Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19857 | 20 Jul 2025
Klinis : MUAL, PERUT TERASA KENCANG-KENCANG SEJAK PAGI, MERIANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI untuk Kondisi: Mual, Perut Terasa Kencang-Kencang Sejak Pagi, Meriang**
**1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Kenyamanan: Nausea (00132)** *(SDKI)*
**Definisi:** Sensasi tidak nyaman di daerah epigastrium atau tenggorokan yang dapat disertai keinginan untuk muntah.
**2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kenyamanan Fisik Meningkat (1301)**
**Kriteria Evaluasi:**
- Klien melaporkan penurunan frekuensi mual.
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
- Klien mampu beristirahat dengan cukup.
**3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Manajemen Nausea (1450)**
**Tindakan Keperawatan:**
- Monitor frekuensi dan intensitas mual.
- Berikan posisi nyaman (misalnya, semi-Fowler).
- Anjurkan asupan cairan sedikit demi sedikit (oral rehidrasi).
- Kolaborasi pemberian antiemetik jika diperlukan.
---
**Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (00132)** mendefinisikan nausea sebagai gangguan kenyamanan yang memerlukan intervensi untuk mengurangi gejala.
- **SLKI (1301)** menetapkan target luaran berupa perbaikan kondisi fisik klien.
- **SIKI (1450)** memberikan panduan intervensi berbasis evidence-based untuk mengatasi nausea.
**Referensi:**
*PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).*
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis.)* -
Article No. 19858 | 20 Jul 2025
Klinis : Diare Muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare dan muntah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare dan muntah adalah "Risiko Dehidrasi" (00028). Risiko dehidrasi merupakan keadaan di mana individu memiliki kemungkinan mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh. Pada kondisi diare dan muntah, terjadi kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan, sehingga risiko dehidrasi menjadi sangat tinggi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Cairan (0601): Pasien mampu mempertahankan volume cairan dan elektrolit dalam rentang normal.
2. Hidrasi (0602): Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan produksi urin yang cukup.
3. Pengendalian Elektrolit (0609): Pasien menunjukkan kadar elektrolit (seperti natrium, kalium, klorida) dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Cairan (6910): Melakukan pemantauan masukan dan pengeluaran cairan, serta tanda-tanda vital untuk mendeteksi tanda-tanda dehidrasi.
2. Manajemen Cairan (4120): Memberikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan pasien, baik melalui oral maupun intravena, untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit.
3. Manajemen Diare (0460): Mengidentifikasi penyebab diare, memantau frekuensi dan karakteristik diare, serta memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi diare.
4. Manajemen Muntah (1450): Mengidentifikasi penyebab muntah, memantau frekuensi dan karakteristik muntah, serta memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi muntah.
5. Edukasi Kesehatan (5510): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan diare dan muntah.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan kondisi diare dan muntah dapat pulih dengan cepat dan mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal. -
Article No. 19859 | 20 Jul 2025
Klinis : Muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi muntah, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi muntah adalah "Mual dan Muntah" (Nausea and Vomiting). Mual dan muntah merupakan suatu kondisi di mana pasien mengalami sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan pengeluaran isi lambung melalui mulut. Diagnosa ini mencakup etiologi atau penyebab, karakteristik definisi, serta faktor yang mempengaruhi, seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku, sosial, dan lingkungan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Mual: Pasien dapat mengendalikan sensasi mual yang dirasakan.
2. Kontrol Muntah: Pasien dapat mengendalikan episode muntah yang terjadi.
3. Pemulihan Cairan dan Elektrolit: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
4. Manajemen Nyeri: Pasien dapat mengelola nyeri yang menyertai kondisi mual dan muntah.
5. Pengetahuan Tentang Manajemen Mual dan Muntah: Pasien dan keluarga memahami strategi untuk mengelola mual dan muntah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Mual dan Muntah:
- Identifikasi faktor penyebab mual dan muntah, seperti obat-obatan, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
- Berikan antiemetik sesuai dengan resep dokter untuk menekan sensasi mual dan frekuensi muntah.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual.
- Atur lingkungan yang nyaman dan bersih untuk mengurangi rangsangan yang dapat memicu mual.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Pantau intake dan output cairan pasien serta tanda-tanda dehidrasi.
- Berikan cairan intravena atau suplemen elektrolit untuk mengganti kehilangan cairan akibat muntah.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai pentingnya asupan cairan yang adekuat.
3. Manajemen Nyeri:
- Berikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri yang menyertai mual dan muntah.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis, seperti kompres hangat, untuk mengatasi nyeri.
4. Edukasi Manajemen Mual dan Muntah:
- Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai etiologi, gejala, serta strategi pengelolaan mual dan muntah.
- Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi faktor pemicu serta teknik untuk mengendalikan mual dan muntah.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien untuk mengatasi kondisi mual dan muntah secara efektif. -
Article No. 19860 | 20 Jul 2025
Klinis : dehidrasi sedang, deman, ada ruam merah seperti digigit tomcat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38°C.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan adanya kelelahan saat beraktivitas.
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan, ditandai dengan dehidrasi sedang, mulut kering, turgor kulit buruk, dan produksi urin menurun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh normal (36,5-37,5°C).
2. Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. Kebutuhan cairan terpenuhi, ditandai dengan produksi urin normal, turgor kulit baik, dan membran mukosa lembab.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia:
a. Monitor suhu tubuh secara teratur.
b. Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu.
c. Anjurkan pasien untuk minum cairan hangat/dingin secukupnya.
d. Berikan antipiretik sesuai instruksi dokter.
2. Intoleransi aktivitas:
a. Kaji tingkat energi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
c. Ajarkan teknik-teknik konservasi energi pada pasien.
d. Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup.
3. Risiko kekurangan volume cairan:
a. Kaji tanda-tanda dehidrasi secara berkala.
b. Berikan cairan intravena atau peroral sesuai kebutuhan.
c. Pantau intake dan output cairan.
d. Ajarkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan.
e. Pertahankan kulit tetap lembab dan turgor kulit baik.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosis keperawatan SDKI dipilih berdasarkan tanda dan gejala yang muncul, yaitu demam, dehidrasi sedang, dan ruam merah. Hipertermia terkait dengan proses infeksi, intoleransi aktivitas terkait dengan kelemahan, dan risiko kekurangan volume cairan terkait dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
2. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah kondisi pasien yang stabil, mampu beraktivitas tanpa keluhan kelelahan, dan kebutuhan cairan terpenuhi. Indikator pencapaian luaran ini dapat diukur melalui pemantauan suhu tubuh, kemampuan pasien dalam beraktivitas, dan tanda-tanda hidrasi yang baik.
3. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi untuk menurunkan demam, peningkatan asupan cairan, serta pemberian bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi ini ditujukan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien dalam proses pemulihan.
Sebagai seorang perawat, saya akan mengimplementasikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara holistik dan memberikan hasil yang optimal. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda memerlukan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 19861 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman (D.0074). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. b. Data Objektif: 1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 3) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R: 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
a. Data Subjektif:
1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu.
b. Data Objektif:
1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya.
2) Kesadaran: Compos Mentis
3) Tanda-Tanda Vital:
- Tekanan Darah: 150/90 mmHg
- Nadi: 83 x/menit
- Respirasi: 20 x/menit
- Suhu: 36,5°C
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Rasa Nyaman (L.15104)
- Klien melaporkan peningkatan rasa nyaman.
- Klien tampak rileks dan tidak mengeluh.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (I.14044)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, dan masase.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik, jika diperlukan.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi, jika diperlukan.
2. Peningkatan Kenyamanan (I.15104)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan klien.
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan terapeutik.
- Fasilitasi klien untuk beristirahat dan tidur yang cukup.
- Berikan dukungan emosional dan spiritual kepada klien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai kenyamanan klien yang optimal.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam merumuskan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi Nyonya N. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. -
Article No. 19862 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman (D.0074). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. b. Data Objektif: 1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 3) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R: 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat ditetapkan Diagnosa Keperawatan yaitu:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
Definisi: Pengalaman subyektif dan kompleks yang dirasakan individu terkait ketidaknyamanan fisik, psikologis, sosial, atau spiritual.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.1301 Nyaman
Definisi: Keadaan subjektif individu yang merasakan kelegaan, tenang, dan sejahtera secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.0178 Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan nyeri yang dialami individu.
Dalam kondisi ini, Nyonya N. mengalami keluhan pegal di tengkuk leher sampai ke bahu, sehingga dapat ditetapkan Diagnosa Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman (D.0074). Tujuan intervensi adalah untuk membantu Nyonya N. mencapai keadaan yang nyaman secara fisik (L.1301 Nyaman), dengan melakukan Manajemen Nyeri (I.0178) untuk mengendalikan rasa pegal yang dirasakan. -
Article No. 19863 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman (D.0074). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. b. Data Objektif: 1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 3) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R: 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF dengan bahasa formal dan gaya akademis:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
\b Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (D.0074)\b0
**Penjelasan Singkat:**
1. \b Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): D.0074\b0
\i Definisi:\i0 Ketidaknyamanan atau sensasi tidak menyenangkan yang dialami oleh individu, dengan karakteristik subjektif (keluhan nyeri/pegal) dan objektif (perilaku memijat area nyeri, tekanan darah meningkat).
2. \b Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): L.08021 - Tingkat Nyeri Terkontrol\b0
\i Kriteria Luaran:\i0
- Skala nyeri berkurang (dari sedang ke ringan/tidak ada).
- Klien mampu melakukan aktivitas tanpa gangguan nyeri.
- TTV dalam rentang normal (TD <140/90 mmHg).
3. \b Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): I.08024 - Manajemen Nyeri\b0
\i Intervensi:\i0
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, posisi nyaman).
- Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan.
- Kompres hangat pada area tengkuk/bahu.
- Monitor TTV dan respons nyeri setiap 4 jam.
**Rasional:**
Data subjektif (keluhan pegal) dan objektif (TD 150/90 mmHg, perilaku memijat) mendukung diagnosa D.0074. Intervensi difokuskan pada pengurangan nyeri dan pencegahan komplikasi hipertensi sekunder akibat nyeri.
\par
}
*Catatan: Format RTF di atas dapat disalin ke editor pendukung (mis: Word) untuk mempertahankan struktur teks.* -
Article No. 19864 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman (D.0074). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. b. Data Objektif: 1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 3) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R: 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya adalah perawat yang akan membantu memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Nyonya N. yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Nyonya N. adalah:
1. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
Definisi: Pengalaman subjektif dan kompleks yang mengganggu kenyamanan fisik, psikologis, sosial, atau spiritual individu.
Data Subjektif:
1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu.
Data Objektif:
1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya.
2) Kesadaran: Compos Mentis
3) Tanda-tanda vital:
- TD: 150/90 mmHg
- Nadi: 83 x/menit
- Respirasi: 20 x/menit
- Suhu: 36,5°C
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kenyamanan Fisik (L.09001)
Definisi: Keadaan individu yang merasa tenang, bebas dari rasa tidak enak secara fisik.
Kriteria hasil:
- Nyonya N. melaporkan rasa nyaman di tengkuk leher dan bahu.
- Nyonya N. tampak rileks dan tidak lagi mengeluh atau memijat-mijat tengkuk lehernya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (I.13027)
Tindakan: Mengidentifikasi dan mengelola faktor penyebab, manifestasi, dan faktor yang memengaruhi nyeri pada Nyonya N.
Aktivitas:
- Kaji karakteristik nyeri Nyonya N. (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat, atau pijat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis) untuk penanganan nyeri yang lebih komprehensif.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Manajemen Aktivitas (I.13019)
Tindakan: Membantu Nyonya N. untuk mengatur aktivitas sehari-hari agar dapat mempertahankan atau meningkatkan tingkat kenyamanan.
Aktivitas:
- Kaji kemampuan Nyonya N. dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan edukasi tentang postur dan gerakan yang baik saat beraktivitas untuk mengurangi ketegangan di tengkuk dan bahu.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis) untuk latihan penguatan dan peregangan otot leher dan bahu.
- Evaluasi kemampuan Nyonya N. dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Demikian rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi kondisi Nyonya N. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 19865 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman (D.0074). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. b. Data Objektif: 1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 3) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R: 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan rasa nyaman (D.0074)
a. Data Subjektif:
1) Nyonya N. mengatakan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu.
b. Data Objektif:
1) Nyonya N. tampak mengeluh sambil memijat-mijat tengkuk lehernya.
2) Kesadaran: Compos Mentis
3) Tanda-tanda Vital:
- Tekanan Darah: 150/90 mmHg
- Nadi: 83 x/menit
- Respirasi: 20 x/menit
- Suhu: 36,5 °C
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri berkurang, ditandai dengan:
- Nyonya N. melaporkan nyeri berkurang
- Skala nyeri menurun
- Tidak ada keluhan pegal di tengkuk leher sampai bahu
2. Kenyamanan meningkat, ditandai dengan:
- Nyonya N. mampu beristirahat dengan tenang
- Nyonya N. mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri)
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Berikan terapi analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin)
2. Peningkatan Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman (suhu, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat yang cukup
- Ajarkan teknik relaksasi (misalnya deep breathing, guided imagery)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, terapis komplementer) untuk mengatasi keluhan pegal di tengkuk leher dan bahu
Penjelasan rinci dan terperinci:
Berdasarkan data yang diberikan, Nyonya N. mengalami gangguan rasa nyaman yang ditandai dengan keluhan sering merasa pegal di tengkuk leher sampai ke bahu. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, seperti ketegangan otot atau postur tubuh yang kurang baik. Tanda-tanda vital Nyonya N. juga menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah, yang dapat berkontribusi terhadap keluhan yang dirasakan.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah penurunan nyeri dan peningkatan kenyamanan Nyonya N. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi manajemen nyeri dan peningkatan kenyamanan. Manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi keluhan pegal di tengkuk leher dan bahu, sedangkan peningkatan kenyamanan bertujuan untuk memfasilitasi istirahat yang cukup dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi Nyonya N.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian yang komprehensif terhadap karakteristik nyeri, identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, pemberian terapi analgesik sesuai indikasi, serta pengajaran teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri. Selain itu, intervensi yang fokus pada peningkatan kenyamanan, seperti menciptakan lingkungan yang nyaman, memfasilitasi istirahat yang cukup, dan mengajarkan teknik relaksasi, juga sangat penting untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti fisioterapis atau terapis komplementer, juga dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan pegal di tengkuk leher dan bahu secara komprehensif. Dengan pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien, diharapkan Nyonya N. dapat merasakan penurunan nyeri dan peningkatan kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 19866 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan pola tidur (D.0055). a. Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan sulit tidur nyenyak di malam hari karena terbangun kemudian tidak bisa tidur lagi. 2) Nyonya N. mengatakan sering terbangun di malam hari jika mendengar suara, contohnya seperti bunyi decitan dari suatu barang. 3) Nyonya N. mengatakan tidak puas tidur karena sering terbangun di malam hari. b. Data Objektif: 1) Jam tidur Nyonya N. kurang dari 7/8 jam tidur normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Nyonya N. Berikut adalah pembahasan terkait kondisi Nyonya N. berdasarkan data yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Pola Tidur" (D.0055). Hal ini didasarkan pada keluhan Nyonya N. yang mengalami kesulitan tidur nyenyak di malam hari, sering terbangun, dan tidak merasa puas dengan kualitas tidurnya, serta data objektif yang menunjukkan jumlah jam tidur Nyonya N. kurang dari 7-8 jam tidur normal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Membaik (L.0075)
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat tertidur dalam waktu kurang dari 30 menit.
b. Pasien dapat tidur selama 7-8 jam per malam.
c. Pasien terbangun kurang dari 3 kali per malam.
d. Pasien merasa puas dengan kualitas tidurnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Tidur (I.0099)
- Tujuan: Membantu pasien mencapai tidur yang cukup dan berkualitas.
- Aktivitas:
a. Mengkaji pola tidur pasien, termasuk durasi, kualitas, dan faktor-faktor yang memengaruhi.
b. Mengidentifikasi penyebab gangguan tidur, seperti kecemasan, nyeri, atau faktor lingkungan.
c. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, meditasi, atau terapi musik untuk memfasilitasi tidur.
d. Memberikan lingkungan yang mendukung untuk tidur, seperti suasana yang tenang, gelap, dan suhu yang nyaman.
e. Menjadwalkan waktu tidur dan bangun yang konsisten.
f. Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Lingkungan: Kenyamanan (I.0095)
- Tujuan: Memfasilitasi lingkungan yang nyaman untuk membantu pasien mencapai tidur yang cukup dan berkualitas.
- Aktivitas:
a. Mengkaji faktor lingkungan yang dapat memengaruhi tidur pasien, seperti pencahayaan, suara, suhu, dan kelembapan.
b. Mengatur lingkungan sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti menggunakan peredam suara, pengatur suhu, dan pengaturan pencahayaan.
c. Memastikan pasien merasa nyaman dengan lingkungan tidurnya.
d. Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Nyonya N. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya siap membantu Anda.