Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17181 | 13 May 2025
Klinis : Gg. Pemglihatan (DS) Klien mengatakan kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat. Klien juga menyatakan bahwa ia pernah menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memiliki kacamata. (DO) - Lensa mata kiri tampak keruh - Visus: - Mata kanan: 3/60 - Mata kiri: 2/60 - Pemeriksaan palpebral: Tidak ada edema, konjungtiva merah muda, dan sclera tidak ikterik. - Reaksi pupil terhadap cahaya: positif (+/+).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi **Gangguan Penglihatan** berdasarkan data yang diberikan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.0008** – **Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan**
**Definisi**: Perubahan dalam jumlah atau pola stimulasi yang diterima disertai dengan gangguan respons terhadap stimulasi tersebut, khususnya pada indera penglihatan.
**Faktor Penyebab (Etiologi)**:
- Perubahan struktur mata (lensa keruh pada mata kiri).
- Gangguan ketajaman penglihatan (visus mata kanan 3/60, mata kiri 2/60).
- Ketidaktersediaan alat bantu penglihatan (kacamata).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.0008** – **Peningkatan Persepsi Sensori: Penglihatan**
**Kriteria Luaran**:
1. Klien mampu mengenali objek dalam jarak pandang yang sesuai.
2. Klien melaporkan peningkatan ketajaman penglihatan dengan bantuan alat (jika diperlukan).
3. Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan adaptasi lingkungan yang aman.
**Indikator**:
- Visus membaik atau stabil dengan intervensi.
- Klien menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata/lensa korektif) jika diperlukan.
- Klien tidak mengalami cedera akibat gangguan penglihatan.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode II.0008** – **Manajemen Gangguan Penglihatan**
**Intervensi Utama**:
1. **Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan** (SIKI: II.0008.01)
- Monitor visus secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan oftalmologi.
2. **Pemberian Alat Bantu Penglihatan** (SIKI: II.0008.02)
- Anjurkan klien menggunakan kacamata sesuai resep.
- Fasilitasi akses ke layanan optik jika diperlukan.
3. **Modifikasi Lingkungan untuk Keamanan** (SIKI: II.0008.03)
- Pastikan pencahayaan yang memadai di area aktivitas klien.
- Hindari perubahan tata letak furnitur yang mendadak.
4. **Edukasi Perawatan Mata** (SIKI: II.0008.04)
- Ajarkan cara membersihkan mata dengan benar.
- Anjurkan kontrol rutin ke dokter mata.
---
### **Catatan Tambahan**
- **Kode SDKI, SLKI, dan SIKI** mengacu pada buku standar PPNI edisi terbaru.
- **Kolaborasi dengan dokter** diperlukan untuk penanganan medis (misalnya: katarak jika lensa keruh terkonfirmasi).
- **Reevaluasi** ketajaman penglihatan dan adaptasi klien terhadap intervensi harus dilakukan secara berkala.
Semoga informasi ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan panduan PPNI atau tim kesehatan terkait. -
Article No. 17182 | 13 May 2025
Klinis : Tuan A, seorang pasien lansia usia 69 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam dengan keluhan penurunan berat badan 5 kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien tampak lemah, nafsu makan menurun, dan hasil lab menunjukkan kadar albumin 2.8 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi Tuan A yang merupakan seorang pasien lansia usia 69 tahun dengan keluhan penurunan berat badan 5 kg dalam 1 bulan terakhir, tampak lemah, nafsu makan menurun, dan hasil lab menunjukkan kadar albumin rendah, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko malnutrisi
- Kode SDKI: 00198
- Definisi: Keadaan berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kode SLKI: 22004
- Definisi: Kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- Kode SIKI: C0210
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat pada individu yang berisiko atau mengalami malnutrisi.
2. Diagnosa Keperawatan: Kelemahan
- Kode SDKI: 00085
- Definisi: Penurunan kemampuan fisik untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
- Kode SLKI: 00115
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
- Kode SIKI: M0310
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan fisik individu.
3. Diagnosa Keperawatan: Penurunan nafsu makan
- Kode SDKI: 00002
- Definisi: Berkurangnya minat untuk makan yang dapat mengakibatkan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
- Kode SLKI: 22004
- Definisi: Kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- Kode SIKI: N0220
- Definisi: Intervensi untuk meningkatkan nafsu makan individu.
Dengan mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai, perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan kesehatan Tuan A, serta melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk meningkatkan status nutrisi, kekuatan, dan nafsu makan pasien. -
Article No. 17183 | 13 May 2025
Klinis : Tuan A, seorang pasien lansia usia 69 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam dengan keluhan penurunan berat badan 5 kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien tampak lemah, nafsu makan menurun, dan hasil lab menunjukkan kadar albumin 2.8 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Tuan A, seorang pasien lansia usia 69 tahun dengan penurunan berat badan 5 kg dalam 1 bulan terakhir, tampak lemah, nafsu makan menurun, dan hasil lab menunjukkan kadar albumin 2.8 g/dL. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dengan kodenya, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Gizi Kurang
- SDKI: Kode 00002, Definisi: Keadaan yang berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Kode 00001, Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan tindakan yang dapat mempertahankan atau meningkatkan status gizi yang optimal.
- SIKI: Kode 00001, Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi risiko gizi kurang.
2. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Berat Badan
- SDKI: Kode 00195, Definisi: Kehilangan berat badan yang tidak disengaja dan tidak diinginkan.
- SLKI: Kode 00002, Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan tindakan yang dapat mempertahankan atau mencapai berat badan yang optimal.
- SIKI: Kode 00002, Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi penurunan berat badan.
3. Diagnosa Keperawatan: Intake Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
- SDKI: Kode 00002, Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Kode 00003, Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan tindakan yang dapat mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Kode 00003, Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh Tuan A. -
Article No. 17184 | 13 May 2025
Klinis : Tn. Leon, 22 tahun, dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui pasien mengendarai mobil tanpa seat belt lalu menabrak pohon, sempat pingsan lalu sadar. Hasil pengkajian: E2M3V2, nadi 121x/menit lemah, RR 32x/menit takipnea, hipersonor dan suara paru menghilang di lapang kiri, terdapat distensi vena jugularis, deviasi trakea ke kanan, TD 65/40 mmHg, SpO2 95%, Earle’s sign positif, Cardinal sign positif pada radius sinistra, akral pucat dan dingin, CRT > 2 detik. Hasil pemeriksaan diagnostik: tampak hyperexpansion hemithorax sinistra.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Tn. Leon yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung (SDKI: Cardiac Output Decreased - 00029)
Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
2. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI: Ineffective Breathing Pattern - 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
3. Nyeri Akut (SDKI: Acute Pain - 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
4. Risiko Cedera (SDKI: Risk for Injury - 00035)
Definisi: Peningkatan risiko cedera fisik akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan definisi untuk masing-masing diagnosa:
1. Penurunan Curah Jantung (SDKI: Cardiac Output Decreased - 00029)
Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
2. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI: Ineffective Breathing Pattern - 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
3. Nyeri Akut (SDKI: Acute Pain - 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
4. Risiko Cedera (SDKI: Risk for Injury - 00035)
Definisi: Peningkatan risiko cedera fisik akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya. -
Article No. 17185 | 13 May 2025
Klinis : Tn F, 55 tahun adalah pasien dengan luka dekubitus grade 2 di sakrum akibat berbaring lama karena kanker yang dideritanya sejak 20 bulan terakhir. Luka tampak merah, basah, dan mengeluarkan sedikit eksudat.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai untuk kondisi Tn F adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L89.13
- Deskripsi: Luka dekubitus stadium 2, sakrum
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, operatif
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L89.13 menggambarkan luka dekubitus stadium 2 yang terjadi di area sakrum. Luka dekubitus adalah luka yang terjadi akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit dan jaringan di bawahnya. Stadium 2 menunjukkan kerusakan pada lapisan epidermis dan dermis, dengan luka yang tampak merah, basah, dan mengeluarkan sedikit eksudat.
2. Kode ICD-9-CM 86.22 menggambarkan tindakan debridemen luka secara operatif. Debridemen adalah tindakan pembersihan dan penghilangan jaringan nekrotik atau mati pada luka untuk mempersiapkan penyembuhan yang optimal. Tindakan ini dapat dilakukan secara bedah untuk memastikan pembersihan luka yang menyeluruh.
Dalam penanganan luka dekubitus stadium 2pada pasien Tn F, tindakan debridemen luka secara operatif dapat dilakukan untuk membersihkan luka dan mempersiapkan penyembuhan. Selain itu, penting untuk memperhatikan faktor-faktor risiko yang menyebabkan terbentuknya luka dekubitus, seperti imobilisasi dan penyakit kanker yang diderita, serta memberikan perawatan luka yang tepat untuk mempercepat proses penyembuhan. -
Article No. 17186 | 13 May 2025
Klinis : Tn F, 55 tahun adalah pasien dengan luka dekubitus grade 2 di sakrum akibat berbaring lama karena kanker yang dideritanya sejak 20 bulan terakhir. Luka tampak merah, basah, dan mengeluarkan sedikit eksudat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Tn F yang mengalami luka dekubitus grade 2 di sakrum.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
2. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (R0106)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
2. Kerusakan Integritas Kulit (D0303)
Definisi: Perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (M0102)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi (L14001)
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan invasi dan multiplikasi organisme patogen.
2. Integritas Kulit (L03001)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
3. Mobilitas (L08001)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi (I14001)
Definisi: Tindakan untuk mencegah invasi dan multiplikasi organisme patogen.
2. Perawatan Luka (I03028)
Definisi: Tindakan untuk menjaga kondisi luka agar tetap bersih dan lembab.
3. Mobilisasi (I08001)
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pergerakan dan aktivitas fisik.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn F dengan luka dekubitus grade 2 di sakrum telah disampaikan. -
Article No. 17187 | 13 May 2025
Klinis : Tn F, 55 tahun adalah pasien dengan luka dekubitus grade 2 di sakrum akibat berbaring lama karena kanker yang dideritanya sejak 20 bulan terakhir. Luka tampak merah, basah, dan mengeluarkan sedikit eksudat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk kasus **Tn. F** sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 1.1.1**
**Kerusakan Integritas Jaringan** berhubungan dengan tekanan mekanik (dekubitus grade 2) dan imobilisasi sekunder akibat kanker.
**Penjelasan SDKI:**
Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami luka dekubitus grade 2 di sakrum dengan karakteristik **eritema, kerusakan lapisan dermis, dan eksudat serosa**, yang disebabkan oleh **imobilisasi berkepanjangan dan tekanan mekanik**. Kondisi ini diperburuk oleh status penyakit kronis (kanker) yang memengaruhi proses penyembuhan luka.
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: 1.1.1.1**
**Penyembuhan Luka: Tahap Proliferasi**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Penurunan ukuran luka.
- Berkurangnya eritema dan eksudat.
- Tidak ada tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, functio laesa).
**Penjelasan SLKI:**
Luaran yang diharapkan adalah **perbaikan integritas kulit**, ditandai dengan berkurangnya inflamasi dan progres penyembuhan luka menuju fase proliferasi.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: 1.1.1.1.1**
**Perawatan Luka**
- **Tindakan:**
- Membersihkan luka dengan larutan **NaCl 0,9%** atau antiseptik sesuai indikasi.
- Menggunakan balutan **hidrogel/hidrofiber** untuk menjaga kelembaban luka.
- Reposisi **setiap 2 jam** (mengurangi tekanan di sakrum).
- Pemberian nutrisi tinggi protein & vitamin C untuk mendukung penyembuhan.
**Kode SIKI: 1.1.1.1.2**
**Manajemen Nyeri**
- **Tindakan:**
- Observasi skala nyeri (skala 0-10).
- Pemberian analgesik sesuai resep (jika diperlukan).
- Posisi nyaman dengan bantal penyangga.
**Penjelasan SIKI:**
Intervensi difokuskan pada **perawatan luka dekubitus**, **pencegahan perluasan kerusakan jaringan**, dan **manajemen nyeri** untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
---
### **Catatan Tambahan**
- **Faktor Risiko:** Imobilisasi, malnutrisi, dan penyakit kronis (kanker) dapat memperlambat penyembuhan.
- **Kolaborasi:** Dokter untuk evaluasi luka dan pemberian antibiotik jika ada tanda infeksi.
Semua kode dan intervensi mengacu pada **PPNI (2023)** dan dapat disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasien.
Sekian, semoga membantu.
*(Ditulis dalam format akademis dengan persona sebagai pakar keperawatan.)* -
Article No. 17188 | 13 May 2025
Klinis : 1) Berdasarkan data sebaran penyakit 6 bulan terakhir di dapatkan sebanyak 43 dengan prosentase 57% Masyarakat desa tempuran menderita Hipertensi (HT). Sebaran usia penduduk desa tempuran terbanyak sebanyak 237 dengan prosentase 36 % (usia 18-<45 ),sebanyak 178 dengan prosentase 27% usia (45- <60 ), sebanyak 118 dengan prosentase 18% (usia 60-90). Dari data di dapatkan sebanyak 53% Masyarakat desa tempuran tidak pernah melakukan pemeriksaan Kesehatan lansia & sebanyak 57% Masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Hipertensi (Kode: 00034)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00034
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: LS-001
- Definisi: Kondisi tekanan darah individu yang berada dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: SI-001
- Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu mencapai hasil yang diharapkan terkait kesehatan.
2. Ketidakefektifan Aktivitas Rekreasi (Kode: 00095)
Definisi: Penurunan kemampuan atau minat untuk terlibat dalam aktivitas rekreasi atau hiburan.
SDKI:
- Kode: 00095
- Definisi: Penurunan kemampuan atau minat untuk terlibat dalam aktivitas rekreasi atau hiburan.
SLKI:
- Kode: LS-002
- Definisi: Tingkat partisipasi individu dalam aktivitas rekreasi dan hiburan yang optimal.
SIKI:
- Kode: SI-002
- Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu meningkatkan partisipasi dalam aktivitas rekreasi dan hiburan.
3. Defisit Pengetahuan (Kode: 00126)
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SDKI:
- Kode: 00126
- Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI:
- Kode: LS-003
- Definisi: Tingkat pemahaman individu terhadap informasi yang dibutuhkan untuk merawat dirinya sendiri.
SIKI:
- Kode: SI-003
- Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu memperoleh dan memahami informasi yang dibutuhkan untuk merawat dirinya sendiri. -
Article No. 17189 | 13 May 2025
Klinis : 1) Berdasarkan data sebaran penyakit 6 bulan terakhir di dapatkan sebanyak 43 dengan prosentase 57% Masyarakat desa tempuran menderita Hipertensi (HT). Sebaran usia penduduk desa tempuran terbanyak sebanyak 237 dengan prosentase 36 % (usia 18-<45 ),sebanyak 178 dengan prosentase 27% usia (45- <60 ), sebanyak 118 dengan prosentase 18% (usia 60-90). Dari data di dapatkan sebanyak 53% Masyarakat desa tempuran tidak pernah melakukan pemeriksaan Kesehatan lansia & sebanyak 57% Masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Kode: D.0078
Definisi: Ketidakmampuan individu atau keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan.
- SLKI: Perilaku Kesehatan Tidak Efektif
Kode: P.0016
Definisi: Tindakan yang dilakukan individu atau keluarga untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan.
- SIKI: Manajemen Kesehatan
Kode: I.0149
Definisi: Upaya individu atau keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Keterlambatan Perkembangan (00112)
- SDKI: Risiko Keterlambatan Perkembangan
Kode: D.0112
Definisi: Kondisi individu yang berisiko mengalami perkembangan yang lebih lambat dari yang diharapkan.
- SLKI: Perilaku Kesehatan Berisiko
Kode: P.0017
Definisi: Tindakan yang dilakukan individu atau keluarga yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
- SIKI: Pemantauan Perkembangan
Kode: I.0215
Definisi: Observasi dan pencatatan perubahan kemampuan individu dalam mencapai tahap-tahap perkembangan yang diharapkan.
3. Diagnosa Keperawatan: Kesepian (00053)
- SDKI: Kesepian
Kode: D.0053
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kecemasan yang disebabkan oleh kurangnya hubungan sosial yang diinginkan.
- SLKI: Interaksi Sosial Tidak Efektif
Kode: P.0012
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara memuaskan.
- SIKI: Dukungan Emosional
Kode: I.0097
Definisi: Pemberian empati, perhatian, dan kepedulian untuk memenuhi kebutuhan emosional individu.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat diagnosa keperawatan di atas berfokus pada kondisi masyarakat desa Tempuran yang memiliki prevalensi hipertensi tinggi, lansia yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan, dan rendahnya partisipasi dalam kegiatan sosial lansia. Diagnosa yang diutamakan adalah terkait manajemen kesehatan, risiko keterlambatan perkembangan, dan kesepian, beserta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 17190 | 13 May 2025
Klinis : 1) Berdasarkan data sebaran penyakit 6 bulan terakhir di dapatkan sebanyak 43 dengan prosentase 57% Masyarakat desa tempuran menderita Hipertensi (HT). Sebaran usia penduduk desa tempuran terbanyak sebanyak 237 dengan prosentase 36 % (usia 18-<45 ),sebanyak 178 dengan prosentase 27% usia (45- <60 ), sebanyak 118 dengan prosentase 18% (usia 60-90). Dari data di dapatkan sebanyak 53% Masyarakat desa tempuran tidak pernah melakukan pemeriksaan Kesehatan lansia & sebanyak 57% Masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis komprehensif mengenai kondisi yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Berdasarkan data, terdapat prevalensi hipertensi yang tinggi (57%) di masyarakat desa Tempuran. Namun, sebagian besar masyarakat (53%) tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan lansia.
- Selain itu, sebanyak 57% masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka.
- Kondisi ini menunjukkan adanya risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan pada populasi lansia di desa Tempuran.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
- Masyarakat mampu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengikuti kegiatan sosial lansia.
- Masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan dan aktivitas sosial untuk menunjang kualitas hidup.
- Terjadi penurunan prevalensi hipertensi dan peningkatan kesejahteraan fisik serta mental pada populasi lansia di desa Tempuran.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan manfaat kegiatan sosial bagi lansia.
- Mengajarkan manajemen hipertensi yang efektif, termasuk pengaturan diet, aktivitas fisik, dan kepatuhan pengobatan.
- Melibatkan keluarga dan tokoh masyarakat untuk mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan program edukasi.
2. Koordinasi Pelayanan Kesehatan
- Bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan setempat untuk meningkatkan akses dan cakupan pemeriksaan kesehatan lansia.
- Menjalin kemitraan dengan organisasi masyarakat dan kelompok sosial untuk mengembangkan program kegiatan sosial bagi lansia.
- Memfasilitasi penyediaan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program.
3. Manajemen Kasus
- Melakukan skrining dan pemantauan secara berkala terhadap kondisi kesehatan lansia di desa Tempuran.
- Mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengelola hipertensi dan masalah kesehatan lainnya pada populasi lansia.
- Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain dan keluarga untuk memastikan kesinambungan perawatan.
Dengan intervensi yang tepat dan kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan manajemen kesehatan yang efektif pada populasi lansia di desa Tempuran, sehingga tercapai peningkatan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial.