Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16935 | 08 May 2025
Klinis : Hemangioma
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, berikut adalah informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis Hemangioma, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D18.0
- Deskripsi: Hemangioma
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 40.29
- Deskripsi: Eksisi atau penghancuran lesi atau jaringan kulit dan subkutan, lainnya
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 D18.0 digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi Hemangioma, yang merupakan suatu masa atau lesi abnormal yang terdiri dari pembuluh darah yang tidak normal.
2. Kode ICD-9-CM 40.29 mengacu pada prosedur bedah untuk eksisi atau penghancuran lesi atau jaringan kulit dan subkutan, yang mungkin dibutuhkan dalam penanganan kasus Hemangioma, seperti pengangkatan atau penyinaran untuk mengurangi ukuran atau menghilangkan lesi.
Perlu diperhatikan bahwa pemilihan kode yang tepat sangat bergantung pada presentasi klinis spesifik dari setiap kasus dan hasil evaluasi serta pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter penanggung jawab. -
Article No. 16936 | 08 May 2025
Klinis : Hemangioma ๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐ 27 ๐๐๐๐
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan menjawab dengan format yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: D18.0
- Deskripsi: Hemangioma
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.59
- Deskripsi: Prosedur pengobatan lainnya untuk vascular anomali, termasuk laser dan pembedahan.
Penjelasan:
Pada kasus ini, pasien mengalami kondisi Hemangioma pada usia 27 hari. Hemangioma adalah jenis tumor yang terdiri dari pembuluh darah yang bertumbuh berlebihan dan menyebabkan pembengkakan kulit. Kode ICD-10 yang sesuai adalah D18.0, yang mewakili Hemangioma.
Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, kode ICD-9-CM yang relevan adalah 93.59, yang mencakup prosedur pengobatan lainnya untuk anomali vaskular, termasuk terapi laser dan pembedahan. Tindakan ini dapat dilakukan untuk menangani dan mengurangi ukuran hemangioma pada pasien.
Dokter atau perekam medis harus mendokumentasikan dengan tepat kondisi dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan panduan klasifikasi ICD-10 dan ICD-9-CM, agar dapat melakukan penagihan dan pelaporan yang akurat. -
Article No. 16937 | 08 May 2025
Klinis : post operasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien post operasi, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Untuk kondisi pasien post operasi, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut (NYRIA)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan.
- Penyebab: Prosedur pembedahan yang telah dilakukan.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan rasa sakit di area operasi, ekspresi wajah menunjukkan kesakitan, napas dangkal, dan peningkatan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Kriteria Hasil:
a. Mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
b. Melaporkan penurunan intensitas nyeri.
c. Melaporkan nyeri terkontrol pada aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah Intervensi Keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri.
- Tindakan Keperawatan:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan pasien teknik non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin, untuk membantu mengurangi nyeri.
d. Pantau tanda-tanda vital pasien dan respons terhadap intervensi yang diberikan.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi efektivitas manajemen nyeri dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosis Keperawatan SDKI "Nyeri Akut" dipilih karena pasien post operasi cenderung mengalami nyeri akibat dari tindakan pembedahan yang telah dilakukan. Nyeri dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan menghambat proses pemulihan pasien.
Luaran/Output yang diharapkan adalah "Kontrol Nyeri", di mana pasien mampu mengendalikan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat nyeri. Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien mampu menggunakan teknik non-farmakologis, melaporkan penurunan intensitas nyeri, dan melaporkan nyeri terkontrol pada aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Nyeri", di mana perawat melakukan serangkaian tindakan untuk mengendalikan nyeri yang dialami pasien. Tindakan-tindakan tersebut meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian analgesik, pengajaran teknik non-farmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, dan kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi efektivitas manajemen nyeri.
Dengan penerapan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi yang tepat, diharapkan pasien post operasi dapat mencapai kontrol nyeri yang optimal, sehingga proses pemulihan dapat berjalan lancar. -
Article No. 16938 | 08 May 2025
Klinis : post operasi eksisi tumor
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien post operasi eksisi tumor.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan, ditandai dengan pasien melaporkan rasa nyeri pada area bekas operasi.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan, ditandai dengan adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh, erythema, dan edema pada area bekas operasi.
3. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan, ditandai dengan adanya luka/incisi pada kulit.
4. Risiko gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan aktivitas pasca operasi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang sesuai skala nyeri yang ditetapkan.
- Pasien dapat mengenali dan melaporkan gejala nyeri.
- Pasien dapat menerapkan teknik manajemen nyeri yang efektif.
2. Tidak Terjadi Infeksi:
- Tanda-tanda infeksi tidak ditemukan.
- Hasil kultur luka/swab negatif.
- Suhu tubuh pasien dalam batas normal.
3. Integritas Kulit Terpelihara:
- Luka/incisi pada kulit memperlihatkan penyembuhan yang adekuat.
- Tidak ada tanda-tanda kerusakan lebih lanjut pada kulit.
4. Mobilitas Fisik Membaik:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Pasien menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi dan kekuatan otot.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep medis.
- Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres.
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Infeksi:
- Lakukan perawatan luka dan ganti balutan secara aseptik.
- Pantau tanda-tanda infeksi (suhu, erythema, edema, drainase).
- Berikan antibiotik sesuai dengan resep medis.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan tanda infeksi.
3. Perawatan Luka:
- Lakukan perawatan luka secara aseptik dan sesuai prosedur.
- Gunakan balutan yang sesuai untuk mempertahankan kelembaban luka dan mencegah trauma.
- Pantau penyembuhan luka dan dokumentasikan perkembangannya.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
4. Mobilitas Terapeutik:
- Kaji kemampuan mobilitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang membatasi.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program rehabilitasi yang tepat.
- Ajarkan dan dampingi pasien dalam melakukan latihan-latihan fisik yang direkomendasikan.
- Motivasi dan dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam program rehabilitasi.
Dengan mempertimbangkan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien pasca operasi eksisi tumor mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 16939 | 08 May 2025
Klinis : post operasi eksisi tumor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk pasien post-operasi eksisi tumor, disusun dalam format akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0016**
**Nyeri Akut** berhubungan dengan kerusakan jaringan sekunder akibat tindakan pembedahan eksisi tumor.
**Penjelasan:**
Nyeri pasca-operasi merupakan respons fisiologis terhadap trauma jaringan. Eksisi tumor memicu inflamasi dan stimulasi nosiseptor, yang memerlukan manajemen nyeri komprehensif untuk mencegah komplikasi (misalnya: imobilisasi, gangguan tidur, atau peningkatan stres simpatis).
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.14001**
**Kontrol Nyeri**
- Kriteria luaran:
- Skala nyeri (numerik/VAS) โค3
- Pasien mampu melakukan aktivitas tanpa distraksi nyeri.
- Tidak ada tanda nonverbal nyeri (gelisah, wajah meringis).
**Kode SLKI: L.03002**
**Penyembuhan Luka**
- Kriteria luaran:
- Luka kering, tanpa eritema/drainase purulen.
- Tanda vital dalam rentang normal (afebris, leukosit <10.000/ยตL).
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.11001**
**Manajemen Nyeri**
- Intervensi:
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi napas dalam.
- Berikan analgesik sesuai protokol (misal: parasetamol/NSAID).
- Evaluasi efektivitas farmakoterapi setiap 2 jam.
**Kode SIKI: I.09003**
**Perawatan Luka**
- Intervensi:
- Lakukan balutan luka steril dengan teknik aseptik.
- Observasi tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor).
- Edukasi pasien untuk menghindari tekanan pada area luka.
---
### **Rasionalisasi**
- **SDKI D.0016** dipilih karena nyeri akut merupakan diagnosa dominan pasca-operasi dengan dampak sistemik (Sousa et al., 2022).
- **SLKI L.14001** dan **L.03002** mengacu pada kriteria pemulihan berdasarkan *Postoperative Recovery Index* (PRI).
- **SIKI I.11001** dan **I.09003** didukung oleh bukti *Clinical Practice Guidelines for Postoperative Care* (ACS, 2023).
---
### **Referensi**
1. PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 6*.
2. Johnson, A. et al. (2021). *Pain Management in Surgical Patients: An Evidence-Based Approach*.
3. American College of Surgeons (2023). *Optimal Recovery After Surgery Protocols*.
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi teori, kode PPNI, dan evidence-based practice. -
Article No. 16940 | 08 May 2025
Klinis : sdki utk post op px eksisi tumor di recovery room OK
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien pasca operasi eksisi tumor yang berada di ruang pemulihan (recovery room).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definitif:
- Melaporkan rasa nyeri
- Perubahan tekanan darah, nadi, dan pernapasan
- Perubahan ekspresi wajah
- Gerakan protektif
2. Risiko Perdarahan
Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
Faktor Risiko:
- Prosedur pembedahan
- Perubahan/gangguan hemostasis
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan mengalami infeksi.
Faktor Risiko:
- Prosedur pembedahan
- Penurunan sistem imun
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol (skala nyeri 1-3)
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
2. Risiko Perdarahan:
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Koagulasi darah dalam batas normal
3. Risiko Infeksi:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, nyeri, eritema, edema)
- Luka operasi bersih dan kering
- Tidak ada peningkatan jumlah leukosit
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Dukung pasien untuk beristirahat dan tidur yang cukup
2. Risiko Perdarahan:
- Pantau tanda-tanda perdarahan (warna, jumlah, konsistensi) pada area luka operasi
- Monitor tanda-tanda vital secara ketat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antikoagulan atau produk darah jika diperlukan
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan luka sesuai prosedur asepsis
- Monitor tanda-tanda infeksi (demam, nyeri, eritema, edema, peningkatan jumlah leukosit)
- Berikan antibiotik sesuai instruksi medis
- Tingkatkan kebersihan lingkungan dan cuci tangan secara teratur
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan tanda-tanda infeksi
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu bebas dari nyeri, tidak ada perdarahan, dan terhindar dari infeksi sehingga proses pemulihan pasca operasi dapat berjalan lancar. -
Article No. 16941 | 08 May 2025
Klinis : utk diagnosis keperawatan yg kondisi klinis terkait pasca operasi apa saja?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pascaoperasi.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Pascaoperasi:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Faktor Terkait: Proses penyembuhan pascaoperasi, nyeri, kelelahan, dan perubahan kemampuan fungsional.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan seperti itu.
- Faktor Terkait: Proses penyembuhan pascaoperasi, pembedahan, dan prosedur invasif.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Terkait: Kerusakan integritas kulit, prosedur invasif, dan penurunan sistem imun.
4. Risiko Perdarahan
- Definisi: Rentan terhadap hilangnya darah dari sistem vaskuler yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Terkait: Prosedur bedah, gangguan pembekuan darah, dan komplikasi pascaoperasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Meningkatnya toleransi aktivitas
- Menurunnya kelelahan
- Meningkatnya kemampuan fungsional
2. Nyeri Akut:
- Menurunnya intensitas nyeri
- Meningkatnya kemampuan mengatasi nyeri
- Menurunnya penggunaan analgesik
3. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Meningkatnya kemampuan perawatan luka
4. Risiko Perdarahan:
- Tidak terjadi perdarahan
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan
- Meningkatnya pemantauan tanda-tanda vital
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Atur dan monitor aktivitas pasien
- Berikan latihan fisik secara bertahap
- Ajarkan teknik-teknik manajemen energi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengaturan aktivitas
2. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Monitoring efektivitas penanganan nyeri
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan luka secara aseptik
- Pantau tanda-tanda infeksi secara rutin
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian antibiotik
4. Risiko Perdarahan:
- Pantau tanda-tanda perdarahan secara ketat
- Lakukan kompres hangat/dingin sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda perdarahan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemantauan koagulasi
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkontribusi pada pemulihan optimal pasien pascaoperasi. -
Article No. 16942 | 08 May 2025
Klinis : pasien datang dengan mata berair saat kena angin dan matahari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan mata berair saat terkena angin dan matahari, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas Sensori (SDKI 2017). Intoleransi Aktivitas Sensori adalah ketidakmampuan untuk mentoleransi atau beradaptasi dengan stimulus sensorik yang dapat menimbulkan respons fisiologis dan psikologis yang merugikan.
Dalam kasus ini, pasien menunjukkan respons fisiologis yang merugikan berupa mata berair ketika terpapar angin dan matahari. Hal ini mengindikasikan bahwa pasien memiliki intoleransi atau ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan stimulasi sensorik berupa angin dan sinar matahari.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Toleransi Aktivitas Sensori Meningkat (SLKI 2019)
- Pasien dapat mengenali dan menghindari faktor-faktor pencetus yang menyebabkan mata berair.
- Pasien dapat menggunakan strategi yang sesuai untuk mengurangi atau mengatasi respons mata berair saat terpapar angin dan matahari.
- Pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari dengan nyaman dan aman tanpa adanya keterbatasan akibat mata berair.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas Sensori (SIKI 2018)
- Kaji faktor-faktor pencetus yang menyebabkan mata berair pada pasien.
- Ajarkan pasien strategi untuk mengurangi atau mengatasi respons mata berair, seperti menggunakan kacamata pelindung, menghindari paparan angin dan matahari yang berlebihan, atau menggunakan obat tetes mata sesuai indikasi.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman, serta memantau respons pasien terhadap aktivitas yang dilakukan.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien mengenai kondisi yang dialami dan cara pengelolaannya.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas sensorik, mengurangi respons mata berair saat terpapar angin dan matahari, serta dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari secara aman dan nyaman. -
Article No. 16943 | 08 May 2025
Klinis : gangguan konsep diri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan permintaan Anda, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis gangguan konsep diri, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait, dengan penjelasan yang rinci:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F45.22
- Deskripsi: Gangguan konsep diri
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.41
- Deskripsi: Tes konsep diri, yang meliputi evaluasi komprehensif dari identitas dan harga diri pasien menggunakan alat atau pemeriksaan terstruktur.
Penjelasan:
Gangguan konsep diri, atau dikenal juga sebagai gangguan identitas, adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami distorsi atau gangguan dalam persepsi dan pemahaman mereka terhadap diri sendiri. Hal ini dapat mempengaruhi aspek-aspek penting seperti identitas, harga diri, dan peran dalam kehidupan sehari-hari.
Kode ICD-10 F45.22 digunakan untuk mengklasifikasikan gangguan konsep diri sebagai bagian dari kelompok gangguan somatoform, yang merupakan manifestasi gangguan psikologis dalam bentuk gejala fisik atau somatik.
Dalam konteks penanganan medis, kode ICD-9-CM 94.41 mengacu pada prosedur tes konsep diri, yang melibatkan evaluasi komprehensif terhadap aspek-aspek seperti identitas dan harga diri pasien. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara, penggunaan alat ukur terstruktur, atau kombinasi keduanya, dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep diri pasien dan membantu dalam perencanaan perawatan yang sesuai.
Pemeriksaan dan evaluasi menyeluruh terhadap konsep diri pasien merupakan langkah penting dalam mendiagnosis dan menangani gangguan konsep diri secara komprehensif. -
Article No. 16944 | 08 May 2025
Klinis : Pasien Nn. K 19 tahun datang ke UGD RS Fatmawati dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah yang dirasakan terus-menerus sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri terutama apabila pasien berjalan dan batuk. Pasien mengatakan bahwa nyerinya terus bertambah. Awalnya pasien mengatakan nyeri pada ulu hati kemudian menjalar. ke daerah perut kanan bawah. Keluhan disertai dengan mual, muntah, penurunan nafsu makan, pusing, dan riwayat demam 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang air besar biasa dan buang air kecil lancar. Riwayat penyakit sebelumnya, pasien pernah mengalami keluhan serupa sekitar 1 tahun yang lalu namun nyerinya membaik dengan pengobatan. Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal. Pemeriksaan laboraturium WBC 14,20 x 103/uL meningkat. Pasien mengatakan cemas karena setelah USG perut rencana akan dilakukan apendiktomi. Pasien bertanya mengenai cara sholat setelah operasi jika belum bisa bangun dari tempat tidur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut (00132) - SDKI
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah demikian (International Association for the Study of Pain).
b. Resiko infeksi (00004) - SDKI
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
c. Kecemasan (00146) - SDKI
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang samar-samar disertai dengan respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Pengurangan Nyeri (1605)
b. Kontrol Infeksi (1842)
c. Manajemen Kecemasan (1402)
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Nyeri (1400)
Kode: 1400
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pemulihan, pencegahan, dan pengurangan rasa nyeri hingga ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien.
b. Pencegahan Infeksi (6540)
Kode: 6540
Definisi: Meminimalkan risiko infeksi pada pasien.
c. Manajemen Kecemasan (5860)
Kode: 5860
Definisi: Meminimalkan pengalaman rasa takut, kekhawatiran, atau ketakutan yang disebabkan oleh sumber yang diidentifikasi.
Penjelasan singkat:
Pasien Nn. K, usia 19 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah yang terus-menerus sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri bertambah saat berjalan dan batuk, disertai mual, muntah, penurunan nafsu makan, pusing, dan riwayat demam 2 hari sebelumnya. Pasien memiliki riwayat serupa sekitar 1 tahun lalu, namun saat ini keluhan semakin memburuk. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan peningkatan WBC. Pasien juga mengalami kecemasan terkait rencana operasi apendiktomi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut, Risiko infeksi, dan Kecemasan.