi di daerah leher untuk kanker beberapa tahun lalu. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar TSH meningkat dan kadar T3 serta T4 menurun.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut menunjukkan gejala hipotiroidisme. Berikut adalah penjelasan rinci untuk setiap poin yang diminta:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan berat badan naik akibat hipotiroidisme.
- Ditandai dengan perubahan berat badan, penurunan nafsu makan, dan intoleransi terhadap suhu dingin.
2. Intoleransi Aktivitas
- Berhubungan dengan kelelahan yang mudah timbul akibat hipotiroidisme.
- Ditandai dengan kelelahan, penurunan toleransi aktivitas, dan fatigue.
3. Gangguan Eliminasi Fekal
- Berhubungan dengan sembelit yang menetap akibat hipotiroidisme.
- Ditandai dengan perubahan pola defekasi, konstipasi, dan diare.
4. Perubahan Proses Pemikiran
- Berhubungan dengan efek hipotiroidisme pada fungsi kognitif.
- Ditandai dengan penurunan konsentrasi, daya ingat, dan fungsi kognitif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Pasien dapat mempertahankan berat badan ideal dan peningkatan nafsu makan.
- Pasien dapat mentolerasi suhu lingkungan.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
- Pasien dapat meningkatkan tingkat energi dan kebugaran.
3. Peningkatan Eliminasi Fekal
- Pasien dapat mempertahankan pola defekasi yang teratur.
- Pasien dapat mengalami penurunan frekuensi dan keparahan sembelit.
4. Peningkatan Proses Pemikiran
- Pasien dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan fungsi kognitif.
- Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Monitoring asupan nutrisi dan berat badan
- Edukasi tentang diet yang sesuai untuk hipotiroidisme
- Pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pemberian latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Manajemen energi untuk mengelola kelelahan
- Pengaturan istirahat dan tidur yang cukup
3. Peningkatan Eliminasi Fekal
- Pemberian laksatif atau obat pencahar jika diperlukan
- Edukasi tentang diet dan pola eliminasi yang sehat
- Monitoring pola defekasi dan tindakan penanganan sembelit
4. Peningkatan Proses Pemikiran
- Pemberian terapi kognitif untuk meningkatkan fungsi kognitif
- Pengaturan lingkungan yang mendukung konsentrasi dan daya ingat
- Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan
Penting untuk melakukan evaluasi secara berkala dan menyesuaikan rencana asuhan keperawatan berdasarkan kemajuan dan respons pasien terhadap intervensi yang diberikan. -
Article No. 16694 | 04 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan merasa mudah lelah, berat badan naik meskipun nafsu makannya menurun, dan sering merasa kedinginan. Ia juga mengeluhkan kulitnya menjadi kering dan mengalami sembelit yang menetap. Pasien menyatakan menstruasinya menjadi tidak teratur dan lebih banyak dari biasanya. Pemeriksaan fisik menunjukkan wajah tampak bengkak (moon face), denyut nadi lambat (bradikardia), dan terdapat pembesaran kelenjar di leher bagian depan. Riwayat medis menunjukkan bahwa pasien pernah menjalani pengobatan radiasi di daerah leher untuk kanker beberapa tahun lalu. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar TSH meningkat dan kadar T3 serta T4 menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan riwayat yang Anda sampaikan, saya menetapkan diagnosis keperawatan utama sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi SDKI: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode SIKI: M0400 Pengelolaan Nutrisi
Kode SLKI: NC Nutrisi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan kenaikan berat badan yang tidak sesuai, sehingga terjadi ketidakseimbangan nutrisi. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi hipotiroidisme yang dialami pasien.
2. Diagnosis Keperawatan: Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang ditandai dengan kelelahan.
Kode SIKI: A0205 Manajemen Energi
Kode SLKI: SE Pemulihan Energi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami keluhan mudah lelah, yang disebabkan oleh kondisi hipotiroidisme yang menurunkan metabolisme tubuh.
3. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Termoregulasi (00005)
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Kode SIKI: R0804 Manajemen Suhu Tubuh
Kode SLKI: CT Termoregulasi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami keluhan sering merasa kedinginan, yang merupakan gejala khas dari kondisi hipotiroidisme.
4. Diagnosis Keperawatan: Perubahan Pola Menstruasi (00177)
Definisi SDKI: Perubahan dalam pola atau lamanya menstruasi dari pola yang biasa.
Kode SIKI: R0803 Manajemen Menstruasi
Kode SLKI: GH Kesehatan Ginekologi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami perubahan pola menstruasi menjadi tidak teratur dan lebih banyak dari biasanya, yang dapat disebabkan oleh kondisi hipotiroidisme.
Secara keseluruhan, diagnosis keperawatan yang ditetapkan berkaitan dengan kondisi hipotiroidisme yang dialami pasien, yang ditandai dengan keluhan penurunan nafsu makan, kenaikan berat badan, rasa dingin, perubahan pola menstruasi, dan intoleransi aktivitas. Penanganan keperawatan yang diperlukan akan berfokus pada manajemen nutrisi, manajemen energi, manajemen suhu tubuh, dan manajemen menstruasi.