Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19864 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman (D.0074). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. b. Data Objektif: 1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 3) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R: 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya adalah perawat yang akan membantu memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Nyonya N. yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Nyonya N. adalah:
1. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
Definisi: Pengalaman subjektif dan kompleks yang mengganggu kenyamanan fisik, psikologis, sosial, atau spiritual individu.
Data Subjektif:
1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu.
Data Objektif:
1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya.
2) Kesadaran: Compos Mentis
3) Tanda-tanda vital:
- TD: 150/90 mmHg
- Nadi: 83 x/menit
- Respirasi: 20 x/menit
- Suhu: 36,5°C
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kenyamanan Fisik (L.09001)
Definisi: Keadaan individu yang merasa tenang, bebas dari rasa tidak enak secara fisik.
Kriteria hasil:
- Nyonya N. melaporkan rasa nyaman di tengkuk leher dan bahu.
- Nyonya N. tampak rileks dan tidak lagi mengeluh atau memijat-mijat tengkuk lehernya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (I.13027)
Tindakan: Mengidentifikasi dan mengelola faktor penyebab, manifestasi, dan faktor yang memengaruhi nyeri pada Nyonya N.
Aktivitas:
- Kaji karakteristik nyeri Nyonya N. (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat, atau pijat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis) untuk penanganan nyeri yang lebih komprehensif.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Manajemen Aktivitas (I.13019)
Tindakan: Membantu Nyonya N. untuk mengatur aktivitas sehari-hari agar dapat mempertahankan atau meningkatkan tingkat kenyamanan.
Aktivitas:
- Kaji kemampuan Nyonya N. dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan edukasi tentang postur dan gerakan yang baik saat beraktivitas untuk mengurangi ketegangan di tengkuk dan bahu.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis) untuk latihan penguatan dan peregangan otot leher dan bahu.
- Evaluasi kemampuan Nyonya N. dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Demikian rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi kondisi Nyonya N. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 19865 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman (D.0074). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. b. Data Objektif: 1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 3) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R: 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan rasa nyaman (D.0074)
a. Data Subjektif:
1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu.
b. Data Objektif:
1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya.
2) Kesadaran: Compos Mentis
3) Tanda-tanda Vital:
- Tekanan Darah: 150/90 mmHg
- Nadi: 83 x/menit
- Respirasi: 20 x/menit
- Suhu: 36,5 °C
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri berkurang, ditandai dengan:
- Nyonya N. melaporkan nyeri berkurang
- Skala nyeri menurun
- Tidak ada keluhan pegal di tengkuk leher sampai bahu
2. Kenyamanan meningkat, ditandai dengan:
- Nyonya N. mampu beristirahat dengan tenang
- Nyonya N. mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri)
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Berikan terapi analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin)
2. Peningkatan Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman (suhu, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat yang cukup
- Ajarkan teknik relaksasi (misalnya deep breathing, guided imagery)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, terapis komplementer) untuk mengatasi keluhan pegal di tengkuk leher dan bahu
Penjelasan rinci dan terperinci:
Berdasarkan data yang diberikan, Nyonya N. mengalami gangguan rasa nyaman yang ditandai dengan keluhan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, seperti ketegangan otot atau postur tubuh yang kurang baik. Tanda-tanda vital Nyonya N. juga menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah, yang dapat berkontribusi terhadap keluhan yang dirasakan.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah penurunan nyeri dan peningkatan kenyamanan Nyonya N. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi manajemen nyeri dan peningkatan kenyamanan. Manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi keluhan pegal di tengkuk leher dan bahu, sedangkan peningkatan kenyamanan bertujuan untuk memfasilitasi istirahat yang cukup dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi Nyonya N.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian yang komprehensif terhadap karakteristik nyeri, identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, pemberian terapi analgesik sesuai indikasi, serta pengajaran teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri. Selain itu, intervensi yang fokus pada peningkatan kenyamanan, seperti menciptakan lingkungan yang nyaman, memfasilitasi istirahat yang cukup, dan mengajarkan teknik relaksasi, juga sangat penting untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti fisioterapis atau terapis komplementer, juga dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan pegal di tengkuk leher dan bahu secara komprehensif. Dengan pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien, diharapkan Nyonya N. dapat merasakan penurunan nyeri dan peningkatan kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 19866 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan pola tidur (D.0055). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sulit tidur nyenyak di malam hari karena terbangun kemudian tidak bisa tidur lagi. 2) Nyonya N. mengatakan sering terbangun di malam hari jika mendengar suara, contohnya seperti bunyi decitan dari suatu barang. 3) Nyonya N. mengatakan tidak puas tidur karena sering terbangun di malam hari. b. Data Objektif: 1) Jam tidur Nyonya N. kurang dari 7/8 jam tidur normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Nyonya N. Berikut adalah pembahasan terkait kondisi Nyonya N. berdasarkan data yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Pola Tidur" (D.0055). Hal ini didasarkan pada keluhan Nyonya N. yang mengalami kesulitan tidur nyenyak di malam hari, sering terbangun, dan tidak merasa puas dengan kualitas tidurnya, serta data objektif yang menunjukkan jumlah jam tidur Nyonya N. kurang dari 7-8 jam tidur normal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Membaik (L.0075)
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat tertidur dalam waktu kurang dari 30 menit.
b. Pasien dapat tidur selama 7-8 jam per malam.
c. Pasien terbangun kurang dari 3 kali per malam.
d. Pasien merasa puas dengan kualitas tidurnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Tidur (I.0099)
- Tujuan: Membantu pasien mencapai tidur yang cukup dan berkualitas.
- Aktivitas:
a. Mengkaji pola tidur pasien, termasuk durasi, kualitas, dan faktor-faktor yang memengaruhi.
b. Mengidentifikasi penyebab gangguan tidur, seperti kecemasan, nyeri, atau faktor lingkungan.
c. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, meditasi, atau terapi musik untuk memfasilitasi tidur.
d. Memberikan lingkungan yang mendukung untuk tidur, seperti suasana yang tenang, gelap, dan suhu yang nyaman.
e. Menjadwalkan waktu tidur dan bangun yang konsisten.
f. Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Lingkungan: Kenyamanan (I.0095)
- Tujuan: Memfasilitasi lingkungan yang nyaman untuk membantu pasien mencapai tidur yang cukup dan berkualitas.
- Aktivitas:
a. Mengkaji faktor lingkungan yang dapat memengaruhi tidur pasien, seperti pencahayaan, suara, suhu, dan kelembapan.
b. Mengatur lingkungan sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti menggunakan peredam suara, pengatur suhu, dan pengaturan pencahayaan.
c. Memastikan pasien merasa nyaman dengan lingkungan tidurnya.
d. Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Nyonya N. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya siap membantu Anda. -
Article No. 19867 | 20 Jul 2025
Klinis : Defisit pengetahuan (D.0111). a.Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan tidak mengetahui jika mengalami hipertensi. Nyonya N. hanya tau jika pernah mengalami tensi yang tinggi sampai dengan 190/100 mmHg. b. Data Objektif 1) Nyonya N. tampak bingung dengan penyakitnya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 4) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R : 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan (D.0111)
a. Data Subjektif:
1) Nyonya N. mengatakan tidak mengetahui jika mengalami hipertensi. Nyonya N. hanya tau jika pernah mengalami tensi yang tinggi sampai dengan 190/100 mmHg.
b. Data Objektif:
1) Nyonya N. tampak bingung dengan penyakitnya.
2) Kesadaran: Compos Mentis
3) TTV:
- TD: 150/90 mmHg
- N: 83 x/menit
- R: 20 x/menit
- S: 36,5°C
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Penyakit Hipertensi (L.0706)
- Pasien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda, dan gejala hipertensi.
- Pasien dapat menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi.
- Pasien dapat menjelaskan cara penanganan dan pengobatan hipertensi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan (I.0307)
- Menilai tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi.
- Memberikan informasi dan edukasi tentang hipertensi, meliputi pengertian, penyebab, tanda, dan gejala hipertensi.
- Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi.
- Mengajarkan cara penanganan dan pengobatan hipertensi.
- Mengevaluasi pemahaman pasien setelah dilakukan edukasi.
2. Manajemen Obat (I.0604)
- Menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat-obatan antihipertensi.
- Membantu pasien dalam menjadwalkan penggunaan obat antihipertensi.
- Memantau efektivitas dan efek samping penggunaan obat antihipertensi.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Defisit Pengetahuan" sesuai dengan kondisi Nyonya N. yang tidak mengetahui bahwa ia mengalami hipertensi. Luaran yang diharapkan adalah agar pasien dapat memahami penyakitnya, termasuk pengertian, penyebab, tanda, gejala, komplikasi, serta cara penanganan dan pengobatan hipertensi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah edukasi kesehatan dan manajemen obat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien dalam mengelola hipertensi. -
Article No. 19868 | 20 Jul 2025
Klinis : Resiko ketidakseimbangan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Kode: 10026
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang dapat menimbulkan gangguan fungsi sel, organ, dan sistem tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10026
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang dapat menimbulkan gangguan fungsi sel, organ, dan sistem tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10026.1
Definisi: Individu menunjukkan tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10026.1
Definisi: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memantau, mencegah, dan mengatasi risiko ketidakseimbangan elektrolit.
Penjelasan singkat:
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami perubahan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh, seperti sodium, kalium, kalsium, magnesium, dan lainnya. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti asupan yang tidak memadai, kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, atau gangguan metabolisme dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan fungsi sel, organ, dan sistem tubuh yang dapat membahayakan kesehatan individu.
Tujuan utama penanganan keperawatan adalah mencegah dan mengatasi risiko ketidakseimbangan elektrolit, serta memantau tanda-tanda vital dan status elektrolit pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan output cairan, serta pemberian terapi penggantian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan. -
Article No. 19799 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan jika bak pinggang dan perut bagian bawah terasa sakit tensi 131/85 nadi 100 berat badan 46 tinggi badan 155 suhu 36 (diagnosa selain nyeri akut)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Risiko Ketidakseimbangan Cairan. Pasien mengeluhkan rasa sakit pada daerah pinggang dan perut bagian bawah, yang dapat menjadi indikasi adanya gangguan fungsi ginjal atau masalah terkait cairan dalam tubuh. Selain itu, tanda-tanda vital seperti tekanan darah dan nadi yang tidak stabil juga mendukung diagnosa ini.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Hidrasi Adekuat: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang memadai, seperti membrane mukosa yang lembab, turgor kulit yang baik, dan output urin yang cukup.
2. Keseimbangan Cairan: Pasien akan mencapai keseimbangan cairan yang optimal, dengan asupan dan pengeluaran cairan yang seimbang.
3. Tanda-Tanda Vital Stabil: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk tekanan darah, nadi, dan suhu yang berada dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Intake dan Output Cairan:
- Catat dan pantau asupan dan pengeluaran cairan pasien secara teliti.
- Evaluasi pola dan jumlah pengeluaran urin.
- Identifikasi tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
2. Manajemen Cairan:
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- Sesuaikan pemberian cairan berdasarkan kondisi pasien dan hasil pemantauan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan cairan yang optimal.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Pantau tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi secara berkala.
- Catat perubahan tanda-tanda vital dan laporkan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam menstabilkan tanda-tanda vital.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Jelaskan pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Ajarkan pasien dan keluarga cara memantau asupan dan pengeluaran cairan.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu hidrasi yang adekuat, keseimbangan cairan yang optimal, serta stabilnya tanda-tanda vital. Pemantauan yang teliti dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain akan sangat membantu dalam mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 19800 | 19 Jul 2025
Klinis : Pasien mengeluh badan masih lemes, terasa ganjal ditenggorokan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Fatigue (00093)
- SDKI: Kelemahan yang menetap dan berkepanjangan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh penurunan kapasitas energi.
- SLKI: Pemulihan Energi
- SIKI: Manajemen Energi
2. Disfagia (00103)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dengan normal.
- SLKI: Pemulihan Menelan
- SIKI: Manajemen Disfagia
Penjelasan singkat:
1. Fatigue (00093)
- SDKI: Kelemahan yang menetap dan berkepanjangan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh penurunan kapasitas energi. Kode SDKI: 00093.
- SLKI: Pemulihan Energi. Kode SLKI: 10026.
- SIKI: Manajemen Energi. Kode SIKI: I0074.
2. Disfagia (00103)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dengan normal. Kode SDKI: 00103.
- SLKI: Pemulihan Menelan. Kode SLKI: 10027.
- SIKI: Manajemen Disfagia. Kode SIKI: I0075.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 19801 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak, lemas dan pasien mengeluh kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengeluh sesak, lemas, dan kaki bengkak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
3. Edema Perifer (00250)
Definisi: Akumulasi cairan di dalam ruang interstisial.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam praktik keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam praktik keperawatan.
Kode dan Definisi:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Kode: 00032
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
3. Edema Perifer (00250)
Kode: 00250
Definisi: Akumulasi cairan di dalam ruang interstisial. -
Article No. 19802 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak, lemas dan pasien mengeluh kaki bengkak intake banyak dan outpun sedikit pasien mengatakan sering makan dan bak 1 kali dalam sehari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Kode: D.2.1.3
Definisi: Jumlah cairan yang berlebihan dalam satu atau lebih kompartemen cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan (L.2.1)
Kode: L.2.1
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan (I.2.1)
Kode: I.2.1
Definisi: Tindakan untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengeluh sesak, lemas, dan kaki bengkak, serta intake banyak dan output sedikit, serta sering makan dan buang air kecil hanya 1 kali sehari, yang mengarah pada diagnosa keperawatan Kelebihan Volume Cairan (00026). Hal ini terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan, sehingga diperlukan intervensi keperawatan berupa Manajemen Cairan (I.2.1) untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan agar tercapai keseimbangan cairan yang optimal. -
Article No. 19803 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak, lemas dan pasien mengeluh kaki bengkak intake banyak dan outpun sedikit pasien mengatakan sering makan dan bak 1 kali dalam sehari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan keluhan yang disampaikan oleh pasien, yaitu sesak, lemas, kaki bengkak, intake banyak, output sedikit, serta sering makan namun buang air kecil hanya 1 kali sehari, maka dapat disimpulkan bahwa pasien kemungkinan mengalami kondisi berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (Sesak nafas)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Pemeriksaan fungsi paru, termasuk pengukuran volume paru, kapasitas paru, dan uji provokasi.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R06.0 (Dispnea) sesuai dengan keluhan utama pasien yaitu sesak nafas.
- Kode ICD-9-CM 89.7 (Pemeriksaan fungsi paru) dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi paru-paru pasien dan menentukan penyebab sesak nafas.
- Gejala lemas, kaki bengkak, intake banyak, output sedikit, serta pola makan dan buang air kecil yang tidak normal dapat mengarah pada kemungkinan adanya gangguan kardiovaskular atau ginjal, yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
- Pemeriksaan penunjang yang mungkin diperlukan antara lain pemeriksaan laboratorium (darah, urin), pemeriksaan pencitraan (misalnya ekokardiografi, CT-scan thoraks), serta pemeriksaan fungsi ginjal.
Diagnosis dan tatalaksana yang tepat diperlukan untuk menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai bagi pasien.