Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17224 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien perempuan berusia 23 tahun tersebut, diperoleh kode diagnosa ICD-10 dan kode prosedur ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J11.1
- Deskripsi: Influenza dengan manifestasi pernapasan lain, virus tidak diidentifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J11.1 (Influenza dengan manifestasi pernapasan lain, virus tidak diidentifikasi) dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala umum influenza seperti batuk berdahak, flu, demam, serta mual dan muntah.
2. Kode ICD-9-CM 99.25 (Pemberian cairan intravena) dapat diberikan sebagai tindakan penunjang untuk mengatasi gejala dehidrasi akibat mual dan muntah yang dialami pasien.
Secara keseluruhan, berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami pasien, diagnosis yang tepat adalah influenza tanpa virus teridentifikasi, yang memerlukan pemberian cairan intravena sebagai salah satu tindakan penunjangnya. -
Article No. 17225 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi yang mengarah pada diagnosa keperawatan Risiko Infeksi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, kode, dan definisi berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00004
Nama: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0004
Nama: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.0004
Nama: Bebas Infeksi
Definisi: Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.0004
Nama: Manajemen Infeksi
Definisi: Identifikasi dan pengendalian infeksi untuk meminimalkan penyebaran dan komplikasi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan batuk berdahak, flu, demam, mual, muntah, dan badan pegal memiliki risiko mengalami infeksi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi, yang mencakup rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Tujuan perawatan adalah mencapai kondisi bebas infeksi, sehingga intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen infeksi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan infeksi. -
Article No. 17226 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal,pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b. Nyeri Akut
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
b. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Bersihan Jalan Napas (0410)
b. Kontrol Nyeri (1605)
c. Status Nutrisi (1004)
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Jalan Napas (3140)
b. Manajemen Nyeri (1400)
c. Manajemen Nutrisi (1100)
Penjelasan singkat:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami gangguan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, ditandai dengan batuk berdahak, flu, dan demam.
- Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan, ditandai dengan mual, muntah, dan badan pegal.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, ditandai dengan kehilangan nafsu makan. -
Article No. 17227 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk kering 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal,pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (K-0091)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- SLKI: Efektif dalam membersihkan dan mempertahankan jalan napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
b. Hipertermia (K-0086)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
c. Penurunan Nafsu Makan (K-0122)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami pengurangan keinginan untuk makan.
- SLKI: Nafsu makan dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan nafsu makan.
Penjelasan singkat:
Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk kering 2 hari, flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suhu 38 derajat, mual, muntah, badan pegal, dan pusing. Kondisi ini mengarah pada diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Hipertermia, dan Penurunan Nafsu Makan. Diagnosa-diagnosa ini diperlukan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 17228 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk kering 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal,pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
Resiko Infeksi (00004)
SDKI: Resiko Infeksi
Kode: 00004
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI: Perilaku Pencegahan Infeksi
Kode: 10038
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi.
SIKI: Manajemen Infeksi
Kode: 10023
Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan infeksi.
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur (00198)
SDKI: Gangguan Pola Tidur
Kode: 00198
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI: Kualitas Tidur
Kode: 10010
Definisi: Persepsi individu tentang kualitas dan kuantitas tidur.
SIKI: Manajemen Tidur
Kode: 10046
Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi tidur dan mempertahankan pola tidur yang adekuat.
3. Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi (00002)
SDKI: Defisit Nutrisi
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Status Nutrisi
Kode: 10032
Definisi: Keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh asupan dan penggunaan nutrisi.
SIKI: Manajemen Nutrisi
Kode: 10026
Definisi: Intervensi untuk mengatur asupan dan penggunaan nutrisi.
Kode dan definisi di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17229 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk kering 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal,pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya gejala batuk kering, flu, dan demam. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan pasien.
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
3. Nyeri Akut
Pasien mengalami gejala pegal-pegal di badan dan pusing, yang dapat menunjukkan adanya nyeri akut.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria hasil:
- Batuk produktif
- Tidak ada sianosis
- Pola napas normal
- Tidak ada ronki/wheezing
2. Status Nutrisi Membaik
Kriteria hasil:
- Asupan nutrisi adekuat
- Tidak ada mual/muntah
- Tidak ada penurunan berat badan
3. Kontrol Nyeri
Kriteria hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi skala nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Auskultasi suara napas dan batuk
- Berikan hidrasi yang adekuat
- Berikan terapi oksigen jika diperlukan
- Anjurkan teknik batuk efektif
- Berikan obat-obatan sesuai resep
2. Status Nutrisi Membaik
- Nilai status gizi pasien
- Berikan nutrisi enteral jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
- Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mudah dicerna
- Berikan anti-mual dan anti-muntah sesuai resep
3. Kontrol Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri pasien
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin
- Berikan analgesik sesuai resep
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang efektif
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga kondisi kesehatannya dapat membaik. Tone dalam penjelasan ini adalah akademis, persona pakar, dan nurse. -
Article No. 17231 | 13 May 2025
Klinis : Seorang lelaki berusia 35 tahun dilarikan ke UGD RS Trauma Bahagia setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Saksi mengatakan korban menabrak truk yang datang dari arah berlawanan, korban juga dikatakan terpental dari motornya dan sempat tidak sadarkan diri. Hasil pengkajian didapatkan suara nafas gurgling karena darah, luka laserasi pada mulut, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit lemah, frekuensi nafas 30 x/menit, suhu 35,7oC, nafas pasien gasping, fraktur pada radius ulna kanan, saat dibuka bajunya tampak jejas dan kebiruan di abdomen region kanan atas dan bawah, distensi abdomen (+), GCS E2V3M3.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis yang dapat saya berikan terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Pasien mengalami gangguan pernapasan yang ditandai dengan suara napas gurgling karena darah, nafas gasping, dan frekuensi napas yang cepat (30x/menit). Hal ini mengindikasikan adanya gangguan dalam proses pertukaran gas di paru-paru.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Pasien mengalami cedera yang mengakibatkan distensi abdomen, jejas, dan kebiruan di abdomen. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam perfusi jaringan di area tersebut.
3. Risiko Syok
Tanda-tanda pasien yang mengarah pada syok hipovolemik adalah tekanan darah rendah (100/60 mmHg), nadi lemah (110x/menit), dan suhu rendah (35,7°C). Hal ini mengindikasikan adanya risiko syok yang harus segera ditangani.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pertukaran Gas Efektif
Setelah diberikan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan fungsi pernapasan yang efektif, dengan nilai-nilai vital yang stabil, serta tidak ada tanda-tanda gangguan pertukaran gas.
2. Perfusi Jaringan Adekuat
Diharapkan setelah intervensi, tanda-tanda kerusakan jaringan seperti distensi abdomen, jejas, dan kebiruan berangsur-angsur membaik, menandakan perfusi jaringan yang adekuat.
3. Terhindar dari Syok
Pasien diharapkan dapat mempertahankan nilai-nilai vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu, sehingga terhindar dari kondisi syok.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Gangguan Pertukaran Gas:
a. Berikan oksigen melalui alat bantu pernapasan yang sesuai
b. Pantau keadaan pernapasan dan nilai-nilai vital terkait
c. Kaji dan atasi penyebab gangguan pertukaran gas (misalnya, perdarahan)
2. Untuk Ketidakefektifan Perfusi Jaringan:
a. Kaji tanda-tanda kerusakan jaringan dan lakukan perawatan luka yang tepat
b. Pantau tanda-tanda vital dan cairan tubuh
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk menangani cedera dan memulihkan perfusi jaringan
3. Untuk Risiko Syok:
a. Pantau tanda-tanda vital secara ketat
b. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume darah
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab syok (misalnya, perdarahan)
d. Siapkan tindakan darurat jika terjadi penurunan kondisi yang mengarah pada syok
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika masih ada hal yang perlu diklarifikasi. -
Article No. 17232 | 13 May 2025
Klinis : Lili, ners muda dari FKp UNRI sedang berbincang dengan keluarga pasien kelolaannya (Lala, 28 tahun) yang berkunjung ke ruang Indragiri RSJ Tampan. Keluarga mengatakan sejak usia sekitar 19 tahun Lala mengalami masalah kejiwaan. Lala adalah anak pertama yang lahir melalui operasi sectio caesaria dan premature. Lala cukup lemah secara akademik sehingga pernah tinggal kelas saat SD, sering mendapat ejekan, merasa minder, dan terakhir mengalami kegagalan saat UTBK masuk PTN sesuai keinginannya. Akibatnya Lala mengalami masalah kejiwaan dan dokter puskesmas memberinya Amitriptyline 3 x75 mg. Lala berhasil melewati masa sulitnya dan masuk kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta. Lala kembali mengalami banyak stressor ditahun kedua perkuliahannya sehingga gejala masalah kejiwaannya muncul kembali. Sejak itu Lala beberapa kali dirawat di RSJ dan mendapatkan obat-obat seperti Amitriptyline, chlorpromazine, haloperidol, dan stelazine. Keluarga Lala menyatakan selalu memotivasi Lala untuk minum obat secara teratur, namun kadang-kadang Lala menolak minum obat dengan alasan bosan, minum obat membuatnya mengantuk, dan badan terasa kaku dan tegang. Saat ini kondisi Lala cukup memprihatinkan, Lala masih sering murung, afek datar/tumpul, berjalan dan gerakan psikomotor lambat, serta jari jemarinya tremor. Lala mengalami gangguan estrapiramidal dan hipotensi ortostatik sebagai efek samping obat yang dikonsumsinya selama ini. Lili dan perawat penanggung jawab perawatan Lala menyusun sejumlah rencana tindakan untuk mengatasi kondisi Lala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan untuk kondisi Lala:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Perilaku Kekerasan (NANDA-I kode: 00138)
Definisi: Risiko terjadinya perilaku yang menunjukkan kekuatan dan energi yang destruktif, baik secara verbal maupun fisik, yang mungkin membahayakan diri sendiri dan orang lain.
b. Ketidakefektifan Terapi (NANDA-I kode: 00078)
Definisi: Respons individual terhadap pengobatan atau terapi yang tidak konsisten dengan tujuan yang diharapkan.
c. Gangguan Pola Tidur (NANDA-I kode: 00198)
Definisi: Gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Perilaku Kekerasan (SDKI kode: 12027)
Definisi: Kondisi individu dengan potensi untuk melakukan tindakan berbahaya secara fisik, verbal, atau psikologis terhadap diri sendiri atau orang lain.
b. Ketidakefektifan Terapi (SDKI kode: 12032)
Definisi: Kondisi individu dengan respon yang tidak konsisten dengan tujuan terapi yang diharapkan.
c. Gangguan Pola Tidur (SDKI kode: 12031)
Definisi: Kondisi individu dengan perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Perilaku Kekerasan (SLKI kode: 24022)
Definisi: Pencapaian individu untuk mencegah perilaku berbahaya secara fisik, verbal, atau psikologis terhadap diri sendiri atau orang lain.
b. Kepatuhan Terapi (SLKI kode: 24009)
Definisi: Pencapaian individu untuk mengikuti rencana terapi yang direkomendasikan.
c. Pola Tidur Efektif (SLKI kode: 24023)
Definisi: Pencapaian individu untuk mempertahankan pola tidur yang memenuhi kebutuhan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Perilaku Kekerasan (SIKI kode: 03032)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mengendalikan perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.
b. Peningkatan Kepatuhan Terapi (SIKI kode: 03023)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mendukung individu dalam mengikuti rencana terapi yang direkomendasikan.
c. Manajemen Gangguan Tidur (SIKI kode: 03031)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mempertahankan pola tidur yang efektif. -
Article No. 17233 | 13 May 2025
Klinis : DS: Px mengatakan sesak DO: Px tampak sesak RR: 30x/menit Frekuensi napas berubah Pola Napas berubah Wheezing(-) dan Ronchi (++-/+--)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (10001)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan saluran napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pembersihan saluran napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 11001
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan dan pemeliharaan saluran napas yang efektif.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, pasien menunjukkan gejala sesak napas dengan frekuensi napas yang meningkat (30x/menit) serta pola napas yang berubah. Adanya bunyi napas ronki mengindikasikan adanya hambatan pada jalan napas. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, yang mana pasien tidak dapat mempertahankan pembersihan saluran napas untuk memfasilitasi pertukaran gas dengan baik.
Fokus intervensi keperawatan adalah Manajemen Jalan Napas, yang meliputi tindakan untuk memfasilitasi pembersihan dan pemeliharaan saluran napas yang efektif, seperti pemberian oksigen, suction, dan lain-lain, sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 17234 | 13 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berikut saya berikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor yang berhubungan: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan.
2. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor yang berhubungan: Kelemahan, keletihan, penurunan kekuatan, dan perubahan pada fisiologis.
3. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan: Anoreksia, mual, kesulitan menelan, kehilangan selera makan.
Luaran/Output SLKI:
1. Bersihan jalan napas efektif
- Jalan napas paten
- Tidak ada suara napas abnormal
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
2. Toleransi aktivitas meningkat
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tingkat kelelahan menurun
- Tidak ada sesak napas saat aktivitas
3. Status nutrisi membaik
- Berat badan stabil atau meningkat
- Asupan nutrisi adekuat
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen jalan napas
- Monitoring tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Berikan posisi yang nyaman untuk memudahkan pernapasan
- Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
2. Manajemen energi
- Atur jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Ajarkan teknik latihan fisik yang tepat
- Pantau tanda-tanda kelelahan selama aktivitas
3. Manajemen nutrisi
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan kalori
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Dorong peningkatan asupan makanan dan cairan
- Berikan suplemen nutrisi jika dibutuhkan
Penjelasan rinci:
Pasien dengan dugaan tuberkulosis paru memerlukan penanganan komprehensif yang mencakup manajemen jalan napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan perbaikan status nutrisi. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas, intoleransi aktivitas, dan gangguan nutrisi. Luaran yang diharapkan adalah pemulihan fungsi pernapasan, peningkatan toleransi aktivitas, dan perbaikan status nutrisi. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen energi, dan manajemen nutrisi secara kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya.