Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19237 | 03 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien, Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan terdapat edema pada ekstrimitas bawah. TD 150/90 mmHg, nadi 85 x/ menit, RR 19 x/ menit, temperature 37,50C. Saat ini pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler karena akan mudah sesak nafas bila beraktivitas. Saat ini pasien mendapatkan medikasi IV furosemide 20mg/ 8 jam via IV dan nicardipine 3-5 mg per jam yang diberikan melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
Penyebab: Kelebihan cairan, gangguan mekanik, dan kelelahan otot-otot pernapasan.
Tanda dan Gejala: Sesak napas saat beraktivitas, dan adanya edema pada ekstremitas bawah.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan fisik, keletihan, dan keterbatasan fisiologis.
Tanda dan Gejala: Pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak napas saat beraktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Kriteria hasil:
- Frekuensi napas dalam batas normal (12-20 x/menit)
- Irama napas teratur
- Tidak ada retraksi otot-otot pernapasan
- Tidak ada dispnea saat beraktivitas
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Kriteria hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas harian dengan mudah
- Tidak ada perasaan kelelahan saat beraktivitas
- Tidak ada peningkatan tanda-tanda vital saat beraktivitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien dalam posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk meningkatkan oksigenasi
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih
2. Manajemen Aktivitas
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya setelah beraktivitas
- Evaluasi tanda-tanda vital sebelum dan setelah aktivitas
3. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan diuretik sesuai dengan resep medis untuk mengurangi retensi cairan
- Pantau tanda-tanda edema dan berat badan
4. Edukasi Manajemen Penyakit
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit CHF, gejala, dan manajemen pengobatan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet rendah garam dan pembatasan cairan
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai toleransi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang saya berikan sesuai dengan kondisi pasien Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluhkan sesak napas saat beraktivitas dan adanya edema pada ekstremitas bawah, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif dan Intoleransi Aktivitas.
Luaran yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif dan Toleransi Aktivitas Meningkat, dengan kriteria hasil yang spesifik untuk masing-masing luaran. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Aktivitas, Manajemen Cairan, dan Edukasi Manajemen Penyakit. Setiap intervensi dirancang untuk mencapai tujuan luaran yang telah ditetapkan.
Sebagai perawat, saya berharap bahwa dengan asuhan keperawatan yang komprehensif, pasien Tn.B dapat memperoleh hasil yang optimal, yaitu perbaikan pola napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan pemahaman yang baik tentang pengelolaan penyakitnya. Saya akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan pasien serta melakukan modifikasi intervensi jika diperlukan. -
Article No. 19238 | 03 Jul 2025
Klinis : Seorang pasien, Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengeluh sesak nafas saat beraktivitas dan terdapat edema pada ekstrimitas bawah. TD 150/90 mmHg, nadi 85 x/ menit, RR 19 x/ menit, temperature 37,50C. Saat ini pasien sering tirah baring dengan posisi semi fowler karena akan mudah sesak nafas bila beraktivitas. Saat ini pasien mendapatkan medikasi IV furosemide 20mg/ 8 jam via IV dan nicardipine 3-5 mg per jam yang diberikan melalui syringe pump.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien Tn.B dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF) yang mengeluhkan sesak nafas saat beraktivitas dan edema pada ekstremitas bawah, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
b. Kelebihan Volume Cairan (00026)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik.
- Kode: 10003
b. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Definisi: Kondisi kelebihan cairan yang melampaui kapasitas kardiovaskular, ginjal, dan paru-paru untuk mengakomodasi.
- Kode: 10007
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: 20001 - Toleransi Aktivitas
b. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Kode: 20007 - Keseimbangan Cairan
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: 30001 - Manajemen Aktivitas
b. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Kode: 30007 - Manajemen Cairan
Penjelasan singkat:
- Intoleransi Aktivitas (00092): Pasien mengalami keterbatasan kapasitas fisik yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
- Kelebihan Volume Cairan (00026): Pasien mengalami kondisi kelebihan cairan yang melampaui kapasitas kardiovaskular, ginjal, dan paru-paru. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar yang digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 19239 | 03 Jul 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari, demam. Saat ini pasien hamil g5p4a0 dan dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil hbsag reaktif. Td pasien 139/77 mmhg suhu 37 celcius. Diagnosis medis adalah pemeriksaan antenatal (z36.9)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien adalah pemeriksaan antenatal (z36.9). Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z36.9
- Deskripsi: Pemeriksaan antenatal, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang relevan, karena tidak ada tindakan medis yang dijelaskan dalam kasus ini.
Penjelasan:
Pasien perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari dan demam. Pasien saat ini sedang hamil (g5p4a0) dan dari hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa hasil HBsAg reaktif. Tanda vital pasien menunjukkan tekanan darah 139/77 mmHg dan suhu 37 derajat Celsius.
Diagnosis medis yang diberikan adalah pemeriksaan antenatal (z36.9). Kode ICD-10 Z36.9 digunakan untuk mengidentifikasi pemeriksaan antenatal yang tidak dispesifikasi. Tidak ada tindakan medis yang dijelaskan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM procedure yang relevan. -
Article No. 19240 | 03 Jul 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari, demam. Saat ini pasien hamil g5p4a0 dan dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil hbsag reaktif. Td pasien 139/77 mmhg suhu 37 celcius. Diagnosis medis adalah pemeriksaan antenatal (z36.9)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Infeksi (00004)
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Infeksi (00004)
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Kode: 00004
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Kode: 00031
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Infeksi (00004)
- Kode: 1803
- Judul: Kontrol Infeksi
- Definisi: Perilaku untuk mencegah atau mengurangi penyebaran infeksi.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Kode: 0410
- Judul: Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Infeksi (00004)
- Kode: 6460
- Judul: Pencegahan Infeksi
- Definisi: Minimalisasi transmisi dan penyebaran agen infeksi.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Kode: 3140
- Judul: Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan sekresi dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Dalam konteks ini, pasien perempuan usia 45 tahun dengan keluhan batuk, pilek, demam, dan hamil G5P4A0 dengan hasil pemeriksaan laboratorium HBsAg reaktif, memiliki risiko infeksi dan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pencegahan infeksi dan manajemen jalan napas. -
Article No. 19241 | 03 Jul 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari, demam. Saat ini pasien hamil g5p4a0 dan dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil hbsag reaktif. Td pasien 139/77 mmhg suhu 37 celcius. Diagnosis medis adalah pemeriksaan antenatal (z36.9)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Ketidakadekuatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00031
b. Definisi: Ketidakadekuatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 0401
b. Judul: Bersihan Jalan Napas
c. Definisi: Derajat kemampuan mempertahankan patensi jalan napas.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 4320
b. Judul: Manajemen Jalan Napas
c. Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan patensi jalan napas.
Penjelasan Singkat:
Pasien perempuan usia 45 tahun dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari dan demam. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil HBsAg reaktif, yang mengindikasikan adanya infeksi hepatitis B. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakefektifan bersihan jalan napas, sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk mempertahankan patensi jalan napas. -
Article No. 19242 | 03 Jul 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari, demam. Saat ini pasien hamil g5p4a0 dan dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil hbsag reaktif. Td pasien 139/77 mmhg suhu 37 celcius. Diagnosis medis adalah pemeriksaan antenatal (z36.9)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Peningkatan risiko yang dapat membahayakan kesehatan.
Kode: 00004
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi (1842)
Definisi: Hasil peningkatan kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Kode: 1842
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi (6550)
Definisi: Pencegahan dan pengendalian infeksi untuk meminimalkan komplikasi.
Kode: 6550
Penjelasan singkat:
Pasien perempuan usia 45 tahun, hamil G5P4A0, datang dengan keluhan batuk, pilek, dan demam selama 2 hari. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil HBsAg reaktif, yang mengindikasikan adanya risiko infeksi hepatitis B. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Risiko Infeksi (00004), yang memerlukan intervensi keperawatan berupa Manajemen Infeksi (6550) untuk mencegah dan mengendalikan infeksi serta meningkatkan kontrol infeksi (1842) pada pasien. -
Article No. 19243 | 03 Jul 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk pilek selama 2 hari, demam. Saat ini pasien hamil g5p4a0 dan dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil hbsag reaktif. Td pasien 139/77 mmhg suhu 37 celcius. Diagnosis medis adalah pemeriksaan antenatal (z36.9)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas yang terbuka melalui tindakan keperawatan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
b. Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
- SLKI: Mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
c. Risiko Komplikasi Kehamilan (00211)
- SDKI: Peningkatan risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan.
- SLKI: Meminimalkan risiko komplikasi kehamilan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meminimalkan risiko komplikasi kehamilan.
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031):
Pasien memiliki keluhan batuk dan pilek, yang dapat menyebabkan obstruksi jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan jalan napas terbuka, mengatur posisi, memberikan oksigen, dan suction jika diperlukan.
2. Risiko Infeksi (00004):
Pasien memiliki riwayat HBsAg reaktif, yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menjaga higiene, mengobservasi tanda-tanda infeksi, dan memberikan edukasi tentang pencegahan infeksi.
3. Risiko Komplikasi Kehamilan (00211):
Pasien sedang hamil dengan usia kehamilan yang lanjut (G5P4A0). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, melakukan pemeriksaan antenatal, memberikan edukasi tentang kehamilan, dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk mencegah komplikasi.
Kode dan definisi masing-masing diagnosa keperawatan sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 19244 | 03 Jul 2025
Klinis : diagnosa komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi diagnosa komunitas:
Diagnosa Keperawatan Komunitas:
Kesiapan Peningkatan Kesehatan Komunitas (00188)
Definisi: Pola kesehatan komunitas yang dapat ditingkatkan dan didukung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00188
Definisi: Suatu pola kesehatan komunitas yang dapat ditingkatkan dan didukung melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-KK.01
Judul: Kesehatan Komunitas Membaik
Definisi: Komunitas menunjukkan peningkatan status kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-KK.01
Judul: Manajemen Kesehatan Komunitas
Definisi: Serangkaian kegiatan keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan komunitas melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan komunitas "Kesiapan Peningkatan Kesehatan Komunitas" menggambarkan pola kesehatan komunitas yang dapat ditingkatkan dan didukung melalui berbagai upaya keperawatan. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi dan kode diagnosis ini. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mencakup luaran yang diharapkan, yaitu "Kesehatan Komunitas Membaik" dengan definisi komunitas menunjukkan peningkatan status kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu "Manajemen Kesehatan Komunitas" yang mencakup serangkaian kegiatan keperawatan untuk meningkatkan status kesehatan komunitas melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. -
Article No. 19245 | 03 Jul 2025
Klinis : diagnosa komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan Komunitas Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI (PPNI)**
Berikut adalah diagnosa keperawatan komunitas beserta penjelasan singkat sesuai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
---
### **1. Risiko Penularan Penyakit di Masyarakat (SDKI: D.0016)**
**Definisi:** Meningkatnya kerentanan komunitas terhadap penyebaran penyakit menular akibat faktor lingkungan, perilaku, atau akses kesehatan yang terbatas.
**Luaran (SLKI: L.15016)**
- **Komunitas mampu mencegah penularan penyakit** melalui peningkatan kesadaran, penerapan PHBS, dan deteksi dini.
**Intervensi (SIKI: I.15016)**
- **Pendidikan kesehatan tentang pencegahan penyakit menular** (penyuluhan, demonstrasi cuci tangan, vaksinasi).
- **Pemantauan kasus potensial** (surveilans epidemiologi).
- **Kolaborasi dengan puskesmas/pemerintah** untuk program sanitasi lingkungan.
---
### **2. Ketidakefektifan Manajemen Program Kesehatan Komunitas (SDKI: D.0024)**
**Definisi:** Ketidakmampuan komunitas dalam mengorganisir atau memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan kesehatan.
**Luaran (SLKI: L.15024)**
- **Peningkatan partisipasi masyarakat** dalam program kesehatan (posyandu, posbindu).
- **Optimalisasi penggunaan sumber daya lokal** (kader, fasilitas kesehatan).
**Intervensi (SIKI: I.15024)**
- **Pemberdayaan kader kesehatan** (pelatihan, pendampingan).
- **Advokasi kebijakan kesehatan** (musyawarah desa, kerja sama lintas sektor).
---
### **3. Gangguan Kesiapsiagaan Bencana (SDKI: D.0027)**
**Definisi:** Kurangnya kesiapan komunitas menghadapi bencana alam/wabah, meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas.
**Luaran (SLKI: L.15027)**
- **Terbentuknya sistem tanggap darurat** (simulasi, penyediaan logistik).
**Intervensi (SIKI: I.15027)**
- **Penyusunan rencana evakuasi dan mitigasi**.
- **Edukasi *community preparedness*** (pelatihan pertolongan pertama, early warning system).
---
### **4. Ketidakpatuhan Terhadap Terapi Kesehatan (SDKI: D.0008)**
**Definisi:** Kegagalan komunitas dalam menjalankan rekomendasi kesehatan (contoh: pengobatan TB, program imunisasi).
**Luaran (SLKI: L.15008)**
- **Peningkatan kepatuhan** melalui pendekatan budaya dan dukungan sosial.
**Intervensi (SIKI: I.15008)**
- **Konseling individu/kelompok** tentang pentingnya terapi.
- **Penguatan dukungan keluarga** (*family-centered care*).
---
### **Catatan Akademis**
- **SDKI** digunakan untuk merumuskan diagnosa berbasis assessment komunitas (fisik, psikososial, lingkungan).
- **SLKI** mengukur capaian luaran yang terstruktur (misal: skala pengetahuan dari "kurang" ke "baik").
- **SIKI** harus disesuaikan dengan konteks lokal (contoh: intervensi di daerah endemis malaria berbeda dengan urban).
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi VI*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi II*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi II*.
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi teori dan praktik keperawatan komunitas. Untuk penyesuaian lebih lanjut, diperlukan analisis mendalam terhadap karakteristik populasi. -
Article No. 19246 | 03 Jul 2025
Klinis : diagnosa komunitas : sudah tau bahwa mempunyai sakit hipertensi tapi masih malas minum obat dan periksa tensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi komunitas yang sudah tahu memiliki hipertensi tetapi masih malas minum obat dan periksa tensi.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpatuhan pengobatan (00079)
Definisi SDKI:
Pola perilaku yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan yang disepakati oleh pasien dan penyedia layanan kesehatan.
Kode SLKI:
Perilaku Kesehatan: Patuh terhadap Pengobatan (1601)
Definisi SLKI:
Tindakan individu untuk mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan.
Kode SIKI:
Peningkatan Kepatuhan Pengobatan (5616)
Definisi SIKI:
Membantu pasien untuk mematuhi regimen pengobatan yang direkomendasikan.
Penjelasan singkat:
Pasien yang sudah mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi namun masih malas minum obat dan periksa tensi darah menunjukkan adanya ketidakpatuhan pengobatan. Perawat perlu melakukan intervensi untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan, seperti memberikan edukasi tentang pentingnya pengobatan hipertensi, memantau secara berkala, dan melibatkan keluarga untuk mendukung kepatuhan pasien.