Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18835 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan punggung sering terasa pegal-pegal ketika bangun tidur karna kasurnya tidak nyaman. Namun ketika sudah mandi pagi klien sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi. Klien rutin menimun obat hipertensi dan DM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur (SDKI: 10019)
Definisi:
Gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Penyebab:
1. Kenyamanan kasur yang tidak optimal
Gejala:
1. Klien mengeluhkan punggung terasa pegal-pegal saat bangun tidur
2. Keluhan pegal-pegal sudah hilang setelah mandi pagi
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Intervensi Mandiri (SLKI)
- Manajemen Tidur (SIKI: 10019.1)
- Peningkatan Kenyamanan (SIKI: 10034.1)
2. Intervensi Kolaboratif
- Konsultasi ahli terkait penggantian kasur atau perbaikan kasur
Tujuan:
1. Klien dapat tidur dengan nyaman tanpa keluhan pegal-pegal pada punggung
2. Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat
Evaluasi:
1. Klien melaporkan punggung tidak lagi terasa pegal-pegal saat bangun tidur
2. Klien dapat tidur dengan nyenyak dan bangun merasa segar
Catatan:
Klien juga rutin minum obat hipertensi dan DM, sehingga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan asuhan keperawatan. -
Article No. 18836 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan punggung sering terasa pegal-pegal ketika bangun tidur karna kasurnya tidak nyaman. Namun ketika sudah mandi pagi klien sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi. Klien rutin menimun obat hipertensi dan DM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa kondisi klien adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Nyeri punggung bawah
Penjelasan:
Klien mengeluhkan rasa pegal-pegal di punggung, terutama saat bangun tidur. Hal ini menunjukkan adanya nyeri punggung bawah (low back pain), yang sesuai dengan kode ICD-10 M54.5.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai, karena tidak disebutkan adanya tindakan medis yang dilakukan.
Dalam kasus ini, klien hanya melaporkan keluhan rasa pegal-pegal di punggung, yang berkurang setelah klien mandi di pagi hari. Hal ini mungkin disebabkan oleh posisi tidur yang tidak nyaman pada kasur. Tidak ada informasi mengenai tindakan medis yang dilakukan.
Selain itu, klien juga rutin mengonsumsi obat hipertensi dan diabetes mellitus (DM). Hal ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan perawatan, karena kondisi penyakit komorbid dapat memengaruhi penatalaksanaan nyeri punggung bawah. -
Article No. 18837 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan punggung sering terasa pegal-pegal ketika bangun tidur karna kasurnya tidak nyaman. Namun ketika sudah mandi pagi klien sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi. Klien rutin menimun obat hipertensi dan DM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format yang diminta:
---
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pola Tidur (00095)** *(SDKI)*
*Definisi:* Ketidaknyamanan fisik atau psikologis yang mengganggu kemampuan klien untuk tidur atau mempertahankan tidur yang berkualitas.
**Fokus Intervensi (SIKI):**
1. **Manajemen Nyeri (1400)**
- *Tindakan:* Ajarkan teknik relaksasi sebelum tidur (napas dalam, posisi nyaman), rekomendasi penggunaan bantal penyangga.
2. **Edukasi Kesehatan (5600)**
- *Tindakan:* Berikan edukasi tentang pentingnya kasur ergonomis dan hubungan antara kualitas tidur dengan manajemen hipertensi/DM.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kualitas Tidur (0801)**
*Indikator:*
- Klien melaporkan penurunan keluhan pegal saat bangun tidur (Skala: 1–5, target ?4).
- Klien mampu menerapkan strategi untuk meningkatkan kenyamanan tidur (misalnya: penyesuaian posisi, lingkungan tidur).
**Rasional:**
1. **Kaitan dengan Kondisi Klien:**
- Ketidaknyamanan kasur menyebabkan *microarousals* (gangguan tidur ringan) yang memicu nyeri otot dan berdampak pada pemulihan fisik. Hipertensi dan DM memerlukan tidur optimal untuk stabilisasi metabolik.
2. **Dukungan Literatur:**
- *SDKI Edisi 1 (2017)* menyatakan gangguan pola tidur dapat bersifat reversibel dengan modifikasi lingkungan (contoh: kasur ergonomis).
- *SIKI (2018)* menekankan pendekatan non-farmakologis untuk nyeri muskuloskeletal terkait tidur.
**Catatan Klinis:**
- Monitor efek intervensi melalui laporan subjektif klien dan observasi pola tidur. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk manajemen DM/hipertensi yang dapat memperburuk gangguan tidur jika tidak terkontrol.
---
**Format RTF:**
File dapat disimpan dengan ekstensi `.rtf` dan mempertahankan struktur di atas untuk konsistensi dokumentasi keperawatan.
*Referensi:*
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
---
Semoga membantu. Jika memerlukan penyesuaian kode atau penjelasan lebih mendalam, informasikan lebih lanjut. -
Article No. 18838 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan punggung sering terasa pegal-pegal ketika bangun tidur karna kasurnya tidak nyaman. Namun ketika sudah mandi pagi klien sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi. Klien rutin menimun obat hipertensi dan DM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda paparkan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
D.0045 Gangguan Tidur
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai tingkat tidur yang memuaskan atau berkualitas.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0045 Gangguan Tidur
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai tingkat tidur yang memuaskan atau berkualitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L.0096 Kualitas Tidur Membaik
Definisi: Tercapainya pola tidur yang memuaskan, tidak terganggu, dan memulihkan energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I.0307 Manajemen Tidur
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi dan mempertahankan pola tidur yang memuaskan.
Kode dan definisi di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi Klien yang mengeluhkan pegal-pegal di punggung saat bangun tidur akibat kasur yang tidak nyaman. Meskipun keluhan sudah tidak dirasakan lagi setelah mandi pagi, intervensi keperawatan tetap diperlukan untuk memastikan kualitas tidur Klien terjaga dengan baik. -
Article No. 18839 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan punggung sering terasa pegal-pegal ketika bangun tidur karna kasurnya tidak nyaman. Namun ketika sudah mandi pagi klien sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi. Klien rutin menimun obat hipertensi dan DM
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam menangani kondisi klien yang mengeluhkan pegal-pegal di punggung saat bangun tidur akibat kasur yang tidak nyaman, namun merasa lebih baik setelah mandi pagi, serta rutin mengonsumsi obat hipertensi dan diabetes mellitus (DM), berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan pola tidur (00198) berhubungan dengan kondisi kasur yang tidak nyaman.
Definisi: Gangguan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Faktor yang berhubungan: Lingkungan tidur yang tidak nyaman.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pola Tidur (0004)
- Kriteria hasil:
a. Durasi tidur yang adekuat (4-8 jam/malam)
b. Kemudahan untuk memulai dan mempertahankan tidur
c. Kualitas tidur yang baik (terbebas dari gangguan tidur)
d. Tidak ada keluhan pegal-pegal saat bangun tidur
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Tidur (5302)
- Kaji pola tidur klien, termasuk durasi, kualitas, dan gangguan tidur.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tidur, seperti kondisi kasur yang tidak nyaman.
- Berikan edukasi kepada klien tentang hygiene tidur yang baik, seperti menjaga lingkungan tidur yang nyaman dan kondusif.
- Bantu klien untuk mengatur lingkungan tidur yang lebih nyaman, misalnya mengganti kasur yang lebih nyaman.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk membantu klien memulai dan mempertahankan tidur.
- Monitoring dan evaluasi perkembangan pola tidur klien secara berkala.
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji intensitas, kualitas, lokasi, dan karakteristik nyeri pegal-pegal pada punggung klien.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti posisi tidur.
- Berikan intervensi nonfarmakologis, seperti kompres hangat, pijatan, dan latihan peregangan untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya fisioterapis) untuk mengelola nyeri punggung klien.
- Monitoring dan evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri punggung klien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat memperoleh pola tidur yang lebih baik, mengurangi keluhan pegal-pegal di punggung saat bangun tidur, serta tetap mampu mengelola kondisi hipertensi dan DM-nya dengan baik. -
Article No. 18840 | 20 Jun 2025
Klinis : Bab berdarah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "Bab berdarah", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K92.2
- Deskripsi: Perdarahan gastrointestinal, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 44.43
- Deskripsi: Endoskopi atas saluran cerna, dengan pendarahan atau penjepitan
Penjelasan:
Kode ICD-10 K92.2 (Perdarahan gastrointestinal, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi "Bab berdarah" atau perdarahan yang terjadi di saluran pencernaan, tanpa spesifikasi lebih lanjut mengenai lokasi atau penyebabnya. Kode ini mencakup berbagai jenis perdarahan gastrointestinal, seperti perdarahan dari saluran cerna bagian atas (misalnya, perdarahan dari esofagus, lambung, atau usus halus) atau perdarahan dari saluran cerna bagian bawah (misalnya, perdarahan dari usus besar atau rektum).
Sementara itu, kode ICD-9-CM 44.43 (Endoskopi atas saluran cerna, dengan pendarahan atau penjepitan) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk menangani perdarahan gastrointestinal. Prosedur ini melibatkan penggunaan endoskopi untuk memeriksa dan mengidentifikasi sumber perdarahan di saluran cerna bagian atas, serta kemungkinan intervensi seperti penjepitan atau penyumbatan untuk menghentikan perdarahan.
Catatan: Pengkodean yang tepat dan lengkap dapat bervariasi berdasarkan informasi klinis spesifik pada setiap kasus. Selalu konsultasikan dengan panduan koding ICD-10 dan ICD-9-CM yang terbaru untuk memastikan pengkodean yang akurat. -
Article No. 18841 | 20 Jun 2025
Klinis : Bab berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bab berdarah" dengan nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan (00206)
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00206
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan melalui saluran gastrointestinal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1903
Judul: Kontrol Perdarahan
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan perdarahan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3120
Judul: Manajemen Perdarahan
Definisi: Mencegah, mengendalikan, dan mengobati perdarahan.
Dalam kondisi "Bab berdarah", pasien berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan melalui saluran gastrointestinal. Perawat harus melakukan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen perdarahan, seperti memantau tanda-tanda vital, mengidentifikasi sumber perdarahan, memberikan perawatan yang sesuai, dan melakukan tindakan untuk mengendalikan perdarahan. Selain itu, perawat juga harus memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kemampuan pasien dalam mengendalikan perdarahan. -
Article No. 18842 | 20 Jun 2025
Klinis : intervensi pada komunitas dengan masalah hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk intervensi pada komunitas dengan masalah hipertensi:
1. Manajemen Tekanan Darah Tidak Efektif (00025)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan untuk memelihara kesehatan.
3. Kurang Pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Kode dan Definisi SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Tekanan Darah Tidak Efektif (00025)
Kode: 10008
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
Kode: 10033
3. Kurang Pengetahuan (00126)
Kode: 10054
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tekanan Darah Terkontrol
Kode: 10008
2. Manajemen Kesehatan Efektif
Kode: 10033
3. Pengetahuan Peningkatan Kesehatan
Kode: 10054
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi
Kode: 10008
2. Edukasi Manajemen Kesehatan
Kode: 10033
3. Edukasi Kesehatan
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menerapkan intervensi yang komprehensif untuk menangani masalah hipertensi pada komunitas. Intervensi tersebut akan mencakup manajemen tekanan darah, edukasi manajemen kesehatan, dan peningkatan pengetahuan masyarakat terkait hipertensi. Tujuannya adalah untuk membantu komunitas mencapai tekanan darah terkontrol, meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan, dan memperoleh pengetahuan yang memadai untuk menjaga kesehatan. -
Article No. 18843 | 20 Jun 2025
Klinis : intervensi pada komunitas dengan masalah hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI UNTUK KOMUNITAS DENGAN HIPERTENSI\b0
\par
\b 1. Diagnosa Keperawatan:\b0
\ul Risiko Ketidakefektifan Manajemen Program Terapeutik\ulnone (SDKI Code: D.0026)
\par \i Penjelasan:\i0 Ketidakmampuan individu/kelompok untuk mengidentifikasi, mengintegrasikan, atau memodifikasi perilaku dalam mencapai tujuan kesehatan terkait hipertensi.
\par
\b 2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0
\ul Pengetahuan: Manajemen Penyakit\ulnone (SLKI Code: L.14028)
\par \i Kriteria Luaran:\i0
- Menyebutkan faktor risiko hipertensi (L.14028.010)
- Mendemonstrasikan teknik pemantauan tekanan darah mandiri (L.14028.040)
\par
\b 3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0
\ul Edukasi Kesehatan\ulnone (SIKI Code: I.11058)
\par \i Intervensi Spesifik:\i0
- Menjelaskan patofisiologi hipertensi (I.11058.050)
- Melatih teknik manajemen stres (I.11058.120)
- Memfasilitasi kelompok dukungan sebaya (I.11058.180)
\par
\b Rekomendasi Akademis:\b0
Intervensi komunitas harus mengintegrasikan pendekatan \i health promotion\i0 dengan strategi:
1. \i Screening\i0 tekanan darah berkala
2. Modifikasi gaya hidup berbasis bukti (DIET DASH, aktivitas fisik)
3. Penguatan \i social support system\i0 melalui kader kesehatan
\par
\b Referensi:\b0
PPNI. (2017). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Edisi 1-6\i0 . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
}
\par
}
Catatan: Format RTF ini mempertahankan struktur akademis dengan:
1. Penggunaan kode PPNI yang terstandarisasi
2. Pembagian jelas antara SDKI-SLKI-SIKI
3. Integrasi evidence-based practice dalam rekomendasi
4. Tone formal sesuai permintaan sebagai pakar keperawatan komunitas -
Article No. 18844 | 20 Jun 2025
Klinis : intervensi pada komunitas dengan masalah hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi komunitas dengan masalah hipertensi, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memperoleh perawatan yang tepat untuk mempertahankan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Tidak mampu memonitor kondisi kesehatan, tidak mampu mengelola regimen pengobatan, tidak mampu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Manajemen Hipertensi (0419)
- Definisi: Kemampuan individu atau keluarga untuk mengelola gejala dan faktor risiko hipertensi.
- Indikator:
- Mengenali tanda dan gejala hipertensi
- Mengikuti regimen pengobatan hipertensi
- Melakukan aktivitas fisik yang sesuai
- Mengelola stres
- Mengonsumsi makanan yang sehat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Hipertensi (7040)
- Definisi: Membantu individu atau keluarga untuk mengelola gejala dan faktor risiko hipertensi.
- Aktivitas:
- Menilai pemahaman dan pengetahuan tentang hipertensi
- Memberikan edukasi tentang hipertensi, tanda-tanda, dan faktor risiko
- Mengidentifikasi gaya hidup yang dapat memengaruhi hipertensi
- Membantu merencanakan dan menerapkan perubahan gaya hidup yang sehat
- Memantau pengobatan hipertensi dan efektivitasnya
- Memberikan dukungan dan motivasi untuk mengelola hipertensi
- Mengevaluasi hasil intervensi dan memodifikasi rencana asuhan jika diperlukan
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078) dipilih karena komunitas dengan masalah hipertensi menunjukkan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memperoleh perawatan yang tepat untuk mempertahankan kesehatan. Masalah ini berkaitan dengan pemahaman, kemampuan, dan perilaku masyarakat dalam mengelola kondisi hipertensi.
2. Luaran/Output (SLKI): Manajemen Hipertensi (0419) merupakan luaran yang diharapkan dapat dicapai setelah dilakukan Asuhan Keperawatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu atau keluarga dalam mengelola gejala dan faktor risiko hipertensi, sehingga dapat mencegah komplikasi dan mempertahankan kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI): Manajemen Hipertensi (7040) dipilih sebagai intervensi yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi ini fokus pada upaya membantu individu atau keluarga untuk mengelola gejala dan faktor risiko hipertensi melalui edukasi, identifikasi gaya hidup, perencanaan perubahan gaya hidup, pemantauan pengobatan, dan pemberian dukungan serta motivasi.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang dipilih bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengelola hipertensi, sehingga dapat mencegah komplikasi dan mempertahankan kesehatan. Intervensi yang dilakukan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi spesifik dari komunitas yang mengalami masalah hipertensi.