Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17383 | 16 May 2025
Klinis : suhu tubuh 39 banyak keringat kulit teraba panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi yang Anda deskripsikan dengan suhu tubuh 39°C, banyak keringat, dan kulit teraba panas, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, biasanya akibat peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS - 05
Definisi: Pemulihan suhu tubuh ke rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP - 02.05
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
Penjelasan singkat:
Hipertermia adalah kondisi medis di mana suhu tubuh seseorang berada di atas rentang normal, biasanya disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh. Gejala yang menyertai hipertermia dapat berupa banyak keringat dan kulit yang teraba panas.
Tujuan utama penanganan hipertermia adalah untuk memulihkan suhu tubuh ke rentang normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian cairan, kompres air hangat/dingin, ventilasi udara yang adekuat, dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala. -
Article No. 17384 | 16 May 2025
Klinis : suhu tubuh 39 banyak keringat kulit teraba panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI\b0\par
\par
\b Kondisi:\b0 Suhu tubuh 39\uc0\u176 C, banyak keringat, kulit teraba panas.\par
\par
\b Diagnosa Keperawatan (SDKI):\b0\par
\b Kode:\b0 00007\par
\b Label Diagnosa:\b0 Hipertermi\par
\b Definisi:\b0 Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu sebagai respons terhadap faktor eksternal atau internal.\par
\par
\b Kriteria Hasil (SLKI):\b0\par
\b Kode:\b0 1401\par
\b Label Hasil:\b0 Pengaturan Suhu Tubuh\par
\b Indikator:\b0\par
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5\uc0\u176 C - 37,5\uc0\u176 C).\par
2. Kulit teraba hangat dan kering.\par
3. Tidak ada keluhan menggigil atau kepanasan.\par
\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0\par
\b Kode:\b0 3920\par
\b Label Intervensi:\b0 Manajemen Hipertermi\par
\b Aktivitas:\b0\par
1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam.\par
2. Berikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi.\par
3. Anjurkan asupan cairan yang adekuat.\par
4. Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai resep.\par
5. Pertahankan sirkulasi udara yang adekuat di ruangan.\par
\par
\b Rasional Singkat:\b0\par
Hipertermi terjadi akibat ketidakseimbangan antara produksi dan pelepasan panas. Intervensi di atas bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh secara bertahap, mencegah dehidrasi, dan memulihkan keseimbangan termoregulasi.\par
\par
\b Referensi:\b0\par
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2017). \i Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).\i0\par
}
**Catatan:**
- Format RTF di atas siap disalin ke dokumen dengan ekstensi .rtf.
- Kode dan label mengacu pada edisi terkini PPNI (pastikan untuk memverifikasi ke sumber primer jika diperlukan).
- Penjelasan disajikan secara akademis dengan persona profesional keperawatan. -
Article No. 17385 | 16 May 2025
Klinis : ulkus diabetikum
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi ulkus diabetikum:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E10.6
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 1 dengan gangguan pembuluh darah perifer
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, luka diabetik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E10.6 menggambarkan diagnosis diabetes mellitus tipe 1 dengan komplikasi gangguan pembuluh darah perifer, yang merupakan salah satu penyebab utama ulkus diabetikum.
2. Kode ICD-9-CM 86.22 menunjukkan prosedur debridemen luka, yang merupakan salah satu tindakan medis yang umum dilakukan untuk perawatan ulkus diabetikum. Debridemen bertujuan untuk membersihkan jaringan nekrotik dan mempromosikan penyembuhan luka.
Dalam praktik klinis, penatalaksanaan ulkus diabetikum yang komprehensif melibatkan pendekatan multidisipliner, termasuk pengobatan medikamentosa, terapi luka, pengendalian gula darah, dan tindakan bedah jika diperlukan. Dokumentasi yang cermat menggunakan kode ICD yang tepat sangat penting untuk pengkodean yang akurat dan pemantauan hasil perawatan pasien. -
Article No. 17386 | 16 May 2025
Klinis : ulkus diabetikum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ulkus diabetikum.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
2. Integritas Jaringan Rusak (00046)
Definisi: Kerusakan pada membran, kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dari satu titik ke titik lain saat melakukan aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (00004)
Kode: R-INF
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
2. Integritas Jaringan Rusak (00046)
Kode: I-JAR
Definisi: Kerusakan pada membran, kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Kode: G-MOB
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dari satu titik ke titik lain saat melakukan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi (1842)
Kode: K-INF
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi transmisi dan penyebaran infeksi.
2. Integritas Jaringan (1101)
Kode: I-JAR
Definisi: Pemulihan atau pemeliharaan struktur dan fungsi kulit dan jaringan yang mendasarinya.
3. Mobilitas (0208)
Kode: M-MOB
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi (6540)
Kode: M-INF
Definisi: Minimalisasi risiko dan pencegahan penyebaran infeksi.
2. Perawatan Luka (3660)
Kode: P-LUK
Definisi: Perawatan untuk mempromosikan penyembuhan luka.
3. Peningkatan Mobilitas (0210)
Kode: P-MOB
Definisi: Fasilitasi gerakan fisik dan aktivitas untuk meningkatkan fungsi.
Dalam kondisi ulkus diabetikum, diagnosa keperawatan yang relevan adalah Risiko Infeksi, Integritas Jaringan Rusak, dan Gangguan Mobilitas Fisik. Masing-masing diagnosa memiliki kode dan definisi yang sesuai dengan sistem SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 17387 | 16 May 2025
Klinis : 1. Keluhan Utama Lemas anggota gerak kiri 2. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Alasan masuk RS Pasien datang diantar keluarganya dengan keluhan lemah anggota gerak kiri secara tiba-tiba kesemutan, bicara terasa berat namun sulit berbicara, nyeri kepala, mual, dan muntah • TD:222/126 mmHg • N:161 x/menit • RR:20 x/menit • S:36,3 C • SPO2:100%
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Perubahan Perfusi Perifer Terganggu
b. Nyeri Akut
c. Risiko Aspirasi
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perubahan Perfusi Perifer Terganggu:
- Pasien akan menunjukkan perfusi perifer yang membaik, ditandai dengan ekstremitas yang hangat, warna kulit kembali normal, serta nadi perifer yang teraba.
b. Nyeri Akut:
- Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri kepala dan gejala lainnya.
c. Risiko Aspirasi:
- Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda aspirasi, seperti tidak ada batuk, suara napas yang bersih, dan tidak ada perubahan saturasi oksigen.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Perubahan Perfusi Perifer Terganggu:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Lakukan pemeriksaan fisik untuk menilai perfusi perifer
- Berikan posisi yang meningkatkan sirkulasi, seperti elevasi ekstremitas
- Pastikan asupan cairan yang adekuat
- Berikan obat-obatan yang dapat memperbaiki perfusi, sesuai instruksi medis
b. Nyeri Akut:
- Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi dan distraksi
- Monitor efektivitas penanganan nyeri
c. Risiko Aspirasi:
- Posisikan pasien dalam posisi yang aman untuk mencegah aspirasi
- Pertahankan jalan napas yang terbuka
- Berikan suction jika diperlukan
- Berikan nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan, dengan memperhatikan konsistensi dan kecepatan pemberian
- Awasi pasien secara ketat untuk mendeteksi tanda-tanda aspirasi dini
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang terkait dengan kondisi pasien ini meliputi Perubahan Perfusi Perifer Terganggu, Nyeri Akut, dan Risiko Aspirasi. Luaran yang diharapkan adalah memulihkan perfusi perifer, mengurangi nyeri, dan mencegah terjadinya aspirasi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, pemberian posisi yang tepat, manajemen cairan, penanganan nyeri, dan tindakan pencegahan aspirasi. Semua intervensi ini bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien pulih secara optimal. -
Article No. 17388 | 16 May 2025
Klinis : 1. Keluhan Utama Lemas anggota gerak kiri 2. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Alasan masuk RS Pasien datang diantar keluarganya dengan keluhan lemah anggota gerak kiri secara tiba-tiba kesemutan, bicara terasa berat namun sulit berbicara, nyeri kepala, mual, dan muntah • TD:222/126 mmHg • N:161 x/menit • RR:20 x/menit • S:36,3 C • SPO2:100%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan utama dan riwayat kesehatan sekarang yang Anda sampaikan, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI-nya, seperti berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Mobilitas Fisik (Kode: 00085)
SDKI: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol pada tubuh atau salah satu anggota gerak.
SLKI: Mempertahankan/meningkatkan kemampuan mobilitas fisik.
SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol pada tubuh atau salah satu anggota gerak.
b. Nyeri Akut (Kode: 00132)
SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam kaitannya dengan kerusakan tersebut.
SLKI: Mengatasi/mengontrol nyeri.
SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pasien dalam mengatasi atau mengontrol nyeri.
c. Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (Kode: 00039)
SDKI: Berisiko mengalami perubahan dalam fungsi kardiovaskular, respirasi, dan/atau suhu tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI: Mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital pasien.
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik: Pasien mengalami kelemahan pada anggota gerak kiri yang menyebabkan keterbatasan dalam melakukan pergerakan.
2. Nyeri Akut: Pasien mengeluhkan nyeri kepala dan diduga ada kerusakan jaringan yang menyebabkan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan.
3. Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital: Pasien memiliki tanda-tanda vital yang tidak stabil, seperti tekanan darah tinggi, nadi cepat, dan suhu tubuh yang tidak normal, sehingga berisiko mengalami perubahan yang dapat mengancam kesehatan. -
Article No. 17389 | 16 May 2025
Klinis : Hb 8
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Hb 8:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Hb 8 adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh". Hal ini dikarenakan kadar hemoglobin (Hb) yang rendah menunjukkan adanya anemia, yang merupakan indikasi dari ketidakseimbangan nutrisi. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan nutrisi yang tidak adekuat, malabsorpsi, atau kehilangan darah. Diagnosa ini mencerminkan kebutuhan untuk memantau dan mengelola status nutrisi pasien dalam rangka mencapai kadar Hb yang optimal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Peningkatan kadar hemoglobin (Hb) ke dalam rentang normal (12-16 g/dL untuk wanita, 14-18 g/dL untuk pria).
2. Peningkatan energi dan stamina pasien.
3. Penurunan tanda-tanda dan gejala anemia, seperti pucat, kelelahan, pusing, dan napas pendek.
4. Pemahaman pasien tentang pentingnya nutrisi yang adekuat dan peran zat besi dalam pembentukan hemoglobin.
5. Partisipasi aktif pasien dalam mengelola status nutrisi dan mengatasi anemia.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan:
1. Pengkajian komprehensif status nutrisi, termasuk asupan makanan, pola makan, dan faktor-faktor yang memengaruhi.
2. Identifikasi kebutuhan nutrisi pasien dan rekomendasi diet yang sesuai, seperti meningkatkan asupan makanan kaya zat besi (daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, dll.).
3. Pemberian terapi suplementasi zat besi sesuai dengan resep dokter, dengan pemantauan kadar Hb secara berkala.
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat, sumber makanan kaya zat besi, dan cara meningkatkan penyerapan zat besi.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk memastikan perencanaan dan implementasi intervensi yang komprehensif.
6. Evaluasi dan penyesuaian rencana asuhan keperawatan berdasarkan respons pasien dan pencapaian luaran yang diharapkan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan Hb 8 dapat mencapai peningkatan kadar Hb, peningkatan energi dan stamina, serta pemahaman yang baik tentang pentingnya nutrisi dalam mengatasi anemia. -
Article No. 17390 | 16 May 2025
Klinis : Imt diatas 25
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi IMT di atas 25, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi IMT di atas 25, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Obesitas" (SDKI, 2016). Risiko Obesitas didefinisikan sebagai keadaan di mana seseorang memiliki peningkatan berat badan yang berlebihan, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Indikator yang mendukung diagnosa ini adalah IMT di atas 25, yang menunjukkan adanya kelebihan berat badan. Faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap kondisi ini antara lain pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, serta faktor genetik dan gaya hidup.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah "Berat Badan: Terkontrol" (SLKI, 2019). Indikator dari luaran ini mencakup penurunan berat badan, IMT yang berada dalam rentang normal, serta stabilitas atau peningkatan massa otot. Selain itu, diharapkan juga adanya peningkatan pengetahuan dan motivasi klien untuk menerapkan gaya hidup sehat, serta kemampuan dalam mengelola faktor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap obesitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Edukasi Gizi: Memberikan informasi dan pendidikan kepada klien mengenai kebutuhan gizi, pola makan yang sehat, serta pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
2. Manajemen Aktivitas Fisik: Membantu klien dalam merencanakan dan melaksanakan program aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisinya, untuk meningkatkan kebugaran dan pembakaran kalori.
3. Konseling Perubahan Gaya Hidup: Memberikan dukungan, motivasi, dan strategi kepada klien dalam mengubah pola makan, aktivitas fisik, serta kebiasaan lain yang dapat berkontribusi terhadap penurunan berat badan.
4. Pemantauan Status Nutrisi: Melakukan pemantauan berkala terhadap status nutrisi klien, seperti berat badan, IMT, dan komposisi tubuh, sebagai dasar evaluasi dan penyesuaian intervensi.
5. Manajemen Stres: Membantu klien dalam mengelola stres dan emosi yang dapat mempengaruhi pola makan dan aktivitas fisik, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan penurunan berat badan.
Penerapan intervensi-intervensi ini secara komprehensif dan kolaboratif dengan klien diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diinginkan, yaitu berat badan yang terkontrol dan terjaganya gaya hidup sehat dalam jangka panjang. -
Article No. 17391 | 16 May 2025
Klinis : Imt diatas 25
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu IMT di atas 25, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00232
b. Judul: Obesitas
c. Definisi: Akumulasi berlebihan lemak tubuh yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Luaran Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00803
b. Judul: Kontrol Berat Badan
c. Definisi: Kemampuan untuk mengatur dan mempertahankan berat badan dalam rentang yang sehat.
3. Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 6780
b. Judul: Manajemen Berat Badan
c. Definisi: Pemantauan dan pengaturan intake kalori dan aktivitas fisik untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.
Penjelasan singkat:
Obesitas adalah akumulasi berlebihan lemak tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Luaran yang diharapkan adalah kemampuan individu untuk mengatur dan mempertahankan berat badan dalam rentang yang sehat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen berat badan, yang meliputi pemantauan dan pengaturan intake kalori serta aktivitas fisik untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. -
Article No. 17392 | 16 May 2025
Klinis : Berat badan lebih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Berat Badan Lebih".
Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00232
Judul: Berat Badan Lebih
Definisi: Keadaan saat berat badan seseorang melebihi berat badan ideal untuk usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh.
SDKI:
Kode: DS00238
Judul: Berat Badan Berlebih
Definisi: Keadaan saat berat badan melebihi berat badan ideal untuk usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh.
SLKI:
Kode: LS00235
Judul: Berat Badan Ideal
Definisi: Keadaan saat berat badan sesuai dengan usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh.
SIKI:
Kode: IS00245
Judul: Manajemen Berat Badan
Definisi: Serangkaian kegiatan untuk mengatur asupan makanan dan aktivitas fisik guna mencapai berat badan ideal.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Berat Badan Lebih" mengacu pada keadaan saat berat badan seseorang melebihi berat badan ideal untuk usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh. Dalam SDKI, kondisi ini disebut "Berat Badan Berlebih". Tujuan yang diharapkan adalah tercapainya "Berat Badan Ideal" sesuai dengan usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh, yang merupakan luaran keperawatan (SLKI). Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan intervensi keperawatan berupa "Manajemen Berat Badan" yang meliputi serangkaian kegiatan untuk mengatur asupan makanan dan aktivitas fisik.