Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17009 | 09 May 2025
Klinis : Desa Sejahtera mengalami peningkatan kasus malnutrisi pada balita yang mencapai sekitar 15% dari total populasi balita di desa. 60% keluarga di desa ini mengalami kesulitan ekonomi, yang mengakibatkan pendapatan keluarga tidak mencukupi untuk membeli makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang rendah, sementara beberapa lainnya menganggur karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Program peningkatan gizi balita yang ada di desa ini tidak berjalan dengan baik. Program penyuluhan gizi yang seharusnya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat juga tidak menjangkau seluruh lapisan warga. Sebagian keluarga mengandalkan bantuan sosial, namun bantuan tersebut sering terlambat dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pangan yang bergizi. Selain itu, pemerintah desa juga kurang memberikan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah gizi ini. Meskipun ada Puskesmas di desa, fasilitas yang ada sangat terbatas. Tuntutan masyarakat tidak terpenuhi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang relevan dengan kondisi yang dialami oleh Desa Sejahtera:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E45
- Deskripsi: Retardasi pertumbuhan akibat kurang gizi, dengan gejala malnutrisi. Kode ini mencakup kondisi malnutrisi pada balita di Desa Sejahtera.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Konseling gizi dan edukasi, yang dapat diterapkan untuk program penyuluhan gizi yang belum menjangkau seluruh warga di Desa Sejahtera.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 E45 menggambarkan kondisi retardasi pertumbuhan akibat kurang gizi, yang sesuai dengan adanya peningkatan kasus malnutrisi pada balita di Desa Sejahtera.
- Kode ICD-9-CM 93.08 untuk konseling gizi dan edukasi dapat digunakan untuk menggambarkan intervensi yang diperlukan guna memperbaiki program penyuluhan gizi di Desa Sejahtera agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
- Masalah lain yang teridentifikasi, seperti kesulitan ekonomi keluarga, rendahnya pendapatan, dan keterbatasan lapangan pekerjaan, dapat menjadi faktor risiko yang berkontribusi terhadap kondisi malnutrisi pada balita di Desa Sejahtera.
- Selain itu, keterbatasan fasilitas kesehatan di Puskesmas setempat dan kurangnya solusi konkret dari pemerintah desa juga menjadi tantangan dalam mengatasi masalah gizi di Desa Sejahtera. -
Article No. 17010 | 09 May 2025
Klinis : Desa Sejahtera mengalami peningkatan kasus malnutrisi pada balita yang mencapai sekitar 15% dari total populasi balita di desa. 60% keluarga di desa ini mengalami kesulitan ekonomi, yang mengakibatkan pendapatan keluarga tidak mencukupi untuk membeli makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang rendah, sementara beberapa lainnya menganggur karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Program peningkatan gizi balita yang ada di desa ini tidak berjalan dengan baik. Program penyuluhan gizi yang seharusnya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat juga tidak menjangkau seluruh lapisan warga. Sebagian keluarga mengandalkan bantuan sosial, namun bantuan tersebut sering terlambat dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pangan yang bergizi. Selain itu, pemerintah desa juga kurang memberikan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah gizi ini. Meskipun ada Puskesmas di desa, fasilitas yang ada sangat terbatas. Tuntutan masyarakat tidak terpenuhi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah beberapa Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Keadaan ketika individu mengalami risiko asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
Kode SDKI: 00126
Definisi: Keadaan ketika individu/keluarga/masyarakat mengalami kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakberdayaan
Kode SDKI: 00125
Definisi: Keadaan ketika individu/keluarga/masyarakat merasa tidak mampu mengontrol atau mengelola situasi tertentu.
4. Diagnosa Keperawatan: Kemiskinan
Kode SIKI: 10025
Definisi: Keadaan dimana individu/keluarga/masyarakat tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
5. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Masyarakat
Kode SLKI: 00260
Definisi: Keadaan ketika upaya peningkatan kesehatan masyarakat belum optimal atau belum mencapai tujuan yang diharapkan.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh: Kondisi dimana terdapat risiko asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, yang dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, pengetahuan, dan akses terhadap makanan bergizi.
2. Defisit Pengetahuan: Kondisi dimana terdapat kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik gizi dan perilaku hidup sehat, yang dapat berdampak pada perilaku dan status gizi masyarakat.
3. Ketidakberdayaan: Kondisi dimana masyarakat merasa tidak mampu mengatasi masalah gizi yang dihadapi, yang dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, dukungan sosial, dan akses terhadap layanan kesehatan.
4. Kemiskinan: Kondisi dimana individu/keluarga/masyarakat tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk kebutuhan pangan yang bergizi.
5. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Masyarakat: Kondisi dimana upaya peningkatan kesehatan masyarakat, termasuk program peningkatan gizi balita, belum optimal atau belum mencapai tujuan yang diharapkan. -
Article No. 17011 | 09 May 2025
Klinis : Desa Sejahtera mengalami peningkatan kasus malnutrisi pada balita yang mencapai sekitar 15% dari total populasi balita di desa. 60% keluarga di desa ini mengalami kesulitan ekonomi, yang mengakibatkan pendapatan keluarga tidak mencukupi untuk membeli makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang rendah, sementara beberapa lainnya menganggur karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Program peningkatan gizi balita yang ada di desa ini tidak berjalan dengan baik. Program penyuluhan gizi yang seharusnya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat juga tidak menjangkau seluruh lapisan warga. Sebagian keluarga mengandalkan bantuan sosial, namun bantuan tersebut sering terlambat dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pangan yang bergizi. Selain itu, pemerintah desa juga kurang memberikan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah gizi ini. Meskipun ada Puskesmas di desa, fasilitas yang ada sangat terbatas. Tuntutan masyarakat tidak terpenuhi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada Balita** *(Kode SDKI: 00002)*
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan situasi di Desa Sejahtera, terdapat peningkatan kasus malnutrisi pada balita (15% dari total populasi balita) yang disebabkan oleh faktor ekonomi (60% keluarga mengalami kesulitan finansial), ketidakcukupan akses terhadap makanan bergizi, serta ketidakefektifan program penyuluhan gizi dan bantuan sosial. Kondisi ini memenuhi kriteria diagnosa keperawatan **"Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh"** karena adanya ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita secara adekuat.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**Status Nutrisi Meningkat** *(Kode SLKI: 0401)*
**Indikator:**
1. Asupan nutrisi adekuat *(Kode: 040101)*
2. Berat badan sesuai usia *(Kode: 040102)*
3. Tanda-tanda malnutrisi berkurang *(Kode: 040103)*
**Penjelasan:**
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan status gizi balita melalui perbaikan asupan nutrisi, peningkatan berat badan sesuai usia, dan penurunan tanda klinis malnutrisi (seperti edema, kulit kering, atau pertumbuhan terhambat).
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**Edukasi Gizi** *(Kode SIKI: 2610)*
**Intervensi Utama:**
1. **Penyuluhan Gizi** *(Kode: 261001)* – Memberikan edukasi kepada keluarga tentang makanan bergizi dengan sumber daya yang terjangkau.
2. **Pemantauan Pertumbuhan Balita** *(Kode: 261002)* – Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala.
3. **Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan dan Pemerintah Desa** *(Kode: 261003)* – Memperkuat program bantuan sosial dan akses ke Puskesmas.
**Intervensi Pendukung:**
- **Pemberdayaan Masyarakat** *(Kode: 5602)* – Melibatkan kader posyandu dan tokoh masyarakat dalam program pencegahan malnutrisi.
- **Advokasi Kebijakan** *(Kode: 7200)* – Mendorong pemerintah desa untuk meningkatkan alokasi bantuan pangan dan program ketahanan pangan.
---
**Kesimpulan:**
Kondisi di Desa Sejahtera memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif, meliputi edukasi gizi, pemantauan status nutrisi balita, serta kolaborasi multidisiplin untuk mengatasi akar masalah (ekonomi, akses pangan, dan ketidakefektifan program). Dengan pendekatan berbasis **SDKI-SLKI-SIKI**, perawat dapat memberikan asuhan yang terstruktur dan terukur untuk memperbaiki status gizi balita.
*(Sumber: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – PPNI, Edisi Terkini)* -
Article No. 17012 | 09 May 2025
Klinis : Desa Sejahtera mengalami peningkatan kasus malnutrisi pada balita yang mencapai sekitar 15% dari total populasi balita di desa. 60% keluarga di desa ini mengalami kesulitan ekonomi, yang mengakibatkan pendapatan keluarga tidak mencukupi untuk membeli makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang rendah, sementara beberapa lainnya menganggur karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Program peningkatan gizi balita yang ada di desa ini tidak berjalan dengan baik. Program penyuluhan gizi yang seharusnya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat juga tidak menjangkau seluruh lapisan warga. Sebagian keluarga mengandalkan bantuan sosial, namun bantuan tersebut sering terlambat dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pangan yang bergizi. Selain itu, pemerintah desa juga kurang memberikan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah gizi ini. Meskipun ada Puskesmas di desa, fasilitas yang ada sangat terbatas. Tuntutan masyarakat tidak terpenuhi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Malnutrisi Anak Berhubungan dengan Ketidakcukupan Asupan Nutrisi
Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan berat badan, komposisi tubuh yang tidak normal, atau gangguan fungsi tubuh akibat asupan nutrisi yang tidak memadai.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Berat Badan Anak
Definisi: Peningkatan berat badan anak sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
Kriteria Hasil:
- Berat badan anak meningkat sesuai grafik pertumbuhan normal
- Anak menunjukkan peningkatan berat badan dari waktu ke waktu
2. Pemantauan Tumbuh Kembang Anak
Definisi: Kemampuan untuk mengobservasi dan mendokumentasikan perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional anak.
Kriteria Hasil:
- Anak tumbuh dan berkembang sesuai tahapan usia
- Orang tua mampu memantau tumbuh kembang anak secara rutin
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Gizi
Definisi: Pemberian informasi dan pengajaran tentang konsep-konsep gizi yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Aktivitas:
- Menjelaskan pentingnya asupan nutrisi yang seimbang bagi tumbuh kembang anak
- Mengajarkan cara menyusun menu makanan bergizi sesuai kemampuan ekonomi keluarga
- Mendorong partisipasi aktif keluarga dalam program peningkatan gizi anak
2. Pemantauan Pertumbuhan
Definisi: Pengkajian dan pencatatan secara berkala mengenai perubahan ukuran dan komposisi tubuh individu.
Aktivitas:
- Melakukan pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) secara rutin
- Mencatat dan menganalisis data pertumbuhan anak dalam grafik pertumbuhan
- Memberikan umpan balik kepada keluarga mengenai perkembangan anak
3. Kolaborasi Lintas Sektor
Definisi: Kerja sama dengan pihak terkait untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan secara komprehensif.
Aktivitas:
- Berkoordinasi dengan pemerintah desa, puskesmas, dan organisasi masyarakat untuk mengoptimalkan program peningkatan gizi anak
- Mengadvokasi pemerintah desa agar memberikan solusi konkret untuk mengatasi masalah gizi, seperti alokasi anggaran, penyediaan sarana prasarana, dan peningkatan akses ke pelayanan kesehatan
- Mengembangkan kemitraan dengan sektor swasta atau organisasi nirlaba untuk mobilisasi sumber daya dan program pemberdayaan masyarakat
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Malnutrisi Anak Berhubungan dengan Ketidakcukupan Asupan Nutrisi" dipilih karena kondisi di Desa Sejahtera menunjukkan adanya peningkatan kasus malnutrisi pada balita yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti kesulitan ekonomi keluarga, keterbatasan lapangan pekerjaan, program peningkatan gizi yang tidak berjalan baik, dan akses ke pelayanan kesehatan yang terbatas.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Peningkatan Berat Badan Anak dan Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. Hal ini untuk memastikan bahwa intervensi yang diberikan dapat memperbaiki status gizi anak dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Edukasi Gizi, Pemantauan Pertumbuhan, dan Kolaborasi Lintas Sektor. Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak mereka. Pemantauan pertumbuhan dilakukan untuk memantau perkembangan status gizi anak secara rutin. Kolaborasi lintas sektor penting dilakukan untuk mengoptimalkan program peningkatan gizi, mengadvokasi pemerintah desa, dan menggalang sumber daya dari berbagai pihak terkait.
Dengan pendekatan komprehensif ini, diharapkan dapat mengatasi masalah malnutrisi pada balita di Desa Sejahtera dan mendukung tumbuh kembang anak-anak secara optimal. -
Article No. 17013 | 09 May 2025
Klinis : Desa Sejahtera mengalami peningkatan kasus malnutrisi pada balita yang mencapai sekitar 15% dari total populasi balita di desa. 60% keluarga di desa ini mengalami kesulitan ekonomi, yang mengakibatkan pendapatan keluarga tidak mencukupi untuk membeli makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang rendah, sementara beberapa lainnya menganggur karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Program peningkatan gizi balita yang ada di desa ini tidak berjalan dengan baik. Program penyuluhan gizi yang seharusnya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat juga tidak menjangkau seluruh lapisan warga. Sebagian keluarga mengandalkan bantuan sosial, namun bantuan tersebut sering terlambat dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pangan yang bergizi. Selain itu, pemerintah desa juga kurang memberikan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah gizi ini. Meskipun ada Puskesmas di desa, fasilitas yang ada sangat terbatas. Tuntutan masyarakat tidak terpenuhi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan Dengan Ketidakcukupan Akses Pangan Yang Bergizi
Definisi: Keadaan di mana individu, keluarga, atau komunitas menghadapi risiko kekurangan gizi yang dapat menyebabkan perubahan yang merugikan pada status gizi.
2. Kebutuhan Belajar Gizi Tidak Adekuat Berhubungan Dengan Kurangnya Pengetahuan Dan Keterampilan Terkait Gizi
Definisi: Keadaan di mana individu, keluarga, atau komunitas mengalami kesulitan dalam memperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar terkait gizi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan gizi yang sehat.
3. Kemiskinan Berhubungan Dengan Sumber Daya Ekonomi Yang Tidak Memadai
Definisi: Keadaan di mana individu, keluarga, atau komunitas mengalami kekurangan sumber daya ekonomi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Status Gizi Membaik
Definisi: Perubahan kondisi gizi individu, keluarga, atau komunitas ke arah yang lebih baik.
2. Pengetahuan Gizi Meningkat
Definisi: Peningkatan kemampuan individu, keluarga, atau komunitas dalam memahami konsep-konsep dasar terkait gizi.
3. Kemandirian Ekonomi Meningkat
Definisi: Peningkatan kemampuan individu, keluarga, atau komunitas dalam mengelola sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Untuk Diagnosa Risiko Malnutrisi Berhubungan Dengan Ketidakcukupan Akses Pangan Yang Bergizi:
a. Asesmen gizi: Mengidentifikasi status gizi dan faktor-faktor yang memengaruhi akses pangan bergizi.
b. Pendidikan gizi: Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang konsumsi makanan bergizi.
c. Advokasi: Mengadvokasi pemerintah desa untuk menyediakan program bantuan pangan dan peningkatan akses pangan bergizi.
d. Kolaborasi: Bekerja sama dengan pihak terkait (puskesmas, organisasi masyarakat) untuk meningkatkan akses pangan bergizi.
2. Untuk Diagnosa Kebutuhan Belajar Gizi Tidak Adekuat Berhubungan Dengan Kurangnya Pengetahuan Dan Keterampilan Terkait Gizi:
a. Edukasi gizi: Memberikan pendidikan dan pelatihan terkait konsep-konsep dasar gizi.
b. Konseling gizi: Memberikan bimbingan dan dukungan kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku makan yang sehat.
c. Monitoring dan evaluasi: Memantau dan mengevaluasi perubahan pengetahuan dan perilaku makan masyarakat.
3. Untuk Diagnosa Kemiskinan Berhubungan Dengan Sumber Daya Ekonomi Yang Tidak Memadai:
a. Asesmen ekonomi: Mengidentifikasi sumber daya ekonomi dan kendala yang dihadapi masyarakat.
b. Pengembangan ekonomi: Memfasilitasi program peningkatan pendapatan dan keterampilan ekonomi masyarakat.
c. Advokasi: Mengadvokasi pemerintah desa untuk menyediakan bantuan sosial dan program pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran.
d. Kolaborasi: Bekerja sama dengan lembaga keuangan dan organisasi pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
Dengan adanya diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Sejahtera mengatasi masalah malnutrisi pada balita dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. -
Article No. 17014 | 09 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang disediakan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas. Hal ini mengindikasikan adanya hambatan dalam pembersihan sekret dari saluran pernapasan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi ditandai dengan adanya penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Kondisi ini dapat menyebabkan malnutrisi dan berpengaruh pada proses penyembuhan pasien.
3. Hipertermia
Hipertermia ditandai dengan adanya demam. Kondisi ini dapat menjadi tanda infeksi dan membutuhkan penanganan yang tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Membaik
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Suara napas bersih, tidak ada ronki/wheezing
c. Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif
2. Keseimbangan Nutrisi Membaik
a. Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan berat badan
b. Pasien mampu memenuhi kebutuhan nutrisi harian
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Suhu Tubuh Kembali Normal
a. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi atau peradangan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif
b. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
c. Dorong pasien untuk melakukan teknik batuk dan napas dalam
d. Pantau keadaan jalan napas, suctioning bila perlu
e. Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Lakukan pengkajian nutrisi dan kebutuhan kalori pasien
b. Berikan makanan yang tinggi kalori dan protein
c. Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan
d. Pantau berat badan dan intake nutrisi pasien secara berkala
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi
3. Hipertermia:
a. Pantau suhu tubuh pasien secara berkala
b. Berikan antipiretik sesuai resep
c. Lakukan tindakan penurun panas (kompres dingin, kipas angin)
d. Identifikasi dan tangani penyebab infeksi/peradangan
e. Pantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami penanganan keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang dideskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17015 | 09 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan dipayudara
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan benjolan di payudara, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Gangguan Citra Tubuh
b. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas
c. Risiko Infeksi
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Gangguan Citra Tubuh
- Kode: 00118
- Definisi: Kerentanan terhadap persepsi negatif tentang penampilan fisik sendiri yang dapat mengganggu fungsi psikososial.
b. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas
- Kode: 00032
- Definisi: Kerentanan terhadap perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi.
c. Risiko Infeksi
- Kode: 00004
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Citra Tubuh
- Kode: 1704
- Definisi: Persepsi dan perasaan individu tentang penampilan fisiknya.
b. Status Pernapasan
- Kode: 0415
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pertukaran gas.
c. Kontrol Infeksi
- Kode: 1842
- Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi penyebaran infeksi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Peningkatan Citra Tubuh
- Kode: 5230
- Definisi: Membantu individu untuk meningkatkan persepsi dan perasaan tentang penampilan fisiknya.
b. Manajemen Jalan Napas
- Kode: 3140
- Definisi: Mempertahankan atau memperbaiki ventilasi.
c. Pencegahan Infeksi
- Kode: 6550
- Definisi: Meminimalkan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh pasien dan mencegah transmisi dari satu orang ke orang lain.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. -
Article No. 17016 | 09 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 62 tahun, datang dengan keluhan lemas kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan trombosit 31.000 Diagnosis awal adalah trombositopenia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda jelaskan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (10021)
- SDKI: Keterbatasan kemampuan fisik dan/atau psikologis untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan secara mandiri.
- SLKI: Peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk memulihkan dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (10025)
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Perbaikan status nutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi dan mempertahankan status nutrisi yang adekuat bagi pasien.
3. Penurunan Volume Cairan (10013)
- SDKI: Pengurangan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular.
- SLKI: Peningkatan volume cairan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan volume cairan tubuh yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Pasien pria usia 62 tahun dengan keluhan lemas dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan trombositopenia (penurunan jumlah trombosit). Berdasarkan kondisi ini, dapat ditetapkan tiga diagnosa keperawatan utama, yaitu:
1. Intoleransi Aktivitas (10021): Adanya keterbatasan kemampuan fisik dan/atau psikologis pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat penurunan kadar trombosit.
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (10025): Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik pasien, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan.
3. Penurunan Volume Cairan (10013): Pengurangan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular akibat penurunan trombosit yang dapat menyebabkan risiko perdarahan dan dehidrasi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memulihkan dan meningkatkan toleransi aktivitas, memenuhi dan mempertahankan status nutrisi yang adekuat, serta mempertahankan dan meningkatkan volume cairan tubuh yang sesuai. -
Article No. 17017 | 09 May 2025
Klinis : Edema
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi edema.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi edema berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Gangguan Volume Cairan". Edema merupakan akumulasi cairan berlebih dalam jaringan interstisial, yang dapat menyebabkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu. Diagnosa ini mencerminkan ketidakseimbangan antara intake dan eliminasi cairan, yang menyebabkan peningkatan volume cairan dalam tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan keseimbangan antara intake dan eliminasi cairan yang ditandai dengan pengurangan edema dan stabilitas tanda-tanda vital.
2. Status Hidrasi: Pasien menunjukkan status hidrasi yang adekuat, ditandai dengan warna kulit dan membran mukosa yang normal, turgor kulit baik, dan output urin yang cukup.
3. Pemantauan Cairan: Pasien dapat melakukan pemantauan cairan secara mandiri, seperti mencatat intake dan output cairan, serta mengenali tanda-tanda perubahan volume cairan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada kondisi edema adalah:
1. Manajemen Cairan:
- Kaji intake dan output cairan pasien secara ketat
- Atur pola asupan cairan sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian diuretik atau terapi lainnya
- Pantau tanda-tanda vital dan berat badan pasien
2. Terapi Aktivitas:
- Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi dan latihan fisik sesuai toleransi
- Anjurkan posisi elevasi bagian tubuh yang mengalami edema
- Ajarkan teknik relaksasi dan kompres dingin untuk mengurangi edema
3. Edukasi Kesehatan:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pemantauan cairan dan pembatasan asupan garam
- Berikan edukasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan edema
- Dorong pasien untuk melakukan modifikasi gaya hidup yang sehat
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien dengan kondisi edema mencapai status keseimbangan cairan yang optimal dan mengurangi pembengkakan pada area yang terkena. -
Article No. 17018 | 09 May 2025
Klinis : Tn. A, laki-laki berusia 42 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan utama badan lemas dan mual sejak 5 hari yang lalu. Ia juga mengeluhkan mata dan kulit tampak kuning, serta warna urin yang menjadi gelap seperti teh. Pasien merasakan nyeri di perut bagian kanan atas, dan mengalami penurunan nafsu makan. Tidak ada keluhan demam tinggi, namun pasien merasa cepat lelah dan tidak bertenaga. Dari hasil wawancara diketahui bahwa pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol 3–4 kali seminggu selama lebih dari 10 tahun. Saat ini, pasien tidak mengalami diare, namun menyebutkan bahwa warna tinjanya terlihat lebih pucat dari biasanya. Pemeriksaan fisik menunjukkan sklera dan kulit ikterik, serta nyeri tekan pada regio kuadran kanan atas. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar SGOT dan SGPT, serta bilirubin total. Hasil serologi menunjukkan HBsAg dan Anti-HBc IgM reaktif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan kondisi Tn. A yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
b. Insufisiensi Hati (00150)
c. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
2. Penjelasan Singkat:
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas yang diinginkan karena keterbatasan fisiologis.
- SLKI: Pemulihan Intoleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Kode: 00092
b. Insufisiensi Hati (00150)
- SDKI: Penurunan kemampuan hati untuk melakukan fungsi metabolik, ekskresi, dan detoksifikasi.
- SLKI: Pemulihan Fungsi Hati
- SIKI: Manajemen Insufisiensi Hati
- Kode: 00150
c. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan Intake Nutrisi
- SIKI: Manajemen Intake Nutrisi
- Kode: 00002
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.