Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17029 | 09 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, kesulitan dalam mengeluarkan sekret, dan adanya obstruksi jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial, dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Kehilangan nafsu makan.
- Tanda dan Gejala: Kehilangan nafsu makan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda sumbatan jalan napas.
- Pasien dapat batuk efektif dan mengeluarkan sekret.
- Suara napas yang normal.
- Tidak ada takipnea.
2. Intake Nutrisi Adekuat
- Definisi: Asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kriteria Hasil:
- Berat badan stabil atau meningkat.
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- Pasien menyatakan nafsu makan kembali.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitor status pernafasan (frekuensi, irama, kedalaman).
- Auskultasi suara nafas.
- Observasi dan kaji produksi sputum.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Berikan bronkodilator dan ekspektoran sesuai resep.
- Bantu pasien batuk dan melakukan drenase postural.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik batuk efektif.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, lingkar lengan atas, albumin, dll).
- Timbang berat badan secara teratur.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan kalori dan protein.
- Berikan makanan bergizi dan suplemen nutrisi sesuai resep.
- Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan makanan.
- Pantau asupan dan output cairan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Pasien mengalami gejala batuk berdahak, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru, yang mengarah pada diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Selain itu, pasien juga mengalami kehilangan nafsu makan, yang mengarah pada diagnosa Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Intake Nutrisi Adekuat. Pasien diharapkan dapat membersihkan sekret dan obstruksi jalan napas secara efektif, serta meningkatkan asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen dan obat-obatan sesuai resep, bantuan batuk dan drenase postural, serta edukasi pasien dan keluarga. Untuk mengatasi masalah nutrisi, intervensi yang diperlukan adalah pengkajian status nutrisi, kolaborasi dengan ahli gizi, pemberian makanan bergizi dan suplemen nutrisi, serta edukasi pasien dan keluarga. Semua intervensi ini dilakukan dengan tujuan agar pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif dan meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat. -
Article No. 17030 | 09 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.49
- Deskripsi: Pemeriksaan mikroskopik lain dari sputum atau jaringan paru-paru untuk tuberkulosis
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal yang diberikan adalah tuberkulosis paru.
Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) sesuai dengan diagnosis tuberkulosis paru yang dicurigai pada pasien ini. Kode ini mencakup tuberkulosis paru yang telah dikonfirmasi secara bakteriologis atau histologis.
Untuk prosedur atau tindakan medis, kode ICD-9-CM 87.49 (Pemeriksaan mikroskopik lain dari sputum atau jaringan paru-paru untuk tuberkulosis) dapat digunakan. Pemeriksaan mikroskopik sputum atau sampel jaringan paru-paru dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mendokumentasikan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan kecurigaan tuberkulosis paru. -
Article No. 17032 | 09 May 2025
Klinis : DS: - Pasien mengeluh kelemahan padan badan sisi kiri - Pasien mengeluh sakit kepala - Keluarga pasien mengatakan memiliki riwayat sakit jatung, stroke, dan hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. DO: - Pasien tampak kesulitan mengangkat tangan dan kaki sebelah kiri - Ttv TD 117/86mmHg N 98x/menit S 36.8°C RR 20x/menit SPO2 99%
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G81.9
- Deskripsi: Hemiplegia, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Pasien mengeluh kelemahan pada anggota gerak sisi kiri tubuh, serta tampak kesulitan mengangkat tangan dan kaki sebelah kiri. Hal ini menunjukkan adanya gejala hemiplegia, yang merupakan kelumpuhan setengah badan pada sisi yang berlawanan dengan lesi neurologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Pemantauan dan perawatan lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Pasien juga mengeluhkan sakit kepala dan memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, serta hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. Pemantauan dan perawatan lainnya yang mungkin diperlukan dapat mencakup pemeriksaan neurologi, pencitraan otak, pemeriksaan laboratorium, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Secara keseluruhan, berdasarkan gejala yang dilaporkan dan temuan pemeriksaan fisik, diagnosis yang paling sesuai adalah hemiplegia, yang mungkin disebabkan oleh kondisi neurologi atau cerebrovaskuler yang mendasarinya, seperti stroke. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengonfirmasi diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat. -
Article No. 17033 | 09 May 2025
Klinis : DS: - Pasien mengeluh kelemahan padan badan sisi kiri - Pasien mengeluh sakit kepala - Keluarga pasien mengatakan memiliki riwayat sakit jatung, stroke, dan hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. DO: - Pasien tampak kesulitan mengangkat tangan dan kaki sebelah kiri - Ttv TD 117/86mmHg N 98x/menit S 36.8°C RR 20x/menit SPO2 99%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Mobilitas Fisik [00085]
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terkontrol, yang menyebabkan hambatan pada kebebasan bergerak secara mandiri di lingkungan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Mobilitas Fisik [LS 01]
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Peningkatan Mobilitas Fisik [IP 01]
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Berhubungan dengan Proses Penyakit
- SDKI: Nyeri Akut [00132]
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Pengendalian Nyeri [LS 04]
- SIKI: Manajemen Nyeri [IP 06]
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Komplikasi Akut Berhubungan dengan Riwayat Penyakit Kardiovaskuler dan Hipertensi
- SDKI: Risiko Komplikasi [00035]
- Definisi: Rentan mengalami kejadian yang dapat mengganggu kesehatan atau dapat mengancam jiwa.
- SLKI: Stabilitas Kardiovaskular [LS 06]
- SIKI: Manajemen Risiko Komplikasi [IP 17]
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik: Pasien mengalami kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri, sehingga mengalami keterbatasan dalam melakukan gerakan fisik secara mandiri.
2. Nyeri: Pasien mengeluh sakit kepala, yang dapat berhubungan dengan proses penyakit yang sedang dialami.
3. Risiko Komplikasi Akut: Pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskular dan hipertensi, sehingga berisiko mengalami komplikasi akut.
Kode dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17034 | 09 May 2025
Klinis : DS: - Pasien mengeluh kelemahan padan badan sisi kiri - Pasien mengeluh sakit kepala - Keluarga pasien mengatakan memiliki riwayat sakit jatung, stroke, dan hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. DO: - Pasien tampak kesulitan mengangkat tangan dan kaki sebelah kiri - Ttv TD 117/86mmHg N 98x/menit S 36.8°C RR 20x/menit SPO2 99%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kondisi pasien tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Mobilitas Fisik** *(SDKI Code: 00085)*
**Definisi:**
Ketidakmampuan pasien untuk bergerak secara mandiri atau terbatas dalam pergerakan akibat kelemahan otot, nyeri, atau gangguan neurologis.
**Data Pendukung:**
- **Subjektif:** Pasien mengeluh kelemahan pada badan sisi kiri.
- **Objektif:** Pasien tampak kesulitan mengangkat tangan dan kaki sebelah kiri.
- **Riwayat:** Stroke dan hipertensi meningkatkan risiko gangguan mobilitas.
---
### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI:** **0301 – Kemampuan Mobilisasi**
**Indikator:**
- Pasien dapat menggerakkan ekstremitas dengan bantuan minimal.
- Kekuatan otot meningkat dari skala 2 ke skala 4 (skala 0-5).
- Tidak terjadi komplikasi imobilisasi (dekubitus, kontraktur).
---
### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI:** **0806 – Latihan Rentang Gerak (Range of Motion/ROM)**
**Intervensi:**
1. Bantu pasien melakukan latihan ROM aktif/pasif pada ekstremitas yang lemah.
2. Ajarkan keluarga cara membantu mobilisasi aman.
3. Kolaborasi dengan fisioterapi untuk rehabilitasi motorik.
**Kode SIKI Tambahan:**
- **0801 – Pemantauan Neurologis** (memantau perkembangan defisit motorik).
- **1402 – Manajemen Nyeri** (jika pasien mengeluh nyeri kepala).
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan (Opsional):**
**Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak** *(SDKI Code: 00201)*
**Dasar:** Riwayat stroke dan hipertensi meningkatkan risiko gangguan perfusi serebral.
**Intervensi Terkait (SIKI):**
- **0801 – Pemantauan Neurologis** (TD, kesadaran, tanda defisit neurologis).
- **0201 – Manajemen Hipertensi** (mempertahankan TD dalam rentang normal).
---
### **Catatan:**
- **SDKI (00085)** dan **SLKI (0301)** harus dievaluasi secara berkala untuk menilai progres rehabilitasi.
- Intervensi **SIKI (0806)** disesuaikan dengan kemampuan pasien dan melibatkan keluarga dalam perawatan.
Semoga membantu. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan.
*(Ditulis dalam format RTF, siap untuk dicetak atau didokumentasikan dalam rekam medis keperawatan.)* -
Article No. 17035 | 09 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- Penyebab: Hipersekresi, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Batuk produktif, mengi, sesak napas, suara napas bronkial.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Pasien memiliki suara napas yang normal.
- Pasien tidak mengalami sesak napas.
- Pasien tidak mengalami batuk produktif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan pasien untuk bernapas dengan baik.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif.
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya obstruksi.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Lakukan postural drainage dan percussive therapy untuk membantu mengeluarkan sekret.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk terapi tambahan jika diperlukan.
- Pantau tanda-tanda vital dan tingkat saturasi oksigen.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya bersihan jalan napas.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang disajikan, diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Hal ini didasarkan pada keluhan utama pasien yaitu batuk berdahak, sesak napas, dan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas yang menunjukkan adanya obstruksi dalam saluran pernapasan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Bersihan Jalan Napas", dengan kriteria hasil seperti pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif, memiliki suara napas yang normal, tidak mengalami sesak napas, dan tidak mengalami batuk produktif.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah "Manajemen Jalan Napas", yang meliputi aktivitas seperti identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif, auskultasi suara napas, pemberian oksigen, postural drainage dan percussive therapy, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pemantauan tanda-tanda vital, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan pasien dalam bernapas dengan baik. -
Article No. 17036 | 09 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis yang sesuai adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.29
- Deskripsi: Bronkoskopi, lain-lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif) sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru pada pasien pria usia 45 tahun yang menunjukkan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta adanya lesi di paru berdasarkan hasil pemeriksaan radiologis.
2. Untuk tindakan medis, kode ICD-9-CM 33.29 (Bronkoskopi, lain-lain) dapat dipertimbangkan jika dokter memutuskan untuk melakukan pemeriksaan bronkoskopi sebagai bagian dari proses diagnosis atau evaluasi penyakit pasien.
Dalam kasus ini, langkah selanjutnya yang mungkin dilakukan adalah:
- Konfirmasi diagnosis melalui pemeriksaan mikrobiologis (misalnya pemeriksaan dahak untuk bakteri Mycobacterium tuberculosis)
- Penilaian terhadap keparahan dan lokasi penyakit melalui pemeriksaan radiologis lanjutan (misalnya CT scan paru)
- Pertimbangan untuk melakukan bronkoskopi jika diperlukan untuk evaluasi lesi atau pengambilan sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut
- Inisiasi pengobatan tuberkulosis sesuai protokol standar -
Article No. 17037 | 09 May 2025
Klinis : diare, hipokalemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 275.2
- Deskripsi: Hipokalemia
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 untuk Diare:
- Kode K52.9 (Gastroenteritis dan kolitis tidak spesifik) adalah kode yang paling sesuai untuk menggambarkan kondisi diare. Kode ini mencakup berbagai bentuk gastroenteritis dan kolitis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, termasuk diare akut dan kronis.
2. Kode ICD-9-CM untuk Hipokalemia:
- Kode 275.2 (Hipokalemia) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi hipokalemia. Hipokalemia mengacu pada kadar kalium dalam darah yang di bawah normal.
Dalam format medis yang terstruktur, informasi ini dapat disajikan dengan cara yang mudah dipahami dan diakses oleh tenaga kesehatan, seperti dokter dan perekam medis. -
Article No. 17038 | 09 May 2025
Klinis : diare, hipokalemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi diare dan hipokalemia berdasarkan sistem klasifikasi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Diare (00013)
Definisi: Pengeluaran tinja dalam jumlah yang berlebihan dan tidak normal, dengan konsistensi yang lebih encer dari biasanya.
b. Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia (00220)
Definisi: Kadar kalium dalam darah di bawah normal.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan (SLKI):
a. Manajemen Diare (I0063)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengontrol dan mengatasi diare.
b. Manajemen Keseimbangan Elektrolit (I0162)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
3. Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan (SIKI):
a. Kontrol Diare (J0013)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur atau mengendalikan episode diare.
b. Keseimbangan Elektrolit (J0162)
Definisi: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan kadar elektrolit dalam rentang normal.
Dalam pendekatan diagnosa keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian komprehensif terhadap pasien dengan diare dan hipokalemia. Perawat akan mengidentifikasi penyebab, gejala, dan faktor-faktor yang memengaruhi kondisi pasien. Berdasarkan hasil pengkajian, perawat akan menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, yaitu Diare (00013) dan Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia (00220).
Selanjutnya, perawat akan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti Manajemen Diare (I0063) dan Manajemen Keseimbangan Elektrolit (I0162). Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mengatasi diare, mempertahankan keseimbangan elektrolit, dan mencapai hasil yang diharapkan, yaitu Kontrol Diare (J0013) dan Keseimbangan Elektrolit (J0162).
Melalui pendekatan ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur, sehingga dapat membantu pasien dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya. -
Article No. 17039 | 09 May 2025
Klinis : hipokalemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi hipokalemia, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia (00025)
Definisi:
Penurunan kadar kalium (K+) di dalam cairan ekstrasel di bawah nilai normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Keseimbangan Elektrolit (10020)
Kode: 10020
Definisi: Keadaan ketidakseimbangan antara asupan, distribusi, dan/atau pengeluaran elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keseimbangan Elektrolit Membaik (10002)
Kode: 10002
Definisi: Tercapainya keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Pemantauan Elektrolit (60005)
Kode: 60005
Definisi: Pengumpulan dan analisis data yang berhubungan dengan konsentrasi, distribusi, dan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Pemeliharaan Keseimbangan Elektrolit (60006)
Kode: 60006
Definisi: Pengelolaan asupan dan pengeluaran elektrolit untuk mempertahankan keseimbangan.
Jadi, dalam kasus hipokalemia, perawat akan melakukan diagnosis keperawatan Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia, dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait untuk memantau dan memelihara keseimbangan elektrolit pasien, khususnya elektrolit kalium.