Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16985 | 08 May 2025
Klinis : Tn Q 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan dadanya sering terasa berat bila beraktivitas, perawat melakukan TTV dan ternyata tensi Tn Q 180/110 mmHg. Tn Q menyampaikan pada perawat ia perokok berat dengan riwayat hipertensi dan dislipidemia. Saat ditanya perawat Tn Q juga menyampaikan selera makannya selalu berlemak, bersantan, dan ia jarang berolahraga. Setelah pemeriksaan laboratorium didapat hasil kolesterol total 250 mg/dl, LDL kolesterol 220 mg/dl. Dokter yang memeriksa mencurigai HT sudah menimbulkan komplikasi pada jantung berupa penyempitan arteri koronaria, sehingga merujuk ke poliklinik jantung RS Fatmawati untuk dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi dan uji latih beban jantung dengan treadmill test, serta pemeriksaan echocardiography. Perawat mengamati Tn Q tampak stress setelah konsultasi dengan dokter, lalu perawat menganjurkan Tn Q untuk tetap tenang, berikhtiar dan terus berdoa agar penyakitnya disembuhkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI untuk Tn. Q**
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan berdasarkan kondisi Tn. Q, sesuai dengan standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Perfusi Jaringan: Koroner** *(SDKI Code: 00002)*
**Definisi:** Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan koroner akibat penyempitan arteri atau peningkatan afterload.
**Faktor yang Mendukung:**
- Tekanan darah tinggi (180/110 mmHg)
- Riwayat dislipidemia (kolesterol total 250 mg/dL, LDL 220 mg/dL)
- Kebiasaan merokok dan pola makan tinggi lemak
- Diduga penyempitan arteri koroner
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Perfusi Jaringan Memadai** *(SLKI Code: 0201)*
**Indikator:**
- Tekanan darah dalam batas normal
- Denyut nadi stabil
- Tidak ada keluhan nyeri dada
- Kadar kolesterol LDL menurun
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Manajemen Hipertensi** *(SIKI Code: 2120)*
**Tindakan:**
- Pemantauan tekanan darah secara berkala
- Edukasi modifikasi gaya hidup (diet rendah garam & lemak, berhenti merokok)
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Kolaborasi pemberian terapi antihipertensi dan statin
**Manajemen Ansietas** *(SIKI Code: 5820)*
**Tindakan:**
- Berikan dukungan psikologis untuk mengurangi stres
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, distraksi positif)
- Fasilitasi spiritual support (doa, keyakinan positif)
---
### **4. Rasionalisasi:**
- **Hipertensi dan dislipidemia** merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner (PJK).
- **Pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas** memperburuk kondisi pembuluh darah.
- **Stres pasca-diagnosis** dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga perlu intervensi psikologis.
---
**Kesimpulan:**
Perlu pendekatan holistik (fisik, psikologis, edukasi) untuk mengoptimalkan perfusi jantung dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
*(Sumber: Buku SDKI-SLKI-SIKI Edisi Terkini, PPNI)*
---
**Catatan:**
- Rekomendasi tindakan dapat disesuaikan dengan hasil pemeriksaan lanjutan (EKG, treadmill test, echocardiography).
- Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi diperlukan untuk penanganan komprehensif.
Semoga penjelasan ini membantu. -
Article No. 16986 | 08 May 2025
Klinis : Data Subjektif · selera makannya selalu berlemak, bersantan Data Objektif · pemeriksaan laboratorium didapat hasil kolesterol total 250 mg/dl, LDL kolesterol 220 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi: Konsumsi lebih dari kebutuhan tubuh (00001)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00001
Definisi: Asupan zat gizi yang melebihi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 02801
Definisi: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03601
Definisi: Upaya untuk mengatur asupan makanan dan minuman agar sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan nutrisi: Konsumsi lebih dari kebutuhan tubuh" didasarkan pada data subjektif yaitu selera makan pasien yang selalu berlemak dan bersantan, serta data objektif berupa hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan kadar kolesterol total dan LDL yang meningkat. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan asupan zat gizi yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan diagnosa keperawatan tersebut memberikan definisi dan kode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menetapkan luaran, dan melakukan intervensi keperawatan yang tepat dalam mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi pada pasien. -
Article No. 16987 | 08 May 2025
Klinis : Data Subjektif · selera makannya selalu berlemak, bersantan Data Objektif · pemeriksaan laboratorium didapat hasil kolesterol total 250 mg/dl, LDL kolesterol 220 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Metabolisme Lipid (SDKI Code: 00078)**
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)**
- **Kode 00078: Gangguan Metabolisme Lipid**
- **Definisi:** Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan kadar lipid dalam darah, termasuk peningkatan kolesterol total dan LDL, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
- **Faktor yang Berhubungan:** Pola makan tinggi lemak jenuh dan kolesterol (seperti makanan berlemak dan bersantan).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode: L.14021 – Pengetahuan tentang Manajemen Diet**
- **Indikator:** Klien memahami jenis makanan yang harus dihindari dan direkomendasikan untuk menurunkan kadar kolesterol.
- **Kode: L.14022 – Kepatuhan terhadap Diet Rendah Lemak**
- **Indikator:** Klien mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh dan bersantan.
- **Kode: L.14023 – Kadar Kolesterol dalam Darah**
- **Indikator:** Penurunan kadar kolesterol total dan LDL menuju rentang normal (kolesterol total <200 mg/dL, LDL <100 mg/dL).
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode: I.14021 – Edukasi Manajemen Diet**
- **Tindakan:** Memberikan informasi tentang makanan rendah lemak, tinggi serat, dan pola makan seimbang.
- **Kode: I.14022 – Pemantauan Kadar Lipid**
- **Tindakan:** Memonitor hasil laboratorium (kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida) secara berkala.
- **Kode: I.14023 – Dukungan Perubahan Perilaku**
- **Tindakan:** Membantu klien mengidentifikasi kebiasaan makan yang tidak sehat dan merencanakan modifikasi gaya hidup.
**Kesimpulan:**
Klien dengan pola makan tinggi lemak dan hasil laboratorium menunjukkan hiperkolesterolemia memerlukan intervensi keperawatan berupa edukasi diet, pemantauan kadar lipid, dan pendekatan perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi kardiovaskular.
*(Sumber: PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi Terkini.)* -
Article No. 16988 | 08 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien ini adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologi positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan sputum untuk tuberkulosis, termasuk kultur
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologi positif. Hal ini sesuai dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan rontgen yang menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 digunakan untuk prosedur pemeriksaan sputum untuk tuberkulosis, termasuk kultur. Pemeriksaan ini diperlukan untuk memastikan diagnosa tuberkulosis dan menentukan pengobatan yang tepat.
Dalam kasus ini, pasien perlu menjalani pemeriksaan sputum untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru dan mendapatkan penanganan medis yang sesuai. -
Article No. 16989 | 08 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (N-0031)
2. Intoleransi Aktivitas (N-0092)
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (N-0002)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (L-0031)
2. Toleransi Aktivitas Meningkat (L-0092)
3. Status Nutrisi Membaik (L-0002)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (I-0031)
2. Manajemen Aktivitas (I-0092)
3. Manajemen Nutrisi (I-0002)
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas akibat penyakit tuberkulosis paru yang menyebabkan adanya lesi di paru.
2. Intoleransi Aktivitas: Pasien mengalami keterbatasan fisik dan psikologis akibat gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien mengalami penurunan asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik akibat gejala batuk berdahak, demam, dan penurunan nafsu makan. -
Article No. 16990 | 08 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 32 tahun, Ny. A, datang ke klinik fisioterapi 3 minggu setelah melahirkan anak ketiganya melalui persalinan normal (pervaginam). Ia mengeluhkan nyeri dan rasa tidak nyaman di area panggul bagian bawah, terutama saat duduk lama atau berjalan jauh. Selain itu, pasien juga mengalami kesulitan menahan buang air kecil saat tertawa dan bersin, tidak ada pendarahan atau demam. Keluhan muncul sejak minggu pertama setelah melahirkan. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya nyeri tekan pada otot levator ani dan pubococcygeus saat pemeriksaan dalam, namun tidak ada pembengkakan atau hematoma pada vulva/prerineum. Selain itu, tonus otot dasar panggul juga menurun (dinilai 2/5 pada palpasi manual). Pasien belum pernah melakukan senam pemulihan perut atau latihan Kegel sejak melahirkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Fungsi Eliminasi Urin
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Inkontinensia Urin
- Kode: 10013
- Definisi: Ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Muskuloskeletal
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pengurangan Nyeri
- Kode: 30001
- Definisi: Pencapaian kenyamanan secara subjektif yang berkaitan dengan persepsi fisik yang tidak menyenangkan atau nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Jaringan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka Perineum
- Kode: 80158
- Definisi: Upaya mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit dan jaringan yang mengalami kerusakan pada area perineum.
Penjelasan singkat:
1. Inkontinensia Urin: Pasien mengalami kesulitan menahan buang air kecil saat tertawa dan bersin, yang menunjukkan adanya gangguan fungsi eliminasi urin.
2. Pengurangan Nyeri: Pasien mengeluhkan nyeri dan rasa tidak nyaman di area panggul bagian bawah, terutama saat duduk lama atau berjalan jauh, yang mengindikasikan adanya nyeri muskuloskeletal.
3. Perawatan Luka Perineum: Meskipun pemeriksaan fisik tidak menunjukkan adanya pembengkakan atau hematoma pada vulva/perineum, namun terdapat penurunan tonus otot dasar panggul yang dapat mempengaruhi integritas jaringan.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan intervensi terkait dapat disesuaikan berdasarkan kondisi dan perkembangan pasien selama perawatan. -
Article No. 16991 | 08 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 32 tahun, Ny. A, datang ke klinik fisioterapi 3 minggu setelah melahirkan anak ketiganya melalui persalinan normal (pervaginam). Ia mengeluhkan nyeri dan rasa tidak nyaman di area panggul bagian bawah, terutama saat duduk lama atau berjalan jauh. Selain itu, pasien juga mengalami kesulitan menahan buang air kecil saat tertawa dan bersin, tidak ada pendarahan atau demam. Keluhan muncul sejak minggu pertama setelah melahirkan. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya nyeri tekan pada otot levator ani dan pubococcygeus saat pemeriksaan dalam, namun tidak ada pembengkakan atau hematoma pada vulva/prerineum. Selain itu, tonus otot dasar panggul juga menurun (dinilai 2/5 pada palpasi manual). Pasien belum pernah melakukan senam pemulihan perut atau latihan Kegel sejak melahirkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan dengan kondisi Ny. A sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
### **Diagnosa Keperawatan Utama:**
**Gangguan Eliminasi Urin: Inkontinensia Stress** *(Kode: 0503)*
**Definisi:** Ketidakmampuan menahan urine saat peningkatan tekanan intra-abdomen (misalnya saat batuk, bersin, atau aktivitas fisik).
#### **Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kriteria Mayor:**
- Keluarnya urine tanpa disengaja saat aktivitas yang meningkatkan tekanan intra-abdomen (misalnya tertawa/bersin).
- Tonus otot dasar panggul menurun (skala 2/5).
- **Kriteria Minor:**
- Riwayat persalinan pervaginam multiparitas.
- Nyeri panggul bawah yang memengaruhi mobilitas.
#### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):** *(Kode: 050301)*
**Luaran:** Perbaikan kontrol kandung kemih.
- **Indikator:**
- Frekuensi inkontinensia urine menurun.
- Tonus otot dasar panggul meningkat (target ≥3/5).
- Pasien mampu menerapkan teknik menahan urine (latihan Kegel).
#### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):** *(Kode: 050302)*
**Intervensi Utama:**
1. **Pelatihan Otot Dasar Panggul (Kegel Exercise)** *(Kode: 6501)*
- Ajarkan teknik kontraksi otot pubococcygeus.
- Anjurkan latihan 3x10 repetisi/hari.
2. **Manajemen Nyeri** *(Kode: 5616)*
- Terapi kompres hangat pada area panggul.
- Posisi duduk dengan bantal donat untuk mengurangi tekanan.
3. **Edukasi Perilaku Hidup Sehat** *(Kode: 5604)*
- Hindari mengangkat beban berat.
- Anjurkan asupan cairan cukup dan hindari kafein.
### **Diagnosa Keperawatan Sekunder:**
**Nyeri Akut pada Regio Panggul** *(Kode: 0016)*
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak nyaman akibat kerusakan jaringan otot levator ani dan pubococcygeus.
#### **SDKI:**
- **Kriteria Mayor:**
- Nyeri tekan pada otot levator ani (skala nyeri ≥4).
- Keterbatasan mobilitas saat duduk/berjalan.
#### **SLKI:** *(Kode: 001601)*
**Luaran:** Penurunan intensitas nyeri.
- **Indikator:**
- Skala nyeri ≤2 dalam 1 minggu.
- Pasien mampu duduk >30 menit tanpa ketidaknyamanan.
#### **SIKI:** *(Kode: 001602)*
**Intervensi:**
1. **Terapi Fisik** *(Kode: 6510)*
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk terapi ultrasound atau TENS.
2. **Pemberian Analgesik Non-Farmakologis** *(Kode: 6480)*
- Relaksasi otot panggul dengan teknik pernapasan dalam.
### **Catatan Akademis:**
Kondisi Ny. A menunjukkan **disfungsi dasar panggul pascapersalinan** dengan komponen *stress urinary incontinence* dan *myofascial pain syndrome*. Pendekatan holistik meliputi:
- **Restorasi fungsi otot** melalui latihan progresif.
- **Manajemen nyeri** berbasis evidence.
- **Pencegahan komplikasi jangka panjang** (prolaps organ panggul).
Referensi:
- *PPNI. (2017). SDKI, SLKI, SIKI Edisi 4. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.*
- *Bø, K. (2012). Pelvic Floor Muscle Training in Treatment of Female Stress Urinary Incontinence. BJOG.*
Format RTF terlampir dapat digunakan untuk dokumentasi asuhan keperawatan. -
Article No. 16992 | 08 May 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 32 tahun, Ny. A, datang ke klinik fisioterapi 3 minggu setelah melahirkan anak ketiganya melalui persalinan normal (pervaginam). Ia mengeluhkan nyeri dan rasa tidak nyaman di area panggul bagian bawah, terutama saat duduk lama atau berjalan jauh. Selain itu, pasien juga mengalami kesulitan menahan buang air kecil saat tertawa dan bersin, tidak ada pendarahan atau demam. Keluhan muncul sejak minggu pertama setelah melahirkan. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya nyeri tekan pada otot levator ani dan pubococcygeus saat pemeriksaan dalam, namun tidak ada pembengkakan atau hematoma pada vulva/prerineum. Selain itu, tonus otot dasar panggul juga menurun (dinilai 2/5 pada palpasi manual). Pasien belum pernah melakukan senam pemulihan perut atau latihan Kegel sejak melahirkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Urin: Inkontinensia Stress** *(Kode SDKI: 00020)*
**Penjelasan Singkat:**
Ny. A mengalami inkontinensia urin tipe *stress* (ketidakmampuan menahan urine saat tekanan intra-abdominal meningkat, seperti saat tertawa atau bersin) akibat kelemahan otot dasar panggul (*pelvic floor muscle weakness*). Kondisi ini umum terjadi pascapersalinan pervaginam karena trauma atau peregangan berlebihan pada otot levator ani dan pubococcygeus, serta penurunan tonus otot (2/5). Faktor risiko tambahan adalah tidak dilakukannya latihan pemulihan (senam Kegel atau senam nifas).
---
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kode SDKI 00020: Gangguan Eliminasi Urin**
- *Definisi:* Ketidakmampuan mengontrol pengeluaran urine.
- *Faktor yang Berhubungan:*
- Penurunan tonus otot dasar panggul (2/5).
- Trauma persalinan pada otot levator ani/pubococcygeus.
- Kurangnya latihan pemulihan pascapersalinan.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
- **Kode SLKI 1403: Kemampuan Kontinensia Urin Meningkat**
- *Kriteria Evaluasi:*
- Frekuensi inkontinensia berkurang (misal: dari setiap kali bersin menjadi <1x/hari).
- Tonus otot dasar panggul membaik (target: 3-4/5).
- Pasien mampu melakukan latihan Kegel dengan benar.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
1. **Kode SIKI 2610: Latihan Otot Dasar Panggul (Kegel)**
- *Tindakan:*
- Ajarkan teknik kontraksi otot pubococcygeus (misal: menahan urine palsu selama 5-10 detik, diulang 10-15x/sesi, 3x/hari).
- Gunakan *biofeedback* atau palpasi manual untuk memastikan teknik benar.
2. **Kode SIKI 1800: Edukasi Perawatan Pascapersalinan**
- *Tindakan:*
- Jelaskan pentingnya latihan pemulihan dan dampak inkontinensia jika tidak ditangani.
- Anjurkan posisi duduk dengan bantal donat untuk mengurangi nyeri panggul.
3. **Kode SIKI 1720: Manajemen Nyeri**
- *Tindakan:*
- Kompres hangat pada area panggul untuk relaksasi otot.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam saat nyeri muncul.
---
**Catatan Akademik:**
- **Evidence-Based Practice:** Penelitian oleh *Bø et al. (2017)* menunjukkan latihan Kegel efektif mengurangi inkontinensia stress pascapersalinan bila dilakukan minimal 8 minggu dengan frekuensi teratur.
- **Kode NANDA-I Terkait:** *Stress Urinary Incontinence (00017)*, namun SDKI mengkategorikannya dalam *Gangguan Eliminasi Urin* dengan penekanan pada etiologi spesifik.
Format ini memenuhi standar PPNI dan dapat digunakan dalam dokumentasi asuhan keperawatan. -
Article No. 16994 | 08 May 2025
Klinis : Ulcus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi ulkus yang Anda sampaikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 13122)
Definisi: Kerentanan untuk mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi perlindungan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Kode: 13122
Definisi: Kondisi di mana seseorang berisiko mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi perlindungan kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: 10007
Definisi: Pemulihan integritas kulit yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: 80001
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi perubahan pada epidermis dan/atau dermis yang dapat mengganggu fungsi perlindungan kulit.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya identifikasi faktor risiko, perawatan luka yang tepat, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencegah dan mengelola ulkus secara efektif. -
Article No. 16995 | 08 May 2025
Klinis : Ulcus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
**DIAGNOSA KEPERAWATAN UNTUK ULCUS (LUKA/ULKUS) BERDASARKAN SDKI-SLKI-SIKI PPNI**
**1. Gangguan Integritas Jaringan (Kode: 00044)**
**Penjelasan SDKI:**
Kondisi di mana kulit atau jaringan mukosa mengalami kerusakan (partial/full thickness) akibat ulkus, ditandai dengan lesi, erosi, atau nekrosis jaringan.
**SLKI (Luaran):**
- **Luka menunjukkan tanda penyembuhan** (Kode: L.14052)
- **Penurunan ukuran luka** (Kode: L.14053)
- **Nyeri luka berkurang** (Kode: L.14055)
**SIKI (Intervensi):**
- **Perawatan Luka** (Kode: I.14021): Membersihkan luka, debridemen, dan pemilihan balutan sesuai kondisi.
- **Manajemen Nyeri** (Kode: I.11030): Pemberian analgesik atau teknik non-farmakologis.
- **Edukasi Perawatan Luka** (Kode: I.14024): Ajarkan pasien/keluarga tentang perawatan luka di rumah.
---
**2. Risiko Infeksi (Kode: 00004)**
**Penjelasan SDKI:**
Risiko meningkatnya invasi mikroorganisme patogen akibat ulkus terbuka.
**SLKI:**
- **Tidak ada tanda infeksi** (Kode: L.14013)
- **Pemahaman pasien tentang pencegahan infeksi** (Kode: L.18023)
**SIKI:**
- **Pencegahan Infeksi** (Kode: I.14020): Teknik aseptik, pemantauan tanda inflamasi.
- **Pemantauan Tanda Vital** (Kode: I.25010): Observasi suhu, leukosit, dll.
---
**3. Nyeri Akut/Kronis (Kode: 00132/00133)**
**Penjelasan SDKI:**
Ketidaknyamanan akibat kerusakan jaringan ulkus, dengan skala nyeri ≥4.
**SLKI:**
- **Penurunan skala nyeri** (Kode: L.11001)
**SIKI:**
- **Terapi Kompres Hangat/Dingin** (Kode: I.11014)
- **Distraksi** (Kode: I.11022)
---
**Catatan Akademis:**
- Kode mengacu pada **PPNI Edisi 3 (2017-2021)**.
- Intervensi disesuaikan dengan etiologi ulkus (diabetes, vena, tekanan).
- Evaluasi holistik meliputi status nutrisi dan penyakit komorbid.
---
**Referensi:**
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2019). _Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)_. Edisi III.
Format RTF terlampir dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis.