Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19171 | 01 Jul 2025
Klinis : Anak M usia 7 tahun siswa kelas 1 Sekolah Dasar datang ke rumah sakit bersama ibunya dengan keluhan tak bisa duduk tenang. Energi anak saya seperti tiada habisnya. Ia sangat bawel, sulit berkonsentrasi, agresif, suka mendominasi pergaulan, berlarian ke sana-kemari dan sering mengganggu teman-temannya. Ibu mengatakan anaknya sering terjatuh karena sering berlarian tanpa tujuan. Anak M lebih banyak berdiri dan tidak fokus pada pekerjaan sekolahnya. Ibunya mengakui bahwa Anak M berganti-ganti aktivitas dan tidak pernah sampai selesai. Misalnya, bermain bongkar pasang dan selang beberapa menit kemudian sudah beralih pada permainan yang lain. Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi prestasinya di sekolah. An. M juga mengungkapkan bahwa dia malas mengerjakan PR yang susah dan dia bilang tidak pernah mendapatkan nilai bagus dan selalu mendapat nilai merah. Anak M seringkali sulit dikontrol. Dia sering mengabaikan apa yang Ibunya perintahkan. Dari pemeriksaan ditemukan banyak luka atau parut bekas terjatuh, konsentrasi buruk. Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan penampilan agak kusam karena sering bermain ke sana ke mari, nadi 100 x/menit, pernapasan 25 x/menit, dan suhu badan 37.4" C. Berat badan 18 kg dan tinggi badan 110 cm. An. M diberikan pengobatan berupa terapi farmakoterapi (Medikamentosa):, terapi perilaku, kombinasi pengobatan medikamentosa dengan terapi perilaku, dan edukasi pasien dan keluarga mengenai anak ADHD.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan:
1. Gangguan Perilaku Anak (00251)
- Definisi: Pola perilaku yang menyimpang dari norma atau harapan perkembangan yang dapat menimbulkan masalah bagi anak, keluarga, atau orang lain.
- SLKI: Perilaku Adaptif Anak (20101)
- SIKI: Manajemen Perilaku Anak (I0103)
2. Risiko Cedera (00035)
- Definisi: Berisiko mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan.
- SLKI: Keamanan Diri (20203)
- SIKI: Pencegahan Jatuh (I0201)
3. Gangguan Konsentrasi (00153)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan.
- SLKI: Konsentrasi (20113)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (I0105)
4. Ketidakpatuhan (00079)
- Definisi: Perilaku yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan.
- SLKI: Kepatuhan (20206)
- SIKI: Manajemen Kepatuhan (I0207)
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Perilaku Anak: Anak M menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma perkembangan, seperti sulit duduk tenang, bawel, agresif, dan sering mengganggu teman-temannya.
2. Risiko Cedera: Anak M sering terjatuh karena sering berlarian tanpa tujuan yang jelas, meningkatkan risiko cedera.
3. Gangguan Konsentrasi: Anak M sulit berkonsentrasi pada pekerjaan sekolahnya, sering berganti-ganti aktivitas dan tidak fokus.
4. Ketidakpatuhan: Anak M seringkali mengabaikan perintah ibunya dan malas mengerjakan PR.
Penanganan yang dapat diberikan meliputi terapi farmakoterapi (medikamentosa), terapi perilaku, kombinasi pengobatan medikamentosa dengan terapi perilaku, serta edukasi pasien dan keluarga mengenai anak ADHD. -
Article No. 19172 | 01 Jul 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (BJNA)
Kode: 00031 (NANDA-I)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: BJ001
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: BJ01
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Keadaan di mana individu mampu mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: BJ01.0
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 19085 | 30 Jun 2025
Klinis : Ny. A, usia 28 tahun, sedang hamil anak pertama usia kehamilan 28 minggu. Ia datang ke puskesmas diantar suami dengan keluhan sering merasa cemas berlebihan tentang kondisi janinnya, takut terjadi komplikasi saat melahirkan, dan merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik. Ia juga mengalami gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, dan tampak sering menangis. Suami mengatakan bahwa sejak dinyatakan hamil, Ny. A menjadi lebih mudah marah dan menarik diri dari keluarga. Pada pemeriksaan, Ny. A terlihat murung, kontak mata kurang, dan menjawab pertanyaan dengan suara pelan. Tidak ditemukan gangguan fisik. Skor HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) menunjukkan kecemasan sedang. tolong buatkan asuhan keperawatan nya terkait diagnosa pengkajian sampe intervensi menggunakan buku 3s sertakan dengan kodenya dan pada diagnosanya buatkan 2 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN KECEMASAN PADA KEHAMILAN**
### **I. Pengkajian**
**Data Subjektif:**
1. Keluhan sering cemas berlebihan tentang kondisi janin.
2. Takut terjadi komplikasi saat melahirkan.
3. Merasa tidak mampu menjadi ibu yang baik.
4. Gangguan tidur, sulit konsentrasi, dan sering menangis.
5. Perubahan perilaku (mudah marah, menarik diri dari keluarga).
**Data Objektif:**
1. Ekspresi murung, kontak mata kurang.
2. Suara pelan saat berbicara.
3. Skor HARS: **kecemasan sedang**.
4. Tidak ada kelainan fisik pada pemeriksaan kebidanan.
---
### **II. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**1. Ansietas (Kode: 00146)**
**Definisi:** Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disertai respons otonom (sumber: PPNI, SDKI Edisi 4).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidaktahuan tentang proses kehamilan dan persalinan.
- Ketakutan akan komplikasi kehamilan.
- Perubahan peran menjadi ibu.
**2. Gangguan Citra Diri (Kode: 00120)**
**Definisi:** Perubahan persepsi terhadap kemampuan diri dalam memenuhi peran baru.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidakpastian dalam menghadapi peran sebagai ibu.
- Perubahan emosional selama kehamilan.
---
### **III. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**1. Ansietas Terkontrol (Kode: L.14043)**
**Kriteria Evaluasi:**
- Klien melaporkan penurunan tingkat kecemasan (skor HARS menurun).
- Klien mampu mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
- Klien menunjukkan ekspresi wajah lebih tenang.
**2. Penerimaan terhadap Peran Baru (Kode: L.15013)**
**Kriteria Evaluasi:**
- Klien menyatakan kesiapan menerima peran sebagai ibu.
- Klien berpartisipasi dalam diskusi tentang perawatan bayi.
---
### **IV. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**1. Manajemen Kecemasan (Kode: I.14043)**
**Tindakan:**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam dan *guided imagery*.
- Berikan edukasi tentang perkembangan janin dan tanda bahaya kehamilan.
- Kolaborasi dengan bidan/psikolog untuk terapi kognitif perilaku (*cognitive behavioral therapy*).
**2. Dukungan Psikososial (Kode: I.15013)**
**Tindakan:**
- Fasilitasi diskusi tentang kekhawatiran menjadi ibu.
- Libatkan suami dalam pendampingan emosional.
- Rujuk ke kelompok pendukung (*support group*) ibu hamil.
---
### **V. Evaluasi**
- **Ansietas:** Skor HARS turun setelah intervensi relaksasi.
- **Citra Diri:** Klien mulai bertanya tentang perawatan bayi dan menunjukkan ekspresi lebih positif.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 2*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 2*.
*(Dokumen disusun secara akademis berdasarkan standar PPNI dan evidence-based practice).* -
Article No. 19087 | 30 Jun 2025
Klinis : An. D, laki-laki, 16 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena sering mengurung diri di kamar selama dua minggu terakhir. Ibunya mengatakan An. D tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sering mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa tidak disukai teman-temannya. Sebelumnya An. D adalah anak yang aktif dan ceria, tetapi sejak mendapatkan nilai ujian yang rendah dan mengalami ejekan dari teman-temannya di media sosial, ia mulai berubah. Saat wawancara, An. D tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan. Ia mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari. Tidak ditemukan kelainan fisik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI: Risiko Depresi
Kode: 10028
Definisi: Berisiko mengalami perubahan suasana hati, kognitif, dan perilaku yang secara negatif memengaruhi fungsi sehari-hari dan kesejahteraan individu.
2. Diagnosis Keperawatan SLKI: Perubahan Proses Pikir
Kode: 00130
Definisi: Perubahan kemampuan untuk berpikir, mengevaluasi, dan memproses informasi yang dapat memengaruhi fungsi sehari-hari.
3. Diagnosis Keperawatan SIKI: Koping Individu Tidak Efektif
Kode: 00069
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan upaya kognitif dan/atau perilaku untuk mengatasi stresor atau tantangan yang dirasakan melebihi sumber daya individu.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Depresi (SDKI): An. D menunjukkan gejala-gejala depresi, seperti murung, kehilangan minat, sulit tidur, dan merasa tidak berguna. Hal ini menempatkannya berisiko mengalami depresi yang dapat memengaruhi fungsi sehari-hari dan kesejahteraannya.
2. Perubahan Proses Pikir (SLKI): An. D menunjukkan perubahan kemampuan untuk berpikir, mengevaluasi, dan memproses informasi, ditandai dengan sulitnya melakukan kontak mata, menjawab dengan suara pelan, dan merasa tidak disukai teman-temannya.
3. Koping Individu Tidak Efektif (SIKI): An. D tampaknya tidak mampu melakukan upaya kognitif dan/atau perilaku yang efektif untuk mengatasi stresor atau tantangan yang dihadapinya, seperti nilai ujian yang rendah dan ejekan dari teman-temannya.
Kode dan definisi di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 19088 | 30 Jun 2025
Klinis : An. D, laki-laki, 16 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena sering mengurung diri di kamar selama dua minggu terakhir. Ibunya mengatakan An. D tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sering mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa tidak disukai teman-temannya. Sebelumnya An. D adalah anak yang aktif dan ceria, tetapi sejak mendapatkan nilai ujian yang rendah dan mengalami ejekan dari teman-temannya di media sosial, ia mulai berubah. Saat wawancara, An. D tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan. Ia mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari. Tidak ditemukan kelainan fisik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk An. D:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
SDKI: Kode 00130, Definisi: Gangguan pada proses mengorganisasi ide, pikiran, dan pemrosesan informasi.
SLKI: Kode 01100, Definisi: Kemampuan individu untuk mengorganisasi ide, pikiran, dan pemrosesan informasi secara efektif.
SIKI: Kode P0130, Definisi: Intervensi untuk membantu individu mengatasi gangguan dalam proses berpikir.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
SDKI: Kode 00053, Definisi: Pengalaman individu yang merasa terpisah dari orang lain, baik secara nyata maupun persepsi.
SLKI: Kode 01050, Definisi: Kemampuan individu untuk berinteraksi dan membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain.
SIKI: Kode P0053, Definisi: Intervensi untuk membantu individu dalam mengatasi isolasi sosial.
3. Diagnosa Keperawatan: Koping Tidak Efektif
SDKI: Kode 00069, Definisi: Ketidakmampuan individu untuk melakukan adaptasi kognitif dan/atau perilaku yang sesuai dengan tuntutan atau stresor yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.
SLKI: Kode 01020, Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan adaptasi kognitif dan/atau perilaku yang sesuai dengan tuntutan atau stresor yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.
SIKI: Kode P0069, Definisi: Intervensi untuk membantu individu dalam mengembangkan koping yang efektif.
Penjelasan singkat:
An. D mengalami gangguan pada proses berpikir, ditandai dengan perasaan sedih yang terus-menerus, kehilangan minat, dan sulit tidur. Ia juga mengalami isolasi sosial, tampak murung, tidak mau berbicara, dan merasa tidak disukai teman-temannya. Selain itu, An. D juga menunjukkan koping yang tidak efektif dalam menghadapi masalah, seperti mengurung diri di kamar dan merasa tidak berguna. -
Article No. 19089 | 30 Jun 2025
Klinis : An. D, laki-laki, 16 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena sering mengurung diri di kamar selama dua minggu terakhir. Ibunya mengatakan An. D tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sering mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa tidak disukai teman-temannya. Sebelumnya An. D adalah anak yang aktif dan ceria, tetapi sejak mendapatkan nilai ujian yang rendah dan mengalami ejekan dari teman-temannya di media sosial, ia mulai berubah. Saat wawancara, An. D tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan. Ia mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari. Tidak ditemukan kelainan fisik.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F32.0
- Deskripsi: Episode depresi ringan
Tidak ditemukan tindakan medis yang perlu dikodekan dalam ICD-9-CM Procedure.
Penjelasan:
Pasien An. D, seorang laki-laki berusia 16 tahun, menunjukkan gejala-gejala depresi ringan, termasuk:
- Sering mengurung diri di kamar selama 2 minggu terakhir
- Tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah
- Merasa dirinya tidak berguna dan tidak disukai teman-temannya
- Tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan
- Mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari
Gejala-gejala ini sesuai dengan kriteria diagnosis untuk Episode Depresi Ringan (F32.0) dalam ICD-10, yang ditandai oleh suasana hati yang depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang mengarah pada peningkatan kelelahan dan penurunan aktivitas.
Tidak ditemukan informasi mengenai tindakan medis yang perlu dikodekan dalam ICD-9-CM Procedure, sehingga tidak ada kode yang dapat dilaporkan untuk prosedur/tindakan medis. -
Article No. 19090 | 30 Jun 2025
Klinis : An. D, laki-laki, 16 tahun, dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena sering mengurung diri di kamar selama dua minggu terakhir. Ibunya mengatakan An. D tampak murung, tidak mau berbicara, dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sering mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa tidak disukai teman-temannya. Sebelumnya An. D adalah anak yang aktif dan ceria, tetapi sejak mendapatkan nilai ujian yang rendah dan mengalami ejekan dari teman-temannya di media sosial, ia mulai berubah. Saat wawancara, An. D tampak datar, jarang melakukan kontak mata, dan menjawab dengan suara pelan. Ia mengaku merasa sedih terus-menerus, kehilangan minat untuk bermain, dan sulit tidur di malam hari. Tidak ditemukan kelainan fisik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri (00052)
Definisi: Kecenderungan individu untuk melukai diri sendiri secara sengaja dengan hasil yang potensial fatal.
SDKI: Verbal mencela diri sendiri, Tampak putus asa, Mengungkapkan niat bunuh diri, Penarikan sosial.
SLKI: Mengidentifikasi faktor risiko bunuh diri, Meningkatkan harapan, Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental.
SIKI: Manajemen Risiko Bunuh Diri.
2. Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi seseorang.
SDKI: Kesulitan memulai tidur, Terbangun di malam hari, Tidur tidak nyenyak.
SLKI: Manajemen Aktivitas Harian, Manajemen Stres, Manajemen Nyeri.
SIKI: Manajemen Insomnia.
3. Perubahan Proses Pikir (00130)
Definisi: Perubahan dalam isi, proses, atau fungsi kognitif.
SDKI: Kesulitan berkonsentrasi, Sulit membuat keputusan, Perubahan suasana hati.
SLKI: Peningkatan Proses Pikir, Manajemen Stres, Terapi Perilaku Kognitif.
SIKI: Terapi Perilaku Kognitif.
4. Isolasi Sosial (00054)
Definisi: Pengalaman individu dan persepsi negatif tentang keterhubungan dengan orang lain.
SDKI: Menarik diri dari interaksi sosial, Menolak berpartisipasi dalam kegiatan sosial, Menghindari kontak mata.
SLKI: Peningkatan Interaksi Sosial, Peningkatan Dukungan Sosial, Terapi Kelompok.
SIKI: Terapi Dukungan Emosional.
Penjelasan singkat:
An. D menunjukkan gejala depresi, seperti murung, kehilangan minat, sulit tidur, dan berpikir negatif tentang dirinya sendiri. Terdapat risiko bunuh diri yang perlu diwaspadai. Selain itu, ia juga mengalami perubahan proses pikir dan isolasi sosial. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Bunuh Diri, Gangguan Pola Tidur, Perubahan Proses Pikir, dan Isolasi Sosial. -
Article No. 19091 | 30 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bersin-bersin, flu berat sudah 1 tahun hilang timbul
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu bersin-bersin dan flu berat yang hilang timbul selama 1 tahun, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan dan/atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyebab: Penyakit/kondisi kronis, ketidakefektifan pola napas.
Gejala dan Tanda: Bersin-bersin, flu berat, kelelahan, tidak berdaya, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
Penjelasan: Pasien mengalami gejala flu berat yang hilang timbul selama 1 tahun, yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini sesuai dengan definisi dan karakteristik dari diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas berdasarkan SDKI.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
Luaran: Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik, mental, dan sosial tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas fisik, mental, dan sosial tanpa mengalami gejala flu berat.
3. Pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas.
Penjelasan: Luaran Toleransi Aktivitas sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas akibat gejala flu berat yang hilang timbul. Diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa kelelahan yang berlebihan dan tanpa mengalami gejala flu berat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran Toleransi Aktivitas, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
Intervensi: Manajemen Energi
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan energi individu.
Aktivitas:
1. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi energi pasien, seperti pola istirahat, nutrisi, dan kondisi kesehatan.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola gejala flu berat yang dialami pasien.
3. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan aktivitas, istirahat yang cukup, dan nutrisi yang adekuat.
4. Monitoring tanda-tanda vital dan gejala flu berat pasien secara berkala.
5. Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pengelolaan kondisi kesehatan.
Penjelasan: Intervensi Manajemen Energi bertujuan untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan energi pasien yang terbatas akibat gejala flu berat yang dialami. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan mencakup identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi energi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pengajaran teknik manajemen energi, monitoring tanda-tanda vital dan gejala, serta dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan asuhan keperawatan dapat membantu pasien dalam meningkatkan toleransi aktivitas dan mengelola gejala flu berat yang dialami. -
Article No. 19092 | 30 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bersin-bersin dan flu berat sudah 4 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan bersin-bersin dan flu berat selama 4 hari adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan pada sistem pernapasan, seperti bersin-bersin dan flu berat yang sudah berlangsung cukup lama.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
Indikator:
- Pasien dapat bernafas dengan mudah
- Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronki, stridor)
- Warna kulit kembali normal
- Pasien tidak mengalami sesak napas
b. Kontrol Gejala
Indikator:
- Pasien dapat mengenali dan mengelola gejala flu yang muncul
- Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor pemicu gejala flu
- Pasien dapat menggunakan intervensi yang tepat untuk mengurangi gejala flu
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah:
a. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction pada jalan napas jika diperlukan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan humidifikasi udara
b. Manajemen Gejala
- Ajarkan pasien mengidentifikasi faktor-faktor pemicu gejala flu
- Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk mengurangi gejala flu
- Dorong pasien untuk mengonsumsi cairan yang cukup
- Berikan terapi antipiretik dan dekongestant sesuai indikasi
c. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai flu, gejala, dan penanganannya
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik pencegahan penularan penyakit
Dengan intervensi-intervensi di atas, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif dan kemampuan dalam mengelola gejala flu. Perawat harus terus memantau perkembangan pasien dan melakukan evaluasi untuk memastikan intervensi yang diberikan efektif. -
Article No. 19093 | 30 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam dan susah tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidaknyamanan fisik (NKSP)
Kode SDKI: 00132
Definisi: Pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan fisik yang mengganggu, yang dapat memengaruhi kesehatan, aktivitas, dan fungsi peran.
2. Gangguan pola tidur (TIRS)
Kode SDKI: 00198
Definisi: Gangguan dalam kualitas, kuantitas, dan ritme tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.
- Kode SDKI terdiri dari 5 digit angka yang unik untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menggambarkan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Kode SLKI terdiri dari 5 digit angka yang unik untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menggambarkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Kode SIKI terdiri dari 5 digit angka yang unik untuk setiap intervensi keperawatan.
Dalam konteks pasien dengan keluhan demam dan susah tidur, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidaknyamanan fisik (NKSP) dan Gangguan pola tidur (TIRS). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dapat ditemukan dalam SIKI.