Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16874 | 07 May 2025
Klinis : LA dan LV dilatasi fungsi sistolik global dan segmental LV menurun dengan EF 15% biplane global hipokinetik disfungsi diastolik gr II PR severe, MR moderate TR moderate, intermediate propabillity of PH LV apikal trombus (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi klinis yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif (00051)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah yang dapat mengancam kesehatan jaringan.
3. Risiko Perdarahan (00206)
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (10005)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif (10030)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah yang dapat mengancam kesehatan jaringan jantung.
3. Risiko Perdarahan (10064)
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas (20006)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
2. Perfusi Jaringan Kardiak (20031)
Definisi: Sirkulasi darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan jantung.
3. Pencegahan Perdarahan (20065)
Definisi: Tindakan untuk mencegah kehilangan darah dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas (30006)
Definisi: Identifikasi dan intervensi untuk mengatasi ketidakmampuan pasien dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
2. Manajemen Perfusi Jaringan Kardiak (30032)
Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan jantung.
3. Manajemen Risiko Perdarahan (30066)
Definisi: Intervensi untuk mencegah kehilangan darah dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan. -
Article No. 16875 | 07 May 2025
Klinis : LA dan LV dilatasi fungsi sistolik global dan segmental LV menurun dengan EF 15% biplane global hipokinetik disfungsi diastolik gr II PR severe, MR moderate TR moderate, intermediate propabillity of PH LV apikal trombus (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan LA dan LV dilatasi, disfungsi sistolik dan diastolik, serta komplikasi terkait:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan perfusi jaringan (kardiak) b.d penurunan curah jantung sekunder terhadap disfungsi ventrikel kiri (EF 15%), dilatasi bilik jantung, dan gangguan hemodinamik (SDKI Code: 00029)**
#### **Penjelasan SDKI (Diagnosa):**
- **Kode 00029**: Mengacu pada gangguan perfusi jaringan akibat ketidakmampuan jantung memompa darah secara adekuat, ditandai oleh penurunan EF, hipokinesis global, dan gejala gagal jantung.
- **Faktor terkait**: Disfungsi sistolik (EF 15%), dilatasi LA/LV, trombus apikal, dan regurgitasi katup (MR/PR/TR).
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Perfusi jaringan membaik (SLKI Code: 020210)**
**Kriteria Evaluasi:**
1. Tanda vital stabil (TD, nadi, saturasi O₂ dalam rentang normal).
2. Penurunan gejala kongesti (dispnea, edema).
3. Tidak ada tanda syok atau iskemia organ.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
1. **Manajemen Gagal Jantung (SIKI Code: 2610)**
- Monitor tanda vital, edema, dan status pernapasan.
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (diuretik, vasodilator, inotropik).
- Batasi cairan dan natrium sesuai protokol.
2. **Pemantauan Hemodinamik (SIKI Code: 4120)**
- Observasi tekanan vena sentral (CVP), output urin, dan status mental.
- Evaluasi respons terhadap terapi.
3. **Pencegahan Tromboemboli (SIKI Code: 2250)**
- Kolaborasi pemberian antikoagulan (sesuai risiko trombus apikal).
- Anjurkan mobilisasi bertahap untuk mengurangi stasis vena.
4. **Edukasi Pasien (SIKI Code: 5604)**
- Penjelasan tentang pembatasan aktivitas, diet rendah garam, dan tanda bahaya (dispnea mendadak, nyeri dada).
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Disfungsi Diastolik Grade II** dan **PH intermediate probability** memerlukan pemantauan ketat terhadap gejala gagal jantung kanan (edema tungkai, hepatomegali).
- **MR/TR moderate** dan **PR severe** memperberat volume overload, sehingga manajemen cairan dan afterload reduction menjadi prioritas.
Format ini memenuhi standar PPNI dengan pendekatan berbasis bukti (evidence-based practice). Jika diperlukan penyesuaian lebih spesifik (misalnya: fokus pada nyeri atau ansietas), diagnosa tambahan dapat dipertimbangkan.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4, PPNI 2020*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3, PPNI 2019*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3, PPNI 2020*
Semoga membantu. -
Article No. 16876 | 07 May 2025
Klinis : Konjungtivitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi Konjungtivitis, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Mata (00004)
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen pada membran mukosa atau kulit yang dapat mempengaruhi kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen pada membran mukosa atau kulit yang dapat mempengaruhi kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: KL-001
Definisi: Tingkat keparahan infeksi berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-001
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi.
Konjungtivitis adalah kondisi peradangan pada membran mukosa yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan permukaan putih mata (konjungtiva). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, virus, alergi, atau iritasi. Diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi ini adalah Risiko Infeksi Mata, karena pasien rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mempengaruhi kesehatan mata.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi, meliputi:
1. Melakukan perawatan mata yang tepat (membersihkan mata, menerapkan kompres hangat/dingin, mengoleskan obat tetes mata, dll.)
2. Mengidentifikasi dan menghindari faktor pencetus (misalnya alergen, iritasi)
3. Memantau tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan segera jika terjadi perburukan
4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan dan perawatan konjungtivitis.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat menurunkan tingkat keparahan infeksi pada mata pasien. -
Article No. 16877 | 07 May 2025
Klinis : sinus rhythm interpretation made without kn leftward axis anterior infact-age undetermine inferior infact-age undetermined lateral T wave abnormality may b abnormal ECG unconfirme LA dan LV dilatasi fungsi sistolik global dan segmental LV menurun dengan EF 15% biplane global hipokinetik disfungsi diastolik gr II PR severe, MR moderate TR moderate, intermediate propabillity of PH LV apikal trombus (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional saya akan memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Perfusi Jaringan Terganggu berhubungan dengan penurunan fungsi sistolik global dan segmental LV, global hipokinetik, serta disfungsi diastolik.
2. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jantung berhubungan dengan adanya sinus rhythm, interpretasi ECG yang tidak jelas, leftward axis, anterior infark dengan usia yang tidak ditentukan, inferior infark dengan usia yang tidak ditentukan, abnormalitas gelombang T lateral, serta ECG abnormal yang belum dikonfirmasi.
3. Risiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan ejeksi fraksi (EF) LV sebesar 15% dan disfungsi diastolik derajat II.
4. Risiko Perdarahan berhubungan dengan adanya trombus apikal LV.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan: Kardiovaskular
a. Pasien akan menunjukkan peningkatan perfusi jaringan jantung yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, EKG yang membaik, serta peningkatan ejeksi fraksi LV.
b. Pasien akan menunjukkan penurunan gejala kegagalan jantung, seperti dispnea, edema, dan intoleransi aktivitas.
2. Perilaku Pencegahan Komplikasi
a. Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi komplikasi yang mungkin terjadi dan dapat melakukan tindakan pencegahan secara efektif.
b. Pasien dan keluarga dapat mematuhi regimen pengobatan dan program rehabilitasi jantung yang direkomendasikan.
3. Perfusi Jaringan: Perdarahan
a. Pasien akan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda perdarahan baru atau perdarahan yang berlanjut.
b. Pasien akan menunjukkan penurunan risiko perdarahan yang ditandai dengan penurunan kadar D-dimer dan peningkatan jumlah trombosit.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perfusi Jaringan
a. Pantau tanda-tanda vital, EKG, dan parameter hemodinamik secara berkala.
b. Berikan terapi oksigen, diuretik, vasodilator, dan inotropik sesuai indikasi.
c. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi dan monitoring.
2. Edukasi Pencegahan Komplikasi
a. Edukasi pasien dan keluarga tentang gejala komplikasi dan cara mengatasinya.
b. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan dan program rehabilitasi jantung.
c. Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk menyusun rencana perawatan komprehensif.
3. Manajemen Perdarahan
a. Pantau tanda-tanda perdarahan secara berkala.
b. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi antikoagulan dan antitrombotik.
c. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan cara mencegahnya.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. -
Article No. 16878 | 07 May 2025
Klinis : sinus rhythm interpretation made without kn leftward axis anterior infact-age undetermine inferior infact-age undetermined lateral T wave abnormality may b abnormal ECG unconfirme LA dan LV dilatasi fungsi sistolik global dan segmental LV menurun dengan EF 15% biplane global hipokinetik disfungsi diastolik gr II PR severe, MR moderate TR moderate, intermediate propabillity of PH LV apikal trombus (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan berdasarkan kondisi yang Anda sebutkan, disusun sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan perfusi jaringan (kardiopulmonal) (SDKI: 0002)**
**Penjelasan:**
Penurunan curah jantung (EF 15%) dan disfungsi sistolik/diastolik menyebabkan gangguan perfusi sistemik. Kondisi ini diperburuk oleh adanya trombus apikal, regurgitasi katup (PR severe, MR moderate), serta kemungkinan hipertensi pulmonal (PH).
**Luaran (SLKI):**
- **Perfusi jaringan membaik (SLKI: 0202)**
- Kriteria:
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Nadi perifer teraba
- Tidak ada tanda syok
**Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen perfusi jaringan (SIKI: 2220)**
- Monitor tanda vital, saturasi O₂, dan status hemodinamik
- Kolaborasi pemberian terapi inotropik/vasodilator
- Edukasi pembatasan aktivitas berat
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko tinggi tromboemboli (SDKI: 0023)**
**Penjelasan:**
Adanya **trombus apikal LV** meningkatkan risiko embolisasi sistemik (stroke, iskemia organ). Faktor pencetus: disfungsi LV berat, aritmia (dari abnormal ECG), dan stasis aliran darah.
**Luaran (SLKI):**
- **Risiko komplikasi tromboemboli berkurang (SLKI: 2303)**
- Kriteria:
- Tidak ada tanda emboli (sesak mendadak, nyeri dada, defisit neurologis)
- Terapi antikoagulan sesuai target
**Intervensi (SIKI):**
- **Pencegahan tromboemboli (SIKI: 4160)**
- Kolaborasi pemberian antikoagulan (sesuai protokol)
- Pantau INR/aPTT (jika menggunakan warfarin/heparin)
- Anjurkan mobilisasi bertahap untuk mencegah stasis vena
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi aktivitas (SDKI: 0004)**
**Penjelasan:**
EF sangat rendah (15%) dan disfungsi diastolik derajat II menyebabkan kelelahan, sesak, dan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
**Luaran (SLKI):**
- **Toleransi aktivitas meningkat (SLKI: 0402)**
- Kriteria:
- Pasien mampu beraktivitas tanpa dispnea/nyeri dada
- Skala kelelahan menurun (misal: Borg Scale)
**Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen energi (SIKI: 0180)**
- Rencanakan aktivitas bertahap dengan periode istirahat
- Ajarkan teknik penghematan energi
- Pantau respons jantung (nadi, tekanan darah) saat aktivitas
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit (SDKI: 0014)**
**Penjelasan:**
Kondisi kronis (infark usia tidak tentu, disfungsi jantung berat) dapat memicu kecemasan akan kualitas hidup dan mortalitas.
**Luaran (SLKI):**
- **Ansietas terkontrol (SLKI: 1402)**
- Kriteria:
- Ekspresi wajah rileks
- Melaporkan penurunan kekhawatiran
**Intervensi (SIKI):**
- **Dukungan emosional (SIKI: 5270)**
- Berikan informasi jelas tentang kondisi dan rencana terapi
- Kolaborasi dengan tim psikologi jika diperlukan
---
### **Catatan Kode PPNI:**
- **SDKI** = Kode diagnosa (contoh: 0002 = Gangguan perfusi jaringan)
- **SLKI** = Kode luaran (contoh: 0202 = Perfusi jaringan membaik)
- **SIKI** = Kode intervensi (contoh: 2220 = Manajemen perfusi jaringan)
---
**Rekomendasi Tambahan:**
- **Kolaborasi dengan kardiologis** untuk tatalaksana gagal jantung (termasuk trombus dan PH).
- **Edukasi tanda gawat jantung** (seperti edema paru, emboli sistemik) sebagai bagian dari discharge planning.
Semua intervensi harus didokumentasikan secara **SOAP** dan dievaluasi secara berkala. Jika ada perubahan kondisi, diagnosa perlu direvisi sesuai **reassessment**.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan sistem dokumentasi rumah sakit)* -
Article No. 16879 | 07 May 2025
Klinis : Ds: Keluarga pasien mengatakan, asien sebelum hilang kesadaran mengeluh pusing dan lemas P: belum d ketahui penyebab Q: seperti berputar R: Pusing diselurh kepala S: 5 (10) T: Muncul tiba tiba Do: Pasien hanya berbaring d tempat tidur, pasien tampak lemah, pasien mengalami penurunan kesadaran (7) Ureum: 49.44 mg/dL Creatinin: 0,63 mg/dL Hasil Ms-ct: brain tumor uk: +/- 5 x 3,7 x 6 cm di lobus parietalis kanan yang pada pemberian kontras tampak contrast enhancement disertai perifocal edema disekitarnya. TTV Nadi: 60x/ menit, TD: 90/60 mmHg x/mnt RR: 27x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Perfusi Jaringan Otak
SDKI: Kode 00201
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke otak yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel otak.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penurunan Perfusi Serebral
SDKI: Kode 00200
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel otak.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
SDKI: Kode 00274
Definisi: Tidak stabilnya tanda-tanda vital yang dapat mengganggu fungsi tubuh.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas
SDKI: Kode 00030
Definisi: Ketidakefektifan pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada tingkat alveolar-kapiler.
5. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kekurangan Volume Cairan
SDKI: Kode 00028
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
Penjelasan singkat:
1. Perubahan Perfusi Jaringan Otak: Kondisi pasien menunjukkan adanya dugaan tumor otak yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otak dan kerusakan pada sel-sel otak.
2. Risiko Penurunan Perfusi Serebral: Pasien berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak akibat tumor otak yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak.
3. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital: Tanda-tanda vital pasien tidak stabil, seperti nadi lambat, tekanan darah rendah, dan frekuensi pernapasan tinggi, yang dapat mengganggu fungsi tubuh.
4. Gangguan Pertukaran Gas: Pasien mengalami gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida di tingkat alveolar-kapiler, yang dapat disebabkan oleh tumor otak dan penurunan kesadaran.
5. Risiko Kekurangan Volume Cairan: Pasien berisiko mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular, yang dapat disebabkan oleh kondisi klinis dan pengobatan. -
Article No. 16880 | 07 May 2025
Klinis : Beresiko Berhubungan Dengan Kurang Terpupar Informasi (D.0099) Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. diabetes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
D.0099 Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi SDKI:
Risiko ketidakmampuan individu atau keluarga untuk mengatur aktivitas-aktivitas yang bertujuan memelihara atau meningkatkan kesehatan.
Definisi SLKI:
Risiko ketidakmampuan individu atau keluarga untuk mengatur aktivitas-aktivitas yang bertujuan memelihara atau meningkatkan kesehatan.
Definisi SIKI:
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah atau mengatasi risiko ketidakmampuan individu atau keluarga dalam mengatur aktivitas-aktivitas yang bertujuan memelihara atau meningkatkan kesehatan.
Penjelasan:
Pada kondisi di mana keluarga memiliki ketidakmampuan dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan". Ini menunjukkan adanya risiko bahwa individu atau keluarga tidak dapat mengatur aktivitas-aktivitas yang bertujuan memelihara atau meningkatkan kesehatan anggota keluarga yang sakit diabetes.
Perawat perlu melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan SIKI untuk mencegah atau mengatasi risiko tersebut, seperti memberikan edukasi tentang manajemen diabetes, membantu keluarga dalam merencanakan perawatan, dan memfasilitasi dukungan dari tenaga kesehatan lain jika diperlukan. -
Article No. 16881 | 07 May 2025
Klinis : Beresiko Berhubungan Dengan Kurang Terpupar Informasi (D.0099) Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. diabetes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Beresiko Berhubungan dengan Kurang Terpapari Informasi (D.0099)" dan "Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, diabetes":
Diagnosa Keperawatan:
1. Beresiko Berhubungan dengan Kurang Terpapari Informasi (D.0099)
- Definisi: Adanya kemungkinan untuk terkena masalah kesehatan atau keselamatan yang disebabkan oleh kurangnya paparan atau akses terhadap informasi yang dibutuhkan.
2. Ketidakmampuan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit, Diabetes (D.1307)
- Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk melakukan tindakan perawatan yang dibutuhkan oleh anggota keluarga yang sakit, diabetes.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Beresiko Berhubungan dengan Kurang Terpapari Informasi (D.0099)
- Kode: D.0099
- Definisi: Adanya kemungkinan untuk terkena masalah kesehatan atau keselamatan yang disebabkan oleh kurangnya paparan atau akses terhadap informasi yang dibutuhkan.
2. Ketidakmampuan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit, Diabetes (D.1307)
- Kode: D.1307
- Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk melakukan tindakan perawatan yang dibutuhkan oleh anggota keluarga yang sakit, diabetes.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengetahuan Kesehatan Masyarakat (L.1215)
- Kode: L.1215
- Definisi: Tingkat pemahaman individu, keluarga, atau masyarakat tentang konsep-konsep kesehatan.
2. Perilaku Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit (L.1211)
- Kode: L.1211
- Definisi: Tindakan yang dilakukan oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang sakit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan (I.0085)
- Kode: I.0085
- Definisi: Proses pembelajaran yang dirancang untuk memfasilitasi adopsi perilaku kesehatan.
2. Dukungan Keluarga (I.0063)
- Kode: I.0063
- Definisi: Bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam bentuk emosional, informasi, instrumental, dan penilaian untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang sakit.
Dalam konteks kondisi "Beresiko Berhubungan dengan Kurang Terpapari Informasi (D.0099)" dan "Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, diabetes", perawat perlu memberikan intervensi keperawatan yang berfokus pada edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga, serta memberikan dukungan keluarga agar mereka mampu merawat anggota keluarga yang sakit, diabetes dengan baik. -
Article No. 16882 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan maag masih ngga enak dan mood sedang baik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan maag yang masih tidak enak dan mood sedang baik:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00002
Judul: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1017
Judul: Status Nutrisi
Definisi: Kondisi tubuh yang disebabkan oleh intake, absorbsi, dan/atau penggunaan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1803
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya menyarankan agar pasien dapat meningkatkan asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuhnya untuk mengatasi keluhan maag yang masih terasa tidak enak. Selain itu, pasien juga dapat mempertahankan mood yang sedang baik untuk mendukung proses penyembuhan. -
Article No. 16883 | 07 May 2025
Klinis : koping komunitas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "koping komunitas tidak efektif":
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "koping komunitas tidak efektif" adalah "Ketidakefektifan Koping Komunitas". Definisi dari diagnosa ini adalah "Kemampuan komunitas yang tidak memadai untuk memodifikasi lingkungan atau metode mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam komunitas tersebut". Tanda dan gejala yang dapat teridentifikasi pada diagnosa ini antara lain:
1. Anggota komunitas tidak mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di komunitasnya.
2. Anggota komunitas tidak mampu menentukan prioritas penanganan masalah kesehatan di komunitasnya.
3. Anggota komunitas tidak mampu menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah kesehatan di komunitasnya.
4. Anggota komunitas tidak mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan di komunitasnya.
5. Anggota komunitas tidak mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi upaya promosi kesehatan di komunitasnya.
Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang akan tercapai adalah "Efektivitas Koping Komunitas". Definisi dari luaran ini adalah "Kemampuan komunitas untuk memodifikasi lingkungan atau metode mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam komunitas tersebut". Indikator keberhasilan dari luaran ini antara lain:
1. Anggota komunitas mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di komunitasnya.
2. Anggota komunitas mampu menentukan prioritas penanganan masalah kesehatan di komunitasnya.
3. Anggota komunitas mampu menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah kesehatan di komunitasnya.
4. Anggota komunitas mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan di komunitasnya.
5. Anggota komunitas mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi upaya promosi kesehatan di komunitasnya.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Asesmen Komunitas
- Mengumpulkan data tentang karakteristik, kebutuhan, dan sumber daya komunitas.
- Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di komunitas.
- Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan komunitas.
2. Pemberdayaan Komunitas
- Memfasilitasi anggota komunitas untuk menyadari masalah kesehatan yang ada di komunitasnya.
- Membantu anggota komunitas untuk menentukan prioritas penanganan masalah kesehatan.
- Memfasilitasi anggota komunitas untuk mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya yang tersedia.
- Mendorong partisipasi anggota komunitas dalam pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan.
3. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada anggota komunitas tentang pentingnya promosi kesehatan.
- Membantu anggota komunitas merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi upaya promosi kesehatan.
- Memberikan dukungan dan umpan balik selama proses edukasi dan implementasi.
4. Kolaborasi Lintas Sektor
- Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait (misalnya pemerintah, organisasi masyarakat, dll.) untuk mengatasi masalah kesehatan di komunitas.
- Memfasilitasi koordinasi dan komunikasi antara anggota komunitas dan pihak-pihak terkait.
- Membantu anggota komunitas untuk mengadvokasi masalah kesehatan di tingkat yang lebih luas.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas koping komunitas dan mencapai luaran yang diharapkan.