Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18824 | 20 Jun 2025
Klinis : bicara pelo, lemah anggota gerak, kesemutan, nyeri kepala, muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak dan kesemutan.
2. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan bicara pelo.
3. Nyeri Kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
4. Risiko Aspirasi berhubungan dengan muntah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
- Klien menunjukkan peningkatan kekuatan dan koordinasi anggota gerak.
- Klien dapat berpindah dengan aman.
2. Gangguan Komunikasi:
- Klien dapat berkomunikasi dengan jelas dan dapat dipahami.
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan berbicara.
3. Nyeri Kepala:
- Klien dapat mengendalikan nyeri kepala.
- Klien menunjukkan penurunan intensitas dan frekuensi nyeri kepala.
4. Risiko Aspirasi:
- Klien tidak mengalami episode muntah.
- Klien dapat menelan makanan dan cairan dengan aman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Lakukan latihan rentang gerak dan kekuatan otot secara bertahap.
- Ajarkan klien teknik ambulasi yang aman.
- Berikan alat bantu mobilitas sesuai kebutuhan klien.
2. Gangguan Komunikasi:
- Lakukan terapi wicara untuk meningkatkan kemampuan berbicara.
- Identifikasi dan atasi faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi.
- Gunakan alat bantu komunikasi jika diperlukan.
3. Nyeri Kepala:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan terapi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengatasi nyeri.
- Ajarkan klien teknik manajemen nyeri.
4. Risiko Aspirasi:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan status nutrisi klien.
- Berikan posisi semirekumben saat makan dan minum.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memodifikasi diet sesuai kebutuhan klien.
Penjelasan rinci dan terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Gangguan Mobilitas Fisik: Kelemahan anggota gerak dan kesemutan dapat menghambat mobilitas klien dan mempengaruhi kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
- Gangguan Komunikasi: Bicara pelo dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
- Nyeri Kepala: Nyeri kepala dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, yang memerlukan penanganan yang tepat.
- Risiko Aspirasi: Muntah dapat meningkatkan risiko aspirasi, sehingga perlu diatasi untuk mencegah komplikasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Tujuan utama adalah meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, berkomunikasi dengan baik, mengendalikan nyeri kepala, dan mencegah risiko aspirasi.
- Luaran yang diharapkan mencakup peningkatan kemandirian, perbaikan kemampuan komunikasi, penurunan intensitas dan frekuensi nyeri kepala, serta pencegahan episode muntah dan aspirasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Intervensi berfokus pada pemulihan fungsi fisik, peningkatan kemampuan komunikasi, manajemen nyeri, dan pencegahan komplikasi terkait risiko aspirasi.
- Setiap intervensi dirancang untuk mencapai luaran yang spesifik dan terukur, seperti peningkatan kemandirian, perbaikan kemampuan berbicara, penurunan nyeri kepala, dan pencegahan aspirasi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mengembangkan dan melaksanakan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif, serta memantau dan mengevaluasi kemajuan klien secara berkala. -
Article No. 18825 | 20 Jun 2025
Klinis : bicara pelo, lemah anggota gerak, kesemutan, nyeri kepala, muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sebutkan (bicara pelo, lemah anggota gerak, kesemutan, nyeri kepala, muntah).
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Komunikasi Verbal (SDKI Code: 00051)**
**Definisi:**
Ketidakmampuan untuk mengungkapkan atau memahami pesan verbal/nonverbal akibat gangguan neurologis (misalnya stroke, cedera kepala).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Gangguan neuromuskular (misalnya kelemahan otot wajah/bicara).
- Gangguan sirkulasi serebral (nyeri kepala, muntah).
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: 1301 – Kemampuan Berkomunikasi**
**Indikator:**
1. Klien mampu mengungkapkan kebutuhan dasar dengan jelas (skala: 1–5).
2. Klien menggunakan metode komunikasi alternatif jika diperlukan (misalnya gerakan, tulisan).
**Target:** Meningkatkan kemampuan komunikasi dari skor 2 (cukup) ke 4 (baik) dalam 3 hari.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: 4310 – Terapi Komunikasi**
**Tindakan:**
1. Latih klien mengucapkan kata sederhana dengan artikulasi perlahan.
2. Gunakan alat bantu komunikasi (papan gambar, tulisan) jika diperlukan.
3. Berikan umpan balik positif saat klien berhasil menyampaikan pesan.
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI Code: 00085)**
**Definisi:**
Keterbatasan pergerakan independen akibat kelemahan otot atau gangguan neurologis.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kelemahan anggota gerak.
- Kesemutan (gangguan sensori).
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: 0204 – Kemampuan Mobilisasi**
**Indikator:**
1. Klien mampu menggerakkan ekstremitas dengan bantuan minimal (skala: 1–5).
2. Klien menunjukkan peningkatan kekuatan otot.
**Target:** Meningkatkan mobilitas dari skor 2 (cukup) ke 4 (baik) dalam 1 minggu.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: 4120 – Latihan Rentang Gerak (ROM)**
**Tindakan:**
1. Bantu klien melakukan ROM aktif/pasif sesuai toleransi.
2. Ajarkan teknik mengatasi kelemahan (misalnya posisi tubuh yang stabil).
3. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi.
---
### **Diagnosa Keperawatan Lainnya:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Definisi:**
Pengalaman sensori tidak nyaman akibat nyeri kepala dengan durasi <3 bulan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Peningkatan tekanan intrakranial (jika ada indikasi neurologis).
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: 1701 – Tingkat Nyeri**
**Indikator:**
1. Klien melaporkan penurunan skala nyeri (0–10).
**Target:** Menurunkan skala nyeri dari 7 (berat) ke ?3 (ringan) dalam 24 jam.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: 2340 – Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
1. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
2. Berikan analgesik sesuai resep (jika diperlukan).
3. Monitor respons nyeri dan efek samping obat.
---
### **Catatan Penting:**
- **Tone Akademis/Pakar:** Penjelasan di atas mengacu pada literatur keperawatan berbasis evidence-based practice (EBP) dan standar PPNI.
- **Persona Perawat:** Pendekatan holistik (bio-psiko-sosio-spiritual) diterapkan dengan mempertimbangkan aspek neurologis dan rehabilitasi.
Jika diperlukan penyesuaian lebih spesifik (misalnya terkait etiologi stroke atau hipertensi intrakranial), diagnosa dan intervensi dapat dimodifikasi sesuai data tambahan.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 4*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 3*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 3*.
Semoga membantu. -
Article No. 18826 | 20 Jun 2025
Klinis : pasien datang keluhan benjolan diperut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang anda deskripsikan, yaitu keluhan benjolan di perut, berikut adalah beberapa kemungkinan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan:
- Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri (10019)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri (10019)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri serta meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri.
Catatan:
- Diagnosis keperawatan "Nyeri Akut" (00132) adalah kode diagnosis yang ditetapkan oleh NANDA-I (North American Nursing Diagnosis Association International).
- SDKI, SLKI, dan SIKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
- Penjelasan singkat di atas hanya sebagai contoh, dan dapat berbeda atau lebih rinci sesuai dengan kondisi pasien yang lebih spesifik. -
Article No. 18827 | 20 Jun 2025
Klinis : REPROGRAM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam merespons kondisi "REPROGRAM", saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis, jika ada, dengan penjelasan yang terstruktur dan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z45.9
- Deskripsi: Penyesuaian dan perawatan alat medis, tidak dispesifikasi
Penjelasan: Kode ICD-10 Z45.9 digunakan untuk mengkodekan kondisi yang memerlukan penyesuaian atau perawatan alat medis, namun tidak dispesifikasikan dengan lebih jelas. Dalam kasus "REPROGRAM", ini dapat mengacu pada penyesuaian atau pengaturan ulang perangkat medis yang digunakan oleh pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.99
- Deskripsi: Prosedur lain pada sistem saraf dan pembuluh darah perifer, tidak dispesifikasi
Penjelasan: Kode ICD-9-CM 93.99 dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan pada sistem saraf dan pembuluh darah perifer, namun tidak dispesifikasikan dengan lebih jelas. Dalam kasus "REPROGRAM", ini dapat mengacu pada tindakan pengaturan ulang atau reprogramming pada perangkat medis yang digunakan oleh pasien.
Perlu diperhatikan bahwa kode ICD-9-CM hanya digunakan untuk tindakan medis sebelum 1 Oktober 2015, sementara setelah itu sistem klasifikasi yang digunakan adalah ICD-10-PCS. -
Article No. 18828 | 20 Jun 2025
Klinis : Reprogram PPM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter dan Perekam Medik yang terhormat,
Untuk kondisi "Reprogram PPM" (Reprogramming of Permanent Pacemaker), berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z45.0
- Deskripsi: Penyesuaian dan perawatan perangkat implantasi kardiovaskular
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 37.79
- Deskripsi: Prosedur lain pada perangkat jantung dan pembuluh darah, termasuk pemasangan, penggantian, atau pemrograman ulang pacemaker.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Z45.0 digunakan untuk menggambarkan penyesuaian dan perawatan perangkat implantasi kardiovaskular, yang mencakup tindakan reprogramming pada perangkat pacu jantung permanen (PPM).
- Kode ICD-9-CM 37.79 adalah kode prosedur yang lebih spesifik untuk prosedur lain pada perangkat jantung dan pembuluh darah, termasuk pemrograman ulang (reprogramming) pacemaker.
Dalam praktik klinis, dokumentasi yang tepat dan pengkodean yang akurat sangat penting untuk memastikan pelaporan yang sesuai dan pembayaran yang adil dari asuransi atau pihak penyedia layanan kesehatan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami.
Salam hormat,
[Nama Anda]
[Jabatan Anda] -
Article No. 18829 | 20 Jun 2025
Klinis : nyeri akut, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri akut dan mual dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut (10024)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Kontrol Nyeri (30004)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri (I0104)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: Mual (10027)
Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Kontrol Mual (30005)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol mual.
- SIKI: Manajemen Mual (I0105)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan mual.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, pendekatan yang disarankan adalah:
- Memberikan informasi yang komprehensif dan ilmiah tentang nyeri akut dan mual, termasuk definisi, penyebab, gejala, dan penatalaksanaannya.
- Menjelaskan secara rinci proses diagnosis, perencanaan, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola nyeri akut dan mual.
- Mengutamakan pendekatan berbasis bukti dan praktik terbaik dalam keperawatan untuk memberikan rekomendasi yang efektif dan aman.
- Menekankan pentingnya kolaborasi dengan pasien/keluarga dan tim kesehatan lainnya dalam pengelolaan nyeri akut dan mual. -
Article No. 18830 | 20 Jun 2025
Klinis : resiko aspirasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai: Risiko Aspirasi
Risiko aspirasi adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana individu memiliki risiko tinggi untuk masuknya cairan, makanan, sekret, atau benda asing ke dalam sistem pernapasan. Kondisi ini dapat mengakibatkan komplikasi seperti pneumonia, hipoksemia, dan bahkan kematian.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Pemeliharaan Jalan Napas
- Pasien mampu mempertahankan patensi jalan napas yang efektif.
- Pasien mampu menggunakan teknik batuk/suction yang efektif untuk mengeluarkan sekresi.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
2. Pertukaran Gas
- Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif.
- Pasien mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
- Pasien tidak mengalami sesak napas atau distress pernapasan.
3. Pencegahan Komplikasi
- Pasien tidak mengalami komplikasi seperti pneumonia, atelektasis, atau hipoksemia.
- Pasien tidak mengalami aspirasi selama makan, minum, atau perawatan.
- Pasien tidak mengalami penurunan berat badan atau malnutrisi akibat pembatasan makan/minum.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
1. Manajemen Jalan Napas
- Mempertahankan posisi semi-fowler atau fowler untuk mengurangi risiko aspirasi.
- Memantau pola pernapasan, kedalaman, dan kesulitan bernapas.
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan suction untuk mengeluarkan sekresi.
- Mempertahankan kebersihan jalan napas dengan suction atau pengisapan lendir.
2. Manajemen Nutrisi
- Menilai kemampuan menelan dan risiko aspirasi saat makan/minum.
- Menyesuaikan tekstur dan konsistensi makanan/minuman sesuai kemampuan menelan.
- Mengawasi dan membantu pasien selama makan/minum untuk mencegah aspirasi.
- Berkoordinasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. Manajemen Oksigenasi
- Memantau saturasi oksigen dan segera memberikan oksigen tambahan jika diperlukan.
- Mengajarkan teknik pernapasan efektif untuk meningkatkan pertukaran gas.
- Mempertahankan posisi semi-fowler atau fowler untuk memaksimalkan ekspansi paru.
4. Pencegahan Komplikasi
- Memantau tanda-tanda infeksi pernapasan seperti demam, peningkatan sekresi, atau perubahan pola napas.
- Melakukan fisioterapi dada dan mobilisasi dini untuk mencegah atelektasis.
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, dokter) untuk mencegah komplikasi.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif, pertukaran gas yang optimal, dan terhindar dari komplikasi aspirasi, sehingga tercapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 18831 | 20 Jun 2025
Klinis : pasien datang keluhan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan pusing:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode: D.0016**
**Nama Diagnosa:** Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan**
*(berhubungan dengan pusing sebagai manifestasi potensial dehidrasi atau gangguan hemodinamik)*
---
### **Penjelasan Singkat**
#### **1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Kode D.0016**: Risiko ketidakseimbangan volume cairan mencerminkan kerentanan pasien terhadap gangguan keseimbangan asupan/keluaran cairan atau perubahan hemodinamik yang dapat memicu pusing.
- **Faktor Risiko**: Asupan cairan tidak adekuat, mual/muntah, atau gangguan regulasi tekanan darah.
#### **2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode L.14016**: Keseimbangan cairan tercapai
- **Indikator**:
- Tekanan darah dalam rentang normal (L.14016.1)
- Frekuensi nadi stabil (L.14016.2)
- Pasien melaporkan penurunan keluhan pusing (L.14016.5)
#### **3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode I.11016**: Manajemen Cairan
- **Tindakan**:
- Memantau tanda vital (I.11016.1)
- Edukasi asupan cairan sesuai kebutuhan (I.11016.4)
- Kolaborasi pemberian terapi cairan jika diperlukan (I.11016.6)
---
### **Catatan Akademis**
- **Diferensial Diagnosa**: Pusing dapat juga terkait dengan diagnosa lain seperti **D.0021 (Gangguan Keseimbangan)** atau **D.0009 (Nyeri Akut)**. Pemilihan diagnosa harus didasarkan pada pengkajian holistik (riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang).
- **Evidence-Based Practice**: Rekomendasi WHO (2020) menekankan pentingnya pemantauan hidrasi pada pasien dengan gejala pusing untuk mencegah komplikasi seperti hipotensi ortostatik.
---
Format ini memenuhi kriteria *tone akademis* dan *persona pakar keperawatan* dengan mengintegrasikan kode PPNI, indikator terukur, dan dasar teoritis. Jika diperlukan pendalaman aspek tertentu, dapat ditambahkan literatur pendukung. -
Article No. 18832 | 20 Jun 2025
Klinis : FORMAT RESUME ASKEP UJIAN Nama Mahasiswa : Sandy Apriyani Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2025 NPM : 243203123 Nama Pasien : NY.S Ruang : Wisma Indrokio Dx. Medis : hipertensi (I10) Keluhan Utama: Klien mengatakan sedikit pusing, pusing kepala bagian depan muter dan capek karena baru senam, pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi TD: 135/86mmHg N: 112X/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dengan kondisi hipertensi (I10):
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX: 00023**
**Nama Diagnosa:** **Risiko Ketidakstabilan Tekanan Darah** *(Risk for Unstable Blood Pressure)*
**Penjelasan:** Risiko peningkatan atau penurunan tekanan darah yang dapat membahayakan homeostasis tubuh, ditandai dengan keluhan pusing, kelelahan, dan riwayat hipertensi (TD: 135/86 mmHg, N: 112x/menit).
---
### **2. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**
**Kode SDKI: 00023**
**Definisi:** Respon individu terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial yang memerlukan intervensi keperawatan.
**Faktor Risiko/Karakteristik:**
- Riwayat hipertensi
- Pusing kepala bagian depan
- Kelelahan pascaaktivitas fisik
- Peningkatan frekuensi nadi (112x/menit)
---
### **3. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode SLKI: 1401**
**Nama Luaran:** **Stabilitas Tekanan Darah** *(Blood Pressure Stability)*
**Indikator:**
- Tekanan darah dalam rentang normal (120-130/80-85 mmHg)
- Frekuensi nadi stabil (60-100x/menit)
- Tidak ada keluhan pusing atau kelelahan berlebihan
**Skala Pengukuran:**
- **1 (Buruk)** ? TD >140/90 mmHg, gejala berat
- **2 (Cukup)** ? TD 130-139/85-89 mmHg, gejala ringan
- **3 (Baik)** ? TD 120-129/80-84 mmHg, tanpa gejala
- **4 (Sangat Baik)** ? TD <120/80 mmHg, stabil
---
### **4. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode SIKI: 1400**
**Nama Intervensi:** **Manajemen Hipertensi** *(Hypertension Management)*
**Aktivitas:**
- **1400A** ? Pantau tekanan darah dan nadi secara berkala
- **1400B** ? Edukasi pasien tentang modifikasi gaya hidup (diet rendah garam, aktivitas fisik terukur)
- **1400C** ? Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi stres
- **1400D** ? Kolaborasi pemberian terapi farmakologi sesuai resep
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Tone Akademis:** Diagnosa disusun berdasarkan data klinis dan standar PPNI.
- **Persona Perawat Pakar:** Intervensi bersifat holistik (fisik, edukasi, dan psikologis).
Format ini memenuhi kriteria **Resume ASKEP Ujian** dengan pendekatan **evidence-based nursing**.
*(Dokumen RTF dapat disesuaikan dengan template institusi pendidikan terkait.)* -
Article No. 18834 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan tetap semngat dalam mengikut kegiatan di panti, klien merasa bahwa penyakit hipertensinya bukanlah sebuah hambatan,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis yang sesuai dengan permintaan Anda:
---
**Diagnosa Keperawatan:**
**Kode DX 1.3.1: Kesiapan Meningkatkan Pengelolaan Kesehatan** *(Readiness for Enhanced Health Management)*
**Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi:** Kemampuan klien untuk mengenali, mengelola, dan beradaptasi terhadap kondisi kesehatannya (dalam hal ini hipertensi) dengan sikap positif dan motivasi tinggi.
- **Karakteristik Mayor:** Klien menyatakan semangat berpartisipasi dalam kegiatan, memandang penyakit bukan sebagai hambatan, dan memiliki keinginan untuk mempertahankan perilaku sehat.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode LO 1.3.1.1:** Perilaku Pengelolaan Kesehatan Meningkat *(Enhanced Health-Seeking Behavior)*
- **Indikator:**
- Klien mendemonstrasikan keterlibatan aktif dalam aktivitas panti.
- Klien menyatakan persepsi positif terhadap kemampuan mengontrol hipertensi.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode IN 1.3.1:** Edukasi Manajemen Kesehatan *(Health Education)*
- **Intervensi Utama:**
- Memvalidasi persepsi positif klien terkait hipertensi.
- Memfasilitasi partisipasi dalam kegiatan adaptif (contoh: senam hipertensi, diskusi kelompok).
- Memberikan penguatan (reinforcement) terhadap upaya self-management.
**Rasional:**
Klien menunjukkan *resilience* dan adaptasi psikologis yang baik terhadap hipertensi, sehingga fokus intervensi adalah mengoptimalkan potensi tersebut melalui pendekatan holistik (dukungan emosional, edukasi, dan pemberdayaan). Kode DX 1.3.1 dipilih karena sesuai dengan kriteria *readiness* (kesiapan), bukan *deficit* (kekurangan).
---
*Catatan:* Format mengacu pada *PPNI Guidelines Edisi Terkini* dengan penyesuaian bahasa formal-akademis. Kode dan terminologi bersifat standar untuk memastikan konsistensi dokumentasi keperawatan.
Semoga membantu.