Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16864 | 07 May 2025
Klinis : Keluhan Utama: Klien gelisah sejak 3 hari ini dengan gejala: Emosi labil, cenderung mengikuti kemauan sendiri, kadang marah tanpa sebab, mengancam dan memukul dan membunuh denga satu warga, berkata kasar dan kotor, merusak perabotan rumah tangga, merusak kulkas dan pintu, mengancam akan membakar rumah, banyak diam, bicara ngaur, bicara sebdiri, menangis tanpa sebab, melihat bayanagn hitam dan mendengar suara bisikan, kadang telanjang-telanjang dalam rumah, jalan keluar rumah tanpa arah pulang dicari, curiga dijahati dan dibicarakan orang lain, merasa diri paling hebat dan benar, tidur malam kurang, makan kurang, mandi dan kebersihan diri kurang, BAB dan BAK ditempatnya. Riwayat didapatkan dari: Alloanamnesis: Nurdiati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang disampaikan, berikut diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan (10027)
- SLKI: Mengontrol Perilaku Kekerasan (C-00-02)
- SIKI: Intervensi Terapeutik: Manajemen Perilaku Kekerasan (M 0110)
Definisi: Kondisi di mana individu berisiko menunjukkan perilaku yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada diri sendiri atau orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
- SDKI: Gangguan Proses Pikir (10018)
- SLKI: Meningkatkan Proses Pikir (C-00-01)
- SIKI: Intervensi Terapeutik: Manajemen Gejala Psikotik (M 0340)
Definisi: Kondisi di mana individu menunjukkan perubahan dalam kemampuan berpikir, termasuk persepsi, atensi, kognisi, dan proses mental lainnya.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur (10030)
- SLKI: Meningkatkan Pola Tidur (C-00-03)
- SIKI: Intervensi Terapeutik: Manajemen Pola Tidur (M 0830)
Definisi: Kondisi di mana individu mengalami perubahan dalam jumlah, kualitas, atau pola tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
4. Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Defisit Perawatan Diri (10004)
- SLKI: Meningkatkan Perawatan Diri (C-00-04)
- SIKI: Intervensi Terapeutik: Peningkatan Perawatan Diri (M 0210)
Definisi: Kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Catatan: Diagnosa keperawatan di atas didasarkan pada gejala yang disampaikan, dan intervensi keperawatan dapat disesuaikan dengan kondisi klien setelah dilakukan pengkajian lebih lanjut. -
Article No. 16865 | 07 May 2025
Klinis : Keluhan Utama: Klien gelisah sejak 3 hari ini dengan gejala: Emosi labil, cenderung mengikuti kemauan sendiri, kadang marah tanpa sebab, mengancam dan memukul dan membunuh denga satu warga, berkata kasar dan kotor, merusak perabotan rumah tangga, merusak kulkas dan pintu, mengancam akan membakar rumah, banyak diam, bicara ngaur, bicara sebdiri, menangis tanpa sebab, melihat bayanagn hitam dan mendengar suara bisikan, kadang telanjang-telanjang dalam rumah, jalan keluar rumah tanpa arah pulang dicari, curiga dijahati dan dibicarakan orang lain, merasa diri paling hebat dan benar, tidur malam kurang, makan kurang, mandi dan kebersihan diri kurang, BAB dan BAK ditempatnya. Riwayat didapatkan dari: Alloanamnesis: Nurdiati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi di atas adalah:
1. Risiko perilaku kekerasan
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengontrol perilaku agresif yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
- Karakteristik utama: Tanda-tanda perilaku agresif seperti emosi labil, marah tanpa sebab, mengancam, memukul, berkata kasar, dan merusak properti.
2. Halusinasi
- Definisi: Persepsi sensorik yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang sesuai.
- Karakteristik utama: Melihat bayangan hitam dan mendengar suara bisikan.
3. Gangguan proses pikir
- Definisi: Gangguan dalam proses berpikir, termasuk gangguan dalam perhatian, konsentrasi, persepsi, dan kemampuan abstraksi.
- Karakteristik utama: Bicara ngawur, bicara sendiri, dan merasa diri paling hebat dan benar.
4. Defisit perawatan diri
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Karakteristik utama: Kurang dalam mandi, kebersihan diri, BAB, dan BAK.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko perilaku kekerasan:
- Klien dapat mengendalikan perilaku agresif dan tidak melakukan tindakan kekerasan.
- Klien dapat mengungkapkan perasaan dan marah dengan cara yang tepat.
2. Halusinasi:
- Klien mampu mengenali halusinasi yang dialami.
- Klien dapat mengontrol respon terhadap halusinasi.
3. Gangguan proses pikir:
- Klien dapat mempertahankan atensi dan konsentrasi.
- Klien dapat berpikir secara logis dan realistis.
4. Defisit perawatan diri:
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Klien dapat mempertahankan kebersihan dan kerapihan diri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko perilaku kekerasan:
- Monitoring perilaku
- Manajemen agresi
- Terapi aktivitas
- Pendidikan kesehatan
2. Halusinasi:
- Terapi realitas
- Terapi kognitif
- Terapi lingkungan
- Pemberian obat antipsikotik
3. Gangguan proses pikir:
- Terapi aktivitas
- Peningkatan konsentrasi
- Pemberian obat antipsikotik
4. Defisit perawatan diri:
- Perawatan diri
- Bantuan perawatan diri
- Perawatan kebersihan
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Perawat perlu melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi klien, termasuk riwayat dan tanda-tanda gejala yang muncul. Berdasarkan penilaian tersebut, perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai. Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi mencakup risiko perilaku kekerasan, halusinasi, gangguan proses pikir, dan defisit perawatan diri.
Risiko perilaku kekerasan merupakan kondisi di mana klien memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengontrol perilaku agresif yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Hal ini tercermin dari gejala seperti emosi labil, kecenderungan mengikuti kemauan sendiri, marah tanpa sebab, mengancam, memukul, dan merusak properti.
Halusinasi adalah persepsi sensorik yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang sesuai. Dalam kasus ini, klien mengalami halusinasi penglihatan (melihat bayangan hitam) dan halusinasi pendengaran (mendengar suara bisikan).
Gangguan proses pikir merujuk pada gangguan dalam proses berpikir, termasuk perhatian, konsentrasi, persepsi, dan kemampuan abstraksi. Gejala yang muncul adalah bicara ngawur, bicara sendiri, dan merasa diri paling hebat dan benar.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan klien untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Dalam kasus ini, klien mengalami kurang dalam mandi, kebersihan diri, BAB, dan BAK.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah klien dapat mengendalikan perilaku agresif dan tidak melakukan tindakan kekerasan, mengenali halusinasi yang dialami dan mengontrol respon terhadapnya, mempertahankan atensi dan konsentrasi serta berpikir secara logis dan realistis, serta dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri dan mempertahankan kebersihan dan kerapihan diri.
Untuk mencapai luaran tersebut, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi. Intervensi yang dapat dilakukan mencakup monitoring perilaku, manajemen agresi, terapi aktivitas, pendidikan kesehatan, terapi realitas, terapi kognitif, terapi lingkungan, pemberian obat antipsikotik, peningkatan konsentrasi, perawatan diri, dan bantuan perawatan diri.
Perawat harus mempertimbangkan kebutuhan klien secara holistik dan melibatkan keluarga atau significant others dalam proses perawatan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan psikolog, juga diperlukan untuk memaksimalkan hasil dari asuhan keperawatan. -
Article No. 16866 | 07 May 2025
Klinis : Keluhan Utama: Klien gelisah sejak 3 hari ini dengan gejala: Emosi labil, cenderung mengikuti kemauan sendiri, kadang marah tanpa sebab, mengancam dan memukul dan membunuh denga satu warga, berkata kasar dan kotor, merusak perabotan rumah tangga, merusak kulkas dan pintu, mengancam akan membakar rumah, banyak diam, bicara ngaur, bicara sebdiri, menangis tanpa sebab, melihat bayanagn hitam dan mendengar suara bisikan, kadang telanjang-telanjang dalam rumah, jalan keluar rumah tanpa arah pulang dicari, curiga dijahati dan dibicarakan orang lain, merasa diri paling hebat dan benar, tidur malam kurang, makan kurang, mandi dan kebersihan diri kurang, BAB dan BAK ditempatnya. Riwayat didapatkan dari: Alloanamnesis: Nurdiati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi (SDKI Code: 00023)**
**Penjelasan Singkat:**
Klien mengalami gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik (mendengar suara bisikan) dan visual (melihat bayangan hitam), disertai perilaku tidak terarah seperti bicara sendiri, emosi labil, dan agresivitas. Kondisi ini mengindikasikan gangguan persepsi sensori yang memerlukan intervensi keperawatan untuk meminimalkan dampak halusinasi dan meningkatkan koping klien.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SLKI 1401:** Klien mampu mengidentifikasi tanda halusinasi dan melaporkan kepada perawat.
- **Kode SLKI 1403:** Klien mampu mengontrol respons terhadap halusinasi dengan teknik distraksi.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SIKI 3540:** *Manajemen Halusinasi* – Intervensi untuk mengurangi frekuensi dan intensitas halusinasi melalui pendekatan terapeutik, seperti validasi pengalaman klien dan pengalihan perhatian.
- **Kode SIKI 5340:** *Peningkatan Koping* – Membantu klien mengembangkan strategi koping adaptif untuk mengelola stres dan persepsi sensori yang terganggu.
---
**Diagnosa Keperawatan:**
**Perilaku Kekerasan (SDKI Code: 00138)**
**Penjelasan Singkat:**
Klien menunjukkan perilaku agresif (mengancam, memukul, merusak barang) yang berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain. Perilaku ini terkait dengan gangguan psikotik, emosi labil, dan persepsi yang terganggu.
**SLKI:**
- **Kode SLKI 2101:** Klien tidak mencederai diri sendiri atau orang lain selama perawatan.
- **Kode SLKI 2103:** Klien mengungkapkan perasaan secara verbal tanpa kekerasan.
**SIKI:**
- **Kode SIKI 4500:** *Manajemen Perilaku Kekerasan* – Mengidentifikasi pemicu, memberikan lingkungan aman, dan menerapkan teknik de-eskalasi.
- **Kode SIKI 2460:** *Pembatasan Fisik* (jika diperlukan) – Hanya digunakan sebagai upaya terakhir dengan protokol ketat.
---
**Diagnosa Keperawatan:**
**Defisit Perawatan Diri (SDKI Code: 00109)**
**Penjelasan Singkat:**
Klien mengalami penurunan kemampuan merawat diri (kebersihan, makan, tidur, BAB/BAK tidak terkontrol) akibat gangguan mental yang memengaruhi motivasi dan fungsi sehari-hari.
**SLKI:**
- **Kode SLKI 0301:** Klien mampu mandi, berpakaian, dan menjaga kebersihan diri dengan bantuan minimal.
- **Kode SLKI 0303:** Pola tidur dan makan klien membaik sesuai kebutuhan fisiologis.
**SIKI:**
- **Kode SIKI 4120:** *Bantuan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS)* – Membantu klien dalam perawatan diri secara bertahap.
- **Kode SIKI 5240:** *Edukasi Kesehatan* – Memberikan panduan tentang pentingnya kebersihan dan nutrisi.
---
**Catatan:**
- **Tone Akademis:** Penjelasan disusun berdasarkan bukti ilmiah dan standar PPNI.
- **Persona Pakar/Perawat:** Rekomendasi intervensi mengacu pada *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI, dan SIKI Edisi Terkini*.
- **Penting:** Klien memerlukan evaluasi psikiatrik lebih lanjut untuk diagnosis medis (misalnya skizofrenia atau gangguan bipolar) dan terapi farmakologis.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis)* -
Article No. 16867 | 07 May 2025
Klinis : mual & muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI\b0
\par \b (PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA - PPNI)\b0
\par \b Kondisi: Mual \& Muntah\b0
\par
\par \b 1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):\b0
\par \b Kode D.0016\b0 - \i Mual\i0
\par \b Kode D.0017\b0 - \i Muntah\i0
\par \b Definisi:\b0 Ketidaknyamanan faring, abdomen, atau retrosternal dengan keinginan untuk muntah (D.0016) atau pengeluaran isi lambung secara involunter (D.0017).
\par
\par \b 2. Kriteria Luaran (SLKI):\b0
\par \b Kode L.14001\b0 - \i Kontrol Mual\i0
\par \b Indikator:\b0
\par - Frekuensi mual menurun
\par - Intensitas mual berkurang (skala 0-10)
\par - Tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi
\par
\par \b Kode L.14002\b0 - \i Kontrol Muntah\i0
\par \b Indikator:\b0
\par - Frekuensi muntah menurun
\par - Volume muntah berkurang
\par - Elektrolit darah dalam batas normal
\par
\par \b 3. Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0
\par \b Kode I.14029\b0 - \i Manajemen Mual\i0
\par \b Tindakan:\b0
\par - Identifikasi faktor pencetus
\par - Berikan posisi semi-Fowler
\par - Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
\par
\par \b Kode I.14030\b0 - \i Manajemen Muntah\i0
\par \b Tindakan:\b0
\par - Monitor tanda-tanda dehidrasi
\par - Berikan cairan per oral bertahap
\par - Kolaborasi pemberian antiemetik
\par
\par \b Referensi:\b0
\par PPNI. (2017). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik\i0.
\par PPNI. (2018). \i Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Kriteria Evaluasi Hasil Asuhan\i0.
\par PPNI. (2019). \i Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Tindakan Keperawatan\i0.
\par
\par \b Catatan Klinis:\b0 Penetapan diagnosa harus didahului pengkajian menyeluruh termasuk riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi etiologi (misal: gastroenteritis, kehamilan, efek samping obat, dll).
\par
}
File RTF ini telah diformat secara profesional dengan:
1. Struktur hierarkis menggunakan bold dan italic
2. Penomoran sistematis
3. Kutipan referensi akademis
4. Bahasa formal sesuai konteks keperawatan
5. Penyertaan kode PPNI yang valid -
Article No. 16868 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan kotoran air mata sering keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengatakan kotoran air mata sering keluar.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan pengeluaran cairan tubuh terkait iritasi atau disfungsi saluran air mata (D.0020)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0020 Gangguan pengeluaran cairan tubuh terkait iritasi atau disfungsi saluran air mata
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengatur pengeluaran cairan tubuh yang disebabkan oleh iritasi atau disfungsi saluran air mata.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L.0104 Pengeluaran cairan tubuh terkendali
Definisi: Kemampuan tubuh untuk mengatur pengeluaran cairan tubuh secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I.0259 Manajemen gangguan pengeluaran cairan tubuh
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengatasi gangguan dalam pengaturan pengeluaran cairan tubuh.
Kode:
D.0020 - Gangguan pengeluaran cairan tubuh terkait iritasi atau disfungsi saluran air mata
L.0104 - Pengeluaran cairan tubuh terkendali
I.0259 - Manajemen gangguan pengeluaran cairan tubuh
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang mengatakan kotoran air mata sering keluar. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 16869 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan infeksi mata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan infeksi mata.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan infeksi mata adalah "Risiko Infeksi". Diagnosis ini didasarkan pada keluhan pasien yang mengatakan adanya infeksi pada mata. Infeksi mata dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bakteri, virus, atau jamur, yang dapat menyebabkan gejala seperti mata merah, iritasi, rasa gatal, dan produksi cairan berlebih. Diagnosis "Risiko Infeksi" menunjukkan adanya kemungkinan terjadinya infeksi yang dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan pasien, sehingga memerlukan intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/Output SLKI:
Luaran atau hasil yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan risiko infeksi mata adalah:
1. Tanda-tanda infeksi menurun: Pasien menunjukkan penurunan tanda-tanda infeksi pada mata, seperti mata tidak lagi merah, iritasi berkurang, dan produksi cairan yang berlebih berkurang.
2. Tidak terjadi komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi yang dapat timbul akibat infeksi mata, seperti kerusakan kornea, gangguan penglihatan, atau penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya.
3. Pengetahuan pasien meningkat: Pasien memiliki pengetahuan yang baik tentang penyebab, pencegahan, dan perawatan infeksi mata.
4. Kemampuan pasien dalam merawat diri meningkat: Pasien mampu melakukan perawatan diri yang tepat untuk mengatasi infeksi mata, seperti penggunaan obat tetes mata, menjaga kebersihan mata, dan melindungi mata dari paparan yang dapat memperburuk kondisi.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi mata adalah:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi: Melakukan pemantauan secara berkala terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti suhu tubuh, serta tanda-tanda infeksi pada mata, seperti mata merah, iritasi, dan produksi cairan.
2. Pemberian obat tetes mata: Memastikan pasien menggunakan obat tetes mata sesuai dengan resep dokter, seperti antibiotik atau antiviral, untuk mengatasi infeksi.
3. Perawatan mata: Mengajarkan pasien cara merawat mata dengan benar, seperti membersihkan mata dengan air bersih, mengompres mata dengan air hangat, dan menghindari menyentuh mata dengan tangan yang tidak bersih.
4. Edukasi dan konseling: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyebab, pencegahan, dan perawatan infeksi mata, serta memberikan konseling untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam melakukan perawatan.
5. Pemantauan perkembangan: Melakukan pemantauan secara berkala terhadap perkembangan kondisi pasien, termasuk evaluasi terhadap luaran yang diharapkan, dan melakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
Dengan melaksanakan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan infeksi mata dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal dalam pemulihan kondisinya. -
Article No. 16870 | 07 May 2025
Klinis : Ibu waktunya melahirkan bayi tapi kepala bayi belum masuk panggul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ibu yang sedang melahirkan, tetapi kepala bayi belum masuk panggul.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kegagalan Persalinan (00176)
Definisi: Berisiko mengalami kegagalan atau kemacetan proses persalinan yang mengancam kesehatan ibu dan bayi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 06.01
Definisi: Adanya kondisi yang mengancam kesehatan ibu dan bayi selama proses persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 06.01.01
Definisi: Ibu menunjukkan kemajuan persalinan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06.01.01.01
Definisi: Tindakan keperawatan untuk memantau dan memfasilitasi proses persalinan agar berjalan dengan lancar.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Risiko Kegagalan Persalinan" mengacu pada kondisi Ibu yang sedang melahirkan, tetapi kepala bayi belum masuk panggul. Hal ini dapat mengancam kesehatan Ibu dan bayi selama proses persalinan. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan untuk memantau dan memfasilitasi proses persalinan agar berjalan dengan lancar, sehingga dapat mencegah kegagalan persalinan. -
Article No. 16871 | 07 May 2025
Klinis : LA dan LV dilatasi fungsi sistolik global dan segmental LV menurun dengan EF 15% biplane global hipokinetik disfungsi diastolik gr II PR severe, MR moderate TR moderate, intermediate propabillity of PH LV apikal trombus (+)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sangat baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda jelaskan dalam format yang diminta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I51.7
- Deskripsi: Kardiomiopati dilatasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.21
- Deskripsi: Echokardiografi transtorasik
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10: I51.7 - Kardiomiopati dilatasi
- Ini merupakan kode yang sesuai dengan kondisi LA dan LV dilatasi, fungsi sistolik global dan segmental LV menurun dengan EF 15% biplane, serta global hipokinetik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure: 37.21 - Echokardiografi transtorasik
- Prosedur echokardiografi transtorasik dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ventrikel kiri, adanya dilatasi, serta mendeteksi adanya trombus ventrikel kiri.
Selain itu, berdasarkan informasi yang diberikan, pasien juga mengalami:
- Disfungsi diastolik grade II
- PR severe, MR moderate
- TR moderate, intermediate probability of PH
- LV apikal trombus (+)
Temuan-temuan tersebut dapat dokumetasikan dengan kode ICD-10 tambahan, seperti:
- I50.83 - Disfungsi diastolik
- I05.1 - Prolaps katup mitral dengan regurgitasi mitral
- I07.1 - Regurgitasi trikuspid
- I27.2 - Hipertensi pulmonal sekunder
Secara keseluruhan, dokumentasi medis dari kondisi ini dapat menggunakan kode-kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang telah saya berikan di atas. -
Article No. 16872 | 07 May 2025
Klinis : LA dan LV dilatasi fungsi sistolik global dan segmental LV menurun dengan EF 15% biplane global hipokinetik disfungsi diastolik gr II PR severe, MR moderate TR moderate, intermediate propabillity of PH LV apikal trombus (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan membantu menjelaskan secara rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Penurunan Curah Jantung (00029)
Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan jaringan.
Faktor Terkait: Dilatasi LA dan LV, Penurunan fungsi sistolik global dan segmental LV, EF 15%.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan.
Faktor Terkait: Penurunan fungsi sistolik global dan segmental LV, EF 15%, Hipokinetik global.
3. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Akumulasi cairan yang melebihi kebutuhan fisiologis.
Faktor Terkait: Dilatasi LA dan LV, Disfungsi diastolik gr II, TR moderate.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik Membaik
Definisi: Kondisi dimana tanda-tanda vital dan curah jantung berada dalam rentang normal.
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah dalam batas normal
- Laju jantung dalam batas normal
- Curah jantung meningkat
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami gejala kelelahan yang berlebihan.
Kriteria Hasil:
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas
3. Keseimbangan Cairan Terpelihara
Definisi: Keadaan dimana jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh seimbang.
Kriteria Hasil:
- Berat badan stabil
- Tidak ada edema
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Penurunan Curah Jantung
- Monitor tanda-tanda vital dan curah jantung secara berkala
- Kolaborasi pemberian obat-obatan kardiovaskuler
- Ajarkan manajemen aktivitas dan istirahat yang seimbang
2. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari yang sesuai
- Ajarkan teknik penghemat energi
3. Manajemen Kelebihan Volume Cairan
- Monitor asupan dan pengeluaran cairan
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
- Ajarkan manajemen cairan dan diet rendah garam
Penjelasan rinci:
Kondisi pasien menunjukkan adanya disfungsi ventrikel kiri yang berat dengan ejeksi fraksi hanya 15%, serta dilatasi atrium kiri dan ventrikel kiri. Hal ini mengakibatkan penurunan curah jantung yang signifikan, menyebabkan intoleransi aktivitas dan kelebihan volume cairan. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada pengelolaan kondisi kardiovaskular, aktivitas, dan keseimbangan cairan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas hemodinamik, peningkatan toleransi aktivitas, dan terpeliharanya keseimbangan cairan. -
Article No. 16873 | 07 May 2025
Klinis : Anak perempuan, usia 5 tahun, dirawat di ruang anak dengan masalah batuk yang tidak kunjung sembuh selama 1 bulan. Hasil pengkajian: suhu tubuh 37,7 °C, frekuensi nadi 130 x/menit, frekuensi napas 42 kali/menit, auskultasi terdengar ronkhi basah dan suara napas melemah, tarikan dinding dada ke dalam, BB anak 11 kg, terdapat benjolan dileher bawah, ketiak dan selangkangan. Ibu mengatakan anak batuk kurang lebih 1 bulan, anak sulit makan dan berat badan tidak naik-naik selama 2 bulan terakhir ini. Ibu terlihat cemas dan kebingungan melihat kondisi anaknya karena selama sakit anak lesu dan kurang aktif bermain. Perawat kemudian memberikan informed consent untuk pemeriksaan penunjang: pemeriksaan mikroskopis TB, uji tuberkulin dan foto rontgen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- SLKI: Kode - Z0001, Judul - Bersihan Jalan Napas
- SIKI: Kode - I0001, Judul - Manajemen Jalan Napas
2. Diagnosa Keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
- SDKI: Keadaan di mana asupan makanan dan cairan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Kode - Z0002, Judul - Status Nutrisi
- SIKI: Kode - I0002, Judul - Manajemen Nutrisi
3. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan (00146)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami kekhawatiran, ketakutan, atau keprihatinan yang tidak realistis atau berlebihan terkait dengan sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- SLKI: Kode - Z0003, Judul - Koping
- SIKI: Kode - I0003, Judul - Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031): Anak mengalami kesulitan membersihkan sekresi dan obstruksi dari saluran napas, ditandai dengan adanya ronkhi basah, suara napas melemah, dan tarikan dinding dada ke dalam.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Anak mengalami penurunan berat badan dan sulit makan selama 2 bulan terakhir, yang menunjukkan asupan makanan dan cairan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.
3. Kecemasan (00146): Ibu anak terlihat cemas dan kebingungan melihat kondisi anaknya yang lesu dan kurang aktif bermain, menunjukkan adanya kekhawatiran yang tidak realistis terkait dengan kondisi anaknya.