Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17172 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Perdarahan Berlebihan
- Definisi: Perdarahan yang melebihi normal selama menstruasi atau dapat terjadi sewaktu-waktu, yang dapat menyebabkan penurunan status hemodinamik.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir, siklus haid semakin panjang hingga 10-12 hari dengan volume perdarahan yang tinggi, sering merasa pusing dan lelah.
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Sensasi ketidaknyamanan akibat rangsangan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik atau psikologis.
- Tanda dan Gejala: Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perdarahan Berlebihan:
- Tanda-tanda vital stabil
- Perdarahan terkendali
- Tidak ada tanda-tanda anemia
2. Nyeri Kronis:
- Nyeri terkontrol
- Kemampuan beradaptasi terhadap nyeri meningkat
3. Intoleransi Aktivitas:
- Toleransi aktivitas meningkat
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perdarahan Berlebihan:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan terapi farmakologis (misalnya obat-obatan hemostatis) sesuai anjuran dokter
- Ajarkan teknik manajemen perdarahan (misalnya penggunaan pembalut yang sesuai)
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait kondisi
2. Nyeri Kronis:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait manajemen nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Berikan latihan fisik yang sesuai secara bertahap
- Ajarkan teknik konservasi energi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, terapis okupasi) untuk rehabilitasi
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait manajemen intoleransi aktivitas
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu terkendalinya perdarahan, kontrol nyeri yang baik, serta peningkatan toleransi aktivitas. Hal ini akan membantu pasien dalam menghadapi kondisi medisnya dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 17173 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus pasien dengan **mioma uteri intramural disertai perdarahan menstruasi berat dan anemia ringan**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Urine (SDKI Code: D.0016)**
**Definisi:** Ketidakmampuan mengeluarkan urine secara adekuat akibat tekanan massa mioma pada kandung kemih.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **L.0016.1**: Frekuensi berkemih dalam batas normal
- **L.0016.2**: Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **I.0016.1**: Monitor pola berkemih
- **I.0016.2**: Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi ketidaknyamanan
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: D.0029)**
**Definisi:** Sensasi tidak nyaman pada abdomen bawah akibat kontraksi uterus dan tekanan mioma.
**SLKI:**
- **L.0029.1**: Skala nyeri ?3 (skala 0–10)
- **L.0029.2**: Pasien mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
**SIKI:**
- **I.0029.1**: Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
- **I.0029.2**: Berikan kompres hangat pada abdomen bawah
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Perdarahan Abnormal (SDKI Code: D.0183)**
**Definisi:** Kehilangan darah menstruasi berlebihan (>80 mL/siklus) akibat mioma uteri.
**SLKI:**
- **L.0183.1**: Volume perdarahan berkurang
- **L.0183.2**: Hemoglobin stabil (?12 g/dL)
**SIKI:**
- **I.0183.1**: Monitor tanda vital dan tanda anemia
- **I.0183.2**: Anjurkan konsumsi makanan tinggi zat besi
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi Aktivitas (SDKI Code: D.0095)**
**Definisi:** Kelelahan akibat anemia defisiensi besi sekunder akibat perdarahan menstruasi berat.
**SLKI:**
- **L.0095.1**: Pasien mampu melakukan aktivitas harian tanpa kelelahan berat
- **L.0095.2**: Denyut nadi dalam batas normal (60–100x/menit)
**SIKI:**
- **I.0095.1**: Bantu pasien dalam aktivitas fisik sesuai toleransi
- **I.0095.2**: Anjurkan istirahat cukup
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Ansietas (SDKI Code: D.0048)**
**Definisi:** Perasaan cemas terkait diagnosis mioma uteri dan dampaknya pada kesehatan reproduksi.
**SLKI:**
- **L.0048.1**: Pasien menyatakan penurunan tingkat kecemasan
- **L.0048.2**: Pasien mampu mengungkapkan kekhawatiran dengan tenang
**SIKI:**
- **I.0048.1**: Berikan edukasi tentang mioma uteri dan penatalaksanaannya
- **I.0048.2**: Lakukan pendekatan terapeutik untuk mengurangi kecemasan
---
### **Catatan Akademis:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menentukan tujuan asuhan keperawatan.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** menjadi panduan tindakan perawat.
- **Anemia ringan (Hb 10,5 g/dL)** dan **perdarahan abnormal** adalah fokus utama intervensi.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan tim medis terkait. -
Article No. 17174 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: N80.0
- Deskripsi: Mioma uteri
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 68.1x
- Deskripsi: Miomektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk menghilangkan atau mengurangi ukuran mioma (tumor jinak pada uterus) tanpa mengangkat seluruh uterus.
Pada kasus ini, pasien mengalami mioma uteri intramural (di dalam dinding rahim) yang menyebabkan perdarahan menstruasi yang sangat berat, siklus haid yang memanjang, serta gejala anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan. Pemeriksaan fisik dan penunjang menunjukkan uterus membesar dan adanya massa intramural pada rahim. Kondisi ini dapat ditangani dengan prosedur miomektomi, yaitu pengangkatan tumor mioma tanpa menghilangkan seluruh uterus. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi keluhan perdarahan berlebihan dan memperbaiki kondisi anemia pada pasien. -
Article No. 17175 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Perdarahan Abnormal
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) Kode: 00206
- Definisi: Berada dalam risiko kehilangan volume darah yang melebihi batas normal.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI Kode: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan lemah, kelelahan, atau ketidakcukupan energi.
3. Nyeri Akut
- SDKI Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan pengkajian dan analisis data pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan definisi dari setiap diagnosa keperawatan di atas berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17176 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Menstrual (SDKI Code: D.0019)**
*Definisi:* Kondisi di mana individu mengalami perubahan dalam pola, durasi, atau volume menstruasi yang mengganggu kenyamanan atau kesehatan.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
1. **Perbaikan Pola Menstruasi (SLKI Code: L.15001)**
- Kriteria:
- Durasi menstruasi dalam rentang normal (3–7 hari).
- Volume perdarahan berkurang (tidak melebihi 80 mL/siklus).
- Frekuensi siklus menstruasi teratur (21–35 hari).
2. **Peningkatan Kadar Hemoglobin (SLKI Code: L.08001)**
- Kriteria:
- Kadar hemoglobin ?12 g/dL (wanita).
- Tidak ada tanda anemia (pucat, lemas, takikardia).
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
1. **Manajemen Perdarahan Menstruasi Berat (SIKI Code: I.15005)**
- Tindakan:
- Edukasi pasien tentang pemantauan volume perdarahan (penggunaan pembalut quantitatif).
- Anjurkan konsumsi makanan kaya zat besi dan suplementasi Fe sesuai resep.
- Kolaborasi pemberian terapi hormonal (jika diindikasikan).
2. **Manajemen Nyeri (SIKI Code: I.09003)**
- Tindakan:
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, warm compress).
- Kolaborasi pemberian analgesik nonsteroid (NSAID) untuk nyeri dismenore.
3. **Pemantauan Tanda Anemia (SIKI Code: I.08001)**
- Tindakan:
- Pantau tanda vital (terutama nadi dan tekanan darah).
- Evaluasi kadar hemoglobin secara berkala.
**Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (D.0019):** Menunjukkan gangguan menstruasi akibat mioma uteri, dengan gejala perdarahan berat, durasi panjang, dan anemia sekunder.
- **SLKI (L.15001 & L.08001):** Fokus pada normalisasi siklus menstruasi dan perbaikan kadar hemoglobin.
- **SIKI (I.15005, I.09003, I.08001):** Intervensi mencakup penanganan perdarahan, nyeri, dan anemia melalui edukasi, terapi, dan pemantauan.
**Catatan Akademis:**
Kondisi pasien memerlukan pendekatan holistik dengan kolaborasi medis (e.g., terapi GnRH agonist atau pembedahan jika konservatif gagal). Penekanan pada *evidence-based practice* dan *patient-centered care* sesuai standar PPNI.
*(Kode mengacu pada **Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terkini**)* -
Article No. 17177 | 12 May 2025
Klinis : pasien umur 54 tahun dengan penurunan kesadaran, riwayat stroke, diabetes militus tensi 159/99 nadi 92
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu pasien berusia 54 tahun dengan penurunan kesadaran, riwayat stroke, diabetes melitus, dan tekanan darah 159/99 mmHg serta nadi 92 bpm, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Penurunan Kesadaran (Decreasedconsciousness)
Definisi: Pengurangan atau hilangnya respons terhadap rangsangan eksternal dan internal.
Penyebab: Gangguan serebrovaskular, diabetes melitus, hipertensi.
Faktor yang berhubungan: Gangguan neurologis dan kardiovaskular.
2. Intoleransi Aktivitas (Activity Intolerance)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan, keletihan, gangguan kardiovaskular, dan neurologis.
Faktor yang berhubungan: Penurunan daya tahan, penurunan masa otot, dan gangguan aliran darah.
3. Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah (Risk for Unstable Blood Glucose Level)
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Penyebab: Diabetes melitus, pola makan yang tidak teratur, aktivitas fisik yang tidak adekuat.
Faktor yang berhubungan: Perubahan asupan makanan, aktivitas, dan stres.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Penurunan Kesadaran
- Pasien menunjukkan peningkatan respons terhadap rangsangan.
- Pasien mencapai tingkat kesadaran yang optimal.
- Tidak terjadi komplikasi akibat penurunan kesadaran.
2. Intoleransi Aktivitas
- Pasien mencapai toleransi aktivitas yang optimal.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Tidak terjadi komplikasi akibat intoleransi aktivitas.
3. Stabilitas Kadar Gula Darah
- Pasien menunjukkan kadar gula darah yang stabil.
- Tidak terjadi komplikasi akibat fluktuasi kadar gula darah.
- Pasien dan keluarga memahami manajemen diabetes melitus.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Penurunan Kesadaran
- Pemantauan tanda-tanda vital secara teratur.
- Pemantauan status neurologis (GCS, pupil, motorik, dan sensorik).
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
- Pengaturan lingkungan yang aman untuk mencegah cedera.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen penyebab.
2. Intoleransi Aktivitas
- Perencanaan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien.
- Latihan fisik dan mobilisasi secara bertahap.
- Manajemen energi melalui teknik konservasi energi.
- Pemberian edukasi dan dukungan untuk meningkatkan partisipasi.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
3. Stabilitas Kadar Gula Darah
- Pemantauan kadar gula darah secara teratur.
- Pemberian insulin atau obat antidiabetes sesuai kebutuhan.
- Pengaturan diet dan asupan makanan.
- Edukasi tentang manajemen diabetes melitus.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan kondisi umum, peningkatan toleransi aktivitas, dan stabilitas kadar gula darah. Hal ini akan membantu mencegah komplikasi dan mendukung proses pemulihan pasien. -
Article No. 17148 | 12 May 2025
Klinis : keluhan kejang di rumah sejak jam 22.40 tidak berhenti sampai sekarang, muntah tidak ada, tidak ada riwayat cedera atau jatuh di kepala, riwayat DM dan HT
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan yang diberikan, yaitu kejang yang terjadi di rumah sejak jam 22.40 dan tidak berhenti sampai saat ini, tanpa disertai dengan muntah, riwayat cedera atau jatuh di kepala, serta riwayat diabetes melitus (DM) dan hipertensi (HT), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Kejang berhubungan dengan gangguan kontrol neurologi sekunder akibat DM dan HT, ditandai dengan kejang yang tidak berhenti.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Menunjukkan penurunan frekuensi dan intensitas kejang dalam batas normal.
2. Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh dalam batas normal.
3. Melaporkan tidak ada gejala atau tanda-tanda komplikasi akibat kejang, seperti cedera kepala, aspirasi, atau lainnya.
4. Menyatakan memahami faktor-faktor pencetus kejang dan strategi untuk mencegah kekambuhan.
5. Menunjukkan partisipasi aktif dalam pengobatan dan perawatan yang diberikan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Mengukur dan memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, seperti tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan laju napas.
- Mencatat perubahan tanda-tanda vital dan melaporkan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
2. Manajemen Kejang:
- Memposisikan pasien dalam posisi aman untuk mencegah cedera saat terjadi kejang.
- Memberikan obat anti-kejang sesuai dengan instruksi tenaga kesehatan.
- Memantau respons pasien terhadap obat anti-kejang dan efek sampingnya.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Menjelaskan penyebab kejang dan faktor-faktor pencetus yang harus dihindari.
- Mengajarkan teknik-teknik pencegahan dan penanganan kejang di rumah.
- Memberikan informasi tentang pengobatan dan pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain:
- Berkoordinasi dengan dokter untuk memantau pengobatan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menilai status nutrisi dan membuat rencana diet yang sesuai.
- Melibatkan fisioterapis untuk membantu mencegah komplikasi akibat kejang.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan mengelola kondisi kejangnya dengan baik. -
Article No. 17149 | 12 May 2025
Klinis : Kejang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi Kejang:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Cedera Fisik
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami luka fisik akibat penurunan kendali terhadap lingkungan atau perilaku.
Karakteristik Definisi: Kejang, kontrol otot yang berkurang, penurunan koordinasi, ketidaksadaran.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Kejang
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengurangi frekuensi dan durasi kejang.
Indikator:
a. Frekuensi kejang berkurang
b. Durasi kejang memendek
c. Tidak ada cedera selama kejang
d. Pengetahuan pasien tentang pencetus dan penanganan kejang meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Kejang
Definisi: Mengobservasi tanda-tanda dan gejala kejang serta respon pasien terhadap intervensi.
Aktivitas:
a. Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah kejang
b. Catat durasi, frekuensi, dan pola kejang
c. Identifikasi pencetus kejang
d. Berikan oksigen dan posisikan pasien untuk mempertahankan jalan napas
e. Cegah trauma selama kejang
2. Manajemen Kejang
Definisi: Mengatur pemberian obat antiepilepsi dan intervensi lain untuk mengurangi frekuensi dan durasi kejang.
Aktivitas:
a. Berikan obat antiepilepsi sesuai instruksi
b. Lakukan tindakan keselamatan (penggunaan pengaman tempat tidur, matras di lantai, dll.)
c. Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencetus, gejala, dan penanganan kejang
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk optimalisasi pengobatan
3. Peningkatan Pengetahuan: Kesehatan
Definisi: Membantu pasien dan keluarga memperoleh informasi terkait kondisi kesehatan dan pengelolaannya.
Aktivitas:
a. Identifikasi tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang kejang
b. Jelaskan penyebab, tanda-tanda, dan pencetus kejang
c. Ajarkan teknik pencegahan dan penanganan kejang
d. Sarankan sumber informasi kesehatan yang dapat diakses
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol kejang yang optimal, mengurangi risiko cedera, serta meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan kondisinya. -
Article No. 17150 | 12 May 2025
Klinis : pasien mengalami gangguan menstruasi amenore
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan gangguan menstruasi amenore.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan gangguan menstruasi amenore adalah "Ketidakefektifan Pola Menstruasi".
Penjelasan:
Ketidakefektifan Pola Menstruasi adalah diagnosa keperawatan SDKI yang menggambarkan kondisi pasien yang mengalami gangguan menstruasi, seperti amenore (tidak ada menstruasi). Amenore dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, perubahan berat badan, perubahan hormon, atau kondisi medis lainnya. Diagnosa ini memfokuskan pada penilaian dan penanganan gangguan pada siklus menstruasi yang normal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk pasien dengan gangguan menstruasi amenore adalah:
a. Pemulihan Pola Menstruasi
b. Pengetahuan Perawatan Diri Menstruasi
c. Manajemen Nyeri Menstruasi
Penjelasan:
a. Pemulihan Pola Menstruasi: Pasien dapat mengembalikan pola menstruasi yang normal dan teratur sesuai dengan siklus menstruasi yang sehat.
b. Pengetahuan Perawatan Diri Menstruasi: Pasien memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara merawat diri selama menstruasi, termasuk menjaga kebersihan, penggunaan pembalut/tampon, dan aktivitas yang dianjurkan.
c. Manajemen Nyeri Menstruasi: Pasien dapat mengelola nyeri yang mungkin muncul selama menstruasi, misalnya dengan penggunaan obat-obatan, kompres hangat, atau teknik relaksasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran bagi pasien dengan gangguan menstruasi amenore adalah:
a. Manajemen Gangguan Menstruasi
b. Edukasi Perawatan Diri Menstruasi
c. Manajemen Nyeri Menstruasi
Penjelasan:
a. Manajemen Gangguan Menstruasi:
- Kaji riwayat dan pola menstruasi pasien, termasuk onset, durasi, dan karakteristik perdarahan.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan menstruasi, seperti stres, perubahan berat badan, atau kondisi medis lainnya.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter) untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan.
b. Edukasi Perawatan Diri Menstruasi:
- Berikan edukasi tentang siklus menstruasi normal dan cara merawat diri selama menstruasi.
- Ajarkan teknik-teknik menjaga kebersihan dan kenyamanan selama menstruasi, seperti penggunaan pembalut/tampon yang tepat.
- Diskusikan aktivitas yang dianjurkan dan yang harus dihindari selama menstruasi.
- Berikan informasi tentang sumber-sumber yang dapat diakses pasien untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
c. Manajemen Nyeri Menstruasi:
- Kaji intensitas, durasi, dan pola nyeri menstruasi yang dialami pasien.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen nyeri, seperti penggunaan obat-obatan, kompres hangat, atau teknik relaksasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter) untuk menentukan penanganan farmakologis yang tepat.
- Berikan dukungan emosional dan anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas yang dapat membantu mengurangi nyeri.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan pola menstruasi, peningkatan pengetahuan perawatan diri menstruasi, dan kemampuan untuk mengelola nyeri menstruasi. -
Article No. 17151 | 12 May 2025
Klinis : Ny. NKS, seorang perempuan berusia 31 tahun, bekerja sebagai bidan di Puskesmas Kabanjahe. Ia telah bekerja selama beberapa tahun dengan jam kerja rutin dari Senin hingga Sabtu pukul 08.00–14.00. Dalam menjalankan pekerjaannya, Ny. NKS mengaku sering mengalami kelelahan fisik, terutama akibat aktivitas kerja yang membutuhkan tenaga ekstra, seperti mengangkat pasien dan bekerja dalam posisi berdiri atau membungkuk dalam waktu lama. Ia juga melaporkan pernah mengalami nyeri di bagian punggung dan bahu, serta merasa sulit berkonsentrasi saat kelelahan setelah shift panjang. Selain itu, Ny. NKS pernah mengalami iritasi mata dan menghirup bahan kimia saat menggunakan desinfektan di tempat kerja, meskipun ia menggunakan APD seperti masker dan sarung tangan. Ia memahami risiko bahan kimia dan menggunakan ventilasi yang cukup di ruang kerjanya, namun tetap mengalami paparan dalam beberapa kesempatan. Secara psikologis, Ny. NKS merasa pekerjaannya kadang menimbulkan stres akibat tekanan kerja serta kurangnya dukungan dari lingkungan kerja. Meski ia memiliki strategi untuk menjaga keseimbangan emosional, tuntutan pekerjaan yang tinggi tetap memengaruhi kondisi mental dan fisiknya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Kelelahan fisik (Fatigue) berhubungan dengan aktivitas kerja yang membutuhkan tenaga ekstra.
2. Gangguan pola tidur (Sleep disturbance) berhubungan dengan jadwal kerja yang tidak teratur.
3. Risiko cedera (Risk for injury) berhubungan dengan paparan bahan kimia dan posisi kerja yang tidak ergonomis.
4. Stres (Stress) berhubungan dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kurangnya dukungan dari lingkungan kerja.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelelahan fisik (Fatigue):
- Toleransi terhadap aktivitas meningkat
- Melaporkan peningkatan energi
- Mampu menyelesaikan tugas pekerjaan dengan baik
2. Gangguan pola tidur (Sleep disturbance):
- Lama tidur malam hari meningkat
- Melaporkan istirahat yang cukup
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
3. Risiko cedera (Risk for injury):
- Tidak terjadi cedera saat bekerja
- Menggunakan APD dengan benar
- Menerapkan posisi kerja yang ergonomis
4. Stres (Stress):
- Mampu mengelola stres dengan baik
- Melaporkan peningkatan kesejahteraan psikologis
- Mampu menjalankan peran dan tanggung jawab pekerjaan dengan efektif
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Kelelahan fisik (Fatigue):
- Atur jadwal kerja dan istirahat yang seimbang
- Ajarkan teknik manajemen energi dan pengaturan aktivitas
- Motivasi untuk melakukan aktivitas fisik ringan dan latihan relaksasi
2. Gangguan pola tidur (Sleep disturbance):
- Identifikasi faktor yang mengganggu tidur
- Ajarkan teknik higiene tidur dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan, jika diperlukan
3. Risiko cedera (Risk for injury):
- Ajarkan penggunaan APD yang benar
- Anjurkan posisi kerja yang ergonomis
- Kolaborasi dengan tim kesehatan dan keselamatan kerja untuk perbaikan lingkungan kerja
4. Stres (Stress):
- Identifikasi sumber stres dan tingkat stres yang dialami
- Ajarkan teknik manajemen stres, seperti relaksasi, meditasi, dan konseling
- Libatkan dukungan sosial dari keluarga, rekan kerja, atau konselor profesional
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan Ny. NKS dapat mengatasi masalah kesehatan terkait pekerjaannya dan mencapai luaran yang diharapkan, sehingga dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya sebagai bidan dengan lebih baik.