Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16858 | 06 May 2025
Klinis : Senam lantai untuk kekeuatan otot perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi senam lantai untuk kekuatan otot perut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Mobilitas Fisik Terganggu". Diagnosa ini mencerminkan adanya keterbatasan dalam kemampuan individu untuk melakukan pergerakan yang diinginkan secara mandiri. Pada kasus senam lantai untuk kekuatan otot perut, terdapat penurunan kekuatan dan daya tahan otot-otot abdominal, sehingga mempengaruhi mobilitas dan pergerakan individu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran yang diharapkan adalah "Mobilitas Fisik Membaik". Indikator luaran ini meliputi:
1. Peningkatan kekuatan otot perut
2. Peningkatan daya tahan otot perut
3. Peningkatan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas senam lantai
4. Peningkatan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang melibatkan otot perut
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Latihan Terapi Latihan: Melakukan serangkaian latihan senam lantai yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot perut. Intervensi ini dapat dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan individu.
2. Manajemen Aktivitas: Membantu individu dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas sehari-hari yang melibatkan otot perut, seperti berjalan, berdiri, dan aktivitas lainnya. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional individu.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada individu mengenai pentingnya latihan senam lantai untuk meningkatkan kekuatan otot perut, serta cara melakukan latihan dengan benar dan aman.
4. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan pemantauan terhadap kemajuan individu dalam melakukan latihan senam lantai dan aktivitas sehari-hari. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk menilai efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu individu dalam meningkatkan kekuatan otot perut, meningkatkan kemampuan fungsional, dan mencapai hasil yang optimal dalam proses pemulihan. -
Article No. 16859 | 06 May 2025
Klinis : Senam lantai untuk kekeuatan otot perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Senam lantai untuk kekeuatan otot perut
Diagnosa Keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
"Ketidakstabilan Mobilitas Fisik"
Penjelasan:
Ketidakstabilan Mobilitas Fisik merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang melakukan senam lantai untuk kekuatan otot perut. Ketidakstabilan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol pada tubuh atau bagian tubuh. Dalam kasus ini, pasien mengalami kelemahan otot perut yang dapat mempengaruhi mobilitas dan aktivitas fisiknya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah:
"Peningkatan Mobilitas Fisik"
Penjelasan:
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Peningkatan Mobilitas Fisik. Ini berarti bahwa setelah menjalani asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol pada tubuh atau bagian tubuh, dalam hal ini adalah kekuatan otot perut. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari kemampuan pasien untuk melakukan senam lantai dengan baik, tanpa kesulitan, dan meningkatnya kekuatan otot perut.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran adalah:
a. Intervensi Latihan Fisik
- Tindakan: Latihan Kekuatan Otot Perut
- Tujuan: Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot perut
- Kegiatan:
1. Mengidentifikasi kemampuan pasien dalam melakukan senam lantai dan mengukur kekuatan otot perut
2. Menetapkan program latihan senam lantai yang sesuai dengan kemampuan pasien
3. Memandu dan mengawasi pasien saat melakukan senam lantai
4. Memantau kemajuan pasien dan melakukan penyesuaian program latihan jika diperlukan
5. Memberikan motivasi dan dukungan kepada pasien selama proses latihan
b. Intervensi Peningkatan Mobilitas
- Tindakan: Peningkatan Mobilitas
- Tujuan: Memfasilitasi pergerakan dan aktivitas fisik pasien
- Kegiatan:
1. Mengevaluasi kemampuan mobilitas pasien saat ini
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas pasien
3. Menyusun rencana peningkatan mobilitas sesuai dengan kondisi pasien
4. Memberikan edukasi dan pelatihan kepada pasien terkait teknik-teknik untuk meningkatkan mobilitas
5. Memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien dalam meningkatkan mobilitas fisiknya
Penjelasan:
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (Peningkatan Mobilitas Fisik) adalah Latihan Fisik dan Peningkatan Mobilitas. Latihan Kekuatan Otot Perut bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot perut, sedangkan Peningkatan Mobilitas bertujuan untuk memfasilitasi pergerakan dan aktivitas fisik pasien secara keseluruhan. Kedua intervensi ini saling melengkapi dan diharapkan dapat membantu pasien mencapai tujuan Luaran yang diharapkan. -
Article No. 16860 | 06 May 2025
Klinis : Senam lantai untuk kekuatan otot perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membahas dengan rinci dan akademis mengenai diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi senam lantai untuk kekuatan otot perut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" (SDKI). Karakteristik definisi dari diagnosa ini adalah keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang disengaja secara mandiri dan efisien. Dalam kasus ini, pasien mengalami penurunan kekuatan otot perut yang dapat mengganggu mobilitas fisik, khususnya dalam aktivitas senam lantai.
Luaran/Output Keperawatan SLKI:
Luaran keperawatan yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah "Peningkatan Mobilitas" (SLKI). Indikator hasil yang diharapkan meliputi: 1) Pasien dapat melakukan senam lantai dengan kekuatan otot perut yang optimal, 2) Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan, 3) Pasien melaporkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas, dan 4) Hasil pengukuran kekuatan otot perut menunjukkan peningkatan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran "Peningkatan Mobilitas" adalah:
1. Terapi Latihan: Berikan panduan dan supervisi bagi pasien dalam melakukan senam lantai untuk meningkatkan kekuatan otot perut. Latihan dapat dimulai dari yang ringan hingga progresif sesuai kemampuan pasien.
2. Manajemen Aktivitas: Bantu pasien dalam merencanakan dan melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap untuk mencegah kelelahan dan meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Edukasi Kesehatan: Berikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya latihan senam lantai untuk meningkatkan kekuatan otot perut dan mempertahankan mobilitas fisik.
4. Monitoring dan Evaluasi: Lakukan pemantauan kekuatan otot perut secara berkala dan evaluasi kemajuan pasien dalam mencapai luaran yang diharapkan.
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
1. Terapi Latihan:
- Berikan panduan dan instruksi yang jelas mengenai gerakan-gerakan senam lantai yang aman dan efektif untuk meningkatkan kekuatan otot perut.
- Lakukan supervisi dan bimbing pasien dalam melakukan latihan senam lantai sesuai kemampuan.
- Tingkatkan intensitas dan durasi latihan secara bertahap sesuai dengan toleransi pasien.
- Evaluasi kemajuan pasien dan buat penyesuaian dalam program latihan jika diperlukan.
2. Manajemen Aktivitas:
- Bantu pasien dalam merencanakan aktivitas sehari-hari yang dapat dilakukan secara bertahap tanpa melebihi batas kemampuan.
- Identifikasi aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan kekuatan otot perut dan dorong pasien untuk melakukannya.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen energi untuk mencegah kelelahan saat melakukan aktivitas.
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas dan buat penyesuaian jika diperlukan.
3. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya latihan senam lantai untuk meningkatkan kekuatan otot perut.
- Jelaskan manfaat mempertahankan mobilitas fisik dan dampak negatif dari penurunan kekuatan otot perut.
- Ajarkan teknik-teknik senam lantai yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah.
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam program latihan dan mematuhi rekomendasi perawat.
4. Monitoring dan Evaluasi:
- Lakukan pengukuran kekuatan otot perut secara berkala menggunakan alat yang sesuai.
- Evaluasi kemajuan pasien dalam mencapai luaran "Peningkatan Mobilitas" yang diharapkan.
- Buat penyesuaian dalam intervensi keperawatan jika diperlukan untuk mencapai tujuan yang optimal.
- Dokumentasikan hasil evaluasi dan lakukan tindak lanjut sesuai dengan kondisi pasien.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara perawat dan pasien, diharapkan kondisi pasien dapat membaik dan mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 16861 | 06 May 2025
Klinis : Senam lantai untuk kekuatan otot perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Senam lantai untuk kekuatan otot perut" dalam tone akademis dan persona pakar, perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Senam lantai untuk kekuatan otot perut" adalah "Mobilitas Fisik Terganggu". Diagnosa ini mengacu pada kemampuan individu yang terbatas dalam melakukan pergerakan yang terkoordinasi dari satu tempat ke tempat lain. Dalam kasus ini, kekuatan otot perut yang terganggu dapat menghambat mobilitas dan aktivitas fisik individu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, luaran yang diharapkan adalah "Mobilitas Fisik Membaik". Ini menunjukkan bahwa individu dapat melakukan pergerakan yang terkoordinasi dengan lebih baik, termasuk kemampuan untuk melakukan senam lantai dan meningkatkan kekuatan otot perut. Indikator-indikator yang dapat diukur meliputi peningkatan rentang gerak, peningkatan kekuatan otot, serta kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencapai luaran "Mobilitas Fisik Membaik":
1. Manajemen Aktivitas: Membantu individu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program latihan senam lantai yang aman dan sesuai untuk meningkatkan kekuatan otot perut. Menentukan frekuensi, durasi, dan intensitas latihan yang tepat.
2. Terapi Latihan: Mengajarkan dan memfasilitasi individu dalam melakukan serangkaian gerakan senam lantai yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan koordinasi otot perut.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan pendidikan kepada individu mengenai pentingnya senam lantai, manfaat untuk meningkatkan kekuatan otot perut, serta teknik yang benar dalam melakukan gerakan-gerakan senam lantai.
4. Bimbingan: Memberikan dukungan, motivasi, dan umpan balik kepada individu selama proses latihan senam lantai untuk memastikan kepatuhan dan kemajuan yang signifikan.
5. Pengaturan Lingkungan: Menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk melakukan senam lantai, seperti ruangan yang bersih, alas yang nyaman, dan bebas dari bahaya.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan tujuan luaran "Mobilitas Fisik Membaik" dapat tercapai, sehingga meningkatkan kekuatan otot perut dan memfasilitasi mobilitas fisik individu secara keseluruhan. -
Article No. 16862 | 06 May 2025
Klinis : mata bengkak dan terasa ada yang mengganjal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi mata bengkak dan terasa ada yang mengganjal.
Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Nyeri Mata". Nyeri mata dapat didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan aktual atau potensial pada struktur mata. Gejala-gejala yang menyertai kondisi ini antara lain mata bengkak, terasa ada yang mengganjal, serta rasa tidak nyaman pada mata.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan dapat tercapai luaran sebagai berikut:
1. Pasien melaporkan penurunan rasa nyeri pada mata.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka pada mata.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat nyeri mata.
4. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan nyeri mata dan dapat menghindarinya.
5. Pasien dapat menerapkan teknik manajemen nyeri yang efektif untuk mengatasi nyeri mata.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Pengkajian Nyeri Mata
- Menanyakan lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri mata
- Melakukan pemeriksaan fisik mata, termasuk inspeksi, palpasi, dan pemeriksaan lainnya yang diperlukan
2. Manajemen Nyeri Mata
- Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter, seperti tetes mata, salep, atau obat oral
- Mengajarkan teknik relaksasi dan kompres hangat/dingin untuk mengurangi nyeri mata
- Mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu atau memperparah nyeri mata
3. Perawatan Mata
- Membantu pasien dalam melakukan perawatan mata, seperti membersihkan mata, menggunakan obat tetes mata, dan menggunakan penutup mata
- Memantau tanda-tanda infeksi atau komplikasi lainnya pada mata
4. Edukasi dan Konseling
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi mata, penyebab, dan penatalaksanaannya
- Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai gaya hidup dan perilaku yang dapat membantu dalam mengatasi nyeri mata
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan mengatasi kondisi nyeri mata yang dialaminya. -
Article No. 16863 | 06 May 2025
Klinis : Buatkan diagnosa Senam lantai untuk kekuatan otot perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Senam lantai untuk kekuatan otot perut" adalah Ketidakefektifan Pola Aktivitas Fisik. Diagnosa ini didasarkan pada keterbatasan atau gangguan pada kemampuan individu untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan, dalam hal ini senam lantai untuk meningkatkan kekuatan otot perut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan adalah Peningkatan Kekuatan Otot. Luaran ini mengindikasikan bahwa pasien akan mengalami peningkatan dalam kekuatan dan daya tahan otot-otot perut setelah menjalani program senam lantai yang terstruktur dan teratur.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan peningkatan kekuatan otot, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Atur Program Latihan: Menyusun program senam lantai yang disesuaikan dengan kondisi pasien, meliputi frekuensi, durasi, dan intensitas latihan.
2. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai manfaat senam lantai, teknik yang benar, dan pentingnya kepatuhan dalam melakukan latihan.
3. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan pasien, seperti mengukur kekuatan otot perut, fleksibilitas, dan ketahanan.
4. Motivasi dan Dukungan: Memberikan motivasi dan dukungan emosional kepada pasien agar tetap konsisten dalam melakukan senam lantai.
5. Kolaborasi dengan Ahli: Berkolaborasi dengan fisioterapis atau ahli kebugaran untuk mendapatkan saran dan rekomendasi terkait program senam lantai yang paling sesuai bagi pasien.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Pola Aktivitas Fisik dipilih karena pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik, yaitu senam lantai untuk meningkatkan kekuatan otot perut. Diagnosa ini mengacu pada ketidakmampuan pasien untuk melakukan latihan yang diinginkan atau dibutuhkan, sehingga diperlukan intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/output yang diharapkan adalah Peningkatan Kekuatan Otot, yang menunjukkan bahwa setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, pasien diharapkan mengalami peningkatan dalam kekuatan dan daya tahan otot-otot perut. Hal ini dapat diukur melalui pemeriksaan fisik, seperti tes kekuatan otot, denyut nadi, dan skala penilaian fungsional.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi penyusunan program senam lantai yang terstruktur, edukasi pasien, monitoring dan evaluasi, motivasi serta dukungan, serta kolaborasi dengan ahli terkait. Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan peningkatan kekuatan otot perut secara optimal.
Secara keseluruhan, pendekatan ini dilakukan dengan tujuan membantu pasien mencapai hasil perawatan yang diharapkan melalui penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi. -
Article No. 16744 | 05 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
- Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Kode: B0031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
- Kode: B0030
- Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: B0092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Kode: B0002
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
2. Status Pertukaran Gas
3. Toleransi Aktivitas
4. Status Nutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Aktivitas
4. Manajemen Nutrisi
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan kodenya, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut. Silakan tanyakan jika ada hal lain yang perlu dijelaskan. -
Article No. 16745 | 05 May 2025
Klinis : diabetes gestasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi diabetes gestasional.
Diagnosa Keperawatan:
D-00092 Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Risiko terjadinya fluktuasi kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D-00092 Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Risiko terjadinya fluktuasi kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-00248 Kadar Glukosa Darah Terkendali
Definisi: Mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-00388 Manajemen Diabetes Gestasional
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengendalikan kadar glukosa darah pada ibu dengan diabetes gestasional.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengelola diabetes gestasionalnya dengan tujuan menjaga kadar glukosa darah tetap stabil dalam rentang normal. Ini penting untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan janin. Saya akan memberikan edukasi, konseling, dan pendampingan yang diperlukan agar pasien dapat mengelola kondisinya dengan baik. -
Article No. 16746 | 05 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia pernah merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi. Data objektif : - Risiko ketidakefektifan mekanisme koping. Kelelahan fisik dan mental. SIKI SLKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan berdasarkan data subjektif yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Koping (NANDA-I 00069)
Definisi: Resiko mengalami ketidakmampuan untuk menghadapi, mengatasi, atau memulihkan diri dari stres atau masalah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10020
Judul: Risiko Ketidakefektifan Koping
Definisi: Kerentanan yang dapat berkembang menjadi ketidakmampuan untuk mengatur secara independen usaha-usaha kognitif dan perilaku untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai menantang atau mengancam sumber daya individu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 30010
Judul: Koping Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur secara independen usaha-usaha kognitif dan perilaku untuk mengatasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai menantang atau mengancam sumber daya individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 80005
Judul: Peningkatan Koping
Definisi: Membantu pasien untuk mengembangkan strategi untuk menghadapi, mengatasi, atau memulihkan dari stres atau masalah.
Dalam konteks kasus Ny. S, perawat dapat menggunakan intervensi keperawatan ini untuk membantu meningkatkan kemampuan koping yang efektif, sehingaa dapat mengurangi risiko ketidakefektifan koping. -
Article No. 16747 | 05 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia pernah merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi. Data objektif : -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif yang diberikan, yaitu "Ny. S mengatakan bahwa ia perneh merasa tidak ada harapan dalam beberapa kondisi", maka dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan: Hopelessness (Ketidakberdayaan)
Kode SDKI: 00124
Definisi: Pengalaman subjektif bahwa tidak ada solusi atau pilihan yang tersedia untuk mengatasi situasi/kondisi yang sedang dihadapi.
2. Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk diagnosis keperawatan.
- Diagnosis keperawatan pada SDKI dikelompokkan menjadi 12 domain dan 155 diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk luaran keperawatan.
- Luaran keperawatan pada SLKI dikelompokkan menjadi 7 domain dan 174 luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk intervensi keperawatan.
- Intervensi keperawatan pada SIKI dikelompokkan menjadi 7 domain dan 490 intervensi keperawatan.
Dengan demikian, diagnosis keperawatan yang sesuai dengan data subjektif yang diberikan adalah Hopelessness (Ketidakberdayaan) dengan kode SDKI 00124 dan definisi pengalaman subjektif bahwa tidak ada solusi atau pilihan yang tersedia untuk mengatasi situasi/kondisi yang sedang dihadapi.