Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17194 | 13 May 2025
Klinis : 3) Berdasarkan Data ventilasi rumah sebanyak 55 % kurang dari 10% ventilasinya. Dalam kebiasaan pembuangan sampah Masyarakat sebanyak 73% membuang sampahnya dengan cara di bakar.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Gangguan Kualitas Udara Dalam Ruangan
- Definisi: Rentang kemungkinan terpapar oleh polutan udara dalam ruangan yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Ventilasi ruangan yang kurang dari 10% dan kebiasaan membakar sampah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kualitas Udara Dalam Ruangan Membaik
- Kriteria Hasil:
a. Kadar partikulat udara dalam ruangan menurun
b. Keluhan gejala terkait kualitas udara berkurang
c. Kepuasan pasien/keluarga dengan kualitas udara dalam ruangan meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan
- Intervensi:
a. Mengedukasi pasien/keluarga tentang ventilasi ruangan yang baik
b. Mendorong peningkatan ventilasi ruangan dengan membuka jendela atau menggunakan exhaust fan
c. Mengedukasi pasien/keluarga tentang dampak membakar sampah terhadap kualitas udara
d. Mendorong penggunaan cara pembuangan sampah yang lebih ramah lingkungan (misalnya daur ulang, komposting)
2. Kolaborasi
- Intervensi:
a. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter, ahli lingkungan) untuk mengevaluasi kualitas udara dalam ruangan
b. Merujuk pasien ke layanan kesehatan lingkungan jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan "Risiko Gangguan Kualitas Udara Dalam Ruangan" dipilih karena data menunjukkan bahwa ventilasi rumah kurang dari 10% dan kebiasaan membakar sampah di masyarakat, yang dapat meningkatkan paparan terhadap polutan udara dalam ruangan dan berdampak pada kesehatan.
Luaran yang diharapkan adalah "Kualitas Udara Dalam Ruangan Membaik", yang ditandai dengan penurunan kadar partikulat udara, berkurangnya keluhan gejala terkait kualitas udara, dan peningkatan kepuasan pasien/keluarga. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen lingkungan (edukasi, peningkatan ventilasi, dan pengelolaan sampah) serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan menangani masalah kualitas udara dalam ruangan. -
Article No. 17195 | 13 May 2025
Klinis : diagnosa keperawatan komunitas Berdasarkan Data ventilasi rumah sebanyak 55 % kurang dari 10% ventilasinya. Dalam kebiasaan pembuangan sampah Masyarakat sebanyak 73% membuang sampahnya dengan cara di bakar.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Komunitas:
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat dua permasalahan utama dalam kondisi komunitas, yaitu:
1. Ventilasi rumah yang kurang (55% kurang dari 10% ventilasinya)
2. Kebiasaan membakar sampah yang tinggi (73% masyarakat membuang sampah dengan cara dibakar)
Dengan mempertimbangkan kondisi ini, maka diagnosa keperawatan komunitas yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berhubungan dengan Ventilasi Rumah yang Tidak Memadai
2. Risiko Pencemaran Lingkungan Berhubungan dengan Pembuangan Sampah yang Tidak Tepat
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berhubungan dengan Ventilasi Rumah yang Tidak Memadai:
- Status Kesehatan Pernapasan: Membaik
- Pengetahuan Masyarakat tentang Ventilasi Rumah yang Memadai: Meningkat
- Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Ventilasi Rumah: Membaik
2. Risiko Pencemaran Lingkungan Berhubungan dengan Pembuangan Sampah yang Tidak Tepat:
- Status Lingkungan: Membaik
- Pengetahuan Masyarakat tentang Pembuangan Sampah yang Tepat: Meningkat
- Perilaku Masyarakat dalam Pembuangan Sampah: Membaik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berhubungan dengan Ventilasi Rumah yang Tidak Memadai:
- Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya ventilasi rumah yang memadai untuk mencegah ISPA
- Pendampingan masyarakat dalam memodifikasi ventilasi rumah yang tidak memadai
- Pemantauan dan evaluasi kondisi ventilasi rumah masyarakat secara berkala
2. Risiko Pencemaran Lingkungan Berhubungan dengan Pembuangan Sampah yang Tidak Tepat:
- Edukasi kepada masyarakat tentang dampak negatif dari membakar sampah dan pentingnya pembuangan sampah yang tepat
- Pembentukan dan pendampingan sistem pengelolaan sampah di tingkat komunitas (misalnya pengumpulan sampah, daur ulang, dan/atau pengolahan sampah)
- Pemantauan dan evaluasi perilaku masyarakat dalam pembuangan sampah secara berkala
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu peningkatan status kesehatan pernapasan, peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku masyarakat terkait ventilasi rumah dan pembuangan sampah, serta perbaikan kondisi lingkungan di tingkat komunitas. -
Article No. 17196 | 13 May 2025
Klinis : Seorang wanita 40 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan badan lemas dan sulit tidur. Pasien mengatakan badannya seperti tidak bertenaga. Hasil pengkajian TB 165 cm BB sebelumnya 55 kg BB saat sakit 45 kg. Konjungtiva anemis, akral dingin dan turgor kulit jelek. TD 110/80 mmHg, Nadi 65x/menit Suhu 37 derajad celsius. Lakukan Asuhan Keperawatan pada pasien tersebut.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan makanan, ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan, akral dingin, dan turgor kulit jelek.
2. Risiko kekurangan energi berhubungan dengan penurunan asupan makanan, ditandai dengan badan lemas, sulit tidur, dan penurunan berat badan.
3. Anemia berhubungan dengan penurunan asupan makanan, ditandai dengan konjungtiva anemis.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Keseimbangan Cairan: Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan berat badan, turgor kulit baik, dan akral hangat.
2. Pemeliharaan Energi: Pasien akan mempertahankan energi yang adekuat, ditandai dengan peningkatan aktivitas, tidak lemas, dan dapat tidur dengan baik.
3. Peningkatan Kadar Hemoglobin: Pasien akan menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin, ditandai dengan konjungtiva tidak anemis.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Keseimbangan Cairan:
a. Kaji status cairan pasien secara komprehensif (intake, output, berat badan, tanda-tanda dehidrasi)
b. Berikan makanan dan cairan sesuai kebutuhan untuk memperbaiki status nutrisi dan hidrasi
c. Pantau tanda-tanda vital secara rutin
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan atau obat-obatan sesuai indikasi
2. Pemeliharaan Energi:
a. Kaji pola aktivitas dan istirahat pasien
b. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang
c. Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi nutrisi atau obat-obatan sesuai indikasi
3. Peningkatan Kadar Hemoglobin:
a. Kaji status hematologi pasien (kadar hemoglobin, hematokrit, dll.)
b. Berikan makanan kaya zat besi, seperti daging, ikan, sayuran hijau, dan buah-buahan
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen zat besi atau obat-obatan sesuai indikasi
d. Pantau respons pasien terhadap intervensi dan tingkatkan intervensi jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu seorang wanita 40 tahun dengan keluhan badan lemas, sulit tidur, penurunan berat badan yang signifikan, konjungtiva anemis, akral dingin, dan turgor kulit jelek, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah kelebihan volume cairan, risiko kekurangan energi, dan anemia. Luaran yang diharapkan adalah keseimbangan cairan, pemeliharaan energi, dan peningkatan kadar hemoglobin. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan status cairan, pemberian nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan, manajemen energi, pemberian makanan kaya zat besi, serta kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai. Semua intervensi ini bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien secara holistik. -
Article No. 17197 | 13 May 2025
Klinis : 1) Berdasarkan data sebaran penyakit 6 bulan terakhir di dapatkan sebanyak 43 dengan prosentase 57% Masyarakat desa tempuran menderita Hipertensi (HT). Sebaran usia penduduk desa tempuran terbanyak sebanyak 237 dengan prosentase 36 % (usia 18-<45 ),sebanyak 178 dengan prosentase 27% usia (45- <60 ), sebanyak 118 dengan prosentase 18% (usia 60-90). Dari data di dapatkan sebanyak 53% Masyarakat desa tempuran tidak pernah melakukan pemeriksaan Kesehatan lansia & sebanyak 57% Masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat desa Tempuran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: asupan lebih dari kebutuhan berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat pada masyarakat desa Tempuran dengan prevalensi hipertensi 57%.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
- Masyarakat desa Tempuran mampu mengidentifikasi tanda dan gejala penyakit hipertensi.
- Masyarakat desa Tempuran secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia.
- Masyarakat desa Tempuran mampu mengelola faktor risiko hipertensi.
2. Keseimbangan Nutrisi
- Masyarakat desa Tempuran mampu memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi untuk mengelola hipertensi.
- Masyarakat desa Tempuran mampu menyiapkan dan mengkonsumsi makanan dengan tepat untuk mencegah komplikasi hipertensi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif:
- Edukasi kesehatan tentang hipertensi, tanda-tanda, dan komplikasinya.
- Fasilitasi akses layanan kesehatan dan kegiatan sosial bagi lansia.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
- Monitoring dan evaluasi partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia.
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Edukasi tentang diet hipertensi, termasuk jenis makanan yang dianjurkan dan dihindari.
- Fasilitasi penyediaan makanan sehat dan bergizi bagi masyarakat.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengembangkan menu makanan sehat dan sesuai kebutuhan masyarakat.
- Monitoring dan evaluasi asupan nutrisi masyarakat.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang pertama, "Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan", mengidentifikasi adanya masalah pada kesadaran masyarakat desa Tempuran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia. Hal ini dapat berdampak pada pengelolaan penyakit hipertensi yang prevalensinya cukup tinggi di desa tersebut.
Diagnosa keperawatan SDKI yang kedua, "Ketidakseimbangan nutrisi: asupan lebih dari kebutuhan", mengindikasikan adanya masalah pada pola makan masyarakat desa Tempuran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan dapat memperburuk kondisi hipertensi.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) mencakup dua aspek utama: manajemen kesehatan efektif dan keseimbangan nutrisi. Pada aspek manajemen kesehatan efektif, diharapkan masyarakat desa Tempuran dapat memahami hipertensi, secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, dan mengelola faktor risiko. Pada aspek keseimbangan nutrisi, diharapkan masyarakat dapat memilih dan mengkonsumsi makanan yang sesuai untuk mencegah komplikasi hipertensi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi edukasi kesehatan, fasilitasi akses layanan kesehatan dan kegiatan sosial, kolaborasi dengan tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan, serta monitoring dan evaluasi. Intervensi ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan perilaku sehat masyarakat desa Tempuran dalam mengelola hipertensi. -
Article No. 17198 | 13 May 2025
Klinis : defisit pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait dengan kondisi defisit pengetahuan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi defisit pengetahuan adalah "Defisit Pengetahuan". Defisit Pengetahuan didefinisikan sebagai "Keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu".
Dalam kasus ini, pasien mengalami keterbatasan informasi atau pengetahuan terkait suatu topik atau kondisi tertentu. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya paparan informasi, kurangnya pemahaman, atau kesulitan mengingat informasi yang disampaikan sebelumnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi defisit pengetahuan adalah:
1. Peningkatan Pengetahuan
- Pasien dapat menjelaskan kembali informasi yang diberikan terkait topik atau kondisi tertentu.
- Pasien dapat menyebutkan sumber-sumber informasi yang dapat diakses untuk meningkatkan pengetahuannya.
- Pasien dapat mengidentifikasi perilaku yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah atau mencapai tujuan terkait kondisinya.
2. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan
- Pasien dapat mengungkapkan pemahaman dan preferensinya dalam pengambilan keputusan terkait perawatan atau pengelolaan kondisinya.
- Pasien dapat menjelaskan alasan dan pertimbangan dalam membuat keputusan terkait perawatan atau pengelolaan kondisinya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran pada kondisi defisit pengetahuan adalah:
1. Manajemen Informasi Kesehatan
- Melakukan asesmen tentang pengetahuan pasien terkait topik atau kondisi tertentu.
- Memberikan informasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman pasien.
- Menggunakan berbagai media atau alat bantu pendidikan kesehatan yang sesuai dengan gaya belajar pasien.
- Mendorong pasien untuk mengajukan pertanyaan dan mengklarifikasi informasi yang diberikan.
- Mengevaluasi pemahaman pasien terhadap informasi yang diberikan dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
2. Dukungan Pengambilan Keputusan
- Membantu pasien mengidentifikasi pilihan-pilihan terkait perawatan atau pengelolaan kondisinya.
- Memberikan informasi yang objektif dan menyeluruh tentang setiap pilihan.
- Mendorong pasien untuk mengungkapkan preferensi dan nilai-nilai pribadinya.
- Memfasilitasi diskusi untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dan membantu pasien membuat keputusan yang sesuai dengan preferensinya.
- Mendokumentasikan proses pengambilan keputusan dan memastikan keputusan yang dibuat telah dipahami dengan baik oleh pasien.
Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuannya terkait topik atau kondisi tertentu, serta dapat terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan atau pengelolaan kondisinya. -
Article No. 17199 | 13 May 2025
Klinis : tujuan dan kriteria hasil Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat desa Tempuran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Rentan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi, mengatur, dan/atau melakukan aktivitas untuk memelihara kesehatan.
Tujuan:
1. Masyarakat desa Tempuran dapat meningkatkan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
2. Masyarakat desa Tempuran dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial lansia.
Kriteria Hasil (SLKI):
1. Masyarakat desa Tempuran dapat mengidentifikasi pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
2. Masyarakat desa Tempuran dapat menyebutkan manfaat dari kegiatan sosial lansia.
3. Masyarakat desa Tempuran dapat mendemonstrasikan kemampuan untuk mengakses fasilitas pemeriksaan kesehatan.
4. Masyarakat desa Tempuran dapat menunjukkan partisipasi dalam kegiatan sosial lansia.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pendidikan Kesehatan
- Memberikan edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan manfaat kegiatan sosial lansia.
- Menggunakan media yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat desa.
- Melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama dalam penyampaian edukasi.
2. Fasilitasi Akses Pelayanan Kesehatan
- Membantu masyarakat desa untuk mendapatkan informasi terkait fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia.
- Menghubungkan masyarakat desa dengan petugas kesehatan setempat untuk memudahkan akses pemeriksaan kesehatan.
- Mengkoordinasikan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis atau subsidi bagi masyarakat desa.
3. Pengembangan Komunitas
- Memfasilitasi pembentukan kelompok lansia di desa Tempuran.
- Memberikan dukungan dan bimbingan kepada kelompok lansia untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan sosial.
- Melibatkan pemuka masyarakat dan tokoh agama dalam mendukung kegiatan sosial lansia.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan" dipilih karena masyarakat desa Tempuran memiliki risiko kurang sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial lansia. Tujuan dan kriteria hasil diarahkan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam hal tersebut.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan meliputi pendidikan kesehatan, fasilitasi akses pelayanan kesehatan, dan pengembangan komunitas. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi masyarakat desa Tempuran dalam mengelola kesehatan mereka, serta meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial lansia.
Dengan adanya intervensi yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas manajemen kesehatan masyarakat desa Tempuran dan mencapai tujuan serta kriteria hasil yang telah ditetapkan. -
Article No. 17200 | 13 May 2025
Klinis : SIKI Berdasarkan data sebaran penyakit 6 bulan terakhir di dapatkan sebanyak 43 dengan prosentase 57% Masyarakat desa tempuran menderita Hipertensi (HT). Sebaran usia penduduk desa tempuran terbanyak sebanyak 237 dengan prosentase 36 % (usia 18-<45 ),sebanyak 178 dengan prosentase 27% usia (45- <60 ), sebanyak 118 dengan prosentase 18% (usia 60-90). Dari data di dapatkan sebanyak 53% Masyarakat desa tempuran tidak pernah melakukan pemeriksaan Kesehatan lansia & sebanyak 57% Masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Ditandai dengan tingginya prevalensi hipertensi di masyarakat desa Tempuran (57%), kurangnya pemeriksaan kesehatan pada lansia (53%), dan minimnya partisipasi dalam kegiatan sosial lansia (57%).
- Faktor risiko yang teridentifikasi adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial untuk lansia.
2. Defisit Perawatan Diri
- Ditandai dengan tingginya prevalensi hipertensi di masyarakat desa Tempuran (57%) dan kurangnya pemeriksaan kesehatan pada lansia (53%).
- Faktor risiko yang teridentifikasi adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan perawatan diri untuk mencegah dan mengelola hipertensi.
Luaran yang Diharapkan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
- Masyarakat desa Tempuran memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial untuk lansia.
- Masyarakat desa Tempuran aktif melakukan pemeriksaan kesehatan dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial lansia.
2. Perawatan Diri: Hipertensi Terkendali
- Masyarakat desa Tempuran memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam melakukan perawatan diri untuk mencegah dan mengelola hipertensi.
- Prevalensi hipertensi di masyarakat desa Tempuran menurun.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan
- Edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial untuk lansia
- Kolaborasi dengan pihak terkait (puskesmas, posyandu, organisasi masyarakat) untuk meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia
- Monitoring dan evaluasi partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia
2. Manajemen Hipertensi
- Edukasi tentang hipertensi, faktor risiko, dan pencegahannya
- Latihan manajemen hipertensi (modifikasi gaya hidup, pengaturan diet, aktivitas fisik)
- Pemantauan tekanan darah secara rutin
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan (dokter, perawat) untuk penatalaksanaan hipertensi
Penjelasan yang rinci dan terperinci ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk masyarakat desa Tempuran. -
Article No. 17201 | 13 May 2025
Klinis : tuan b adalah seorang pasien yang datang ke IGD dengan muntah dan diare sejak 2 hari yang lalu pasien tampak lemas tekanan darah 90/60 mmhg turgor kulit menurun dan bibir kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan pada pasien Tuan B, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Volume Cairan
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00012
Definisi: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00061
Definisi: Pemberian cairan dan elektrolit untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Penjelasan singkat:
Tuan B mengalami kondisi kekurangan volume cairan yang ditandai dengan gejala seperti muntah, diare, tekanan darah rendah, turgor kulit menurun, dan bibir kering. Hal ini menunjukkan adanya penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemberian cairan dan elektrolit untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. -
Article No. 17202 | 13 May 2025
Klinis : sehat jiwa ibu hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu "sehat jiwa ibu hamil", berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Gangguan Kesehatan Mental (10028)
Definisi: Berisiko mengalami perubahan fungsi mental atau perilaku yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10028
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan fungsi mental atau perilaku yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 30001
Definisi: Pemulihan atau pemeliharaan fungsi mental dan perilaku yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 80001
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, menurunkan, atau mengatasi perubahan fungsi mental atau perilaku yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
Dalam kondisi "sehat jiwa ibu hamil", diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah "Risiko Gangguan Kesehatan Mental (10028)". Hal ini disebabkan karena kehamilan dapat memengaruhi kondisi mental atau emosional ibu, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pemeliharaan untuk memastikan kesehatan mental ibu tetap optimal.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menetapkan kode 10028 untuk "Risiko Gangguan Kesehatan Mental", yang menggambarkan keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan fungsi mental atau perilaku yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan kode 30001 untuk "Pemulihan atau Pemeliharaan Fungsi Mental dan Perilaku yang Optimal", yang merupakan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menetapkan kode 80001 untuk "Manajemen Kesehatan Mental", yang merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah, menurunkan, atau mengatasi perubahan fungsi mental atau perilaku yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. -
Article No. 17203 | 13 May 2025
Klinis : diagnosa sehat jiwa pada ibu hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sehat jiwa pada ibu hamil.
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Pemeliharaan Kesehatan (00184)
Kode SDKI: 10032
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI mencakup berbagai diagnosa keperawatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI mencakup berbagai luaran keperawatan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI mencakup berbagai intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menyarankan agar ibu hamil tetap menjaga kesehatan jiwa dengan melakukan pemeriksaan rutin, menerapkan gaya hidup sehat, dan mencari dukungan sosial serta bimbingan dari tenaga kesehatan jika diperlukan. Pemeliharaan kesehatan jiwa yang baik selama kehamilan akan membantu ibu dan bayi mencapai kesejahteraan yang optimal.