Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16758 | 05 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala, sakit perut, pusing sampai pitam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit kepala, sakit perut, pusing sampai pitam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (Kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Pusing (Kode: 00075)
Definisi: Sensasi berputar, tidak stabil, atau melayang yang dialami individu.
3. Intoleransi aktivitas (Kode: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (Kode: 00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis, Agen cedera fisik, Agen cedera kimiawi.
- Karakteristik mayor: Laporan verbal atau perilaku nonverbal tentang nyeri.
2. Pusing (Kode: 00075)
- Definisi: Sensasi berputar, tidak stabil, atau melayang yang dialami individu.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan tekanan darah, Perubahan posisi tubuh.
- Karakteristik mayor: Sensasi tidak stabil atau melayang.
3. Intoleransi aktivitas (Kode: 00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang berhubungan: Kurang energi, Perubahan fungsi kardiovaskular.
- Karakteristik mayor: Kelelahan yang tidak sebanding dengan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri terkontrol (Kode: 1605)
2. Kontrol pusing (Kode: 0822)
3. Toleransi aktivitas (Kode: 0005)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (Kode: 1400)
2. Manajemen pusing (Kode: 0820)
3. Peningkatan toleransi aktivitas (Kode: 0200) -
Article No. 16759 | 05 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala dan pusing, badan bergetar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala, pusing, dan badan bergetar:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri Akut (10019)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Nyeri (10010)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol pengalaman nyeri, baik secara mandiri maupun dengan bantuan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Nyeri (30007)
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengenali dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperburuk nyeri, serta meningkatkan kemampuan pasien untuk mentoleransi nyeri.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan sakit kepala, pusing, dan badan bergetar mengindikasikan kemungkinan adanya nyeri akut. Diagnosis keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut (00132). Hal ini sesuai dengan definisi SDKI, yaitu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri (10010), yaitu kemampuan individu untuk mengontrol pengalaman nyeri, baik secara mandiri maupun dengan bantuan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri (30007), yaitu tindakan yang dilakukan untuk mengenali dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperburuk nyeri, serta meningkatkan kemampuan pasien untuk mentoleransi nyeri. -
Article No. 16760 | 05 May 2025
Klinis : perawatan luka
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan permintaan Anda, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait perawatan luka:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S90.x
- Deskripsi: Luka superfisial pada pergelangan kaki dan kaki
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.57
- Deskripsi: Perawatan luka, perbalutan, atau penjahitan sederhana
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S90.x mencakup luka superfisial pada pergelangan kaki dan kaki, termasuk memar, lecet, dan luka terbuka. Kode ini dapat digunakan untuk berbagai jenis luka yang memerlukan perawatan.
2. Kode ICD-9-CM 93.57 menggambarkan tindakan perawatan luka, seperti penggantian perban, penjahitan sederhana, atau perawatan lainnya yang tidak memerlukan tindakan bedah yang lebih kompleks. Kode ini dapat digunakan untuk mendokumentasikan prosedur perawatan luka yang dilakukan.
Catatan: Penggunaan kode yang tepat tergantung pada penilaian klinis dan dokumentasi yang lengkap dari kondisi pasien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. -
Article No. 16761 | 05 May 2025
Klinis : perawatan luka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi perawatan luka:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu (00046)
Penjelasan Singkat:
Keadaan di mana individu mengalami kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00046
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1101 Integritas Kulit
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit yang utuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3420 Perawatan Luka
Definisi: Tindakan untuk menjaga dan memulihkan integritas kulit yang rusak.
Dengan pemahaman ini, seorang perawat dapat melakukan assessment, perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang tepat untuk menangani kondisi perawatan luka pada pasien. -
Article No. 16762 | 05 May 2025
Klinis : perawatan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi perawatan integritas kulit, sesuai dengan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 10-025)
Definisi:
Risiko untuk mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI 10-025: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI 11-002: Integritas Kulit Membaik
SLKI 11-003: Risiko Kerusakan Integritas Kulit Terkendali
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI 11-026: Perawatan Integritas Kulit
SIKI 11-027: Manajemen Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Kode dan Definisi:
SDKI 10-025: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Risiko untuk mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal.
SLKI 11-002: Integritas Kulit Membaik
Definisi: Pemulihan struktur dan fungsi kulit yang normal.
SLKI 11-003: Risiko Kerusakan Integritas Kulit Terkendali
Definisi: Tingkat risiko untuk mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal terkendali.
SIKI 11-026: Perawatan Integritas Kulit
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki struktur dan fungsi kulit yang normal.
SIKI 11-027: Manajemen Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko terjadinya perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal. -
Article No. 16763 | 05 May 2025
Klinis : nyeri pada mata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi nyeri pada mata.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri pada mata adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah sedemikian rupa.
Nyeri pada mata dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti iritasi pada mata, infeksi, atau trauma. Nyeri akut pada mata memiliki karakteristik yang khas, seperti lokasi terfokus pada mata, intensitas yang bervariasi, dan dapat disertai gejala lain seperti mata merah, berair, atau sensasi terbakar.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat mengenali faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri sesuai dengan skala nyeri yang disepakati.
- Pasien dapat menerapkan strategi non-farmakologis untuk mengatasi nyeri.
2. Kenyamanan
- Pasien dapat menunjukkan ekspresi wajah dan sikap yang rileks.
- Pasien dapat beristirahat dengan baik.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, intensitas, durasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis sesuai indikasi.
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti kompres hangat, relaksasi, atau distraksi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Peningkatan Kenyamanan
- Atur lingkungan yang mendukung istirahat dan relaksasi, seperti pencahayaan yang redup, suhu ruangan yang nyaman, dan mengatur posisi tidur pasien.
- Berikan dukungan emosional dan pujian atas upaya pasien dalam mengatasi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola faktor-faktor yang dapat memengaruhi kenyamanan pasien.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri yang optimal dan peningkatan kenyamanan. -
Article No. 16764 | 05 May 2025
Klinis : nyeri pada mata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Nyeri pada Mata
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri pada mata adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan mata yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Perubahan ekspresi wajah
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan perilaku
- Menggunakan strategi mengatasi nyeri
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan nyeri pada mata dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat melaporkan berkurangnya tingkat nyeri
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
2. Kenyamanan
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kenyamanan
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda kenyamanan
- Pasien dapat menerapkan strategi untuk meningkatkan kenyamanan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, karakteristik, durasi, frekuensi, dan lokasi nyeri
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin
2. Peningkatan Kenyamanan
- Kaji tanda-tanda kenyamanan pasien
- Modifikasi lingkungan untuk meningkatkan kenyamanan, seperti pencahayaan yang sesuai, pengaturan suhu ruangan
- Berikan intervensi untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seperti posisioning yang tepat
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien dengan kondisi nyeri pada mata mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau gangguan pada mata. Karakteristik definisi seperti melaporkan pengalaman nyeri, perubahan ekspresi wajah, dan penggunaan strategi mengatasi nyeri menunjukkan adanya nyeri akut yang dialami pasien.
Luaran yang diharapkan, yaitu Kontrol Nyeri dan Kenyamanan, bertujuan untuk membantu pasien mengelola nyeri yang dirasakan dan meningkatkan kenyamanan secara keseluruhan. Pasien diharapkan dapat melaporkan berkurangnya tingkat nyeri, mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, dan menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri. Selain itu, pasien juga diharapkan dapat melaporkan peningkatan kenyamanan, mengenali tanda-tanda kenyamanan, dan menerapkan strategi untuk meningkatkan kenyamanan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Nyeri dan Peningkatan Kenyamanan. Manajemen Nyeri fokus pada pengkajian nyeri, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta pengajaran teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri. Peningkatan Kenyamanan melibatkan pengkajian tanda-tanda kenyamanan, modifikasi lingkungan, intervensi untuk mengurangi rasa tidak nyaman, serta pengajaran teknik relaksasi dan manajemen stres. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk membantu pasien mengelola nyeri yang dirasakan dan meningkatkan kenyamanan secara keseluruhan. -
Article No. 16765 | 05 May 2025
Klinis : Masalah Keperawatan Aktual: 1. *Konstipasi*: Pasien mengeluh perut kembung, BAB hanya 1 kali sejak masuk RS dengan feses keras, dan pasien mengejan saat BAB. 2. *Distensi Abdomen*: Pasien mengalami distensi abdomen yang dapat disebabkan oleh konstipasi atau gangguan motilitas gastrointestinal. Masalah Keperawatan Risiko: 1. *Risiko Gangguan Integritas Kulit*: Pasien dengan konstipasi dan distensi abdomen berisiko mengalami gangguan integritas kulit akibat tekanan pada area anus dan perineal. 2. *Risiko Dehidrasi*: Pasien dengan konstipasi berisiko mengalami dehidrasi akibat kurangnya asupan cairan dan peningkatan kehilangan cairan melalui keringat dan pernapasan. Rencana Asuhan Keperawatan: Masalah Aktual: 1. *Konstipasi*: - Kaji riwayat konstipasi pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhi. - Berikan edukasi tentang pentingnya mobilisasi dan asupan cairan yang cukup. - Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian laksatif atau suppositoria jika diperlukan. - Monitor frekuensi dan konsistensi BAB pasien. 2. *Distensi Abdomen*: - Kaji penyebab distensi abdomen dan monitor perubahan pada abdomen. - Berikan posisi yang nyaman untuk pasien dan monitor tanda-tanda vital. - Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan yang dapat membantu mengurangi distensi abdomen. Masalah Risiko: 1. *Risiko Gangguan Integritas Kulit*: - Kaji kondisi kulit pasien dan monitor perubahan pada area anus dan perineal. - Berikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan area anus dan perineal. - Monitor penggunaan produk perawatan kulit yang dapat membantu mencegah gangguan integritas kulit. 2. *Risiko Dehidrasi*: - Monitor asupan cairan pasien dan keluaran urine. - Berikan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang cukup. - Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan intravena jika diperlukan. Dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Masalah Keperawatan Aktual:
1. Konstipasi (SDKI: 00011)
Definisi: Penurunan frekuensi defekasi, disertai pengeluaran feses yang sulit dan/atau tidak tuntas.
2. Distensi Abdomen (SDKI: 00101)
Definisi: Peningkatan ukuran perut yang melebihi normal, dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti konstipasi atau gangguan motilitas gastrointestinal.
Masalah Keperawatan Risiko:
1. Risiko Gangguan Integritas Kulit (SDKI: 00047)
Definisi: Berisiko mengalami perubahan pada kulit dan membran mukosa yang dapat mengganggu fungsi dan kenyamanan.
2. Risiko Dehidrasi (SDKI: 00028)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan volume cairan tubuh dan elektrolit yang dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan.
Rencana Asuhan Keperawatan:
Masalah Aktual:
1. Konstipasi:
- Kaji riwayat konstipasi pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhi (SIKI: 20241)
- Edukasi tentang pentingnya mobilisasi dan asupan cairan yang cukup (SIKI: 10603)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian laksatif atau suppositoria jika diperlukan (SIKI: 30641)
- Monitor frekuensi dan konsistensi BAB pasien (SIKI: 20248)
2. Distensi Abdomen:
- Kaji penyebab distensi abdomen dan monitor perubahan pada abdomen (SIKI: 20025)
- Berikan posisi yang nyaman untuk pasien dan monitor tanda-tanda vital (SIKI: 20068)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan yang dapat membantu mengurangi distensi abdomen (SIKI: 30641)
Masalah Risiko:
1. Risiko Gangguan Integritas Kulit:
- Kaji kondisi kulit pasien dan monitor perubahan pada area anus dan perineal (SIKI: 20163)
- Edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan area anus dan perineal (SIKI: 10603)
- Monitor penggunaan produk perawatan kulit yang dapat membantu mencegah gangguan integritas kulit (SIKI: 20165)
2. Risiko Dehidrasi:
- Monitor asupan cairan pasien dan keluaran urine (SIKI: 20255)
- Edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang cukup (SIKI: 10603)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan intravena jika diperlukan (SIKI: 30641) -
Article No. 16766 | 05 May 2025
Klinis : KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah dua diagnosa keperawatan dengan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan Aktual:
Diagnosa: Konstipasi
Kode SDKI: 13016
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur.
Faktor Berhubungan SLKI: Immobilitas, Nutrisi tidak adekuat, Obat-obatan.
Luaran SIKI: Eliminasi Gastrointestinal Efektif, Kenyamanan Gastrointestinal Membaik.
Penjelasan:
Pasien mengalami keluhan perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus juga menurun, yang mengindikasikan adanya konstipasi. Konstipasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti immobilitas akibat hospitalisasi, asupan nutrisi yang tidak adekuat, dan efek samping obat-obatan.
2. Diagnosa Keperawatan Risiko:
Diagnosa: Risiko Intoleransi Aktivitas
Kode SDKI: 00092
Definisi SDKI: Berisiko mengalami keterbatasan dalam persiapan, toleransi, dan respons terhadap aktivitas fisik.
Faktor Risiko SLKI: Penurunan Kekuatan Otot, Gangguan Sensasi, Depresi.
Luaran SIKI: Intoleransi Aktivitas Menurun, Kelelahan Membaik.
Penjelasan:
Pasien dengan stroke infark pada hari rawatan ke-8 memiliki risiko intoleransi aktivitas akibat penurunan kekuatan otot, gangguan sensasi, dan kemungkinan adanya depresi. Kondisi ini dapat menyebabkan keterbatasan dalam persiapan, toleransi, dan respons terhadap aktivitas fisik, sehingga memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah konstipasi dan mencegah risiko intoleransi aktivitas, serta melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 16767 | 05 May 2025
Klinis : KASUS 21 Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan Stroke Infark hari rawatan ke-8. Hasil pengkajian pasien mengeluh perut terasa kembung dan merasa tidak nyaman, BAB baru 1 kali sejak masuk RS dengan pengeluaran feses keras serta pasien mengejan saat BAB. Bising usus menurun dan teraba distensi abdomen Lakukan asuhan keperawatan pada kasus di atas minimal 2 masalah keperawatan (actual dan risiko)?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Konstipasi (Constipation)
Definisi: Penurunan frekuensi, kesulitan, atau tidak dapat buang air besar yang konsisten dan menetap.
2. Risiko Konstipasi (Risk for Constipation)
Definisi: Rentan mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau tidak dapat buang air besar yang konsisten dan menetap.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Konstipasi (Constipation)
- Pasien dapat buang air besar secara normal dengan frekuensi sesuai kebiasaan sebelum sakit.
- Pasien melaporkan tidak ada lagi rasa tidak nyaman pada perut.
- Bising usus menjadi normal.
2. Risiko Konstipasi (Risk for Constipation)
- Pasien dapat mempertahankan pola eliminasi yang normal.
- Pasien menunjukkan tidak adanya tanda-tanda konstipasi.
- Pasien menunjukkan kemampuan untuk memodifikasi faktor risiko konstipasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Konstipasi (Constipation)
- Lakukan pengkajian komprehensif terkait pola eliminasi pasien.
- Berikan edukasi tentang pola eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian laksatif atau enema, sesuai indikasi.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan serat dalam diet.
- Bantu pasien untuk melakukan aktivitas fisik sesuai toleransi.
- Monitoring tanda-tanda vital dan output urin secara berkala.
- Dokumentasikan hasil intervensi dan evaluasi perkembangan pasien.
2. Risiko Konstipasi (Risk for Constipation)
- Lakukan pengkajian terhadap faktor-faktor risiko konstipasi pada pasien.
- Berikan edukasi tentang pencegahan konstipasi, seperti peningkatan asupan cairan dan serat, aktivitas fisik, dan pola eliminasi yang teratur.
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi dan posisi untuk memfasilitasi buang air besar.
- Monitor intake dan output cairan, serta pola eliminasi pasien secara berkala.
- Dokumentasikan hasil intervensi dan evaluasi perkembangan pasien.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan frekuensi buang air besar, rasa tidak nyaman pada perut, serta distensi abdomen, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Konstipasi (Constipation) dan Risiko Konstipasi (Risk for Constipation). Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memulihkan pola eliminasi yang normal, mengurangi rasa tidak nyaman pada perut, serta mencegah terjadinya konstipasi lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian, edukasi, kolaborasi dengan tim medis, serta monitoring dan evaluasi secara berkala.