Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18997 | 25 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 59 tahun, dengan keluhan kaku pada sendi, nilai kekuatan otot ekstremitas atas 4 dan bawah 3, ia stroke 2 bulan yang lalu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan kondisi pasien wanita usia 59 tahun dengan keluhan kaku pada sendi, nilai kekuatan otot ekstremitas atas 4 dan bawah 3, serta riwayat stroke 2 bulan yang lalu, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM Procedure yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M62.81
- Deskripsi: Kekakuan sendi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.84
- Deskripsi: Terapi fisik, terapi latihan, dan aktivitas terkait
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M62.81 (Kekakuan sendi, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dipilih karena pasien mengeluhkan kaku pada sendi, yang merupakan kondisi muskuloskeletal tanpa diagnosis spesifik lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 93.84 (Terapi fisik, terapi latihan, dan aktivitas terkait) dipilih karena pasien kemungkinan akan menjalani program rehabilitasi fisik untuk meningkatkan kekuatan otot dan mengatasi kekakuan sendi setelah stroke yang dialami 2 bulan lalu. Prosedur ini dapat mencakup terapi latihan, aktivitas fungsional, dan modalitas fisik lainnya untuk membantu pemulihan pasien.
Perlu diperhatikan bahwa kode ICD-10 dan ICD-9-CM Procedure dapat bervariasi tergantung pada penilaian klinis yang lebih lengkap oleh dokter yang menangani pasien. -
Article No. 18998 | 25 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 59 tahun, dengan keluhan kaku pada sendi, nilai kekuatan otot ekstremitas atas 4 dan bawah 3, ia stroke 2 bulan yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang independen dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kekuatan Otot (10019)
Definisi: Kemampuan sekelompok otot untuk menghasilkan tenaga.
Kode: 10019
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pergerakan Sendi (10020)
Definisi: Kemampuan untuk menggerakkan sendi dengan rentang gerak normal.
Kode: 10020
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Latihan Pergerakan Sendi (I0069)
Definisi: Mempertahankan atau meningkatkan mobilitas dan fungsi sendi dengan melakukan latihan pergerakan sendi.
Kode: I0069
2. Perawatan Disfungsi Mobilitas Fisik (I0070)
Definisi: Membantu klien untuk mempertahankan atau meningkatkan mobilitas fisik.
Kode: I0070
Penjelasan Singkat:
Pasien wanita, usia 59 tahun, dengan keluhan kaku pada sendi, nilai kekuatan otot ekstremitas atas 4 dan bawah 3, dan riwayat stroke 2 bulan yang lalu, menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik (00085). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Terapi Latihan Pergerakan Sendi (I0069) dan Perawatan Disfungsi Mobilitas Fisik (I0070) untuk mempertahankan atau meningkatkan mobilitas dan fungsi sendi serta membantu pasien dalam mempertahankan atau meningkatkan mobilitas fisik. -
Article No. 18999 | 25 Jun 2025
Klinis : Anak D laki-laki usia 7 tahun dirawat dengan diagnosis DBD. Keluhan demam hari ke-4, nyeri perut, dan mimisan tekanan darah 90/60 mmHg. Tanda tanda vital (Suhu: 38,8°C Nadi: 112x/menit, lemah RR: 24x/menit, CRT (capillary refill time): >3 detik) Ibu melihat ada bintik merah di kulit paha dan lengan (petekie) Anak tampak lemas dan ibunya mengatakan anaknya tidak nafsu makan. Kesadaran: Compos mentis (GCS 15) . Hasil lab: trombosit 45.000, Ht 42%,Hemoglobin: 13,4 g/dL Urinalisis: Warna kuning tua, volume <0,5 mL/kg/jam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Hipovolemia Aktual
- Definisi: Penurunan volume darah yang mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
- Etiologi: Peningkatan kehilangan cairan akibat perdarahan, demam, dan berkurangnya asupan cairan.
- Tanda dan Gejala: Tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, pengisian kapiler lambat, urin sedikit, dan letargi.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Etiologi: Proses penyakit (demam, nyeri perut) dan perdarahan.
- Tanda dan Gejala: Keluhan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, dan perubahan perilaku.
3. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Etiologi: Anoreksia, mual, dan demam.
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, tampak lemah, dan tidak nafsu makan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hipovolemia Aktual:
- Stabilitas Hemodinamik Tercapai
- Perfusi Jaringan Membaik
- Volume Cairan Adekuat
2. Nyeri Akut:
- Kontrol Nyeri Membaik
- Tingkat Nyeri Menurun
3. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Asupan Nutrisi Membaik
- Status Nutrisi Membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Hipovolemia Aktual:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pemberian Cairan Intravena
- Pemberian Oksigen
- Kolaborasi Pemberian Obat-Obatan
2. Nyeri Akut:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Relaksasi
- Kolaborasi Pemberian Analgesik
3. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pemantauan Asupan dan Output Cairan
- Pemberian Nutrisi Enteral
- Kolaborasi Pemberian Nutrisi Parenteral
Penjelasan Rinci:
Pasien anak laki-laki usia 7 tahun dengan diagnosis DBD mengalami hipovolemia aktual, nyeri akut, dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, pengisian kapiler lambat, urin sedikit, nyeri perut, dan tidak nafsu makan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, oksigen, manajemen nyeri, pemberian nutrisi enteral, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Luaran yang diharapkan adalah stabilitas hemodinamik, perfusi jaringan yang membaik, kontrol nyeri yang membaik, dan status nutrisi yang membaik. -
Article No. 19000 | 25 Jun 2025
Klinis : Anak D laki-laki usia 7 tahun dirawat dengan diagnosis DBD. Keluhan demam hari ke-4, nyeri perut, dan mimisan tekanan darah 90/60 mmHg. Tanda tanda vital (Suhu: 38,8°C Nadi: 112x/menit, lemah RR: 24x/menit, CRT (capillary refill time): >3 detik) Ibu melihat ada bintik merah di kulit paha dan lengan (petekie) Anak tampak lemas dan ibunya mengatakan anaknya tidak nafsu makan. Kesadaran: Compos mentis (GCS 15) . Hasil lab: trombosit 45.000, Ht 42%,Hemoglobin: 13,4 g/dL Urinalisis: Warna kuning tua, volume <0,5 mL/kg/jam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan intravaskular akibat peningkatan permeabilitas kapiler, ditandai dengan penurunan tekanan darah, tachikardi, CRT >3 detik, dan oliguria.
2. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, ditandai dengan penurunan trombosit dan hematokrit yang meningkat.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung dan anemia, ditandai dengan kelelahan, dan penurunan nafsu makan.
4. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit, ditandai dengan mimisan dan petekie.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Hipovolemia teratasi: Tanda-tanda vital dalam batas normal, CRT ?3 detik, dan produksi urin ?0,5 mL/kg/jam.
2. Keseimbangan cairan dan elektrolit terpelihara: Trombosit dan hematokrit dalam batas normal.
3. Toleransi aktivitas meningkat: Anak tidak lemas, nafsu makan membaik.
4. Risiko perdarahan terkendali: Tidak ada perdarahan aktif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Hipovolemia:
a. Monitor tanda-tanda vital secara ketat
b. Kaji tanda-tanda dehidrasi dan perdarahan
c. Berikan cairan intravena sesuai rekomendasi medis
d. Monitor intake dan output cairan
e. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk meningkatkan volume cairan
2. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit:
a. Monitor hasil laboratorium (trombosit, hematokrit)
b. Pertahankan asupan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Intoleransi aktivitas:
a. Monitor tanda-tanda intoleransi aktivitas
b. Berikan istirahat yang cukup
c. Lakukan aktivitas sesuai toleransi anak
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Risiko perdarahan:
a. Monitor tanda-tanda perdarahan
b. Pertahankan kadar trombosit dengan pemberian komponen darah sesuai indikasi
c. Pertahankan integritas kulit dan mukosa
d. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mencegah perdarahan
Penjelasan rinci dan terperinci telah diberikan untuk setiap poin di atas. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 19001 | 25 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 43 tahun, datang dipoli obgyn untuk melakukan kontrol setiap 6 bulan, saat ini pasien tidak ada keluhan, memiliki riwayat penyakit hipertensi setelah melahirkan anak ke 2 dan mengkonsumsi adalat oros dan candesartan. pada bulan januari pasien mengatakan terjadi perdarahan seperti orang keguguran dan setelah 2 jam darah sudah tidak keluar. pasien mengatakan pada saat menstruasi merasakan nyeri pada hari pertma sampai ke tiga haid dan lama haid bisa sampai 10 hari. Hasil pemeriksaan menunjukkan uterus AF ukuran 7,97 x 5,97 cm tampak massa myomatik ukuran 1,47 x 2,96 cm dan 3,08 x 1,4 cm AP D/S kesan normal. Diagnosis awal adalah multiple myoma uteri FIGO Tipe 3-4.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis dan rekomendasi saya berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus dan perdarahan
2. Perdarahan Vagina berhubungan dengan multiple myoma uteri
3. Risiko Perdarahan berhubungan dengan multiple myoma uteri
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan penurunan skala nyeri
- Pasien dapat mengenali faktor pemicu nyeri
- Pasien dapat menerapkan teknik manajemen nyeri
2. Perdarahan Vagina
- Perdarahan dapat terkontrol
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perdarahan
- Pasien dapat melakukan perawatan diri yang tepat
3. Risiko Perdarahan
- Tidak terjadi episode perdarahan baru
- Tanda-tanda vital pasien stabil
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda perdarahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, kompres hangat/dingin, dll.)
- Berikan edukasi tentang penyebab nyeri dan strategi penanganannya
2. Perdarahan Vagina
- Monitor tanda-tanda vital dan perdarahan secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk penanganan medis yang sesuai
- Ajarkan pasien melakukan perawatan diri yang tepat (penggunaan pembalut, menjaga kebersihan, dll.)
- Berikan edukasi tentang penyebab perdarahan dan tindakan yang perlu dilakukan
3. Risiko Perdarahan
- Monitor tanda-tanda vital dan perdarahan secara ketat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk mencegah komplikasi perdarahan
- Ajarkan pasien untuk mengenali tanda-tanda perdarahan dan segera laporkan
- Berikan edukasi tentang faktor risiko perdarahan dan langkah-langkah pencegahannya
Penjelasan lebih rinci:
Pasien dengan multiple myoma uteri memiliki risiko perdarahan yang perlu dikelola dengan baik. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup nyeri akut yang terkait dengan kontraksi uterus dan perdarahan, perdarahan vagina yang berhubungan dengan multiple myoma uteri, serta risiko perdarahan akibat kondisi tersebut. Luaran/output yang diharapkan adalah penurunan nyeri, kontrol perdarahan, dan pencegahan komplikasi perdarahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian, kolaborasi dengan tenaga kesehatan, edukasi, dan pembelajaran keterampilan manajemen diri bagi pasien. Penerapan intervensi yang tepat akan membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan dan meningkatkan kualitas perawatan. -
Article No. 19002 | 25 Jun 2025
Klinis : Kasus: Searang laki-laki Usla 52 tahun datang dengan keluhan muntah >3x/hari, diare >6x/hari, dan Hurayat bra tidak terkontrol (tipe 2) sejak 5 taha lalu. Pasien tampak lemas, kesulitan makan, dar mengalami Penurunan BB 2kg dalam 3 hari. Peluk osa bible kering sturgor kulit menurun, TD 100/70 mmtty, nadi 98x/menit. Keluaran Urin menurun (Oliguria). Has?l lab: Nat 130 mEq/L, k+ 3.2 mEq/L, GDP 240 mg/dL. HbAlc 9.1%.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.65
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi kardiovaskular
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.01
- Deskripsi: Rehidrasi intravena
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 52 tahun memiliki keluhan utama muntah, diare, dan diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol sejak 5 tahun lalu. Pasien tampak lemas, kesulitan makan, dan mengalami penurunan berat badan 2 kg dalam 3 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit menurun, tekanan darah rendah, dan oliguria. Hasil laboratorium menunjukkan kadar natrium rendah (130 mEq/L), kalium rendah (3,2 mEq/L), glukosa darah tinggi (240 mg/dL), dan HbA1c yang tinggi (9,1%).
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.65
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi kardiovaskular
- Pasien memiliki diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkendali, dengan komplikasi kardiovaskular yang ditandai dengan hipotensio, dehidrasi, dan gangguan elektrolit.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.01
- Deskripsi: Rehidrasi intravena
- Pasien memerlukan rehidrasi intravena untuk mengatasi dehidrasi dan gangguan elektrolit akibat muntah dan diare yang terjadi. -
Article No. 19003 | 25 Jun 2025
Klinis : Kasus: Searang laki-laki Usla 52 tahun datang dengan keluhan muntah >3x/hari, diare >6x/hari, dan Hurayat bra tidak terkontrol (tipe 2) sejak 5 taha lalu. Pasien tampak lemas, kesulitan makan, dar mengalami Penurunan BB 2kg dalam 3 hari. Peluk osa bible kering sturgor kulit menurun, TD 100/70 mmtty, nadi 98x/menit. Keluaran Urin menurun (Oliguria). Has?l lab: Nat 130 mEq/L, k+ 3.2 mEq/L, GDP 240 mg/dL. HbAlc 9.1%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI 00025)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan jumlah dan komposisi cairan dan elektrolit yang melebihi atau di bawah rentang normal.
b. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI 00002)
Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi individu tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Intoleransi Aktivitas (SDKI 00092)
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan dan dibutuhkan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Keseimbangan Cairan (SLKI 01015)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam batas normal.
b. Status Nutrisi (SLKI 01024)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan asupan dan penyerapan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
c. Toleransi Aktivitas (SLKI 01028)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Cairan (SIKI 03061)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam rentang normal.
b. Manajemen Nutrisi (SIKI 03089)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan asupan dan penyerapan nutrisi yang adekuat.
c. Manajemen Aktivitas (SIKI 03008)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas rutin.
Dalam kasus ini, pasien mengalami risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan nutrisi, serta intoleransi aktivitas yang perlu ditangani dengan intervensi keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 19004 | 25 Jun 2025
Klinis : Kasus: Searang laki-laki Usla 52 tahun datang dengan keluhan muntah >3x/hari, diare >6x/hari, dan Hurayat bra tidak terkontrol (tipe 2) sejak 5 taha lalu. Pasien tampak lemas, kesulitan makan, dar mengalami Penurunan BB 2kg dalam 3 hari. Peluk osa bible kering sturgor kulit menurun, TD 100/70 mmtty, nadi 98x/menit. Keluaran Urin menurun (Oliguria). Has?l lab: Nat 130 mEq/L, k+ 3.2 mEq/L, GDP 240 mg/dL. HbAlc 9.1%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kasus yang Diberikan)*
---
### **1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit**
**Kode SDKI:** 00027
**Definisi:** Keadaan di mana individu mengalami atau berisiko mengalami kehilangan cairan atau elektrolit secara berlebihan atau tidak seimbang.
**Data Pendukung:**
- Muntah >3x/hari, diare >6x/hari.
- Turgor kulit menurun, oliguria, TD 100/70 mmHg.
- Hasil lab: Natrium 130 mEq/L (hiponatremia), Kalium 3.2 mEq/L (hipokalemia).
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan):**
- **Kode SLKI:** 1401 (Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai).
- Kriteria:
- Turgor kulit normal.
- Keseimbangan intake-output cairan.
- Elektrolit serum dalam batas normal.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan):**
- **Kode SIKI:** 2120 (Manajemen Cairan).
- Tindakan:
- Pemantauan tanda vital dan status hidrasi.
- Pemberian terapi cairan sesuai protokol.
- Edukasi asupan cairan dan elektrolit.
---
### **2. Hiperglikemia**
**Kode SDKI:** 00179
**Definisi:** Peningkatan kadar glukosa darah di atas rentang normal.
**Data Pendukung:**
- GDP 240 mg/dL, HbA1c 9.1% (kontrol glikemik buruk).
- Riwayat DM tipe 2.
**SLKI:**
- **Kode SLKI:** 1403 (Kontrol glikemik adekuat).
- Kriteria:
- Kadar glukosa darah dalam rentang target.
- Tidak ada gejala hiperglikemia (poliuria, polidipsia).
**SIKI:**
- **Kode SIKI:** 2160 (Manajemen Hiperglikemia).
- Tindakan:
- Pemantauan kadar glukosa darah.
- Pemberian insulin/obat oral sesuai resep.
- Edukasi diet dan manajemen DM.
---
### **3. Intoleransi Aktivitas**
**Kode SDKI:** 00092
**Definisi:** Ketidakmampuan individu untuk melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
**Data Pendukung:**
- Pasien lemas, penurunan BB 2 kg dalam 3 hari.
- Nadi 98x/menit (tanda kelelahan).
**SLKI:**
- **Kode SLKI:** 0303 (Toleransi aktivitas membaik).
- Kriteria:
- Pasien mampu melakukan aktivitas harian tanpa kelelahan berlebihan.
**SIKI:**
- **Kode SIKI:** 0220 (Dukungan Aktivitas).
- Tindakan:
- Latihan bertahap sesuai kemampuan.
- Manajemen energi (prioritaskan istirahat).
---
### **4. Risiko Syok Hipovolemik**
**Kode SDKI:** 00220
**Definisi:** Risiko penurunan perfusi jaringan akibat kehilangan cairan akut.
**Data Pendukung:**
- TD rendah (100/70 mmHg), oliguria, turgor kulit menurun.
**SLKI:**
- **Kode SLKI:** 1402 (Stabilitas hemodinamik terjaga).
- Kriteria:
- TD dan nadi dalam rentang normal.
- Tidak ada tanda syok.
**SIKI:**
- **Kode SIKI:** 4150 (Pemantauan Syok).
- Tindakan:
- Pemantauan ketat tanda vital.
- Persiapan akses IV untuk resusitasi cairan.
---
### **Catatan Akademis:**
- **Prioritas Intervensi:** Gangguan keseimbangan cairan-elektrolit dan hiperglikemia memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi (e.g., syok, ketoasidosis diabetik).
- **Pendekatan Holistik:** Kombinasi manajemen klinis (cairan, glukosa) dan edukasi pasien (diet, aktivitas) diperlukan untuk outcome optimal.
*(Referensi: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI, SIKI Edisi Terbaru PPNI)*
---
**Format RTF** dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis atau laporan akademis. -
Article No. 19005 | 25 Jun 2025
Klinis : risiko perilaku kekerasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi risiko perilaku kekerasan yang Anda sampaikan. Sebagai seorang pakar perawat, saya akan menyajikannya dalam nada akademis.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan (00138)
Definisi:
Risiko Perilaku Kekerasan adalah keadaan di mana individu memiliki potensi untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00138
Judul: Risiko Perilaku Kekerasan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1850
Judul: Kontrol Perilaku
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengatur perilaku yang dapat menyebabkan cedera pada diri sendiri atau orang lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 5340
Judul: Manajemen Perilaku
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memodifikasi perilaku yang tidak sesuai.
Kode: 5350
Judul: Terapi Perilaku
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu mengembangkan perilaku yang lebih adaptif.
Kode: 5360
Judul: Kontrol Diri
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi, pikiran, dan perilaku.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan risiko perilaku kekerasan, diharapkan perawat dapat melakukan penilaian yang komprehensif, menetapkan luaran yang realistis, dan mengembangkan rencana intervensi yang efektif untuk mengelola risiko perilaku kekerasan pada pasien. -
Article No. 19006 | 25 Jun 2025
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi ansietas, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas (00146)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ansietas (10001)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang dialami individu terkait dengan antisipasi bahaya atau masalah yang tidak jelas penyebabnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Ansietas (10002)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengenali, mengelola, dan mengatasi rasa khawatir, ketakutan, dan keprihatinan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Ansietas (10003)
Definisi: Upaya perawat untuk membantu individu mengurangi rasa takut, kekhawatiran, dan ketegangan terkait dengan sumber yang dapat diidentifikasi.
Kode dan Definisi:
10001 - Ansietas: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang dialami individu terkait dengan antisipasi bahaya atau masalah yang tidak jelas penyebabnya.
10002 - Kontrol Ansietas: Kemampuan individu untuk mengenali, mengelola, dan mengatasi rasa khawatir, ketakutan, dan keprihatinan.
10003 - Manajemen Ansietas: Upaya perawat untuk membantu individu mengurangi rasa takut, kekhawatiran, dan ketegangan terkait dengan sumber yang dapat diidentifikasi.