Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17255 | 14 May 2025
Klinis : Bapak S, 58 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh sejak 10 hari terakhir. Luka tampak basah, kemerahan, dan berbau, dengan sedikit nanah. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan kadar gula darah sewaktu 260 mg/dL. Ia tinggal di lingkungan padat dan kurang bersih, dekat saluran air kotor, serta banyak lalat. Pasien mengaku jarang mengganti perban dan tidak menjaga kebersihan luka dengan baik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Bapak S. Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (NANDA-I: 00004)
Penjelasan:
Pasien Bapak S, usia 58 tahun, mengalami luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh selama 10 hari terakhir. Luka tampak basah, kemerahan, berbau, dan terdapat sedikit nanah. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dengan kadar gula darah sewaktu 260 mg/dL. Selain itu, pasien tinggal di lingkungan yang padat dan kurang bersih, dekat saluran air kotor, serta banyak lalat. Pasien juga mengaku jarang mengganti perban dan tidak menjaga kebersihan luka dengan baik, sehingga berisiko tinggi mengalami infeksi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10037
Definisi: Kerentanan terhadap serangan patogen biologis, yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10057
Definisi: Tidak ada atau minimal tanda dan gejala infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10006
Definisi: Pencegahan dan pengendalian infeksi untuk melindungi pasien dari infeksi. -
Article No. 17256 | 14 May 2025
Klinis : Bapak S, 58 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh sejak 10 hari terakhir. Luka tampak basah, kemerahan, dan berbau, dengan sedikit nanah. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan kadar gula darah sewaktu 260 mg/dL. Ia tinggal di lingkungan padat dan kurang bersih, dekat saluran air kotor, serta banyak lalat. Pasien mengaku jarang mengganti perban dan tidak menjaga kebersihan luka dengan baik.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berada dalam bahaya yang dapat menyebabkan invasi dan multiplikasi organisme patogen.
Faktor Risiko: Riwayat Diabetes Mellitus, lingkungan yang kurang bersih dan dekat dengan saluran air kotor, serta kurangnya perawatan luka yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Jaringan: Luka
Tujuan: Luka sembuh tanpa komplikasi dalam waktu yang diharapkan.
Indikator:
- Luka tertutup sempurna
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (kemerahan, pembengkakan, nyeri, atau nanah)
- Tidak ada bau yang tidak menyenangkan
- Pasien melaporkan tidak ada rasa tidak nyaman atau nyeri
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Identifikasi penyebab, karakteristik, dan tingkat keparahan luka
- Lakukan debridemen dan irigasi luka sesuai indikasi
- Aplikasikan balutan luka yang tepat, lembap, dan terproteksi
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik perawatan luka yang benar
- Pantau perkembangan luka secara berkala
2. Manajemen Diabetes Mellitus
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengaturan diet, obat, dan pemantauan gula darah
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan diabetes, termasuk perawatan kaki
- Pantau kadar gula darah secara teratur
3. Manajemen Lingkungan
- Identifikasi faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko infeksi
- Berikan edukasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan hygiene personal
- Kolaborasi dengan pihak terkait untuk perbaikan kondisi lingkungan yang kurang bersih
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terjadinya infeksi luka, seperti riwayat Diabetes Mellitus, lingkungan yang kurang bersih, dan kurangnya perawatan luka yang tepat. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup perawatan luka, manajemen Diabetes Mellitus, dan manajemen lingkungan untuk mengurangi risiko infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.
Luaran/Output yang diharapkan adalah integritas jaringan luka yang sembuh tanpa komplikasi dalam waktu yang diharapkan, dengan indikator-indikator yang menunjukkan penyembuhan luka yang optimal. -
Article No. 17257 | 14 May 2025
Klinis : Bapak S, 58 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh sejak 10 hari terakhir. Luka tampak basah, kemerahan, dan berbau, dengan sedikit nanah. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan kadar gula darah sewaktu 260 mg/dL. Ia tinggal di lingkungan padat dan kurang bersih, dekat saluran air kotor, serta banyak lalat. Pasien mengaku jarang mengganti perban dan tidak menjaga kebersihan luka dengan baik.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk pertanyaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi
Bapak S memiliki faktor risiko infeksi yang tinggi, antara lain luka yang tidak kunjung sembuh, riwayat diabetes mellitus dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol, serta lingkungan yang kurang bersih dengan potensi kontaminasi. Hal ini meningkatkan risiko infeksi pada luka.
2. Integritas Kulit Terganggu
Luka pada kaki kanan Bapak S yang tidak kunjung sembuh, basah, kemerahan, berbau, dan terdapat sedikit nanah, menunjukkan gangguan pada integritas kulit.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Perilaku Bapak S yang jarang mengganti perban dan tidak menjaga kebersihan luka dengan baik, serta kondisi lingkungan yang kurang bersih, menunjukkan ketidakefektifan dalam manajemen kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Teratasi
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka, seperti peningkatan suhu, pembengkakan, kemerahan, dan nanah.
- Tidak ada komplikasi infeksi sistemik, seperti sepsis.
- Tidak terjadi peningkatan kadar gula darah.
2. Integritas Kulit Membaik
- Luka kering dan tertutup.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
- Luka menunjukkan perbaikan, seperti pengurangan ukuran dan perubahan warna menjadi lebih sehat.
3. Manajemen Kesehatan Efektif
- Pasien menunjukkan perilaku perawatan luka yang baik, seperti rutin mengganti perban dan menjaga kebersihan luka.
- Pasien dapat menyesuaikan gaya hidup dan lingkungan untuk mencegah infeksi luka.
- Pasien memahami dan dapat mengendalikan faktor risiko, seperti diabetes mellitus.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
- Observasi tanda-tanda infeksi pada luka secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola infeksi, seperti pemberian antibiotik.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya perawatan luka yang baik untuk mencegah infeksi.
- Evaluasi dan modifikasi lingkungan untuk mengurangi potensi kontaminasi.
2. Perawatan Luka
- Bersihkan luka secara teratur dengan teknik aseptik.
- Aplikasikan balutan yang sesuai untuk mempertahankan kelembaban dan mencegah infeksi.
- Pantau perkembangan luka dan lakukan perawatan lanjutan sesuai kebutuhan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik perawatan luka yang benar.
3. Manajemen Diabetes Mellitus
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengontrol kadar gula darah pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes mellitus, termasuk diet, aktivitas fisik, dan pengobatan.
- Bantu pasien dalam menetapkan tujuan dan membuat rencana perawatan diri yang realistis.
- Monitoring kadar gula darah secara teratur.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan mengatasi kondisi Bapak S secara holistik. -
Article No. 17258 | 14 May 2025
Klinis : Bapak M mengeluhkan rheumatoid arthritis sejak bertahun tahun, dirinya mengaku sudah merasa kesulitan berjalan dan harus berpegangan pada tembok dan barang barang di rumahnya, dirinya berkata bahwa ia ingin diobati dan sembuh, namun keluarganya menolak untuk membawanya berobat lagi karena berpikir bahwa Bapak M memang sudah tua dan memang sudah wajar untuk menjadi sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda jelaskan, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mobilitas Fisik Terganggu (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang independen, disengaja, dan terarah dalam lingkungan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang independen, disengaja, dan terarah dalam lingkungan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1804
Judul: Mobilitas
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara mandiri dan bebas di lingkungan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6480
Judul: Manajemen Mobilitas
Definisi: Memfasilitasi pergerakan mandiri dan terkontrol dalam lingkungan.
Dalam kasus Bapak M yang mengalami rheumatoid arthritis dan mengalami kesulitan berjalan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Mobilitas Fisik Terganggu. Hal ini dikarenakan Bapak M mengalami keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang independen, disengaja, dan terarah di lingkungannya.
Perawat perlu memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti Manajemen Mobilitas, untuk memfasilitasi pergerakan mandiri dan terkontrol Bapak M di lingkungannya. Selain itu, perawat juga perlu melibatkan keluarga dalam proses perawatan dan edukasi mengenai pentingnya dukungan dan pengobatan bagi Bapak M. -
Article No. 17259 | 14 May 2025
Klinis : Bapak M mengeluhkan rheumatoid arthritis sejak bertahun tahun, dirinya mengaku sudah merasa kesulitan berjalan dan harus berpegangan pada tembok dan barang barang di rumahnya, dirinya berkata bahwa ia ingin diobati dan sembuh, namun keluarganya menolak untuk membawanya berobat lagi karena berpikir bahwa Bapak M memang sudah tua dan memang sudah wajar untuk menjadi sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kasus:** Bapak M dengan rheumatoid arthritis kronis, mengalami keterbatasan mobilitas fisik, serta hambatan dalam akses perawatan kesehatan akibat faktor keluarga.
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** D.0016 **Gangguan Mobilitas Fisik**
**Definisi:** Kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri akibat nyeri, kelemahan otot, atau kerusakan sendi.
**Faktor Penyebab:**
- Nyeri kronis pada sendi (rheumatoid arthritis).
- Kelemahan otot dan kekakuan sendi.
- Hambatan psikososial (kurangnya dukungan keluarga).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** L.1401 **Mobilitas Fisik Meningkat**
**Indikator:**
- Klien mampu melakukan pergerakan dengan bantuan minimal (SLKI: L.1401.1).
- Nyeri sendi berkurang (SLKI: L.0801.1).
- Kemandirian dalam aktivitas harian meningkat (SLKI: L.1501.1).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** I.09026 **Manajemen Nyeri**
- Memberikan terapi farmakologis/non-farmakologis (kompres hangat, reposisi).
- Edukasi teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri.
**Kode:** I.11021 **Latihan Rentang Gerak (Range of Motion/ROM)**
- Bantu klien melakukan gerakan pasif/aktif untuk mempertahankan fleksibilitas sendi.
**Kode:** I.13011 **Edukasi Kesehatan**
- Memberikan pemahaman kepada keluarga tentang pentingnya perawatan medis dan dukungan emosional.
- Menjelaskan prognosis penyakit dan strategi manajemen jangka panjang.
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (D.0016)** menggambarkan masalah utama Bapak M, yaitu keterbatasan mobilitas akibat arthritis.
- **SLKI (L.1401)** menargetkan peningkatan kemampuan bergerak dan pengurangan nyeri.
- **SIKI** mencakup intervensi holistik (fisik, psikologis, dan edukasi keluarga) untuk mencapai luaran yang diharapkan.
**Catatan Akademis:** Pendekatan keperawatan harus kolaboratif, melibatkan keluarga dalam perencanaan perawatan untuk mengatasi hambatan kultural dan meningkatkan kepatuhan terapi.
*(Referensi: PPNI, 2017 – Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI))* -
Article No. 17260 | 14 May 2025
Klinis : Seorang anak perempuan, 12 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan diare. Hasil pengkajian: BB 30 kg, TB 101 cm, frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38°c
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk kasus pasien anak perempuan usia 12 tahun dengan diare, sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.1: Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit**
**Definisi:**
Kondisi ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan serta elektrolit yang mengganggu homeostasis tubuh.
**Faktor yang Mendukung:**
- Frekuensi diare ? peningkatan kehilangan cairan.
- Tanda vital abnormal (nadi: 102x/menit, suhu: 38°C) ? indikasi dehidrasi.
- BB dan TB menunjukkan kemungkinan malnutrisi atau gangguan pertumbuhan.
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.1.1.1: Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga**
**Indikator:**
- Frekuensi nadi dalam rentang normal (60–100x/menit).
- Turgor kulit normal.
- Produksi urine adekuat (>1 mL/kgBB/jam).
- Mukosa mulut lembab.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode IN.1.1.1: Manajemen Keseimbangan Cairan**
**Intervensi Utama:**
- **Memantau tanda-tanda dehidrasi** (turgor kulit, mukosa mulut, produksi urine).
- **Memberikan rehidrasi oral** (cairan elektrolit seperti oralit).
- **Kolaborasi pemberian cairan intravena** jika diperlukan.
- **Edukasi keluarga** tentang tanda dehidrasi dan pentingnya asupan cairan.
---
### **Tambahan Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Relevan:**
**Kode DX.2.1: Risiko Infeksi**
**Definisi:** Peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen akibat diare dan suhu tubuh tinggi (38°C).
**Intervensi (SIKI IN.2.1.1: Pencegahan Infeksi):**
- Memantau suhu tubuh.
- Menjaga kebersihan perianal.
- Edukasi cuci tangan.
---
### **Kesimpulan**
Diagnosa utama pada kasus ini adalah **Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (DX.1.1)** dengan intervensi utama berupa **Manajemen Keseimbangan Cairan (IN.1.1.1)** dan target luaran **Keseimbangan Cairan Terjaga (LO.1.1.1)**. Perlu juga dipertimbangkan **Risiko Infeksi** mengingat adanya demam.
Semoga penjelasan ini membantu. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan.
**Salam,**
*[Nama Perawat/Penulis]*
*(Asisten Klinis Keperawatan)* -
Article No. 17261 | 14 May 2025
Klinis : Seorang anak perempuan, 12 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan diare. Hasil pengkajian: BB 30 kg, TB 101 cm, frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38°c Tentukan diagnosa kasus tersebut sesuai dengan Buku SDKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kasus:**
Anak perempuan, usia 12 tahun, dirawat dengan keluhan diare. Hasil pengkajian:
- Berat badan (BB): 30 kg
- Tinggi badan (TB): 101 cm
- Frekuensi nadi: 102x/menit
- Frekuensi napas: 24x/menit
- Suhu: 38°C
### **Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**"Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (D.0016)"**
**Penjelasan:**
Berdasarkan data klinis, pasien menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (frekuensi nadi meningkat, suhu tubuh tinggi, dan riwayat diare). Diare akut dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga memenuhi kriteria diagnosa keperawatan **D.0016** dalam Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**"Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga (L.0401)"**
**Kriteria Luaran:**
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal (nadi 60-100x/menit, suhu 36,5-37,5°C).
2. Turgor kulit baik.
3. Asupan dan output cairan seimbang.
4. Tidak ada tanda dehidrasi (mukosa bibir lembab, produksi urin adekuat).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**"Manajemen Cairan (I.0901)"**
**Intervensi Keperawatan:**
1. **Memantau tanda-tanda vital** (nadi, suhu, tekanan darah, frekuensi napas) setiap 4 jam.
2. **Memantau intake dan output cairan** (catat jumlah diare, muntah, dan asupan oral/IV).
3. **Memberikan terapi rehidrasi oral (ORS)** sesuai protokol.
4. **Kolaborasi pemberian cairan intravena** jika diperlukan.
5. **Edukasi keluarga** tentang tanda dehidrasi dan pentingnya asupan cairan.
---
**Kode SDKI - SLKI - SIKI:**
- **SDKI:** D.0016 (Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit)
- **SLKI:** L.0401 (Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga)
- **SIKI:** I.0901 (Manajemen Cairan)
**Kesimpulan:**
Pasien memerlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat diare. Pendekatan holistik meliputi pemantauan ketat, rehidrasi, dan edukasi keluarga diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
*(Referensi: Buku SDKI Edisi IV, SLKI, dan SIKI – PPNI, 2019-2023)* -
Article No. 17262 | 14 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan pernapasannya masih terasa sesak, badan terasa lemas dan beraktivitas di atas tempat tidur dengan bantu orang lain. TD = 104/70 mmHg Nadi = 67 x/mnt Suhu = 36,2 RR = 23 x/mnt TB = 170 cm BB = 80 kg IMT = 27,7 (Obesitas) GDS = 249
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
Tanda dan gejala yang sesuai: Pasien mengatakan pernapasannya masih terasa sesak, RR = 23 x/mnt.
2. Kelelahan
Definisi: Ketidakmampuan yang berkelanjutan dan subjektif untuk mempertahankan aktivitas yang dibutuhkan.
Tanda dan gejala yang sesuai: Pasien mengatakan badan terasa lemas dan beraktivitas di atas tempat tidur dengan bantuan orang lain.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
a. Pasien dapat menunjukkan upaya pernapasan yang efektif.
b. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kapasitas fungsional.
c. Pasien dapat menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
2. Kelelahan:
a. Pasien dapat menunjukkan peningkatan energi.
b. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Pasien dapat menunjukkan penurunan rasa lelah.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif:
a. Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha).
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Kolaborasi pemberian bronkodilator dan kortikosteroid sesuai resep.
d. Latih teknik pernapasan dalam dan pursed-lip breathing.
e. Bantu mobilisasi dan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernapasan.
2. Kelelahan:
a. Lakukan pengkajian faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan.
b. Atur jadwal istirahat dan aktivitas sesuai toleransi pasien.
c. Berikan strategi manajemen energi (konservasi, pembagian tugas, dst).
d. Kolaborasi pemberian suplemen/nutrisi sesuai kebutuhan.
e. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan membantu aktivitas.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan Pola Napas Tidak Efektif dan Kelelahan dipilih berdasarkan gejala yang dilaporkan pasien, yaitu sesak napas dan lemas saat beraktivitas. Kedua diagnosa ini saling terkait, dimana sesak napas dapat menyebabkan kelelahan. Luaran yang diharapkan mencakup perbaikan status pernapasan, peningkatan kapasitas fungsional, dan peningkatan energi/pengurangan kelelahan. Intervensi keperawatan diarahkan untuk memantau dan mengelola kondisi pernapasan, memfasilitasi aktivitas, serta memberikan dukungan dan strategi manajemen energi. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan, misalnya pemberian oksigen, bronkodilator, dan suplemen nutrisi. -
Article No. 17263 | 14 May 2025
Klinis : Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial akibat edema serebri.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
Faktor Risiko: Peningkatan tekanan intrakranial akibat edema serebri.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perfusi Serebral Membaik
- Definisi: Tercapainya aliran darah yang adekuat ke otak untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
- Indikator:
1) Nilai GCS membaik
2) Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (seperti nyeri kepala, mual, muntah, perubahan perilaku)
3) Hasil neuroimaging (CT Scan/MRI) menunjukkan penurunan edema serebri
b. Integritas Jaringan Otak Terjaga
- Definisi: Tidak terjadi kerusakan struktural dan fungsional pada jaringan otak.
- Indikator:
1) Tidak ada defisit neurologis baru
2) Tidak ada infark atau iskemia otak baru
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Tanda Vital dan Neurologi
- Definisi: Melakukan observasi dan evaluasi parameter tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu) dan status neurologis (kesadaran, pupil, gerakan, refleks) secara berkala.
- Tujuan: Untuk mendeteksi perubahan tanda vital dan status neurologis yang dapat mengindikasikan perubahan kondisi perfusi serebral.
b. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Definisi: Melakukan intervensi untuk mencegah dan mengendalikan peningkatan tekanan intrakranial, seperti elevasi kepala, pemberian obat-obatan, dan tindakan lain sesuai kondisi pasien.
- Tujuan: Untuk menurunkan atau mempertahankan tekanan intrakranial dalam batas normal, sehingga perfusi serebral dapat terjaga.
c. Terapi Oksigen
- Definisi: Pemberian oksigen tambahan untuk meningkatkan suplai oksigen ke otak.
- Tujuan: Untuk memastikan kebutuhan oksigen otak terpenuhi dan mencegah hipoksia.
d. Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Definisi: Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan untuk menjaga homeostasis cairan dan elektrolit.
- Tujuan: Untuk menjaga perfusi serebral yang adekuat dan mencegah gangguan elektrolit yang dapat mempengaruhi fungsi otak.
e. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Definisi: Memberikan informasi dan pengajaran terkait kondisi, perawatan, dan upaya pencegahan komplikasi.
- Tujuan: Agar pasien dan keluarga dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan dan mencegah komplikasi.
Dalam penerapan asuhan keperawatan ini, perawat harus melakukan penilaian komprehensif, pemantauan ketat, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai luaran yang diharapkan dan mempertahankan integritas jaringan otak pasien. -
Article No. 17264 | 14 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sudah 15 hari mengalami haid yang tidak kunjung berhenti. Setiap hari darah yang keluar cukup banya. Pasien juga mengeluh merasa sangat lemas dan sering pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Uterus Abnormal (Kode: 00126)
Definisi SDKI:
Perdarahan uterus yang tidak normal atau berlebihan, baik dalam jumlah, durasi, atau frekuensi, yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
Definisi SLKI:
Kondisi di mana terjadi perdarahan dari uterus yang tidak normal atau berlebihan, baik dalam jumlah, durasi, atau frekuensi, yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
Definisi SIKI:
Gangguan pada sistem reproduksi yang ditandai dengan perdarahan dari uterus yang tidak normal atau berlebihan, baik dalam jumlah, durasi, atau frekuensi, yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
Penjelasan Singkat:
Pasien Anda mengalami perdarahan uterus abnormal, yang ditandai dengan perdarahan yang berlangsung selama 15 hari dan cukup banyak. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa lemas dan sering pusing, yang dapat menjadi gejala anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Perdarahan Uterus Abnormal, dengan kode 00126 dari SDKI. Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti pemantauan tanda-tanda vital, penggantian pembalut, pemberian nutrisi, dan edukasi kepada pasien.