Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18933 | 24 Jun 2025
Klinis : Benign Prostatic Hyperplasia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Benign Prostatic Hyperplasia, dengan penjelasan yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: N40
- Deskripsi: Hyperplasia prostatae benigna
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 60.2
- Deskripsi: Prostatektomi transuretral (TUR prostat)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N40 (Hyperplasia prostatae benigna):
- Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi kondisi hiperplasia prostat jinak, yang merupakan pembesaran jinak kelenjar prostat.
- Kondisi ini sering terjadi pada pria yang lebih tua, menyebabkan gejala seperti kesulitan berkemih, berkemih berulang, dan peningkatan frekuensi berkemih.
2. Kode ICD-9-CM 60.2 (Prostatektomi transuretral (TUR prostat)):
- Kode ini digunakan untuk prosedur pembedahan pengangkatan sebagian prostat melalui uretra (saluran kencing) untuk mengatasi gejala hiperplasia prostat jinak.
- Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat bedah khusus yang dimasukkan melalui uretra untuk menghilangkan jaringan prostat yang berlebih.
- Tindakan ini sering menjadi pilihan pengobatan utama untuk mengatasi gejala hiperplasia prostat jinak yang mengganggu. -
Article No. 18934 | 24 Jun 2025
Klinis : kejang 1 x dirumah dirasakan kurang lebih 2 menit kejang tangan dan kaki kaku mata melirik ke atas sebelumnya pasien panas tinggi 1 hari batuk pilek + sesak disangkal. Pasien juga muntah 2 x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kejang
- SDKI: Risiko Kejang (10022)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan pola aktivitas listrik otak yang tiba-tiba dan tidak terkontrol.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (00008)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menoleransi aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Penatalaksanaan Kejang (I0028)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengendalikan kejang.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Hipertermia (10009)
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Pengendalian Suhu (00008)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Demam (I0024)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Aspirasi
- SDKI: Risiko Aspirasi (10023)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.
- SLKI: Peningkatan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pertukaran gas dalam rentang normal.
- SIKI: Pencegahan Aspirasi (I0025)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.
Dalam kasus ini, pasien mengalami kejang, hipertermia, dan risiko aspirasi. Diagnosa keperawatan tersebut disertai dengan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan dengan kondisi pasien. -
Article No. 18935 | 24 Jun 2025
Klinis : MASA MEDIASTINUM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "MASA MEDIASTINUM" dengan format yang terstruktur dan penjelasan yang detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: D38.2
- Deskripsi: Neoplasma tidak pasti dan tidak diketahui perihal jenis, mediastinum
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.2
- Deskripsi: Mediastinoskopi; Prosedur ini dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau organ dari mediastinum untuk tujuan diagnostik.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 D38.2 (Neoplasma tidak pasti dan tidak diketahui perihal jenis, mediastinum) digunakan untuk mengkodekan kondisi "MASA MEDIASTINUM" karena mediastinum merupakan area anatomis yang terlibat. Kode ini digunakan untuk menggambarkan suatu pertumbuhan atau massa di dalam mediastinum yang sifatnya tidak pasti atau tidak diketahui jenis neoplasma (tumor) nya.
2. Kode ICD-9-CM 34.2 (Mediastinoskopi) merupakan kode prosedur atau tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi "MASA MEDIASTINUM". Mediastinoskopi adalah suatu prosedur diagnostik yang melibatkan visualisasi dan pengambilan sampel jaringan dari area mediastinum melalui insisi di leher. Tindakan ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai sifat dan karakteristik massa atau pertumbuhan yang terdeteksi di mediastinum. -
Article No. 18936 | 24 Jun 2025
Klinis : alergi dingin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi alergi dingin:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T69.1
- Deskripsi: Alergi dingin
Alergi dingin, atau urtikaria oleh dingin, adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya ruam, gatal, dan pembengkakan kulit setelah terpapar oleh suhu dingin. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap suhu rendah, yang menyebabkan pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk alergi dingin.
- Deskripsi: Penanganan alergi dingin biasanya melibatkan terapi simptomatik, seperti penggunaan antihistamin, kortikosteroid topikal, atau menghindari paparan suhu dingin. Prosedur medis khusus untuk alergi dingin tidak tersedia dalam klasifikasi ICD-9-CM.
Dalam menangani pasien dengan alergi dingin, dokter atau perekam medis akan berfokus pada identifikasi dan pengelolaan gejala, serta upaya mencegah atau meminimalkan paparan terhadap faktor pemicu. Pengobatan simptomatik dan edukasi pasien mengenai strategi penghindaran paparan suhu dingin merupakan pendekatan utama dalam penatalaksanaan alergi dingin. -
Article No. 18937 | 24 Jun 2025
Klinis : nyeri saat haid
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi nyeri saat haid.
1. Kode ICD-10:
- Kode: N94.6
- Deskripsi: Dismenorea
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik untuk nyeri saat haid (dismenorea). Penanganan biasanya dilakukan secara konservatif dengan pemberian analgesik, terapi hormonal, atau terapi non-farmakologis seperti kompres hangat.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N94.6 (Dismenorea) merupakan kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi nyeri saat haid. Dismenorea adalah kondisi nyeri atau ketidaknyamanan yang dialami selama menstruasi.
2. Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis yang dilakukan dalam penanganan nyeri saat haid (dismenorea). Penanganan biasanya dilakukan secara konservatif dengan pemberian analgesik (obat penghilang rasa sakit), terapi hormonal, atau terapi non-farmakologis seperti kompres hangat. Pemilihan tindakan medis disesuaikan dengan penyebab, tingkat keparahan, dan preferensi pasien.
Secara umum, manajemen dismenorea meliputi:
- Penggunaan obat analgesik (misalnya ibuprofen, parasetamol)
- Terapi hormonal (misalnya kontrasepsi oral)
- Terapi non-farmakologis (misalnya kompres hangat, latihan fisik, akupunktur)
- Identifikasi dan penanganan penyebab yang mendasari (misalnya endometriosis, mioma uteri)
Penanganan yang tepat ditentukan oleh evaluasi klinis dan kondisi kesehatan individu pasien. -
Article No. 18938 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien nyeri bagian perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan nyeri perut, disajikan dalam format akademis dan persona pakar keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.1: Nyeri Akut** *(berhubungan dengan gangguan fisik/kerusakan jaringan pada abdomen)*
#### **Penjelasan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat.
- **Faktor Penyebab**:
- *Fisiologis*: Inflamasi, distensi organ abdomen, iskemia jaringan.
- *Patologis*: Gastritis, apendisitis, kolik bilier, atau obstruksi usus.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.1.1.1: Tingkat Nyeri Menurun**
- **Indikator Evaluasi**:
1. Skala nyeri (0–10) menurun dari **X** ke **Y** dalam waktu **Z** jam/hari.
2. Ekspresi wajah rileks, tidak menggeliat.
3. Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
**Kode LO.2.1.1: Koping terhadap Nyeri Meningkat**
- **Indikator**:
- Pasien mampu mendemonstrasikan teknik non-farmakologis (napas dalam, relaksasi).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode I.1.1.1: Manajemen Nyeri**
- **Intervensi**:
1. **Farmakologis**:
- Kolaborasi pemberian analgesik (contoh: parasetamol/NSAID sesuai indikasi).
2. **Non-Farmakologis**:
- Terapi distraksi (musik, guided imagery).
- Kompres hangat (jika tidak kontraindikasi).
**Kode I.1.1.2: Edukasi Manajemen Nyeri**
- **Intervensi**:
- Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam.
- Jelaskan penyebab nyeri dan tanda bahaya (misal: nyeri semakin berat, muntah terus-menerus).
---
### **Catatan Akademis**
- **Dasar Teori**: Nyeri abdomen memerlukan pendekatan holistik (biopsikososial) sesuai *Gate Control Theory* (Melzack & Wall, 1965).
- **Kriteria Evaluasi**: Gunakan skala **PQRST** (*Provocation, Quality, Region, Severity, Time*) untuk asesmen komprehensif.
Format ini memenuhi standar PPNI dan dapat diintegrasikan dalam dokumentasi keperawatan berbasis bukti (*evidence-based practice*).
**Referensi**:
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Edisi Revisi. -
Article No. 18939 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit menyebar dibagian perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\deflang1057{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan sakit menyebar di bagian perut:\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\b Kode D.0005\b0 - Nyeri Akut\par
\b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan (International Association for the Study of Pain); onset mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan perkiraan berakhir dalam waktu 3 bulan.\par
\b SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0\par
- \b Kode D.0005\b0: Nyeri Akut\par
- \b Faktor yang Berhubungan:\b0 Agen cedera biologis, kimia, fisik, atau psikologis.\par
- \b Karakteristik Utama:\b0 Laporan nyeri verbal atau non-verbal, perubahan tanda vital, perilaku melindungi area yang nyeri, ekspresi wajah kesakitan.\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
- \b Kode L.0801\b0: Tingkat Nyeri\par
- \b Indikator:\b0 Skala nyeri menurun, pasien melaporkan nyeri berkurang, tidak ada perilaku yang menunjukkan nyeri (misalnya mengaduh, menggosok area nyeri).\par
- \b Kriteria Hasil:\b0 Nyeri terkontrol dengan skala \<4 (skala 0-10), pasien dapat beraktivitas tanpa terganggu nyeri.\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
- \b Kode I.11029\b0: Manajemen Nyeri\par
- \b Aktivitas:\b0\par
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor pencetus).\par
2. Ajarkan teknik non-farmakologis (napas dalam, distraksi, relaksasi).\par
3. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.\par
4. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri (skala nyeri, respons pasien).\par
\b Catatan Tambahan:\b0 Untuk diagnosa lebih spesifik, diperlukan pengkajian mendalam terkait etiologi nyeri abdomen (misalnya inflamasi, obstruksi, atau iskemia). Rekomendasi kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan penunjang (laboratorium/radiologi) guna menentukan penyebab dasar.\par
} -
Article No. 18940 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan keloid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan keloid:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode: D.0025** – **Gangguan Integritas Jaringan**
**Definisi**: Kerusakan pada jaringan kulit dan/atau struktur di bawahnya yang mengganggu integritas kulit.
**Faktor yang Berhubungan**:
- Lesi kulit (keloid)
- Proses inflamasi kronis
- Riwayat trauma/kulit rentan terhadap jaringan parut
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: L.14016** – **Penyembuhan Luka**
**Kriteria Evaluasi**:
1. Kulit menunjukkan tanda penyembuhan (penurunan ukuran keloid, tidak ada eritema).
2. Pasien melaporkan penurunan nyeri/gatal pada area keloid.
3. Tidak ada tanda infeksi sekunder (pus, demam).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: I.11039** – **Perawatan Luka**
**Intervensi Utama**:
1. Observasi karakteristik keloid (ukuran, warna, konsistensi).
2. Ajarkan pasien teknik perlindungan kulit (hindari trauma/gesekan berulang).
3. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi kortikosteroid intralesi/silikon gel jika diperlukan.
**Kode: I.09020** – **Edukasi Kesehatan**
**Intervensi Tambahan**:
1. Berikan informasi tentang faktor risiko pembentukan keloid (genetik, trauma minor).
2. Anjurkan menghindari tindakan kosmetik invasif di area rentan.
---
### **Catatan Akademis**
- Keloid merupakan hasil proliferasi fibroblast berlebihan pasca trauma, sehingga intervensi fokus pada **pencegahan progresivitas** dan **manajemen gejala**.
- Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada **PPNI Edisi Terkini** (pastikan pembaruan reguler).
Semoga informasi ini membantu dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian berdasarkan kondisi spesifik pasien, evaluasi ulang faktor terkait.
**Referensi**:
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. -
Article No. 18941 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau persepsi terhadap keterbatasan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau persepsi terhadap keterbatasan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Judul: Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 4310
Judul: Manajemen Aktivitas
Definisi: Membantu pasien untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas untuk memelihara atau meningkatkan status fungsional.
2. Gatal (00174)
Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00174
Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1918
Judul: Kenyamanan Kulit
Definisi: Persepsi individu terhadap kondisi kulit yang sehat dan tidak mengalami gangguan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3540
Judul: Manajemen Gatal
Definisi: Mengurangi atau menghilangkan rasa gatal pada kulit.
Mohon diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan, kode, dan definisi yang saya berikan berdasarkan Standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Ini merupakan informasi akademis yang saya sampaikan dengan persona sebagai pakar atau ahli dalam bidang keperawatan. -
Article No. 18942 | 24 Jun 2025
Klinis : nyeri perut dan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (NOAK)
Kode: 10030
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung sementara.
2. Gangguan pola tidur (GPTD)
Kode: 00198
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang jelas dan akurat mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan/penyakit atau proses kehidupan yang dapat ditangani melalui intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Luaran keperawatan adalah perubahan dalam status kesehatan klien, respons, perilaku, atau persepsi yang terjadi setelah implementasi intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan.