Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19124 | 30 Jun 2025
Klinis : Sesak nafas, dm tipe 2, oedem anasarka, kaki kanan luka dekubitus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas (00032)
2. Diabetes Melitus (00175)
3. Kelebihan Volume Cairan (00026)
4. Integritas Kulit Tergangggu (00046)
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Pola Napas (00032)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar
- SLKI: Peningkatan Pernapasan Efektif
- SIKI: 00032 - Gangguan Pola Napas
2. Diabetes Melitus (00175)
- SDKI: Kondisi metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
- SLKI: Kontrol Glikemik
- SIKI: 00175 - Diabetes Melitus
3. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- SDKI: Kelebihan cairan yang ditandai dengan penumpukan cairan di jaringan tubuh
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: 00026 - Kelebihan Volume Cairan
4. Integritas Kulit Tergangggu (00046)
- SDKI: Kerusakan pada struktur dan fungsi kulit
- SLKI: Penyembuhan Luka
- SIKI: 00046 - Integritas Kulit Terganggu
Kode dan definisi di atas berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 19125 | 30 Jun 2025
Klinis : 1. Pasien mengeluh gatal -gatal di bagian leher, pundak, lengan sampai jari-jari tangan DO: 1. Kulit terdapat luka lesi. 2. Lapisan kulit mengalami perubahan pigmentasi. 3. Ttv : TD 140/80 MmHg, RR 22x/i, HR 80x/i, T 36,8°C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit (00046)
Penjelasan Singkat:
Pasien mengeluh gatal-gatal di bagian leher, pundak, lengan sampai jari-jari tangan, dengan adanya luka lesi dan perubahan pigmentasi pada kulit. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00046
Definisi: Perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01301
Definisi: Pemulihan struktur dan fungsi kulit normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03001
Definisi: Tindakan perawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit.
Dalam menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, dan memilih diagnosa, luaran, serta intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 19126 | 30 Jun 2025
Klinis : 1. Pasien mengeluh gatal -gatal di bagian leher, pundak, lengan sampai jari-jari tangan DO: 1. Kulit terdapat luka lesi. 2. Lapisan kulit mengalami perubahan pigmentasi. 3. Ttv : TD 140/80 MmHg, RR 22x/i, HR 80x/i, T 36,8°C jika ini gangguan integritas kulit etiologinya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda uraikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit (00046)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00046
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS0015
Definisi: Pemulihan integritas kulit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP0236
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki kondisi kulit yang rusak atau terancam
Etiologi:
Berdasarkan data objektif yang Anda berikan, etiologi dari gangguan integritas kulit pada pasien ini adalah adanya lesi pada kulit dan perubahan pigmentasi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alergi, infeksi, atau kondisi kulit lainnya.
Dalam menangani kasus ini, perawat perlu melakukan penilaian komprehensif, termasuk riwayat kesehatan, pola aktivitas, diet, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi kulit pasien. Selanjutnya, perawat dapat mengembangkan rencana perawatan yang sesuai, seperti pemberian obat topikal, perawatan luka, edukasi tentang perawatan kulit, dan pemantauan tanda-tanda vital. -
Article No. 19127 | 30 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki, 33 Tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosa HIV, Malaise, Anemia dan pleuropneumoni. Hasil pengkajian. kesadaran composmentis, badan lemas, sesak napas, sakit perut, Demam naik turun sudah satu minggu dan mual muntah. Nyeri perut menyeluruh terasa terus menerus, Skala nyeri 7 (Skala 0-10), durasi lebih dari 15 menit. Pasien tampak lemas, pucat, konjungtiva anemis, CRT <2 detik, pemeriksaan thorak dada simetris, tidak ada retraksi dada, suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-), bunyi jantung S1 & S2 terdengar normal dan reguler. Hasil Pemeriksaan Rontgen thoraks pada pulmo terdapat corakan bronchovasculer kasar & tampak infiltrat pada parakardial kanan. Tanda-tanda vital: TD: 110/70 mmHG, Nadi: 82x/menit, S: 37,9, Rr: 24, spo2: 98%. Hasil pemeriksaan penunjang Abdomen 3 posisi dan USG didapatkan tidak ada tanda akut abdomen maupun curiga perforasi. Program terapi: IVFD Nacl 0,9% 500 cc/8 jam, inj. Ranitidin 2x 50 mg, Ondancentron 3x 4mg, inj. Ceftriaxone 2x 1gr, Kotrimoxazole 1x 960 mg, transfusi PRC 250 cc/ hari s/d HB 10, Meropenem 2x1 gram, fluconazole 1x500 mg p.o, metronidazole 3x500 mg, acyclovir 5x1 mg , nystatin 3x1, PCT 3x 500 mg, Bfluid 500 ml/24 jam. Tinggi Badan 174 cm, Berat badan 72 kg (IMT 23,84 kg/m2). Hasil laboratorium tgl 15 april 2021: Hb: 7, 4 g/d, Ht: 23, trombosit: 333, Leukosit: 15,9. Balance Cairan selama 24 jam: +317.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (HIV, pleuropneumonia) dan efek samping terapi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, malaise.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas dan status kesehatan yang buruk.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien akan melaporkan penurunan skala nyeri dari 7 menjadi 3 atau kurang.
- Pasien akan mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
2. Keseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pasien akan mencapai Indeks Massa Tubuh (IMT) dalam rentang normal.
- Pasien akan melaporkan peningkatan nafsu makan dan berkurangnya mual/muntah.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan berat badan secara bertahap.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien akan melaporkan peningkatan energi dan mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi dalam melakukan aktivitas fisik.
4. Risiko Infeksi:
- Pasien tidak akan mengalami tanda-tanda infeksi baru selama perawatan.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih dan perbaikan status imunitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Kaji nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai terapi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Manajemen Nutrisi:
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan kalori/protein
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang tepat
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik makan yang aman untuk mengatasi mual/muntah
3. Manajemen Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik latihan aktivitas yang aman dan bertahap
- Evaluasi peningkatan toleransi aktivitas secara berkala
4. Manajemen Infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi secara ketat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi anti-infeksi
- Ajarkan perawatan personal hygiene yang baik
- Fasilitasi pemeriksaan laboratorium secara berkala
Penjelasan ini mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai. -
Article No. 19133 | 30 Jun 2025
Klinis : Sdki kesiapan persalinan berhubungan dengan perawatan pra sectio
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi yang Anda sebutkan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O60.1
- Deskripsi: Penghentian kehamilan sebelum waktunya (preterm labor) dengan kelahiran preterm
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.1
- Deskripsi: Sectio caesarea, kelahiran melalui operasi cesar
Penjelasan:
Dalam kasus ini, kondisi "Sdki kesiapan persalinan berhubungan dengan perawatan pra sectio" dapat diklasifikasikan menggunakan kode ICD-10 O60.1, yang merujuk pada penghentian kehamilan sebelum waktunya (preterm labor) dengan kelahiran preterm. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami ancaman kelahiran prematur, yang memerlukan perawatan pra-sectio untuk mempersiapkan kelahiran bayi melalui operasi caesar.
Terkait dengan tindakan medis, dapat menggunakan kode ICD-9-CM 72.1, yang menggambarkan prosedur sectio caesarea atau kelahiran melalui operasi caesar. Tindakan ini dilakukan untuk menangani komplikasi kelahiran prematur dan memastikan keselamatan ibu dan bayi. -
Article No. 19134 | 30 Jun 2025
Klinis : Sdki kesiapan persalinan berhubungan dengan perawatan pra sectio
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Kesiapan persalinan berhubungan dengan perawatan pra sectio":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Kesiapan persalinan". Kesiapan persalinan didefinisikan sebagai "Kemampuan ibu untuk menghadapi persalinan yang ditandai dengan adanya kesiapan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual".
Dalam kasus ini, pasien memiliki kondisi "kesiapan persalinan berhubungan dengan perawatan pra sectio". Artinya, pasien membutuhkan bantuan untuk meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi persalinan, khususnya terkait dengan perawatan pra sectio (sebelum dilakukan operasi sesar).
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan luaran/output sebagai berikut:
a. Pasien menunjukkan kesiapan fisik yang adekuat untuk menghadapi persalinan, seperti memiliki stamina yang baik, tidak ada komplikasi medis, dan tidak mengalami nyeri yang berlebihan.
b. Pasien menunjukkan kesiapan psikologis yang baik, seperti memiliki motivasi yang tinggi, mengelola kecemasan dengan efektif, dan memiliki pemahaman yang baik tentang proses persalinan.
c. Pasien menunjukkan kesiapan sosial yang memadai, seperti mendapatkan dukungan yang cukup dari keluarga dan orang terdekat, dan memiliki rencana untuk pengasuhan bayi setelah persalinan.
d. Pasien menunjukkan kesiapan spiritual yang sesuai, seperti memiliki keyakinan dan harapan yang positif terkait proses persalinan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Peningkatan Kesiapan Fisik:
- Memantau tanda-tanda vital dan kondisi umum pasien secara berkala.
- Melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi masalah kesehatan fisik yang dapat menghambat persalinan.
- Memberikan edukasi dan konseling terkait nutrisi yang adekuat, istirahat yang cukup, dan aktivitas fisik yang sesuai.
- Melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk mengelola masalah kesehatan fisik yang ditemukan.
b. Peningkatan Kesiapan Psikologis:
- Melakukan asesmen psikologis untuk mengidentifikasi masalah kecemasan, depresi, atau gangguan psikologis lainnya.
- Memberikan dukungan emosional dan konseling untuk membantu pasien mengelola kecemasan dan mempertahankan motivasi.
- Melibatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan psikologis.
- Memberikan edukasi tentang proses persalinan dan memfasilitasi diskusi untuk meningkatkan pemahaman pasien.
c. Peningkatan Kesiapan Sosial:
- Mengkaji dukungan sosial yang diterima oleh pasien dari keluarga dan orang terdekat.
- Memberikan edukasi dan konseling tentang pengaturan pengasuhan bayi setelah persalinan.
- Melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam perencanaan perawatan dan pengasuhan bayi.
- Menyediakan informasi dan referensi terkait sumber daya masyarakat yang dapat membantu pasien.
d. Peningkatan Kesiapan Spiritual:
- Mengkaji keyakinan dan nilai-nilai spiritual yang dianut oleh pasien.
- Memfasilitasi pasien untuk melakukan praktik spiritual atau keagamaan yang sesuai dengan kepercayaannya.
- Memberikan dukungan emosional dan spiritual sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Membantu pasien untuk mempertahankan harapan dan optimisme dalam menghadapi proses persalinan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada empat aspek kesiapan persalinan (fisik, psikologis, sosial, dan spiritual), diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan siap menghadapi proses persalinan dengan baik. -
Article No. 19135 | 30 Jun 2025
Klinis : pasien sudah rajin berobat tiap bulan kontrol, tetapi tensi masih tinggi, pasien mengatakan rasanya capek berobat terus, ada ngak alternatif lain selain minum obat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda jelaskan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Terapi (00078)
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi regimen pengobatan yang telah direkomendasikan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
SLKI:
Manajemen Terapi (M.02)
Definisi SLKI:
Kemampuan untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi regimen pengobatan yang telah direkomendasikan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
SIKI:
Manajemen Obat (M0101)
Definisi SIKI:
Tindakan yang dilakukan untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif oleh pasien.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda gambarkan, pasien sudah rajin berobat setiap bulan untuk mengontrol tekanan darahnya, namun tekanan darah masih tetap tinggi. Pasien juga merasa capek dengan terus minum obat dan ingin mencari alternatif lain selain minum obat. Hal ini menunjukkan adanya ketidakefektifan dalam manajemen terapi, dimana pasien belum mampu merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi pengobatan yang telah direkomendasikan dengan baik.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Manajemen Terapi (00078), yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi regimen pengobatan yang telah direkomendasikan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Terapi (M.02) yang bertujuan untuk membantu pasien dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi regimen pengobatan, serta Manajemen Obat (M0101) yang berfokus pada tindakan untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif oleh pasien.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat lebih efektif dalam mengelola terapi dan pengobatannya, sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan, yaitu kontrol tekanan darah yang optimal, dengan tetap mempertimbangkan alternatif lain selain minum obat. -
Article No. 19070 | 29 Jun 2025
Klinis : hipoalbumin, sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi hipoalbumin dan sesak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Hipoalbumin dapat disebabkan oleh penurunan asupan nutrisi, malabsorpsi, atau peningkatan kehilangan protein.
Karakteristik mayor: Berat badan di bawah berat badan ideal, albumin serum rendah.
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Penyebab: Sesak nafas dapat menyebabkan intoleransi aktivitas.
Karakteristik mayor: Kelelahan yang berlebihan, perubahan frekuensi napas, dan distres saat beraktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi: terpenuhi
Kriteria hasil:
- Berat badan dalam batas normal
- Kadar albumin serum dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2. Toleransi aktivitas
Kriteria hasil:
- Tidak ada sesak napas saat beraktivitas
- Mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan berlebihan
- Tidak ada perubahan tanda-tanda vital yang signifikan saat beraktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Keseimbangan nutrisi: terpenuhi
a. Asesmen nutrisi komprehensif
- Kaji status nutrisi pasien, riwayat makan, dan faktor-faktor yang memengaruhi asupan
b. Manajemen nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan makanan atau nutrisi enteral/parenteral yang sesuai untuk meningkatkan asupan
c. Monitoring nutrisi
- Pantau berat badan, albumin serum, dan parameter nutrisi lainnya secara berkala
- Evaluasi efektivitas intervensi nutrisi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
2. Intervensi untuk Toleransi aktivitas
a. Asesmen toleransi aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas pasien, tanda-tanda vital, dan respons terhadap aktivitas
b. Manajemen aktivitas
- Berikan edukasi tentang pentingnya aktivitas dan teknik pengaturan energi
- Rencanakan dan lakukan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
c. Monitoring toleransi aktivitas
- Pantau tanda-tanda vital dan respons fisik pasien selama dan setelah aktivitas
- Evaluasi efektivitas intervensi aktivitas dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang terpenuhi dan toleransi aktivitas yang meningkat, sehingga dapat kembali melakukan aktivitas rutin dengan baik. -
Article No. 19071 | 29 Jun 2025
Klinis : sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi sesak nafas dari perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sesak nafas adalah "Pola Napas Tidak Efektif". Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Karakteristik definisi ini mencakup gejala sesak nafas, napas dangkal, napas cuping hidung, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan Pola Napas Tidak Efektif adalah:
1. Pola Napas: Pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas normal, irama napas teratur, dan penggunaan otot bantu pernapasan minimal.
2. Status Oksigenasi: Pasien akan menunjukkan status oksigenasi yang memadai, dengan kadar oksigen darah dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda sianosis.
3. Kemampuan Batuk: Pasien akan menunjukkan kemampuan batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret.
4. Tingkat Kenyamanan: Pasien akan menunjukkan tingkat kenyamanan yang meningkat, dengan penurunan sensasi sesak napas dan kelelahan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan Pola Napas Tidak Efektif meliputi:
1. Manajemen Jalan Napas:
- Mengatur posisi tubuh pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
- Memberikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan.
- Memantau status pernapasan dan tanda-tanda hipoksemia.
2. Manajemen Ventilasi:
- Mengajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragma.
- Memfasilitasi batuk efektif dan drainase sekret.
- Memantau pola napas dan status oksigenasi.
3. Manajemen Kenyamanan:
- Mengurangi faktor-faktor yang dapat memperburuk sesak napas, seperti stres atau kecemasan.
- Memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi rasa sesak.
- Memantau tingkat kenyamanan pasien dan respon terhadap intervensi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan Pola Napas Tidak Efektif dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pola napas yang efektif, status oksigenasi yang memadai, kemampuan batuk yang efektif, dan tingkat kenyamanan yang meningkat. -
Article No. 19072 | 29 Jun 2025
Klinis : neonatus dengan rr 66x per menit menggunakan cpap fio2 21% 7 liter per menit peep 7
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu neonatus dengan laju napas 66 kali per menit menggunakan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dengan FiO2 21%, aliran 7 liter per menit, dan PEEP (Positive End-Expiratory Pressure) 7 cmH2O, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Penyakit Paru
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif dan adekuat.
- Tanda dan Gejala: Laju napas meningkat (>60 kali per menit), menggunakan otot bantu napas, retraksi dinding dada, sianosis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif dan adekuat.
- Kriteria Hasil:
a. Laju napas dalam rentang normal (40-60 kali per menit).
b. Irama napas teratur.
c. Tidak ada retraksi dinding dada.
d. Saturasi oksigen dalam rentang normal (>95%).
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
- Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait pola napas untuk memantau status pernapasan.
- Aktivitas:
a. Pantau laju, irama, dan kedalaman napas.
b. Pantau penggunaan otot bantu napas.
c. Pantau tanda-tanda distres pernapasan (retraksi dinding dada, sianosis).
d. Pantau saturasi oksigen.
2. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan jalan napas yang bebas, terbuka, dan aman.
- Aktivitas:
a. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
b. Lakukan suction jika diperlukan.
c. Sesuaikan pengaturan CPAP (FiO2, aliran, PEEP) berdasarkan respon pasien.
d. Kolaborasi dengan tenaga medis terkait pengaturan CPAP.
3. Manajemen Ventilasi
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
- Aktivitas:
a. Pantau tanda-tanda distres pernapasan.
b. Sesuaikan pengaturan CPAP berdasarkan respon pasien.
c. Berikan dukungan ventilasi sesuai kebutuhan.
d. Kolaborasi dengan tenaga medis terkait perawatan ventilasi.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Penyakit Paru" dipilih karena pasien memiliki laju napas yang meningkat (66 kali per menit) dan membutuhkan dukungan CPAP, yang menunjukkan adanya gangguan dalam mempertahankan pola napas yang efektif.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Pola Napas Efektif", yang berarti pasien mampu mempertahankan pola napas yang adekuat dan efektif, dengan laju napas dalam rentang normal, irama napas teratur, tidak ada retraksi dinding dada, dan saturasi oksigen yang normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Pemantauan Pernapasan, Manajemen Jalan Napas, dan Manajemen Ventilasi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memantau status pernapasan pasien, menjaga jalan napas yang bebas dan terbuka, serta memastikan ventilasi yang adekuat melalui pengaturan CPAP yang tepat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi neonatus dengan gangguan pola napas. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamualaikum.