Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17397 | 17 May 2025
Klinis : Seorang perempuan 53 tahun dirawat di RS dengan CKD. Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, lemas, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan: BB 64 kg, TB 158 cm dan TD 140/100 mmHg, nadi 110×/menit, suhu 36,6 °C, RR 30×/menit, SaO? 90% terpasang oksigen 6 L/menit, edema pada tungkai (+). Data penunjang: cardiomegaly, ureum 351 mg/dL, hb 9,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Edema, Sekret yang berlebihan, Kelemahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor yang Berhubungan: Malnutrisi, Anemia, Ketidakseimbangan cairan.
3. Gangguan Pola Tidur
- Karakteristik Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- Faktor yang Berhubungan: Ketidaknyamanan fisik, Stres.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Kemampuan mengeluarkan sekret
- Suara napas yang bersih
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Indikator:
- Tidak ada sesak napas saat aktivitas
- Perubahan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Mampu melakukan aktivitas harian
3. Pola Tidur Membaik
- Indikator:
- Lama tidur dalam rentang normal
- Tidur yang berkualitas
- Tidak terjaga saat tidur
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Atur posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Lakukan suction sesuai kebutuhan
- Manajemen Ventilasi
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk adjustasi oksigen, ventilasi mekanik, atau bantuan pernapasan lainnya
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Manajemen Energi
- Identifikasi aktivitas yang dapat ditoleransi pasien
- Ajarkan teknik penghemat energi saat melakukan aktivitas
- Atur periode istirahat yang cukup
- Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang tepat
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
3. Pola Tidur Membaik
- Manajemen Kenyamanan
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur
- Berikan teknik relaksasi sebelum tidur
- Manajemen Stres
- Identifikasi sumber stres dan bantu pasien mengelolanya
- Ajarkan teknik manajemen stres
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pasien dengan CKD memiliki berbagai masalah kesehatan yang kompleks, sehingga diperlukan pendekatan asuhan keperawatan secara komprehensif. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan data pengkajian meliputi ketidakefektifan bersihan jalan napas, intoleransi aktivitas, dan gangguan pola tidur. Luaran yang diharapkan adalah mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, meningkatkan toleransi aktivitas, dan memperbaiki pola tidur pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, ventilasi, energi, nutrisi, kenyamanan, dan manajemen stres. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dengan CKD. -
Article No. 17398 | 17 May 2025
Klinis : Seorang perempuan 53 tahun dirawat di RS dengan CKD. Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, lemas, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan: BB 64 kg, TB 158 cm dan TD 140/100 mmHg, nadi 110×/menit, suhu 36,6 °C, RR 30×/menit, SaO? 90% terpasang oksigen 6 L/menit, edema pada tungkai (+). Data penunjang: cardiomegaly, ureum 351 mg/dL, hb 9,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan retensi cairan isotonic yang disimpan dalam kompartemen cairan tubuh.
Penyebab: Penurunan fungsi ginjal, asupan cairan yang berlebihan, dan retensi natrium.
Gejala dan Tanda: Edema, sesak napas, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan berat badan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan, dan dispnea.
Gejala dan Tanda: Kelelahan, sesak napas, dan perubahan tanda-tanda vital.
3. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penyebab: Nyeri, cemas, dan gejala-gejala penyakit kronis.
Gejala dan Tanda: Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelebihan Volume Cairan:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada atau berkurangnya edema
- Pasien dapat bernapas dengan nyaman
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau dispnea saat beraktivitas
- Tanda-tanda vital dalam batas normal saat beraktivitas
3. Gangguan Pola Tidur:
- Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan puas
- Pasien merasa segar saat bangun tidur
- Tidak ada keluhan terkait gangguan tidur
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kelebihan Volume Cairan:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Batasi asupan cairan sesuai dengan kebutuhan
- Tingkatkan diuresis dengan pemberian diuretik sesuai instruksi dokter
- Ajarkan teknik relaksasi untuk menurunkan tekanan darah
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk mengatur diet rendah garam
2. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien
- Berikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien
- Ajarkan teknik pengaturan energi dalam beraktivitas
- Berikan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
3. Gangguan Pola Tidur:
- Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang memengaruhinya
- Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Berikan obat tidur sesuai instruksi dokter, jika diperlukan
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi gejala yang mengganggu tidur
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Pemilihan diagnosa keperawatan SDKI didasarkan pada gejala dan tanda-tanda klinis yang ditunjukkan oleh pasien, seperti sesak napas, edema, peningkatan tekanan darah, kelelahan, dan gangguan tidur. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kelebihan Volume Cairan, Intoleransi Aktivitas, dan Gangguan Pola Tidur. Masing-masing diagnosa memiliki definisi, penyebab, serta gejala dan tanda yang spesifik sesuai dengan kondisi pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan untuk setiap diagnosa keperawatan mencakup parameter-parameter klinis yang perlu dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Untuk Kelebihan Volume Cairan, diharapkan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada atau berkurangnya edema, dan pasien dapat bernapas dengan nyaman. Untuk Intoleransi Aktivitas, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau dispnea. Untuk Gangguan Pola Tidur, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyenyak dan puas, serta merasa segar saat bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup tindakan-tindakan spesifik untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi pada setiap diagnosa keperawatan. Untuk Kelebihan Volume Cairan, intervensi terfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pembatasan asupan cairan, peningkatan diuresis, manajemen tekanan darah, dan pengaturan diet. Untuk Intoleransi Aktivitas, intervensi mencakup pengkajian toleransi aktivitas, pemberian aktivitas sesuai kemampuan, pengajaran teknik pengaturan energi, dan kolaborasi dengan fisioterapis. Untuk Gangguan Pola Tidur, intervensi meliputi pengkajian pola tidur, penciptaan lingkungan tidur yang nyaman, pengajaran teknik relaksasi, pemberian obat tidur (jika diperlukan), dan kolaborasi dengan dokter. -
Article No. 17399 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak napas saat aktivitas. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, RR 24×/menit, nadi 60×/menit, vena jugularis membesar, bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Penurunan Curah Jantung". Pasien menunjukkan gejala sesak napas saat aktivitas, cepat lelah, nadi 60x/menit, vena jugularis membesar, dan bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG juga menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan, yang mengindikasikan penurunan kemampuan jantung dalam memompa darah secara efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan, pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik yang ditandai dengan penurunan tingkat sesak napas dan kelelahan.
2. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk frekuensi napas 12-20x/menit, nadi 60-100x/menit, dan tekanan darah dalam batas normal.
3. Pasien akan menunjukkan penurunan gejala perburukan gagal jantung, seperti pengurangan pembengkakan vena jugularis dan perbaikan suara jantung.
4. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan gejala.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara teratur, termasuk frekuensi napas, nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk membantu menurunkan kerja pernapasan.
3. Anjurkan pasien untuk melakukan latihan fisik yang teratur, seperti berjalan atau senam ringan, sesuai toleransi pasien.
4. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen gaya hidup, termasuk pembatasan asupan cairan, diet rendah garam, dan pengelolaan stres.
5. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perburukan kondisi dan kapan harus segera meminta bantuan medis.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan terapis, untuk memberikan perawatan komprehensif bagi pasien.
7. Monitor dan evaluasi efektivitas intervensi keperawatan secara berkala, serta lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Penurunan Curah Jantung" dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan adanya gangguan pada kemampuan jantung dalam memompa darah secara efektif. Sesak napas saat aktivitas, cepat lelah, nadi rendah, pembengkakan vena jugularis, dan bunyi jantung S2 tajam, serta hasil EKG yang menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan, semuanya mengarah pada kondisi penurunan curah jantung.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) mencakup peningkatan toleransi aktivitas fisik, stabilitas tanda-tanda vital, penurunan gejala perburukan gagal jantung, dan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan ini akan membantu pasien mencapai kondisi yang lebih stabil dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang direkomendasikan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, latihan fisik yang teratur, edukasi gaya hidup, kolaborasi tim kesehatan, serta evaluasi dan penyesuaian intervensi secara berkala. Intervensi ini bertujuan untuk mengelola gejala, meningkatkan fungsi jantung, dan membantu pasien dalam beradaptasi dengan kondisinya.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berbasis bukti, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 17400 | 17 May 2025
Klinis : anorexia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis anorexia dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: F50.0
- Deskripsi: Anorexia nervosa
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk anorexia nervosa. Namun, beberapa tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani kondisi ini termasuk:
- 94.31 - Terapi nutrisi parenteral
- 94.32 - Terapi nutrisi enteral
- 94.39 - Terapi nutrisi, lain-lain
- 94.62 - Konseling gizi
- 94.63 - Konseling perilaku
- 94.64 - Konseling psikologis
Anorexia nervosa merupakan gangguan makan yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan dan ketakutan yang berlebihan akan kegemukan. Pasien dengan anorexia biasanya memiliki citra tubuh yang terdistorsi dan menerapkan pembatasan asupan makanan yang ketat. Tata laksana anorexia nervosa meliputi kombinasi dari intervensi medis, nutrisi, dan terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku, terapi keluarga, dan konseling. Penggunaan kode ICD-9-CM akan bergantung pada jenis tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi ini. -
Article No. 17401 | 17 May 2025
Klinis : isk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi infeksi saluran kemih (ISK):
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih, lokasi tidak ditetapkan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.8
- Deskripsi: Tindakan lain pada saluran kemih dan kandung kemih, termasuk kateterisasi kandung kemih.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 N39.0 (Infeksi saluran kemih, lokasi tidak ditetapkan):
- Kode ini digunakan untuk menggambarkan infeksi pada saluran kemih, di mana lokasi spesifik tidak dapat ditentukan.
- Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang mencakup infeksi pada berbagai bagian sistem saluran kemih, termasuk kandung kemih, ginjal, dan saluran kemih lainnya.
- Gejala umum ISK dapat mencakup nyeri atau rasa tidak nyaman saat berkemih, sering berkemih, dan perubahan warna atau bau urin.
2. Kode ICD-9-CM 59.8 (Tindakan lain pada saluran kemih dan kandung kemih, termasuk kateterisasi kandung kemih):
- Kode ini mencakup berbagai prosedur dan tindakan yang dapat dilakukan pada saluran kemih dan kandung kemih, termasuk kateterisasi kandung kemih.
- Kateterisasi kandung kemih adalah tindakan untuk memasukkan selang (kateter) ke dalam kandung kemih untuk membantu pengeluaran urin.
- Tindakan ini dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengosongan kandung kemih, mengevaluasi fungsi kandung kemih, atau mengobati infeksi saluran kemih.
Dalam kasus infeksi saluran kemih, pemilihan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat dapat membantu dalam dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, dan pengawasan epidemiologi penyakit. -
Article No. 17402 | 17 May 2025
Klinis : mioma uteri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Mioma uteri adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam atau di dinding rahim. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai dengan kondisi ini:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D25
- Deskripsi: Mioma uteri
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 68.12
- Deskripsi: Miomektomi abdominal, tanpa histerektomi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 D25 merupakan kode untuk mioma uteri, yang mencakup semua jenis mioma yang tumbuh di dalam atau di dinding rahim.
2. Jika pasien menjalani prosedur miomektomi (pengangkatan mioma) secara abdominal (melalui pembedahan di perut), tanpa dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), maka kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 68.12.
Kode-kode ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkodekan diagnosis dan prosedur medis dalam rekam medis pasien, serta untuk tujuan administrasi, penagihan, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 17403 | 17 May 2025
Klinis : abses
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis abses dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait, dengan penjelasan yang terstruktur:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02
- Deskripsi: Abses kulit dan jaringan subkutan
Kode ICD-10 L02 mencakup berbagai jenis abses di kulit dan jaringan subkutan, termasuk abses furunkulosis, karbunkel, dan abses lokal lainnya. Abses adalah kumpulan nanah atau material purulen yang terbentuk karena adanya infeksi bakteri atau jamur pada jaringan kulit dan subkutan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses kulit dan jaringan subkutan
Kode ICD-9-CM 86.04 mengacu pada tindakan bedah untuk insisi dan drainase abses pada kulit dan jaringan subkutan. Prosedur ini dilakukan untuk membuang nanah dan material purulen dari abses, sehingga membantu proses penyembuhan dan mencegah penyebaran infeksi.
Penjelasan lebih lanjut:
- Kode ICD-10 L02 mencakup berbagai jenis abses pada kulit dan jaringan subkutan, seperti abses furunkulosis, karbunkel, dan abses lokal lainnya.
- Kode ICD-9-CM 86.04 mengacu pada tindakan bedah untuk insisi dan drainase abses pada kulit dan jaringan subkutan, yang bertujuan untuk membuang nanah dan mencegah penyebaran infeksi.
- Prosedur insisi dan drainase abses ini merupakan tindakan umum yang dilakukan untuk menangani kondisi abses, terutama untuk mengeluarkan material purulen dan membantu proses penyembuhan. -
Article No. 17404 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan hipertensi pulmonal. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, sesak saat beraktivitas, TD 110/70 mmHg, RR 24×/menit, nadi 56×/menit, pembesaran vena jugularis (+), bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau yang dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab: Adanya penyakit kardiovaskular seperti hipertensi pulmonal yang menyebabkan pembesaran ventrikel kanan, penurunan curah jantung, dan keterbatasan oksigen ke jaringan.
2. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan tubuh yang melampaui kapasitas kardiovaskular, ginjal, dan paru untuk menyesuaikannya.
Penyebab: Adanya pembesaran ventrikel kanan yang dapat menyebabkan penurunan curah jantung dan retensi cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
a. Toleransi Aktivitas Meningkat
Kriteria hasil: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang cukup dan tanpa mengalami sesak.
b. Penggunaan Energi Membaik
Kriteria hasil: Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
2. Kelebihan Volume Cairan
a. Status Cairan Seimbang
Kriteria hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada edema, dan berat badan terkontrol.
b. Perfusi Jaringan Membaik
Kriteria hasil: Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat, seperti nadi perifer yang kuat dan ekstremitas hangat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
a. Manajemen Aktivitas
- Mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan pasien dalam melakukan aktivitas
- Mengatur dan memodifikasi aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Mengajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan
b. Manajemen Energi
- Memantau tanda-tanda vital dan respon fisiologis selama aktivitas
- Mengatur penggunaan energi pasien melalui penjadwalan aktivitas dan istirahat
- Mengajarkan teknik relaksasi dan energi konservasi
2. Kelebihan Volume Cairan
a. Manajemen Cairan
- Memantau asupan dan output cairan pasien
- Memberikan edukasi tentang pembatasan asupan cairan jika diperlukan
- Mempertahankan keseimbangan cairan melalui penggunaan diuretik atau membatasi natrium
b. Manajemen Pernapasan
- Memantau pola pernapasan dan kecukupan ventilasi
- Mengajarkan teknik pernapasan dalam dan latihan batuk efektif
- Memberikan oksigen tambahan jika diperlukan untuk meningkatkan oksigenasi
Penjelasan rinci:
Pasien dengan hipertensi pulmonal mengalami peningkatan tekanan di pembuluh darah paru, yang dapat menyebabkan pembesaran ventrikel kanan dan penurunan curah jantung. Hal ini dapat mengakibatkan intoleransi aktivitas dan kelebihan volume cairan. Intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen aktivitas, energi, dan cairan serta pernapasan sangat penting untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas, status cairan yang seimbang, dan perfusi jaringan yang membaik. -
Article No. 17405 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan hipertensi pulmonal. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, sesak saat beraktivitas, TD 110/70 mmHg, RR 24×/menit, nadi 56×/menit, pembesaran vena jugularis (+), bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kasus yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Intoleransi Aktivitas". Hal ini didasarkan pada keluhan pasien yang merasa cepat lelah dan sesak saat beraktivitas, serta temuan pemeriksaan berupa peningkatan laju napas dan penurunan laju nadi yang menunjukkan adanya ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen saat aktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa cepat lelah atau sesak napas.
- Tanda-tanda vital (TD, nadi, RR) stabil saat beraktivitas.
- Pasien dapat kembali beraktivitas sesuai dengan kemampuannya sebelum sakit.
2. Manajemen Hipertensi Pulmonal
- Pasien dapat memahami penyakitnya dan dapat mengelola gejala hipertensi pulmonal dengan baik.
- Tekanan darah pulmonal menurun ke batas normal.
- Tanda-tanda kegagalan jantung kanan (pembesaran vena jugularis, bunyi jantung S2 tajam) membaik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien secara komprehensif.
- Latih pasien melakukan aktivitas secara bertahap sesuai dengan kemampuannya.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam untuk mengurangi sesak saat beraktivitas.
- Monitor tanda-tanda vital selama aktivitas.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas.
2. Manajemen Hipertensi Pulmonal
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi dan mengelola penyakit hipertensi pulmonal.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit hipertensi pulmonal, pengobatan, dan gaya hidup yang direkomendasikan.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu mengelola hipertensi pulmonal.
- Monitor tanda-tanda vital, pembesaran vena jugularis, dan bunyi jantung secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan terapi farmakologis.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kasus hipertensi pulmonal pada pasien laki-laki berusia 33 tahun. Harapannya, asuhan keperawatan yang komprehensif dapat membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitas dan mengelola hipertensi pulmonal dengan baik. -
Article No. 17406 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan hipertensi pulmonal. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, sesak saat beraktivitas, TD 110/70 mmHg, RR 24×/menit, nadi 56×/menit, pembesaran vena jugularis (+), bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen pada tingkat seluler.
Etiologi:
- Gangguan mekanisme pernafasan (hipertensi pulmonal)
- Keterbatasan suplai oksigen (hipertensi pulmonal)
- Kelemahan neuromuskular (tidak ada)
- Kelelahan (cepat lelah)
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
Etiologi:
- Hipertensi pulmonal yang menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah pulmonal
- Penurunan curah jantung akibat hipertrofi ventrikel kanan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan sesak napas atau kelelahan
- Klien dapat mempertahankan atau meningkatkan kapasitas fungsional
- Klien dapat melaporkan peningkatan energi/stamina
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Klien dapat mempertahankan tekanan darah dalam batas normal
- Klien dapat mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal
- Klien dapat melaporkan peningkatan perfusi jaringan perifer
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi klien
- Anjurkan klien untuk beristirahat yang cukup
- Atur aktivitas sesuai toleransi klien
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan hipertensi pulmonal
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Kaji tanda-tanda vital secara berkala
- Pantau saturasi oksigen
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan hipertensi pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan
- Berikan terapi farmakologis sesuai resep dokter
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien dengan hipertensi pulmonal adalah Intoleransi Aktivitas dan Gangguan Perfusi Jaringan Perifer. Hipertensi pulmonal menyebabkan penurunan suplai oksigen ke jaringan, yang mengakibatkan ketidakmampuan klien untuk melakukan aktivitas rutin, serta penurunan perfusi jaringan perifer. Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan, mempertahankan fungsi jantung dan perfusi jaringan yang adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian, edukasi, manajemen aktivitas, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tim medis untuk menangani penyebab dasar kondisi klien.