Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16925 | 08 May 2025
Klinis : . SLKI Defisit pengetahuan b/d Kurang terpapar informasi (D.0111)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah "Defisit Pengetahuan" (D.0111) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Defisit Pengetahuan didefinisikan sebagai "Keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik yang spesifik".
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan adalah "Peningkatan Pengetahuan" (L.0110) berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Peningkatan Pengetahuan didefinisikan sebagai "Bertambahnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik yang spesifik".
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran "Peningkatan Pengetahuan" adalah:
1. Manajemen Pengetahuan (I.0110): Mengidentifikasi, mengumpulkan, memverifikasi, dan mendiseminasikan informasi yang dibutuhkan pasien.
2. Edukasi Kesehatan (I.0603): Memberikan informasi dan pembelajaran kepada pasien terkait kondisi kesehatan, perawatan, dan pencegahan komplikasi.
3. Bimbingan: Memberikan panduan dan arahan kepada pasien untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait kondisi kesehatan.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Defisit Pengetahuan" (D.0111) menunjukkan bahwa pasien memiliki keterbatasan informasi kognitif mengenai topik yang spesifik. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya paparan informasi yang diterima oleh pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Peningkatan Pengetahuan" (L.0110), yang berarti bahwa setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan pasien memiliki peningkatan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik spesifik yang sebelumnya kurang dipahami.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran "Peningkatan Pengetahuan" meliputi:
a. Manajemen Pengetahuan (I.0110): Perawat mengidentifikasi, mengumpulkan, memverifikasi, dan mendiseminasikan informasi yang dibutuhkan pasien untuk meningkatkan pengetahuannya.
b. Edukasi Kesehatan (I.0603): Perawat memberikan informasi dan pembelajaran kepada pasien terkait kondisi kesehatan, perawatan, dan pencegahan komplikasi, sehingga pasien memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan.
c. Bimbingan: Perawat memberikan panduan dan arahan kepada pasien untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait kondisi kesehatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran "Peningkatan Pengetahuan" sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan pengelolaan kondisi kesehatannya. -
Article No. 16926 | 08 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai perawat, saya akan memberikan analisis dan rekomendasi berdasarkan kasus yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
c. Hipertermia
Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
Setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan suara napas normal, tidak ada sesak napas, dan tidak ada akumulasi sekret.
b. Keseimbangan Nutrisi
Setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan nutrisi yang adekuat, ditandai dengan peningkatan nafsu makan, peningkatan berat badan, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
c. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
Setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, yaitu 36,5-37,5°C.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Untuk Bersihan Jalan Napas Efektif:
- Observasi tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Atur posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Lakukan terapi oksigen sesuai indikasi
- Berikan nebulizer atau bronkodilator sesuai resep
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
b. Untuk Keseimbangan Nutrisi:
- Kaji status nutrisi dan riwayat diet pasien
- Berikan diet sesuai kebutuhan, tinggi protein dan kalori
- Pantau asupan dan keluaran cairan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan intervensi nutrisi
c. Untuk Suhu Tubuh dalam Rentang Normal:
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan antipiretik sesuai indikasi
- Pertahankan lingkungan yang nyaman dan suhu ruangan yang optimal
- Lakukan tindakan penurunan suhu seperti kompres dingin jika perlu
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Wallahu a'lam. -
Article No. 16927 | 08 May 2025
Klinis : E. Pengkajian Fungsi Tubuh 1. Fungsi Mental a. Orientasi Kesadaran Ny. H Compos Mentis (GCS 15). Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang. Hal ini ditandai dengan klien dapat menjawab dengan benar ketika perawat menanyakan jam, tempat dan nama orang. b. Intelektual Ny. H dapat menulis dan membaca serta berhitung. Klien mengalami sedikit kesulitan dalam menulis dan membaca karena tidak memiliki kaca mata. Nilai MMSE 20 (Probable gangguan kognitif). Form MMSE terlampir. c. Tidur Ny. H tidur siang dari jam 12.00 – 14.30 dan tidur malam dari jam 09.00 – 05.00. Klien tidak mengalami insomnia maupun tidak mengalami mudah terbangun saat tidur. d. Perhatian Ny. H mampu berkonsentrasi jika diajak bercerta dengan perawat dan mampu menjawab pertanyaan perawat dengan baik. e. Memori Ny. H sulit mengingat hal jangka pendek, namun mampu mengingat hal-hal atau kejadian masa lalunya dengan baik. Saat pengkajian, klien mampu mengingat dan menyebutkan kembali 3 benda (apel, meja, koin) dengan benar. f. Fungsi persepsi Ny. H mampu menangkap objek dengan benar, seperti saat perawat menunjukkan buku, klien dapat mengatakan itu buku. Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran maupun penglihatan. g. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dalam berkomunikasi bahasa tidak mengalami hambatan. 2. Fungsi Sensori dan Nyeri a. Penglihatan DS: - Klien mengatakan sulit melihat jarak jauh maupun dekat - Klien mengatakan memakai kaca mata namun sudah tidak ada lagi DO: - Lensa kiri tampak keruh - Palpebral tidak enema, konjungtiva merah muda - Sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya (+/+) - Visus mata kanan: 3/60, kiri 2/60 b. Pendengaran Klien tidak dapat mendengar dengan baik. Kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dari telinga kiri. c. Keseimbangan DS: - Klien mengatakan tidak bisa berdiri tanpa bantuan/ berpegangan - Klien mengatakan riwayat jatuh di kamar mandi 1 tahun yang lalu DO: - Klien mampu berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan bergangan - Klien berjalan dengan menggunakan gursi/ pegangan di kursi saat di dalam kamar - Klien menggunakan kursi roda jika ingin ke tujuan yang lebih jauh - Postur tubuh klien Kifosis - Kekuatan Otot 5 5 4 4 d. Nyeri Ny. H mengatakan tidak merasakan nyeri pada tubuhnya Masalah Keperawatan: 3. Fungsi Kardiovaskuler, Hematologic, Imunologi & Respiratori a. Jantung Ny. H tidak memiliki riwayat sakit jantung. Batas atas jantung pada ICS 2 mid klavikula kiri, batas kanan atas jantung pada ICS 2 Para Sternalis kanan. Tidak terjadi pembesaran jantung. Bunyi jantung S1 – S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. b. Tekanan Darah Tekanan Darah : 140/80 mmHg MAP : (140 + 2 x 80) : 3 = 100 mmHg Kesimpulan: MAP normal c. Alergi Ny. H tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan d. Pernapasan Frekuensi napas 18x/ menit. Bentuk dada simetris, postur tubuh kifosis, batas paru hepar ICS 4 – 5. Bunyi napas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. H yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berikut adalah penjelasannya:
1. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Penglihatan
Kode SDKI: 00025
Definisi: Ketidakmampuan untuk melihat atau mengamati secara jelas dan benar.
Kode SLKI: AC-1
Definisi: Kemampuan individu untuk menjaga dan meningkatkan fungsi penglihatan.
Kode SIKI: D0805
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi penglihatan individu.
2. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Pendengaran
Kode SDKI: 00013
Definisi: Ketidakmampuan untuk mendengar atau menerima stimulasi auditori secara normal.
Kode SLKI: AC-2
Definisi: Kemampuan individu untuk menjaga dan meningkatkan fungsi pendengaran.
Kode SIKI: D0806
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi pendengaran individu.
3. Diagnosis Keperawatan: Risiko Jatuh
Kode SDKI: 00155
Definisi: Peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
Kode SLKI: SF-1
Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah jatuh dan cedera akibat jatuh.
Kode SIKI: D1305
Definisi: Tindakan untuk membantu individu mencegah jatuh dan cedera akibat jatuh.
4. Diagnosis Keperawatan: Penurunan Daya Ingat
Kode SDKI: 00041
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengingat atau mengenali informasi atau pengalaman yang dibutuhkan.
Kode SLKI: KG-1
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi kognitif.
Kode SIKI: D0811
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif individu.
Harap diperhatikan bahwa penjelasan singkat di atas hanya mencakup diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang diberikan. Masih mungkin terdapat diagnosis keperawatan lain yang dapat diterapkan, tergantung pada hasil pengkajian secara keseluruhan. -
Article No. 16928 | 08 May 2025
Klinis : E. Pengkajian Fungsi Tubuh 1. Fungsi Mental a. Orientasi Kesadaran Ny. H Compos Mentis (GCS 15). Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang. Hal ini ditandai dengan klien dapat menjawab dengan benar ketika perawat menanyakan jam, tempat dan nama orang. b. Intelektual Ny. H dapat menulis dan membaca serta berhitung. Klien mengalami sedikit kesulitan dalam menulis dan membaca karena tidak memiliki kaca mata. Nilai MMSE 20 (Probable gangguan kognitif). Form MMSE terlampir. c. Tidur Ny. H tidur siang dari jam 12.00 – 14.30 dan tidur malam dari jam 09.00 – 05.00. Klien tidak mengalami insomnia maupun tidak mengalami mudah terbangun saat tidur. d. Perhatian Ny. H mampu berkonsentrasi jika diajak bercerta dengan perawat dan mampu menjawab pertanyaan perawat dengan baik. e. Memori Ny. H sulit mengingat hal jangka pendek, namun mampu mengingat hal-hal atau kejadian masa lalunya dengan baik. Saat pengkajian, klien mampu mengingat dan menyebutkan kembali 3 benda (apel, meja, koin) dengan benar. f. Fungsi persepsi Ny. H mampu menangkap objek dengan benar, seperti saat perawat menunjukkan buku, klien dapat mengatakan itu buku. Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran maupun penglihatan. g. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dalam berkomunikasi bahasa tidak mengalami hambatan. 2. Fungsi Sensori dan Nyeri a. Penglihatan DS: - Klien mengatakan sulit melihat jarak jauh maupun dekat - Klien mengatakan memakai kaca mata namun sudah tidak ada lagi DO: - Lensa kiri tampak keruh - Palpebral tidak enema, konjungtiva merah muda - Sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya (+/+) - Visus mata kanan: 3/60, kiri 2/60 b. Pendengaran Klien tidak dapat mendengar dengan baik. Kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dari telinga kiri. c. Keseimbangan DS: - Klien mengatakan tidak bisa berdiri tanpa bantuan/ berpegangan - Klien mengatakan riwayat jatuh di kamar mandi 1 tahun yang lalu DO: - Klien mampu berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan bergangan - Klien berjalan dengan menggunakan gursi/ pegangan di kursi saat di dalam kamar - Klien menggunakan kursi roda jika ingin ke tujuan yang lebih jauh - Postur tubuh klien Kifosis - Kekuatan Otot 5 5 4 4 d. Nyeri Ny. H mengatakan tidak merasakan nyeri pada tubuhnya Masalah Keperawatan: 3. Fungsi Kardiovaskuler, Hematologic, Imunologi & Respiratori a. Jantung Ny. H tidak memiliki riwayat sakit jantung. Batas atas jantung pada ICS 2 mid klavikula kiri, batas kanan atas jantung pada ICS 2 Para Sternalis kanan. Tidak terjadi pembesaran jantung. Bunyi jantung S1 – S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. b. Tekanan Darah Tekanan Darah : 140/80 mmHg MAP : (140 + 2 x 80) : 3 = 100 mmHg Kesimpulan: MAP normal c. Alergi Ny. H tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan d. Pernapasan Frekuensi napas 18x/ menit. Bentuk dada simetris, postur tubuh kifosis, batas paru hepar ICS 4 – 5. Bunyi napas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. H:
1. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan
2. Risiko Gangguan Mobilitas Fisik
3. Defisit Pengetahuan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan
- Klien dapat melaporkan peningkatan kemampuan visual
- Klien dapat melaporkan penurunan risiko gangguan persepsi sensori: penglihatan
- Klien dapat mengenali objek dan lingkungan sekitar dengan baik
2. Risiko Gangguan Mobilitas Fisik
- Klien dapat melaporkan peningkatan keseimbangan tubuh
- Klien dapat melakukan aktivitas berpindah dengan bantuan seminimal mungkin
- Klien dapat melaporkan penurunan risiko jatuh
3. Defisit Pengetahuan
- Klien dapat menjelaskan kondisi kesehatan saat ini
- Klien dapat menjelaskan manfaat dan tujuan intervensi keperawatan
- Klien dapat menjelaskan cara merawat diri secara mandiri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan
- Manajemen Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan
- Terapi Aktivitas: Stimulasi Sensori
- Edukasi Kesehatan: Gangguan Penglihatan
2. Risiko Gangguan Mobilitas Fisik
- Manajemen Risiko Jatuh
- Terapi Aktivitas: Latihan Fisik
- Perawatan Diri: Mobilitas
3. Defisit Pengetahuan
- Edukasi Kesehatan
- Konseling
- Fasilitasi Pengambilan Keputusan
Penjelasan rinci:
1. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan
- Manajemen Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan bertujuan untuk membantu klien mengoptimalkan fungsi penglihatan dan mengurangi risiko gangguan persepsi. Intervensi dapat meliputi penggunaan alat bantu visual, penyesuaian pencahayaan, dan pelatihan penggunaan sisa fungsi penglihatan.
- Terapi Aktivitas: Stimulasi Sensori bertujuan untuk merangsang dan mempertahankan fungsi penglihatan klien melalui aktivitas yang melibatkan fungsi visual.
- Edukasi Kesehatan: Gangguan Penglihatan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi penglihatan dan perawatan yang diperlukan.
2. Risiko Gangguan Mobilitas Fisik
- Manajemen Risiko Jatuh bertujuan untuk mengidentifikasi dan meminimalkan faktor-faktor risiko jatuh pada klien, serta meningkatkan keselamatan klien.
- Terapi Aktivitas: Latihan Fisik bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan mobilitas klien melalui program latihan yang terstruktur.
- Perawatan Diri: Mobilitas bertujuan untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas mobilitas secara mandiri dan aman.
3. Defisit Pengetahuan
- Edukasi Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang kondisi kesehatan saat ini, rencana perawatan, dan manfaat intervensi yang dilakukan.
- Konseling bertujuan untuk membantu klien memahami dan mengelola kondisi kesehatan serta membuat keputusan yang tepat terkait perawatan.
- Fasilitasi Pengambilan Keputusan bertujuan untuk membantu klien dalam membuat keputusan yang sesuai dengan preferensi dan nilai-nilai pribadi klien. -
Article No. 16929 | 08 May 2025
Klinis : E. Pengkajian Fungsi Tubuh 1. Fungsi Mental a. Orientasi Kesadaran Ny. H Compos Mentis (GCS 15). Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang. Hal ini ditandai dengan klien dapat menjawab dengan benar ketika perawat menanyakan jam, tempat dan nama orang. b. Intelektual Ny. H dapat menulis dan membaca serta berhitung. Klien mengalami sedikit kesulitan dalam menulis dan membaca karena tidak memiliki kaca mata. Nilai MMSE 20 (Probable gangguan kognitif). Form MMSE terlampir. c. Tidur Ny. H tidur siang dari jam 12.00 – 14.30 dan tidur malam dari jam 09.00 – 05.00. Klien tidak mengalami insomnia maupun tidak mengalami mudah terbangun saat tidur. d. Perhatian Ny. H mampu berkonsentrasi jika diajak bercerta dengan perawat dan mampu menjawab pertanyaan perawat dengan baik. e. Memori Ny. H sulit mengingat hal jangka pendek, namun mampu mengingat hal-hal atau kejadian masa lalunya dengan baik. Saat pengkajian, klien mampu mengingat dan menyebutkan kembali 3 benda (apel, meja, koin) dengan benar. f. Fungsi persepsi Ny. H mampu menangkap objek dengan benar, seperti saat perawat menunjukkan buku, klien dapat mengatakan itu buku. Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran maupun penglihatan. g. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dalam berkomunikasi bahasa tidak mengalami hambatan. 2. Fungsi Sensori dan Nyeri a. Penglihatan DS: - Klien mengatakan sulit melihat jarak jauh maupun dekat - Klien mengatakan memakai kaca mata namun sudah tidak ada lagi DO: - Lensa kiri tampak keruh - Palpebral tidak enema, konjungtiva merah muda - Sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya (+/+) - Visus mata kanan: 3/60, kiri 2/60 b. Pendengaran Klien tidak dapat mendengar dengan baik. Kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dari telinga kiri. c. Keseimbangan DS: - Klien mengatakan tidak bisa berdiri tanpa bantuan/ berpegangan - Klien mengatakan riwayat jatuh di kamar mandi 1 tahun yang lalu DO: - Klien mampu berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan bergangan - Klien berjalan dengan menggunakan gursi/ pegangan di kursi saat di dalam kamar - Klien menggunakan kursi roda jika ingin ke tujuan yang lebih jauh - Postur tubuh klien Kifosis - Kekuatan Otot 5 5 4 4 d. Nyeri Ny. H mengatakan tidak merasakan nyeri pada tubuhnya Masalah Keperawatan: 3. Fungsi Kardiovaskuler, Hematologic, Imunologi & Respiratori a. Jantung Ny. H tidak memiliki riwayat sakit jantung. Batas atas jantung pada ICS 2 mid klavikula kiri, batas kanan atas jantung pada ICS 2 Para Sternalis kanan. Tidak terjadi pembesaran jantung. Bunyi jantung S1 – S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. b. Tekanan Darah Tekanan Darah : 140/80 mmHg MAP : (140 + 2 x 80) : 3 = 100 mmHg Kesimpulan: MAP normal c. Alergi Ny. H tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan d. Pernapasan Frekuensi napas 18x/ menit. Bentuk dada simetris, postur tubuh kifosis, batas paru hepar ICS 4 – 5. Bunyi napas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. H:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan
SDKI Kode: 00075
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, menginterpretasi, dan merespon rangsangan visual secara akurat.
2. Gangguan Pendengaran
SDKI Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, menginterpretasi, dan merespon rangsangan auditori secara akurat.
3. Risiko Jatuh
SDKI Kode: 00155
Definisi: Peningkatan risiko terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
4. Gangguan Mobilitas Fisik
SDKI Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang independen di lingkungan.
5. Gangguan Kognitif
SDKI Kode: 00121
Definisi: Kemunduran dalam proses berpikir, memori, pemahaman, penilaian, dan/atau penalaran.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang menetapkan diagnosis keperawatan yang diterima secara nasional di Indonesia. Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk setiap diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang menetapkan intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi setiap diagnosis keperawatan.
Kode dan definisi untuk setiap diagnosa keperawatan di atas telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 16930 | 08 May 2025
Klinis : E. Pengkajian Fungsi Tubuh 1. Fungsi Mental a. Orientasi Kesadaran Ny. H Compos Mentis (GCS 15). Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang. Hal ini ditandai dengan klien dapat menjawab dengan benar ketika perawat menanyakan jam, tempat dan nama orang. b. Intelektual Ny. H dapat menulis dan membaca serta berhitung. Klien mengalami sedikit kesulitan dalam menulis dan membaca karena tidak memiliki kaca mata. Nilai MMSE 20 (Probable gangguan kognitif). Form MMSE terlampir. c. Tidur Ny. H tidur siang dari jam 12.00 – 14.30 dan tidur malam dari jam 09.00 – 05.00. Klien tidak mengalami insomnia maupun tidak mengalami mudah terbangun saat tidur. d. Perhatian Ny. H mampu berkonsentrasi jika diajak bercerta dengan perawat dan mampu menjawab pertanyaan perawat dengan baik. e. Memori Ny. H sulit mengingat hal jangka pendek, namun mampu mengingat hal-hal atau kejadian masa lalunya dengan baik. Saat pengkajian, klien mampu mengingat dan menyebutkan kembali 3 benda (apel, meja, koin) dengan benar. f. Fungsi persepsi Ny. H mampu menangkap objek dengan benar, seperti saat perawat menunjukkan buku, klien dapat mengatakan itu buku. Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran maupun penglihatan. g. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dalam berkomunikasi bahasa tidak mengalami hambatan. 2. Fungsi Sensori dan Nyeri a. Penglihatan DS: - Klien mengatakan sulit melihat jarak jauh maupun dekat - Klien mengatakan memakai kaca mata namun sudah tidak ada lagi DO: - Lensa kiri tampak keruh - Palpebral tidak enema, konjungtiva merah muda - Sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya (+/+) - Visus mata kanan: 3/60, kiri 2/60 b. Pendengaran Klien tidak dapat mendengar dengan baik. Kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dari telinga kiri. c. Keseimbangan DS: - Klien mengatakan tidak bisa berdiri tanpa bantuan/ berpegangan - Klien mengatakan riwayat jatuh di kamar mandi 1 tahun yang lalu DO: - Klien mampu berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan bergangan - Klien berjalan dengan menggunakan gursi/ pegangan di kursi saat di dalam kamar - Klien menggunakan kursi roda jika ingin ke tujuan yang lebih jauh - Postur tubuh klien Kifosis - Kekuatan Otot 5 5 4 4 d. Nyeri Ny. H mengatakan tidak merasakan nyeri pada tubuhnya Masalah Keperawatan: 3. Fungsi Kardiovaskuler, Hematologic, Imunologi & Respiratori a. Jantung Ny. H tidak memiliki riwayat sakit jantung. Batas atas jantung pada ICS 2 mid klavikula kiri, batas kanan atas jantung pada ICS 2 Para Sternalis kanan. Tidak terjadi pembesaran jantung. Bunyi jantung S1 – S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. b. Tekanan Darah Tekanan Darah : 140/80 mmHg MAP : (140 + 2 x 80) : 3 = 100 mmHg Kesimpulan: MAP normal c. Alergi Ny. H tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan d. Pernapasan Frekuensi napas 18x/ menit. Bentuk dada simetris, postur tubuh kifosis, batas paru hepar ICS 4 – 5. Bunyi napas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R41.0
- Deskripsi: Disorientasi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Kode: F06.7
- Deskripsi: Gangguan kognitif ringan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.31
- Deskripsi: Pemeriksaan status mental
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, Nyonya H mengalami beberapa permasalahan terkait fungsi mental, di antaranya:
a. Orientasi: Nyonya H tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang, sehingga dapat dikategorikan dalam kode ICD-10 R41.0 (Disorientasi, tidak diklasifikasikan di tempat lain).
b. Intelektual: Nyonya H mengalami sedikit kesulitan dalam menulis dan membaca, serta memiliki nilai MMSE 20 yang mengindikasikan probable gangguan kognitif. Hal ini dapat dikategorikan dalam kode ICD-10 F06.7 (Gangguan kognitif ringan).
c. Memori: Nyonya H sulit mengingat hal jangka pendek, namun mampu mengingat hal-hal atau kejadian masa lalunya dengan baik.
Terkait tindakan medis, dapat dilakukan pemeriksaan status mental yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 95.31 (Pemeriksaan status mental). -
Article No. 16931 | 08 May 2025
Klinis : E. Pengkajian Fungsi Tubuh 1. Fungsi Mental a. Orientasi Kesadaran Ny. H Compos Mentis (GCS 15). Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang. Hal ini ditandai dengan klien dapat menjawab dengan benar ketika perawat menanyakan jam, tempat dan nama orang. b. Intelektual Ny. H dapat menulis dan membaca serta berhitung. Klien mengalami sedikit kesulitan dalam menulis dan membaca karena tidak memiliki kaca mata. Nilai MMSE 20 (Probable gangguan kognitif). Form MMSE terlampir. c. Tidur Ny. H tidur siang dari jam 12.00 – 14.30 dan tidur malam dari jam 09.00 – 05.00. Klien tidak mengalami insomnia maupun tidak mengalami mudah terbangun saat tidur. d. Perhatian Ny. H mampu berkonsentrasi jika diajak bercerta dengan perawat dan mampu menjawab pertanyaan perawat dengan baik. e. Memori Ny. H sulit mengingat hal jangka pendek, namun mampu mengingat hal-hal atau kejadian masa lalunya dengan baik. Saat pengkajian, klien mampu mengingat dan menyebutkan kembali 3 benda (apel, meja, koin) dengan benar. f. Fungsi persepsi Ny. H mampu menangkap objek dengan benar, seperti saat perawat menunjukkan buku, klien dapat mengatakan itu buku. Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran maupun penglihatan. g. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dalam berkomunikasi bahasa tidak mengalami hambatan. 2. Fungsi Sensori dan Nyeri a. Penglihatan DS: - Klien mengatakan sulit melihat jarak jauh maupun dekat - Klien mengatakan memakai kaca mata namun sudah tidak ada lagi DO: - Lensa kiri tampak keruh - Palpebral tidak enema, konjungtiva merah muda - Sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya (+/+) - Visus mata kanan: 3/60, kiri 2/60 b. Pendengaran Klien tidak dapat mendengar dengan baik. Kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dari telinga kiri. c. Keseimbangan DS: - Klien mengatakan tidak bisa berdiri tanpa bantuan/ berpegangan - Klien mengatakan riwayat jatuh di kamar mandi 1 tahun yang lalu DO: - Klien mampu berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan bergangan - Klien berjalan dengan menggunakan gursi/ pegangan di kursi saat di dalam kamar - Klien menggunakan kursi roda jika ingin ke tujuan yang lebih jauh - Postur tubuh klien Kifosis - Kekuatan Otot 5 5 4 4 d. Nyeri Ny. H mengatakan tidak merasakan nyeri pada tubuhnya Masalah Keperawatan: 3. Fungsi Kardiovaskuler, Hematologic, Imunologi & Respiratori a. Jantung Ny. H tidak memiliki riwayat sakit jantung. Batas atas jantung pada ICS 2 mid klavikula kiri, batas kanan atas jantung pada ICS 2 Para Sternalis kanan. Tidak terjadi pembesaran jantung. Bunyi jantung S1 – S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. b. Tekanan Darah Tekanan Darah : 140/80 mmHg MAP : (140 + 2 x 80) : 3 = 100 mmHg Kesimpulan: MAP normal c. Alergi Ny. H tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan d. Pernapasan Frekuensi napas 18x/ menit. Bentuk dada simetris, postur tubuh kifosis, batas paru hepar ICS 4 – 5. Bunyi napas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu
- Penyebab: Penurunan kemampuan visual akibat katarak
- Tanda & Gejala: Kesulitan melihat jarak jauh dan dekat, visus 3/60 mata kanan dan 2/60 mata kiri
2. Risiko Jatuh
- Penyebab: Gangguan keseimbangan akibat riwayat jatuh dan postur kifosis
- Tanda & Gejala: Tidak dapat berdiri tanpa bantuan, menggunakan kursi roda untuk mobilisasi
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu
- Meningkatnya kemampuan visual
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan alat bantu penglihatan
2. Risiko Jatuh
- Menurunnya risiko jatuh
- Klien dapat melakukan mobilisasi dengan aman
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu
- Identifikasi faktor penyebab dan faktor risiko penurunan penglihatan
- Kaji kemampuan visual klien
- Berikan edukasi dan latihan penggunaan alat bantu penglihatan
- Optimalkan lingkungan untuk meningkatkan visibilitas
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis
2. Risiko Jatuh
- Identifikasi faktor risiko jatuh
- Kaji kemampuan mobilisasi dan keseimbangan klien
- Berikan bantuan dan alat bantu mobilisasi yang sesuai
- Modifikasi lingkungan untuk mencegah jatuh
- Kembangkan strategi pencegahan jatuh
Penjelasan Rinci:
Perawat perlu mengidentifikasi dan mengatasi masalah penglihatan dan risiko jatuh pada Ny. H. Intervensi yang komprehensif diperlukan untuk meningkatkan kemampuan visual, keseimbangan, dan keamanan mobilisasi klien. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis juga penting. Edukasi dan latihan penggunaan alat bantu serta modifikasi lingkungan menjadi bagian integral dari asuhan keperawatan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan klien, meningkatkan kemandirian, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 16932 | 08 May 2025
Klinis : E. Pengkajian Fungsi Tubuh 1. Fungsi Mental a. Orientasi Kesadaran Ny. H Compos Mentis (GCS 15). Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang. Hal ini ditandai dengan klien dapat menjawab dengan benar ketika perawat menanyakan jam, tempat dan nama orang. b. Intelektual Ny. H dapat menulis dan membaca serta berhitung. Klien mengalami sedikit kesulitan dalam menulis dan membaca karena tidak memiliki kaca mata. Nilai MMSE 20 (Probable gangguan kognitif). Form MMSE terlampir. c. Tidur Ny. H tidur siang dari jam 12.00 – 14.30 dan tidur malam dari jam 09.00 – 05.00. Klien tidak mengalami insomnia maupun tidak mengalami mudah terbangun saat tidur. d. Perhatian Ny. H mampu berkonsentrasi jika diajak bercerta dengan perawat dan mampu menjawab pertanyaan perawat dengan baik. e. Memori Ny. H sulit mengingat hal jangka pendek, namun mampu mengingat hal-hal atau kejadian masa lalunya dengan baik. Saat pengkajian, klien mampu mengingat dan menyebutkan kembali 3 benda (apel, meja, koin) dengan benar. f. Fungsi persepsi Ny. H mampu menangkap objek dengan benar, seperti saat perawat menunjukkan buku, klien dapat mengatakan itu buku. Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran maupun penglihatan. g. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dalam berkomunikasi bahasa tidak mengalami hambatan. 2. Fungsi Sensori dan Nyeri a. Penglihatan DS: - Klien mengatakan sulit melihat jarak jauh maupun dekat - Klien mengatakan memakai kaca mata namun sudah tidak ada lagi DO: - Lensa kiri tampak keruh - Palpebral tidak enema, konjungtiva merah muda - Sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya (+/+) - Visus mata kanan: 3/60, kiri 2/60 b. Pendengaran Klien tidak dapat mendengar dengan baik. Kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dari telinga kiri. c. Keseimbangan DS: - Klien mengatakan tidak bisa berdiri tanpa bantuan/ berpegangan - Klien mengatakan riwayat jatuh di kamar mandi 1 tahun yang lalu DO: - Klien mampu berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan bergangan - Klien berjalan dengan menggunakan gursi/ pegangan di kursi saat di dalam kamar - Klien menggunakan kursi roda jika ingin ke tujuan yang lebih jauh - Postur tubuh klien Kifosis - Kekuatan Otot 5 5 4 4 d. Nyeri Ny. H mengatakan tidak merasakan nyeri pada tubuhnya Masalah Keperawatan: 3. Fungsi Kardiovaskuler, Hematologic, Imunologi & Respiratori a. Jantung Ny. H tidak memiliki riwayat sakit jantung. Batas atas jantung pada ICS 2 mid klavikula kiri, batas kanan atas jantung pada ICS 2 Para Sternalis kanan. Tidak terjadi pembesaran jantung. Bunyi jantung S1 – S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. b. Tekanan Darah Tekanan Darah : 140/80 mmHg MAP : (140 + 2 x 80) : 3 = 100 mmHg Kesimpulan: MAP normal c. Alergi Ny. H tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan d. Pernapasan Frekuensi napas 18x/ menit. Bentuk dada simetris, postur tubuh kifosis, batas paru hepar ICS 4 – 5. Bunyi napas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sesuai dengan kondisi Ny. H:
---
### **1. Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan (SDKI Code: 0016)**
**Definisi SDKI**: Penurunan, perubahan, atau ketidakmampuan dalam menerima dan memproses rangsangan visual.
**Data Pendukung**:
- Visus mata kanan 3/60, kiri 2/60.
- Lensa kiri keruh, klien mengeluh sulit melihat jarak jauh/dekat.
**SLKI (Luaran)**:
- **Code: 1701 (Perilaku Pemantauan Kesehatan Mata)**
Kriteria: Klien mampu mengenali kebutuhan kacamata dan meminta bantuan untuk pemeriksaan mata.
**SIKI (Intervensi)**:
- **Code: 2610 (Promosi Penggunaan Alat Bantu Penglihatan)**
Tindakan: Anjurkan pemeriksaan mata dan penggunaan kacamata sesuai resep.
---
### **2. Risiko Cedera (SDKI Code: 0019)**
**Definisi SDKI**: Peningkatan kerentanan terhadap cedera fisik akibat gangguan keseimbangan atau penurunan fungsi penglihatan.
**Data Pendukung**:
- Riwayat jatuh di kamar mandi.
- Kifosis, kekuatan otot 4/5, dan ketergantungan pada kursi roda/pegangan.
**SLKI (Luaran)**:
- **Code: 1901 (Perilaku Pencegahan Cedera)**
Kriteria: Klien mampu menggunakan alat bantu (kursi roda/pegangan) dengan aman.
**SIKI (Intervensi)**:
- **Code: 6490 (Pencegahan Jatuh)**
Tindakan: Modifikasi lingkungan (lantai tidak licin, pencahayaan cukup) dan latihan keseimbangan.
---
### **3. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI Code: 0007)**
**Definisi SDKI**: Keterbatasan gerak independen akibat kifosis dan kelemahan otot.
**Data Pendukung**:
- Kekuatan otot 4/5, postur kifosis, dan ketergantungan alat bantu.
**SLKI (Luaran)**:
- **Code: 0403 (Kemampuan Mobilisasi)**
Kriteria: Klien dapat berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan bantuan minimal.
**SIKI (Intervensi)**:
- **Code: 5610 (Latihan Rentang Gerak)**
Tindakan: Latihan ROM dan penguatan otot ekstremitas bawah.
---
### **4. Defisit Perawatan Diri: Kebersihan Diri (SDKI Code: 0010)**
**Definisi SDKI**: Ketidakmampuan melakukan aktivitas kebersihan diri akibat gangguan mobilitas/penglihatan.
**Data Pendukung**:
- Ketergantungan pada kursi roda dan gangguan penglihatan.
**SLKI (Luaran)**:
- **Code: 0302 (Kemampuan Perawatan Diri)**
Kriteria: Klien mampu menyikat gigi/mandi dengan bantuan alat adaptif.
**SIKI (Intervensi)**:
- **Code: 4160 (Dukungan Perawatan Diri)**
Tindakan: Ajarkan teknik adaptif (misal: pegangan panjang untuk sikat gigi).
---
### **5. Gangguan Memori Jangka Pendek (SDKI Code: 0015)**
**Definisi SDKI**: Ketidakmampuan mengingat informasi baru (MMSE: 20 = probable gangguan kognitif).
**Data Pendukung**:
- Sulit mengingat hal jangka pendek, meski mampu mengingat 3 benda saat pengkajian.
**SLKI (Luaran)**:
- **Code: 1102 (Fungsi Kognitif)**
Kriteria: Klien dapat mengingat instruksi sederhana dengan bantuan pengulangan.
**SIKI (Intervensi)**:
- **Code: 5270 (Stimulasi Kognitif)**
Tindakan: Latihan memori (pengulangan kata, catatan pengingat).
---
### **Catatan Tambahan**:
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** mengacu pada buku *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)* edisi terbaru PPNI.
- **Tone Akademis**: Diagnosa disusun berdasarkan data objektif dan menggunakan terminologi keperawatan yang baku.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana keperawatan. Jika memerlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan tim kesehatan terkait.
Salam profesional,
*[Nama Perawat]*
*Anggota PPNI* -
Article No. 16933 | 08 May 2025
Klinis : integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi integritas kulit adalah 'Risiko Kerusakan Integritas Kulit'. Diagnosa ini menggambarkan adanya potensi atau kemungkinan terjadinya perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis yang dapat menyebabkan luka atau cedera.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi risiko kerusakan integritas kulit adalah:
1. Integritas Kulit: Pemulihan
Luaran ini menggambarkan pemulihan struktur dan fungsi epidermis dan dermis sehingga kulit kembali dalam kondisi normal dan utuh.
2. Risiko Cedera: Terkendali
Luaran ini menggambarkan kemampuan pasien untuk mengenali dan mencegah faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada kondisi risiko kerusakan integritas kulit adalah:
1. Perawatan Luka
Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi penyembuhan luka, mencegah komplikasi, dan meminimalkan risiko infeksi. Contoh tindakan dalam intervensi ini antara lain: membersihkan luka, menerapkan tindakan aseptik, dan menggunakan balutan yang sesuai.
2. Manajemen Risiko
Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit. Contoh tindakan dalam intervensi ini antara lain: melakukan asesmen risiko, menggunakan bantalan/peranti untuk mencegah gesekan/tekanan, dan mengoptimalkan status nutrisi pasien.
3. Edukasi Kesehatan
Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam menjaga integritas kulit. Contoh tindakan dalam intervensi ini antara lain: memberikan informasi tentang perawatan kulit, mendemonstrasikan teknik perawatan kulit, dan mengajarkan pasien untuk melakukan pemeriksaan kulit secara mandiri.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat memfasilitasi pemulihan integritas kulit dan mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut. Selain itu, edukasi kesehatan juga penting untuk membangun kesadaran dan kemampuan pasien dalam mengelola kondisi kesehatannya. -
Article No. 16934 | 08 May 2025
Klinis : esadaran umum DPO. Sebelumnya pasien sesak napas berat. Saat ini telah terpasang ETT dan ventilator dengan mode CMV; RR = 14; VT = 500; PEEP = 5, FiO2 = 80%, Flow Trigger = 5; I:E = 1:2. Hemodinamik : TD = 120/70 mmHg; HR = 97 x/menit; RR = 14 x/menit; SpO2 = 99%. Alat invasif yang terpasang : IV line di tangan kanan (7-5-25), kateter urin (7-5-25).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan kondisi umum buruk, penurunan aliran darah, dan peningkatan tekanan intrakranial.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas oleh penyakit/cedera.
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan pemberian cairan intravena yang berlebihan.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Pasien menunjukkan peningkatan aliran darah ke otak yang ditandai dengan membaik atau kembalinya kesadaran umum.
2. Pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan pergerakan udara yang lancar, tidak ada suara napas tambahan, dan oksigenasi yang adekuat.
3. Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang memadai, ditandai dengan tanda-tanda vital stabil, tidak ada edema, dan output urin yang sesuai.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral:
a. Pantau tanda-tanda vital (TD, nadi, RR, suhu) secara berkala.
b. Pertahankan posisi kepala dan leher agar jalan napas tetap terbuka.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
d. Lakukan pemeriksaan neurologis secara berkala.
e. Berikan obat-obatan yang dapat meningkatkan aliran darah sesuai indikasi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Lakukan suction untuk membersihkan jalan napas secara efektif.
b. Pertahankan posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekresi.
c. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi.
d. Pertahankan parameter ventilator sesuai kebutuhan pasien.
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk intervensi lanjutan jika diperlukan.
3. Kelebihan Volume Cairan:
a. Pantau tanda-tanda vital dan intake/output cairan secara ketat.
b. Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan pasien.
c. Berikan diuretik sesuai indikasi untuk mengeluarkan kelebihan cairan.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk penyesuaian terapi cairan jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami penurunan kesadaran umum, sesak napas berat, dan kemungkinan kelebihan volume cairan akibat pemberian cairan intravena. Luaran yang diharapkan fokus pada perbaikan perfusi serebral, bersihan jalan napas yang efektif, dan keseimbangan cairan yang memadai. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan bertujuan untuk mencapai luaran tersebut melalui pemantauan yang ketat, tindakan suportif, dan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan yang komprehensif.