Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17071 | 10 May 2025
Klinis : Defisit Kesehatan Komunitas D.0110 - Tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja • Merasa lingkungan kerja berisiko kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan (D.0111)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Karakteristik Mayor:
- Pernyataan masalah kesehatan yang tidak akurat
- Salah memahami informasi yang diberikan
- Tidak mampu mengidentifikasi sumber informasi yang tepat
Karakteristik Minor:
- Keterbatasan pengalaman yang relevan
- Kurangnya paparan informasi
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Ergonomi (F0705)
Definisi: Tingkat pengetahuan klien tentang prinsip-prinsip ergonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan, kesehatan, dan produktivitas.
Indikator Hasil:
- Menjelaskan konsep dasar ergonomi
- Mengidentifikasi risiko kesehatan akibat lingkungan kerja yang tidak ergonomis
- Menjelaskan manfaat penerapan prinsip-prinsip ergonomi di tempat kerja
2. Perilaku Kesehatan: Mencari Informasi (F1805)
Definisi: Tindakan klien untuk mencari informasi kesehatan yang relevan.
Indikator Hasil:
- Mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel tentang ergonomi di tempat kerja
- Mendemonstrasikan kemampuan untuk mencari informasi tentang ergonomi
- Menyatakan keinginan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang ergonomi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan (I0203)
Definisi: Pemberian informasi dan instruksi yang terstruktur untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klien dalam melakukan perawatan diri dan mencapai hasil kesehatan yang diinginkan.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi kebutuhan dan kesiapan klien untuk menerima informasi tentang ergonomi
- Menyusun rencana edukasi yang mencakup konsep dasar ergonomi, manfaat, dan risiko terkait lingkungan kerja
- Menyampaikan informasi tentang ergonomi secara sistematis dan terstruktur
- Memastikan pemahaman klien terhadap informasi yang diberikan
- Memberikan kesempatan bagi klien untuk bertanya dan mengklarifikasi informasi
2. Fasilitasi Akses Sumber Daya Kesehatan (I0207)
Definisi: Membantu klien untuk mengidentifikasi dan mengakses sumber daya kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi sumber informasi terpercaya tentang ergonomi di tempat kerja
- Membantu klien untuk mengakses sumber informasi tersebut (contoh: website, buku, konsultasi dengan ahli ergonomi)
- Mendorong klien untuk memanfaatkan sumber informasi yang telah diidentifikasi
- Memantau kemajuan klien dalam mencari informasi dan mengevaluasi pemahamannya
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu adanya defisit pengetahuan terkait pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja serta persepsi lingkungan kerja yang berisiko kesehatan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Defisit Pengetahuan (D.0111). Hal ini dikarenakan klien memiliki kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik ergonomi di tempat kerja.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah meningkatnya pengetahuan klien tentang ergonomi (F0705) dan perilaku mencari informasi terkait ergonomi (F1805). Klien diharapkan dapat memahami konsep dasar ergonomi, mengetahui risiko kesehatan akibat lingkungan kerja yang tidak ergonomis, dan mendemonstrasikan kemampuan untuk mencari informasi yang kredibel tentang ergonomi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah Edukasi Kesehatan (I0203) dan Fasilitasi Akses Sumber Daya Kesehatan (I0207). Melalui edukasi, perawat akan memberikan informasi dan instruksi yang terstruktur untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang ergonomi. Selain itu, perawat juga akan membantu klien untuk mengidentifikasi dan mengakses sumber informasi yang terpercaya terkait ergonomi di tempat kerja, sehingga klien dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk mencari informasi yang relevan. -
Article No. 17072 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: F43.0
- Deskripsi: Reaksi stres akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Konseling psikologis
Diagnosa Keperawatan Utama:
Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah).
Intervensi Keperawatan Utama:
1. Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
2. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru).
3. Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya.
Penjelasan:
Pada kasus ini, tidak ditemukan kode ICD-10 yang spesifik untuk kondisi kelainan wajah yang dialami Auggie (Treacher Collins Syndrome). Namun, kode F43.0 untuk Reaksi Stres Akut dapat mewakili respon psikologis dan emosional yang dialami keluarga, terutama Auggie dan Via, dalam menghadapi transisi perkembangan dan kebutuhan khusus Auggie.
Selanjutnya, tidak ada tindakan medis spesifik yang disebutkan dalam deskripsi, sehingga kode ICD-9-CM yang diberikan adalah untuk Konseling Psikologis (93.94), yang merupakan intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan untuk mendukung proses adaptasi dan penyesuaian keluarga.
Diagnosa keperawatan utama yang teridentifikasi adalah Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus. Hal ini sesuai dengan stresor utama yang dihadapi keluarga, yaitu adaptasi terhadap keputusan Auggie untuk masuk sekolah umum dan dampaknya pada seluruh anggota keluarga.
Intervensi keperawatan utama yang direkomendasikan meliputi Konseling Keluarga, Pendidikan Kesehatan, dan Dukungan untuk Sibling. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi komunikasi terbuka, meningkatkan pemahaman keluarga, dan memastikan kebutuhan emosional seluruh anggota keluarga, terutama Via, terpenuhi. -
Article No. 17073 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan Utama dan Intervensi Utama Berdasarkan Analisis Film *Wonder* dan *My Sister’s Keeper***
### **1. Film *Wonder* (Tahap Keluarga dengan Anak Usia Sekolah)**
#### **Diagnosa Keperawatan Utama:**
**Perubahan Proses Keluarga (Kode: D.0002) b.d transisi perkembangan anak (Auggie) dan kebutuhan khusus (Treacher Collins Syndrome).**
**Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):**
- **Definisi:** Perubahan dalam hubungan, peran, atau fungsi keluarga akibat stresor internal/eksternal.
- **Karakteristik:** Ketegangan peran, konflik komunikasi, perubahan pola interaksi, dan ketidakseimbangan pembagian perhatian (terlihat pada dinamika antara Auggie dan Via).
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: L.0801 (Adaptasi Keluarga terhadap Perubahan):**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Keluarga mampu mengidentifikasi sumber stres.
- Anggota keluarga mengekspresikan perasaan secara konstruktif.
- Keseimbangan perhatian terhadap kebutuhan Auggie dan Via.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: I.0903 (Konseling Keluarga):**
- **Intervensi Utama:**
1. **Fasilitasi Komunikasi Terbuka:** Bantu keluarga mengadakan diskusi terstruktur tentang perasaan Via dan Auggie.
2. **Edukasi Koping Adaptif:** Ajarkan teknik *problem-solving* dan *emotional validation*.
3. **Kolaborasi dengan Sekolah:** Advokasi kebijakan anti-bullying dan sosialisasi inklusi.
4. **Dukungan Sibling:** Rujuk Via ke kelompok pendukung saudara kandung anak berkebutuhan khusus.
---
### **2. Film *My Sister’s Keeper* (Tahap Keluarga dengan Remaja)**
#### **Diagnosa Keperawatan Utama:**
**Ketidakefektifan Koping Keluarga (Kode: D.0004) b.d penyakit terminal (leukemia Kate), konflik etika donor, dan fragmentasi peran.**
**Penjelasan SDKI:**
- **Definisi:** Ketidakmampuan keluarga mengelola stresor dengan strategi adaptif.
- **Karakteristik:** Komunikasi tertutup, koping maladaptif (Jesse), konflik keputusan (gugatan Anna), dan isolasi sosial.
**SLKI – Kode: L.0802 (Koping Keluarga):**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Anggota keluarga mengungkapkan emosi secara sehat.
- Pengambilan keputusan kolaboratif terkait perawatan Kate dan otonomi Anna.
- Pengurangan perilaku maladaptif (mis: kenakalan Jesse).
**SIKI – Kode: I.0905 (Terapi Krisis Keluarga):**
- **Intervensi Utama:**
1. **Konseling Keluarga Intensif:** Fokus pada mediasi konflik Anna-orang tua dan ekspresi berduka antisipatori.
2. **Pendidikan Paliatif:** Jelaskan opsi perawatan paliatif untuk Kate dan dukungan *end-of-life care*.
3. **Konsultasi Etika:** Libatkan tim etik rumah sakit untuk navigasi dilema donor ginjal.
4. **Rujukan Psikososial:** Rujuk ke *grief counselor* dan kelompok pendukung keluarga penyakit kronis.
---
### **Daftar Kode SDKI-SLKI-SIKI yang Relevan:**
| **Kategori** | **Kode** | **Deskripsi** |
|---------------------|----------|-----------------------------------------------|
| **SDKI** | D.0002 | Perubahan Proses Keluarga |
| | D.0004 | Ketidakefektifan Koping Keluarga |
| **SLKI** | L.0801 | Adaptasi Keluarga terhadap Perubahan |
| | L.0802 | Koping Keluarga |
| **SIKI** | I.0903 | Konseling Keluarga |
| | I.0905 | Terapi Krisis Keluarga |
---
**Catatan Akademis:**
- **Referensi Teoritis:**
- *Family Systems Theory* (Bowen, 1978) mendasari intervensi pada dinamika keluarga.
- *Resilience Theory* (Walsh, 2003) digunakan untuk memperkuat koping adaptif.
- **Relevansi Praktik:** Intervensi mengacu pada *evidence-based practice* dalam keperawatan keluarga (Wright & Leahey, 2013).
**Format RTF:** Dokumen ini disusun sesuai standar PPNI dan dapat disesuaikan dengan dokumentasi asuhan keperawatan di klinis. -
Article No. 17074 | 10 May 2025
Klinis : DIAGNOSA KEPERAWATAN : Defisit Kesehatan Komunitas D.0110 DATA PENDUKUNG : - Tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja • Merasa lingkungan kerja berisiko kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi yang diberikan adalah "Defisit Kesehatan Komunitas D.0110". Diagnosa ini menggambarkan bahwa komunitas atau kelompok masyarakat yang terkait memiliki masalah kesehatan yang belum optimal.
Data Pendukung:
- Tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja
- Merasa lingkungan kerja berisiko kesehatan
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Komunitas (L-0704): Komunitas menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan yang terkait dengan masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja.
2. Partisipasi Komunitas (L-0709): Komunitas terlibat secara aktif dalam upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan ergonomi dan risiko di tempat kerja.
3. Kontrol Komunitas atas Kesehatan (L-0710): Komunitas memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan ergonomi dan risiko di tempat kerja.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Asesmen Kesehatan Komunitas (I-0701): Melakukan asesmen komprehensif terhadap kondisi kesehatan komunitas, termasuk identifikasi masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja.
2. Perencanaan Kesehatan Komunitas (I-0702): Mengembangkan rencana intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja.
3. Implementasi Intervensi Kesehatan Komunitas (I-0703): Melaksanakan intervensi yang telah direncanakan, seperti pelatihan ergonomi, penyediaan panduan/SOP, dan promosi kesehatan di tempat kerja.
4. Evaluasi Kesehatan Komunitas (I-0704): Melakukan evaluasi terhadap efektivitas intervensi yang telah dilakukan dan mengidentifikasi area perbaikan untuk meningkatkan kesehatan komunitas.
5. Advokasi Kesehatan Komunitas (I-0705): Melakukan advokasi kepada pihak terkait (manajemen, pemerintah, dll.) untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan komunitas di tempat kerja.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Defisit Kesehatan Komunitas D.0110" menggambarkan adanya masalah kesehatan pada komunitas atau kelompok masyarakat terkait. Dalam kasus ini, data pendukung menunjukkan bahwa terdapat masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja, seperti tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik serta persepsi komunitas bahwa lingkungan kerja berisiko bagi kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) meliputi peningkatan pengetahuan kesehatan komunitas, partisipasi aktif komunitas dalam upaya peningkatan kesehatan, serta kemampuan komunitas untuk mengendalikan dan mengatasi masalah kesehatan terkait ergonomi dan risiko di tempat kerja. Capaian luaran ini akan mendukung komunitas untuk meningkatkan kesehatan secara optimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) mencakup asesmen komprehensif, perencanaan intervensi yang sesuai, implementasi intervensi, evaluasi, serta advokasi kesehatan komunitas. Melalui rangkaian intervensi ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, partisipasi, dan kontrol komunitas terhadap masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17075 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi yang dideskripsikan:
ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH)
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah).
Luaran SLKI yang Diharapkan:
- Keluarga mampu beradaptasi dengan perubahan dan transisi perkembangan anak.
- Keluarga dapat memenuhi kebutuhan khusus anggota keluarga dengan efektif.
- Komunikasi dan koping keluarga meningkat untuk menghadapi tantangan.
Intervensi Keperawatan Utama SIKI:
- Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, membantu orang tua memahami dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
- Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang kondisi Auggie dan menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial.
- Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via, mengakui perannya dalam keluarga.
- Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying.
Diagnosa Keperawatan Tambahan:
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga berhubungan dengan luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus.
Luaran SLKI yang Diharapkan:
- Keluarga dapat memenuhi kebutuhan emosional dan fisik setiap anggota secara seimbang.
- Keluarga mampu menjaga kesehatan dan kesejahteraan semua anggota.
Intervensi Keperawatan Tambahan SIKI:
- Konseling Keluarga: Membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
- Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via, mengakui perannya dalam keluarga.
- Edukasi Kesehatan Keluarga: Membantu keluarga mengembangkan strategi pemeliharaan kesehatan yang mempertimbangkan kebutuhan semua anggota.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan utama berfokus pada memfasilitasi adaptasi dan komunikasi keluarga, serta memenuhi kebutuhan khusus Auggie dan emosional Via. Intervensi tambahan ditujukan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga secara seimbang.
ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA)
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga berhubungan dengan penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum.
Luaran SLKI yang Diharapkan:
- Keluarga mampu mengembangkan koping yang efektif untuk menghadapi tantangan.
- Anggota keluarga dapat mengekspresikan perasaan secara sehat.
- Konflik dalam keluarga berkurang dengan solusi yang lebih adaptif.
Intervensi Keperawatan Utama SIKI:
- Konseling Keluarga Intensif: Memfasilitasi komunikasi terbuka, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan, mediasi konflik.
- Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori dan setelah kematian.
- Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu terkait donor dan otonomi.
Diagnosa Keperawatan Tambahan:
2. Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi.
Luaran SLKI yang Diharapkan:
- Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur.
- Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut.
- Keluarga menunjukkan peningkatan dalam proses berduka.
Intervensi Keperawatan Tambahan SIKI:
- Konseling Keluarga Intensif: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan.
- Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori dan setelah kematian.
- Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan, dan proses kematian.
- Dukungan Individual: Memberikan konseling untuk setiap anggota keluarga untuk mengatasi tantangan spesifik.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan utama berfokus pada memfasilitasi koping yang efektif dan komunikasi terbuka dalam keluarga untuk mengatasi tantangan terkait penyakit kronis, konflik etika, dan stres hukum. Intervensi tambahan ditujukan untuk memperbaiki proses keluarga yang terganggu akibat stres kronis dan memperkuat kemampuan berduka keluarga. -
Article No. 17076 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan analisis film yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, intervensi keperawatan SIKI, dan luaran SLKI yang sesuai untuk masing-masing kondisi:
1. Analisis Film: Wonder (Tahap Keluarga dengan Anak Usia Sekolah)
Diagnosa Keperawatan Utama SDKI:
a. Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah).
b. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga berhubungan dengan luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus.
Intervensi Keperawatan Utama SIKI:
a. Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
b. Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya.
Luaran/Hasil yang Diharapkan SLKI:
a. Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via.
b. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui.
c. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Perubahan Proses Keluarga dan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga. Keluarga Pullman mengalami transisi besar dengan masuknya Auggie ke sekolah umum, yang membutuhkan penyesuaian seluruh keluarga. Selain itu, terdapat indikasi bahwa perhatian orang tua terfokus pada Auggie sehingga kebutuhan emosional Via terabaikan.
Intervensi keperawatan utama yang diperlukan adalah Konseling Keluarga untuk memfasilitasi komunikasi terbuka dan membantu orang tua memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak, serta Dukungan untuk Sibling untuk memberikan perhatian dan pengakuan pada peran Via dalam keluarga. Intervensi ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi keluarga, khususnya antara orang tua dan Via, serta meningkatkan fungsi keluarga, terutama dalam aspek sosialisasi dan afektif.
2. Analisis Film: My Sister's Keeper (Tahap Keluarga dengan Remaja)
Diagnosa Keperawatan Utama SDKI:
a. Ketidakefektifan Koping Keluarga berhubungan dengan penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum.
b. Berduka Komplikasi/Disfungsional berhubungan dengan penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi.
Intervensi Keperawatan Utama SIKI:
a. Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua.
b. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film).
Luaran/Hasil yang Diharapkan SLKI:
a. Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur.
b. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat.
c. Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Ketidakefektifan Koping Keluarga dan Berduka Komplikasi/Disfungsional. Keluarga Fitzgerald menghadapi berbagai stresor berat, seperti penyakit kronis/terminal Kate, dilema etika, dan konflik hukum, yang menyebabkan koping keluarga menjadi terfragmentasi dan tidak efektif. Selain itu, keluarga juga mengalami berduka antisipatori yang sulit diproses secara sehat.
Intervensi keperawatan utama yang diperlukan adalah Konseling Keluarga Inten untuk memfasilitasi komunikasi terbuka dan membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan, serta Dukungan Berduka untuk mendukung keluarga dalam proses berduka, baik berduka antisipatori untuk Kate maupun berduka setelah kematiannya. Intervensi ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi keluarga yang lebih terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan secara lebih sehat, serta membantu keluarga dalam proses berduka. -
Article No. 17077 | 10 May 2025
Klinis : DIAGNOSA KEPERAWATAN dari data pendukung : - Tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja • Merasa lingkungan kerja berisiko kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Cidera Muskuloskeletal
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami kerusakan fisik pada sistem muskuloskeletal akibat faktor risiko yang ada di lingkungan kerja.
Data Pendukung:
- Tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja
- Merasa lingkungan kerja berisiko kesehatan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pekerja dapat mengidentifikasi faktor risiko ergonomik di tempat kerja
2. Pekerja dapat menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam bekerja
3. Pekerja dapat melaporkan gejala awal gangguan muskuloskeletal
4. Pekerja dapat meningkatkan kemampuan fisik dan psikologis untuk mengatasi risiko cidera muskuloskeletal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi tentang konsep ergonomi dan potensi risiko cidera muskuloskeletal di tempat kerja
2. Kolaborasi dengan manajemen untuk menerapkan program pelatihan ergonomi bagi pekerja
3. Observasi dan analisis postur kerja pekerja serta lingkungan kerja
4. Pemberian saran dan rekomendasi untuk memodifikasi lingkungan kerja yang ergonomis
5. Latihan peregangan, penguatan otot, dan teknik relaksasi untuk mengurangi risiko cidera
6. Pemantauan gejala awal gangguan muskuloskeletal dan rujukan ke layanan kesehatan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Cidera Muskuloskeletal" dipilih karena data pendukung mengindikasikan adanya faktor risiko ergonomik di tempat kerja, seperti tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomi serta persepsi pekerja terhadap lingkungan kerja yang berisiko. Kondisi ini dapat menyebabkan pekerja rentan terhadap gangguan sistem muskuloskeletal.
Luaran yang diharapkan difokuskan pada peningkatan pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran pekerja terkait ergonomi, serta pemantauan dan pelaporan gejala awal gangguan muskuloskeletal. Tujuannya adalah mencegah terjadinya cidera muskuloskeletal yang dapat berdampak pada produktivitas dan kesejahteraan pekerja.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup edukasi ergonomi, kolaborasi dengan manajemen, observasi dan analisis tempat kerja, saran perbaikan lingkungan kerja, serta latihan fisik dan relaksasi untuk meminimalkan risiko cidera. Pemantauan gejala awal dan rujukan ke layanan kesehatan juga penting untuk penanganan dini. -
Article No. 17078 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan analisis film "Wonder" yang menggambarkan tahap keluarga dengan anak usia sekolah, berikut adalah diagnosa keperawatan, intervensi utama, dan luaran yang diharapkan:
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah).
Intervensi Utama:
- Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
- Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru).
- Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya.
Luaran yang Diharapkan (SLKI):
- Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via.
- Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui.
- Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif.
- Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan.
- Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat.
Berdasarkan analisis film "My Sister's Keeper" yang menggambarkan tahap keluarga dengan remaja, berikut adalah diagnosa keperawatan, intervensi utama, dan luaran yang diharapkan:
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga berhubungan dengan penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum.
2. Berduka Komplikasi/Disfungsional berhubungan dengan penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi.
Intervensi Utama:
- Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua.
- Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate.
- Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi.
- Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi.
Luaran yang Diharapkan (SLKI):
- Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur.
- Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat.
- Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif.
- Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka.
- Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui.
- Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut.
Penjelasan yang rinci dan terperinci telah diberikan untuk setiap poin di atas, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat. -
Article No. 17079 | 10 May 2025
Klinis : Risiko Cedera D.0136 Data Pendukung: • Pernah mengalami cedera akibat licin atau benda tajam (pisau) • Pernah terkena percikan minyak • Pernah merasa cemas terhadap risiko kecelakaan saat bekerja
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi di atas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Risiko Cedera D.0136
Definisi: Rentan mengalami cedera fisik yang dapat membahayakan integritas tubuh.
Data Pendukung:
• Pernah mengalami cedera akibat licin atau benda tajam (pisau)
• Pernah terkena percikan minyak
• Pernah merasa cemas terhadap risiko kecelakaan saat bekerja
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Klien akan mempertahankan integritas kulit yang utuh.
2. Klien akan mampu mengenali tanda-tanda risiko cedera.
3. Klien akan mampu melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko cedera.
4. Klien akan menunjukkan perilaku yang aman dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Identifikasi faktor risiko cedera pada klien.
- Kaji riwayat cedera sebelumnya.
- Identifikasi lingkungan yang berisiko menimbulkan cedera.
- Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Edukasi klien tentang pencegahan cedera.
- Ajarkan klien tentang teknik aman dalam melakukan aktivitas.
- Instruksikan klien untuk menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.
- Beri informasi tentang perawatan luka dan penanganan cedera.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencegah cedera.
- Koordinasi dengan fisioterapis untuk latihan gerak yang aman.
- Konsultasi dengan ahli ergonomi untuk modifikasi lingkungan kerja.
- Melibatkan keluarga dalam proses pencegahan cedera.
4. Monitoring dan evaluasi keefektifan intervensi.
- Kaji kemajuan klien dalam mengurangi risiko cedera.
- Modifikasi intervensi sesuai dengan respons klien.
- Dokumentasikan hasil evaluasi untuk tindak lanjut.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mempertahankan integritas kulit, mengenali tanda-tanda risiko cedera, dan menunjukkan perilaku yang aman dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini akan mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kualitas hidup klien. -
Article No. 17080 | 10 May 2025
Klinis : Risiko Cedera D.0136 Data Pendukung: • Pernah mengalami cedera akibat licin atau benda tajam (pisau) • Pernah terkena percikan minyak • Pernah merasa cemas terhadap risiko kecelakaan saat bekerja buatlah slki dan siki nya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Cedera D.0136
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik yang dapat menimbulkan kerusakan tubuh, yang dapat diketahui dan digunakan sebagai fokus intervensi keperawatan.
Data Pendukung:
- Pernah mengalami cedera akibat licin atau benda tajam (pisau)
- Pernah terkena percikan minyak
- Pernah merasa cemas terhadap risiko kecelakaan saat bekerja
SLKI (Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan):
1. Klien bebas dari cedera
2. Klien mengetahui strategi untuk mencegah cedera
3. Klien menunjukkan perilaku yang meminimalkan risiko cedera
4. Klien menunjukkan keterampilan yang tepat untuk menghindari cedera
Penjelasan SLKI:
1. Klien bebas dari cedera: Merupakan luaran akhir yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan. Klien tidak mengalami cedera fisik apapun selama proses asuhan keperawatan.
2. Klien mengetahui strategi untuk mencegah cedera: Klien memahami dan dapat menjelaskan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, seperti menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan kerja, menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, dan memperhatikan keamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Klien menunjukkan perilaku yang meminimalkan risiko cedera: Klien menerapkan perilaku yang dapat mengurangi risiko terjadinya cedera, seperti berhati-hati saat bekerja, tidak bermain-main dengan benda tajam, dan mengutamakan keselamatan.
4. Klien menunjukkan keterampilan yang tepat untuk menghindari cedera: Klien mampu melakukan tindakan-tindakan yang dapat mencegah terjadinya cedera, seperti menggunakan alat pelindung diri dengan benar, mengikuti prosedur keselamatan kerja, dan dapat memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
SIKI (Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran):
1. Edukasi tentang pencegahan cedera
2. Identifikasi faktor risiko cedera
3. Supervisi keamanan lingkungan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
Penjelasan SIKI:
1. Edukasi tentang pencegahan cedera: Perawat memberikan edukasi kepada klien tentang cara-cara mencegah terjadinya cedera, seperti penggunaan alat pelindung diri, menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan, serta prosedur keselamatan kerja.
2. Identifikasi faktor risiko cedera: Perawat melakukan pengkajian terhadap faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko cedera pada klien, seperti kondisi lingkungan kerja, perilaku klien, dan riwayat cedera sebelumnya.
3. Supervisi keamanan lingkungan: Perawat melakukan pengawasan terhadap kondisi lingkungan kerja klien untuk memastikan keamanan dan meminimalkan risiko terjadinya cedera.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter atau ahli keselamatan kerja, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dalam mencegah terjadinya cedera pada klien.
Dengan penerapan SLKI dan SIKI yang tepat, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bebas dari cedera, mengetahui strategi pencegahan cedera, menunjukkan perilaku yang meminimalkan risiko cedera, dan memiliki keterampilan yang tepat untuk menghindari cedera.