Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17162 | 12 May 2025
Klinis : Seorang pasien pria berusia 45 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri punggung bawah yang parah yang dimulai tiga hari yang lalu setelah mengangkat benda berat di tempat kerja. Dia menggambarkan rasa sakitnya sebagai rasa sakit yang konstan dan tajam yang menjalar ke kaki kanannya, dengan nilai 8 dari 10 pada skala nyeri. Dia menyatakan bahwa rasa sakitnya memburuk saat bergerak dan berdiri tetapi sedikit membaik saat berbaring. Pada saat pengkajian, perawat mengamati bahwa pasien meringis, memiliki postur tubuh yang kaku, dan bergerak dengan hati-hati sambil memegangi punggung bawahnya. Tanda-tanda vitalnya menunjukkan tekanan darah yang sedikit meningkat yaitu 140/88 mmHg dan denyut jantung 98 bpm. Palpasi pada punggung bawah menunjukkan adanya nyeri tekan, dan pasien memiliki rentang gerak yang terbatas. Perawat juga mencatat adanya kejang otot di daerah lumbal dan tes angkat kaki lurus yang positif, yang mengindikasikan kemungkinan keterlibatan saraf skiatik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus tersebut:
### **Diagnosa Keperawatan**
**Nyeri Akut (SDKI Code: 00032)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Cedera muskuloskeletal (pengangkatan benda berat)
- Kompresi saraf skiatik (tes SLR positif)
- Spasme otot lumbal
**Karakteristik Utama:**
- Nyeri punggung bawah dengan skala 8/10
- Nyeri menjalar ke ekstremitas bawah kanan
- Gerakan memperburuk nyeri
- Ekspresi wajah meringis, postur kaku, dan gerakan terbatas
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Luaran:** **Kontrol Nyeri (SLKI Code: 1403)**
**Indikator:**
- Skala nyeri menurun (target ≤3/10)
- Ekspresi wajah rileks
- Postur tubuh membaik
- Gerakan lebih leluasa
- Tidak ada tanda-tanda distres (mis., TD dan nadi dalam batas normal)
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Intervensi Utama:** **Manajemen Nyeri (SIKI Code: 5614)**
**Aktivitas:**
1. **Kaji karakteristik nyeri** (lokasi, intensitas, faktor pencetus, dan faktor pereda).
2. **Ajarkan teknik relaksasi** (napas dalam, guided imagery).
3. **Kolaborasi pemberian analgesik** sesuai protokol (NSAID atau relaksan otot jika diperlukan).
4. **Posisikan pasien nyaman** (mis., berbaring dengan bantal penyangga lutut).
5. **Terapi kompres hangat** pada area spasme otot.
6. **Edukasi pasien** tentang mekanika tubuh yang benar dan aktivitas yang harus dihindari.
**Intervensi Tambahan:**
- **Latihan Rentang Gerak (SIKI Code: 0204)** untuk mencegah kekakuan.
- **Dukungan Emosional (SIKI Code: 5274)** untuk mengurangi kecemasan akibat nyeri.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (00032: Nyeri Akut)** digunakan karena nyeri muncul tiba-tiba dengan durasi <3 bulan dan terkait cedera fisik.
- **SLKI (1403: Kontrol Nyeri)** menjadi luaran utama untuk memastikan nyeri berkurang dan fungsi mobilitas membaik.
- **SIKI (5614: Manajemen Nyeri)** mencakup tindakan farmakologis dan non-farmakologis sesuai evidence-based practice.
**Catatan:** Jika terdapat defisit neurologis (mis., kelemahan kaki atau inkontinensia), diagnosa tambahan seperti **Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI Code: 00085)** perlu dipertimbangkan.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template dokumentasi keperawatan di instansi terkait.)* -
Article No. 17163 | 12 May 2025
Klinis : datang dengan keluhan kejang 2 x, diigd 1 x, demam sejak 3 hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R56.8
- Deskripsi: Kejang lainnya, termasuk kejang fungsional.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.77
- Deskripsi: Intubasi endotrakeal, termasuk penggunaan bronkoskop.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R56.8 (Kejang lainnya, termasuk kejang fungsional) digunakan untuk menegakkan diagnosis kejang yang dialami pasien. Kejang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, demam, atau kondisi neurologis lainnya.
- Jika pasien diintubasi selama perawatan, maka kode ICD-9-CM 99.77 (Intubasi endotrakeal, termasuk penggunaan bronkoskop) dapat digunakan untuk mencatat prosedur medis tersebut. Intubasi endotrakeal dilakukan untuk membantu mengelola jalan napas dan ventilasi pasien.
Mohon diperhatikan bahwa kode-kode ini hanya menjadi panduan awal. Penegakan diagnosis dan pemilihan kode yang tepat harus dilakukan oleh dokter atau perekam medis yang berwenang, dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan, riwayat, dan kondisi klinis pasien secara keseluruhan. -
Article No. 17164 | 12 May 2025
Klinis : datang dengan keluhan kejang 2 x, diigd 1 x, demam sejak 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, dengan keluhan kejang 2 x, diigd 1 x, demam sejak 3 hari, maka berikut adalah kemungkinan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dan kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Resiko Penurunan Perfusi Serebral
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00202
Definisi: Risiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00401
Definisi: Keadaan dimana individu menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang mengindikasikan perfusi serebral yang memadai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00063
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah atau mengatasi penurunan perfusi serebral.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Keadaan dimana individu menunjukkan suhu tubuh normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00006
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan Resiko Penurunan Perfusi Serebral dan Hipertermi dipilih berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu kejang dan demam. Diagnosa tersebut memiliki kode dan definisi yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 17165 | 12 May 2025
Klinis : ## Analisis Data Fungsi Sensori Penglihatan dan Pendengaran ### 1. Fungsi Sensori Penglihatan **Data Subjektif (DS):** - Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien mengaku telah menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memilikinya. **Data Objektif (DO):** - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Pemeriksaan menunjukkan tidak ada pembengkakan pada palpebral dan konjungtiva. **Analisis:** - Kesulitan penglihatan yang dialami klien dapat disebabkan oleh keruhnya lensa, yang mungkin mengindikasikan katarak atau masalah refraksi. Visus yang rendah menunjukkan adanya gangguan serius dalam fungsi penglihatan, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan keselamatan klien. ### 2. Fungsi Sensori Pendengaran **Data Subjektif (DS):** - Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. **Data Objektif (DO):** - Tidak ada temuan fisik yang jelas, tetapi klien sulit berkomunikasi dengan orang lain akibat gangguan pendengaran. **Analisis:** - Gangguan pendengaran yang dialami klien mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan pada struktural telinga. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial dan mengurangi kualitas hidup klien. Keterbatasan dalam komunikasi dapat menyebabkan isolasi sosial dan berkurangnya dukungan emosional.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan analisis data yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan
- SDKI: Gangguan Penglihatan (10020)
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan tajam penglihatan, perubahan lapang pandang, atau perubahan lainnya dalam fungsi visual.
- SLKI: Pemulihan Penglihatan (20016)
- Definisi: Upaya individu untuk memulihkan fungsi penglihatan yang terganggu.
- SIKI: Manajemen Penglihatan (30016)
- Definisi: Tindakan perawat untuk membantu individu mengatasi gangguan penglihatan dan memaksimalkan fungsi visual.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pendengaran
- SDKI: Gangguan Pendengaran (10019)
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kemampuan mendengar, yang dapat menghambat komunikasi dan interaksi.
- SLKI: Pemulihan Pendengaran (20015)
- Definisi: Upaya individu untuk memulihkan fungsi pendengaran yang terganggu.
- SIKI: Manajemen Pendengaran (30015)
- Definisi: Tindakan perawat untuk membantu individu mengatasi gangguan pendengaran dan memaksimalkan fungsi pendengaran.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan aspek-aspek penting terkait gangguan penglihatan dan pendengaran, seperti penyebab, dampak terhadap fungsi dan aktivitas sehari-hari, serta upaya rehabilitasi dan kompensasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup klien. -
Article No. 17166 | 12 May 2025
Klinis : ## Analisis Data Fungsi Sensori Penglihatan dan Pendengaran ### 1. Fungsi Sensori Penglihatan **Data Subjektif (DS):** - Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien mengaku telah menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memilikinya. **Data Objektif (DO):** - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Pemeriksaan menunjukkan tidak ada pembengkakan pada palpebral dan konjungtiva. **Analisis:** - Kesulitan penglihatan yang dialami klien dapat disebabkan oleh keruhnya lensa, yang mungkin mengindikasikan katarak atau masalah refraksi. Visus yang rendah menunjukkan adanya gangguan serius dalam fungsi penglihatan, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan keselamatan klien. ### 2. Fungsi Sensori Pendengaran **Data Subjektif (DS):** - Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. **Data Objektif (DO):** - Tidak ada temuan fisik yang jelas, tetapi klien sulit berkomunikasi dengan orang lain akibat gangguan pendengaran. **Analisis:** - Gangguan pendengaran yang dialami klien mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan pada struktural telinga. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial dan mengurangi kualitas hidup klien. Keterbatasan dalam komunikasi dapat menyebabkan isolasi sosial dan berkurangnya dukungan emosional.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan analisis data yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Penglihatan (00132)
- SDKI: Pengurangan atau kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas dan/atau nyaman.
- SLKI: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas visual sehari-hari dengan baik.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mengatasi atau menyesuaikan diri dengan gangguan penglihatan.
b. Gangguan Pendengaran (00124)
- SDKI: Pengurangan atau kehilangan kemampuan untuk mendengar suara dengan jelas.
- SLKI: Ketidakmampuan untuk mendengar dan memproses informasi verbal dengan baik.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mengatasi atau menyesuaikan diri dengan gangguan pendengaran.
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Penglihatan (00132):
- Kode SDKI: 00132
- Definisi: Pengurangan atau kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas dan/atau nyaman.
- Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat, yang disebabkan oleh keruhnya lensa mata (kemungkinan katarak atau masalah refraksi) dan visus yang rendah. Hal ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan keselamatan klien.
2. Gangguan Pendengaran (00124):
- Kode SDKI: 00124
- Definisi: Pengurangan atau kehilangan kemampuan untuk mendengar suara dengan jelas.
- Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. Gangguan pendengaran ini mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan pada struktur telinga, dan dapat menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial serta mengurangi kualitas hidup klien. -
Article No. 17167 | 12 May 2025
Klinis : ### 1. Fungsi Sensori Penglihatan **Data Subjektif (DS):** - Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien mengaku telah menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memilikinya. **Data Objektif (DO):** - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Pemeriksaan menunjukkan tidak ada pembengkakan pada palpebral dan konjungtiva. **Analisis:** - Kesulitan penglihatan yang dialami klien dapat disebabkan oleh keruhnya lensa, yang mungkin mengindikasikan katarak atau masalah refraksi. Visus yang rendah menunjukkan adanya gangguan serius dalam fungsi penglihatan, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan keselamatan klien. ### 2. Fungsi Sensori Pendengaran **Data Subjektif (DS):** - Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. **Data Objektif (DO):** - Tidak ada temuan fisik yang jelas, tetapi klien sulit berkomunikasi dengan orang lain akibat gangguan pendengaran. **Analisis:** - Gangguan pendengaran yang dialami klien mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan pada struktural telinga. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial dan mengurangi kualitas hidup klien. Keterbatasan dalam komunikasi dapat menyebabkan isolasi sosial dan berkurangnya dukungan emosional.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi tersebut:
1. Fungsi Sensori Penglihatan
**Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan**
Kode: 10001 (SDKI)
Definisi: Pengalaman yang mengganggu kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas.
**SLKI:**
Kode: 10001.3 Keterbatasan aktivitas
Definisi: Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas terbatas akibat gangguan penglihatan.
**SIKI:**
Kode: 10001.2 Manajemen Penglihatan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memelihara, mempertahankan, atau meningkatkan fungsi penglihatan.
2. Fungsi Sensori Pendengaran
**Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pendengaran**
Kode: 10003 (SDKI)
Definisi: Pengalaman yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mendengar dengan jelas.
**SLKI:**
Kode: 10003.3 Keterbatasan aktivitas
Definisi: Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas terbatas akibat gangguan pendengaran.
**SIKI:**
Kode: 10003.2 Manajemen Pendengaran
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memelihara, mempertahankan, atau meningkatkan fungsi pendengaran.
Penjelasan singkat:
1. Fungsi Sensori Penglihatan:
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan
- Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat, kemungkinan disebabkan oleh keruhnya lensa mata (katarak) atau masalah refraksi. Visus yang rendah menunjukkan adanya gangguan serius dalam fungsi penglihatan.
- Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen penglihatan, seperti pemberian alat bantu (kacamata) dan edukasi tentang perawatan mata.
2. Fungsi Sensori Pendengaran:
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pendengaran
- Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. Gangguan pendengaran mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan struktural telinga.
- Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen pendengaran, seperti pemberian alat bantu dengar dan edukasi tentang perawatan telinga.
Catatan: Diagnosa keperawatan, kode, dan definisi di atas mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17168 | 12 May 2025
Klinis : ### 1. Fungsi Sensori Penglihatan **Data Subjektif (DS):** - Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien mengaku telah menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memilikinya. **Data Objektif (DO):** - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Pemeriksaan menunjukkan tidak ada pembengkakan pada palpebral dan konjungtiva. **Analisis:** - Kesulitan penglihatan yang dialami klien dapat disebabkan oleh keruhnya lensa, yang mungkin mengindikasikan katarak atau masalah refraksi. Visus yang rendah menunjukkan adanya gangguan serius dalam fungsi penglihatan, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan keselamatan klien. ### 2. Fungsi Sensori Pendengaran **Data Subjektif (DS):** - Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. **Data Objektif (DO):** - Tidak ada temuan fisik yang jelas, tetapi klien sulit berkomunikasi dengan orang lain akibat gangguan pendengaran. **Analisis:** - Gangguan pendengaran yang dialami klien mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan pada struktural telinga. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial dan mengurangi kualitas hidup klien. Keterbatasan dalam komunikasi dapat menyebabkan isolasi sosial dan berkurangnya dukungan emosional.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda ajukan:
---
### **1. Gangguan Fungsi Sensori: Penglihatan**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan** *(Kode: 00122)*
**Definisi (SDKI):**
Perubahan dalam penerimaan dan interpretasi rangsangan penglihatan yang mengakibatkan penurunan ketajaman visual atau gangguan persepsi visual.
**Luaran (SLKI):**
- **Ketajaman Penglihatan Meningkat** *(Kode: 0901)*
Kriteria:
- Klien dapat mengenali objek dengan lebih jelas.
- Visus mata menunjukkan perbaikan (misal: dari 3/60 menjadi 6/60).
- **Adaptasi terhadap Gangguan Penglihatan** *(Kode: 0903)*
Kriteria:
- Klien menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata, lensa).
- Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan modifikasi lingkungan.
**Intervensi (SIKI):**
- **Peningkatan Ketajaman Penglihatan** *(Kode: 4320)*
Tindakan:
- Anjurkan pemeriksaan oftalmologi untuk evaluasi katarak atau kelainan refraksi.
- Fasilitasi penggunaan alat bantu penglihatan (kacamata, lensa).
- **Modifikasi Lingkungan untuk Keselamatan** *(Kode: 4322)*
Tindakan:
- Atur pencahayaan yang memadai.
- Hindari perubahan posisi mendadak untuk mencegah cedera.
---
### **2. Gangguan Fungsi Sensori: Pendengaran**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Persepsi Sensori: Pendengaran** *(Kode: 00123)*
**Definisi (SDKI):**
Penurunan kemampuan dalam menerima dan memproses rangsangan pendengaran yang berdampak pada komunikasi dan interaksi sosial.
**Luaran (SLKI):**
- **Kemampuan Mendengar Meningkat** *(Kode: 0902)*
Kriteria:
- Klien dapat merespons percakapan dengan lebih baik.
- Penggunaan alat bantu dengar (jika diperlukan).
- **Komunikasi Efektif** *(Kode: 0701)*
Kriteria:
- Klien mampu berinteraksi dengan orang lain tanpa kesalahpahaman.
- Klien menggunakan teknik komunikasi alternatif (gerakan, tulisan) jika diperlukan.
**Intervensi (SIKI):**
- **Peningkatan Pendengaran** *(Kode: 4321)*
Tindakan:
- Rujuk ke spesialis THT untuk evaluasi gangguan pendengaran.
- Anjurkan penggunaan alat bantu dengar jika diperlukan.
- **Komunikasi Terapeutik** *(Kode: 4510)*
Tindakan:
- Gunakan bahasa yang jelas dan volume suara yang sesuai.
- Berbicara di depan klien dengan kontak mata untuk memudahkan pemahaman.
---
### **Kesimpulan**
Kedua diagnosa keperawatan di atas mencerminkan gangguan fungsi sensori yang memerlukan intervensi holistik, termasuk dukungan medis (pemeriksaan spesialis), penggunaan alat bantu, dan modifikasi lingkungan. Pendekatan keperawatan harus mencakup edukasi, pencegahan cedera, dan peningkatan kualitas hidup klien.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan panduan PPNI terbaru.
*(Sumber: Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – Edisi Terkini, PPNI)* -
Article No. 17169 | 12 May 2025
Klinis : ## 1. Fungsi Penglihatan ### Data Subjektif (DS) - Klien mengeluhkan kesulitan melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien sebelumnya menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memiliki kacamata. ### Data Objektif (DO) - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Palpebral tidak enema, konjungtiva berwarna merah muda, sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya positif. ### Analisis - **Masalah**: Gangguan penglihatan yang signifikan, kemungkinan akibat katarak atau degenerasi lensa. - **Etiologi**: Usia lanjut, yang sering menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. - **Implikasi**: Kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari, yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan mobilitas klien. ## 2. Fungsi Pendengaran ### Data Subjektif (DS) - Klien melaporkan tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dibandingkan telinga kiri. ### Data Objektif (DO) - Terdapat penurunan kemampuan pendengaran yang signifikan. ### Analisis - **Masalah**: Gangguan pendengaran, yang dapat mengganggu komunikasi dan interaksi sosial. - **Etiologi**: Usia lanjut dan kemungkinan adanya kerusakan pada struktur telinga. - **Implikasi**: Kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan, yang dapat menyebabkan isolasi sosial dan menurunnya interaksi sosial.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk masing-masing kondisi:
1. Fungsi Penglihatan
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan penglihatan (SDKI: Gangguan Penglihatan; Kode: 00077)
Definisi:
Penurunan kemampuan penglihatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
SLKI:
Pemulihan Penglihatan (Kode: KI-0014)
Definisi: Kemampuan klien untuk memulihkan fungsi penglihatan secara optimal.
SIKI:
Manajemen Penglihatan (Kode: IP-0355)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi penglihatan.
2. Fungsi Pendengaran
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pendengaran (SDKI: Gangguan Pendengaran; Kode: 00122)
Definisi:
Penurunan kemampuan atau ketidakmampuan untuk mendengar dengan baik, yang mengganggu fungsi komunikasi.
SLKI:
Pemulihan Pendengaran (Kode: KI-0015)
Definisi: Kemampuan klien untuk memulihkan fungsi pendengaran secara optimal.
SIKI:
Manajemen Pendengaran (Kode: IP-0356)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi pendengaran.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI menggambarkan masalah keperawatan yang dihadapi klien. SLKI memberikan gambaran tentang hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, sedangkan SIKI menyediakan panduan untuk tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 17170 | 12 May 2025
Klinis : ## 1. Fungsi Penglihatan ### Data Subjektif (DS) - Klien mengeluhkan kesulitan melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien sebelumnya menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memiliki kacamata. ### Data Objektif (DO) - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Palpebral tidak enema, konjungtiva berwarna merah muda, sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya positif. ### Analisis - **Masalah**: Gangguan penglihatan yang signifikan, kemungkinan akibat katarak atau degenerasi lensa. - **Etiologi**: Usia lanjut, yang sering menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. - **Implikasi**: Kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari, yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan mobilitas klien. ## 2. Fungsi Pendengaran ### Data Subjektif (DS) - Klien melaporkan tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dibandingkan telinga kiri. ### Data Objektif (DO) - Terdapat penurunan kemampuan pendengaran yang signifikan. ### Analisis - **Masalah**: Gangguan pendengaran, yang dapat mengganggu komunikasi dan interaksi sosial. - **Etiologi**: Usia lanjut dan kemungkinan adanya kerusakan pada struktur telinga. - **Implikasi**: Kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan, yang dapat menyebabkan isolasi sosial dan menurunnya interaksi sosial.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda ajukan:
---
### **1. Gangguan Penglihatan**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode: D.0028 – Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan**
**Definisi:** Perubahan dalam ketajaman atau kejelasan persepsi visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
**Luaran (SLKI):**
**Kode: L.14001 – Kemampuan Penglihatan Meningkat**
**Indikator:**
- Klien mampu mengenali objek dalam jarak pandang normal.
- Klien dapat melakukan aktivitas harian dengan bantuan alat bantu penglihatan (jika diperlukan).
**Intervensi (SIKI):**
**Kode: I.14001 – Manajemen Gangguan Penglihatan**
**Tindakan:**
- Ajarkan klien teknik orientasi lingkungan untuk meningkatkan keselamatan.
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan mata lebih lanjut (misal: tes visus, pemeriksaan lensa).
- Sarankan penggunaan kacamata atau alat bantu penglihatan sesuai kebutuhan.
---
### **2. Gangguan Pendengaran**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode: D.0029 – Gangguan Persepsi Sensori: Pendengaran**
**Definisi:** Penurunan kemampuan mendengar yang memengaruhi komunikasi dan interaksi sosial.
**Luaran (SLKI):**
**Kode: L.14002 – Kemampuan Pendengaran Meningkat**
**Indikator:**
- Klien dapat merespons percakapan dengan jelas.
- Klien menggunakan alat bantu dengar (jika diperlukan) untuk meningkatkan komunikasi.
**Intervensi (SIKI):**
**Kode: I.14002 – Manajemen Gangguan Pendengaran**
**Tindakan:**
- Gunakan teknik komunikasi efektif (bicara perlahan, hadapkan wajah ke klien).
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan audiometri atau pemasangan alat bantu dengar.
- Berikan edukasi tentang perawatan telinga dan cara berkomunikasi dengan lingkungan.
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI** digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan data subjektif dan objektif.
- **SLKI** menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam perawatan.
- **SIKI** berisi tindakan keperawatan yang direkomendasikan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode-kode ini bersifat standar dan dapat digunakan dalam dokumentasi keperawatan sesuai panduan PPNI.
Semoga informasi ini membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ajukan. -
Article No. 17171 | 12 May 2025
Klinis : Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan akibat luka bakar dibuktikan dengan skala nyeri 8/10 (NRS), ekspresi verbal nyeri, dan pembatasan mobilitas. buat tujuan umum, khusus, intervensi, implementasi, evaluasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara tiba-tiba atau berangsur-angsur, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berakhir dalam waktu kurang dari 3 bulan.
SLKI: Kemampuan individu untuk melaporkan, mengenali, dan mengelola nyeri.
SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami individu.
Tujuan Umum:
Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri dari 8/10 menjadi 2/10 atau kurang dalam waktu 3 hari.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Identifikasi dan kendalikan faktor-faktor penyebab atau yang memperberat nyeri.
3. Berikan tindakan farmakologis sesuai dengan resep tenaga kesehatan.
4. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi nyeri yang tidak terkendali.
Implementasi:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor penyebab atau yang memperberat nyeri, seperti aktivitas dan posisi tubuh.
3. Memberikan tindakan farmakologis sesuai dengan resep tenaga kesehatan, seperti pemberian analgesik.
4. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi napas dalam, distraksi, dan kompres dingin.
5. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan fisioterapis, untuk menangani nyeri yang tidak terkendali.
Evaluasi:
1. Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri dari 8/10 menjadi 2/10 atau kurang.
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan nyeri.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
4. Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.