Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17445 | 17 May 2025
Klinis : seorang pasien mengeluh badannya panas sejak 1 hari yang laludengan suhu 38,7 dan badan pegal pegal dan pasien mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit karena tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
SLKI: Suhu tubuh terkendali.
SIKI: Manajemen Hipertermia.
2. Penurunan Nafsu Makan (00002)
SDKI: Berkurangnya minat untuk makan.
SLKI: Asupan nutrisi adekuat.
SIKI: Manajemen Penurunan Nafsu Makan.
3. Nyeri Akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Nyeri terkendali.
SIKI: Manajemen Nyeri.
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia (00007):
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal, yaitu 38,7°C. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi atau proses peradangan di dalam tubuh.
2. Penurunan Nafsu Makan (00002):
Pasien mengeluhkan kurangnya minat untuk makan, yang dapat mempengaruhi asupan nutrisi yang adekuat. Hal ini dapat disebabkan oleh gejala-gejala penyakit atau faktor psikologis.
3. Nyeri Akut (00132):
Pasien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat gejala-gejala penyakit, seperti badan pegal-pegal. Nyeri ini perlu dikelola untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
Kode dan Definisi:
1. Hipertermia (00007)
SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
SLKI: Suhu tubuh terkendali.
SIKI: Manajemen Hipertermia.
2. Penurunan Nafsu Makan (00002)
SDKI: Berkurangnya minat untuk makan.
SLKI: Asupan nutrisi adekuat.
SIKI: Manajemen Penurunan Nafsu Makan.
3. Nyeri Akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Nyeri terkendali.
SIKI: Manajemen Nyeri. -
Article No. 17446 | 17 May 2025
Klinis : seorang pasien mengeluh badannya panas sejak 1 hari yang laludengan suhu 38,7 dan badan pegal pegal dan pasien mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit karena tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut:
### **Diagnosis Keperawatan:**
**Hipertermia (D.0026)**
**Definisi:** Suhu tubuh lebih tinggi dari rentang normal.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Proses infeksi (deman ?38°C)
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
- Aktivitas metabolik meningkat
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
**L.0801 – Suhu Tubuh dalam Rentang Normal**
**Kriteria Evaluasi:**
1. Suhu tubuh 36–37,5°C (aksila)
2. Kulit hangat, tidak berkeringat berlebihan
3. Tidak ada keluhan menggigil atau kepanasan
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
**I.0801 – Manajemen Hipertermia**
**Intervensi Utama:**
1. **Pantau suhu tubuh** setiap 2–4 jam.
2. **Berikan kompres hangat/dingin** sesuai kebutuhan.
3. **Anjurkan asupan cairan** yang adekuat (minimal 2 L/hari).
4. **Kolaborasi pemberian antipiretik** (jika diperlukan).
**I.0401 – Manajemen Nutrisi**
**Intervensi Tambahan (karena nafsu makan menurun):**
1. **Anjurkan makan sedikit tapi sering** (small frequent feeding).
2. **Sajikan makanan favorit pasien** untuk meningkatkan nafsu makan.
3. **Pantau asupan nutrisi** (kalori, protein, cairan).
---
### **Kode Lengkap (SDKI-SLKI-SIKI):**
- **SDKI:** D.0026 (Hipertermia)
- **SLKI:** L.0801 (Suhu Tubuh dalam Rentang Normal)
- **SIKI:** I.0801 (Manajemen Hipertermia) + I.0401 (Manajemen Nutrisi)
---
### **Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (D.0026)** digunakan karena pasien mengalami peningkatan suhu tubuh (38,7°C) disertai gejala sistemik (pegal-pegal dan anoreksia).
2. **SLKI (L.0801)** menjadi target luaran untuk menormalkan suhu tubuh.
3. **SIKI (I.0801 & I.0401)** mencakup intervensi untuk menurunkan demam dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Semoga penjelasan ini membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan.
**Salam,**
*[Nama Perawat/Penulis]*
*(Tenaga Kesehatan Profesional)* -
Article No. 17447 | 17 May 2025
Klinis : seorang pasien mengeluh badannya panas sejak 1 hari yang laludengan suhu 38,7 dan merasa nyeri pada seluruh tubuh dan pasien mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit karena tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah beberapa Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dengan kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kode 00007
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kode 00 120 Suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Kode 05 520 Manajemen hipertermia.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri
- SDKI: Kode 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Kode 00 211 Tingkat nyeri menurun.
- SIKI: Kode 05 380 Manajemen nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Makan
- SDKI: Kode 00102
- Definisi: Pola makan yang tidak adekuat yang menyebabkan perubahan berat badan yang tidak diinginkan.
- SLKI: Kode 00 305 Pola makan membaik.
- SIKI: Kode 05 160 Manajemen gangguan pola makan.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar/perawat, diagnosa keperawatan tersebut dapat ditetapkan untuk menggambarkan kondisi pasien yang mengeluh demam, nyeri seluruh tubuh, dan penurunan nafsu makan. Intervensi keperawatan yang sesuai dapat dirancang untuk mengatasi masalah-masalah tersebut secara holistik. -
Article No. 17448 | 17 May 2025
Klinis : seorang pasien mengeluh badannya panas sejak 1 hari yang laludengan suhu 38,7 dan merasa nyeri pada seluruh tubuh dan pasien mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit karena tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus yang Anda ajukan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Hipertermia (SDKI: B.3.1)**
**Definisi:** Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal (?38°C) akibat ketidakseimbangan antara produksi dan pelepasan panas.
**Subjektif:**
- Pasien mengeluh badan panas sejak 1 hari lalu.
- Nyeri di seluruh tubuh.
- Nafsu makan menurun (makan hanya sedikit meski frekuensi 3x/hari).
**Objektif:**
- Suhu tubuh 38,7°C (termasuk kategori hipertermia).
---
### **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode: L.3.1.1** – **Suhu Tubuh Stabil**
**Kriteria Luaran:**
- Suhu tubuh kembali normal (36,5–37,5°C).
- Pasien tidak mengeluh panas atau menggigil.
- Tanda vital stabil (nadi, pernapasan, tekanan darah dalam rentang normal).
---
### **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode: I.3.1.1** – **Manajemen Hipertermia**
**Intervensi:**
1. **Monitor suhu tubuh** setiap 2–4 jam.
2. **Berikan kompres hangat/dingin** pada area lipatan (aksila, leher, pangkal paha).
3. **Anjurkan asupan cairan** meningkat (air putih, jus, atau oralit) untuk mencegah dehidrasi.
4. **Kolaborasi pemberian antipiretik** (sesuai resep dokter, misal parasetamol).
5. **Edukasi pasien/keluarga** tentang tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya istirahat.
**Tambahan terkait nyeri dan nutrisi:**
- **Nyeri (SDKI: B.1.1)** ? Intervensi **Manajemen Nyeri (I.1.1.1)** seperti reposisi nyaman dan teknik relaksasi.
- **Nutrisi Kurang dari Kebutuhan (SDKI: B.5.1.1)** ? Intervensi **Manajemen Nutrisi (I.5.1.1)** dengan anjuran makan kecil tapi sering dan makanan tinggi kalori/protein.
---
### **Catatan Akademis**
- **Etiologi hipertermia** pada kasus ini mungkin infeksi virus/bakteri (perlu pemeriksaan lanjut seperti laboratorium).
- **Pendekatan holistik** diperlukan untuk menangani gejala sekunder (nyeri, nutrisi) sebagai bagian dari manajemen hipertermia.
Format ini memenuhi standar **PPNI** dengan kode terstruktur dan berbasis evidence-based practice. Jika diperlukan penyesuaian lebih mendalam, dapat dikembangkan sesuai data tambahan (misal: hasil lab atau riwayat medis).
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4, 2020*.
- *Standar Luaran dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI/SIKI) Edisi 3, 2019*.
Semoga membantu. -
Article No. 17449 | 17 May 2025
Klinis : seorang pasien mengeluh badannya panas sejak 1 hari yang laludengan suhu 38,7 dan merasa nyeri pada seluruh tubuh dan pasien mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit karena tidak nafsu makan badan terasa lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Hipertermia (D.0026)**
*Definisi:* Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal (>38°C) akibat ketidakseimbangan antara produksi dan pelepasan panas.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Proses infeksi (demam).
- Dehidrasi.
- Peningkatan metabolisme.
**Manifestasi:**
- Suhu tubuh 38,7°C.
- Nyeri seluruh tubuh.
- Lemas dan tidak nafsu makan.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: L.14021 – Suhu Tubuh dalam Rentang Normal**
*Kriteria Evaluasi:*
- Suhu tubuh 36–37,5°C.
- Kulit hangat, tidak berkeringat berlebihan.
- Tidak ada keluhan menggigil atau kepanasan.
**Kode: L.08031 – Nyeri Terkontrol**
*Kriteria Evaluasi:*
- Skala nyeri ?3 (skala 0–10).
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
**Kode: L.03021 – Status Nutrisi Memadai**
*Kriteria Evaluasi:*
- Asupan makanan sesuai kebutuhan.
- Tidak ada penurunan berat badan signifikan.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: I.14021 – Manajemen Hipertermia**
*Tindakan:*
- Monitor suhu tubuh setiap 2–4 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
**Kode: I.08031 – Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
**Kode: I.03021 – Dukungan Nutrisi**
*Tindakan:*
- Tawarkan makanan kecil tapi sering.
- Anjurkan makanan tinggi kalori dan protein.
---
### **Catatan Akademis**
1. **Patofisiologi:** Demam disebabkan oleh respon pirogen endogen terhadap infeksi/inflamasi, memicu hipotalamus meningkatkan set-point suhu.
2. **Evidence-Based Practice:** Kompres hangat lebih direkomendasikan daripada dingin untuk menghindari vasokonstriksi yang memperlambat pelepasan panas (*Journal of Nursing Practice*, 2022).
3. **Konsep Teoritis:** Gunakan pendekatan *Holistic Care* (fisik, psikologis, nutrisi) untuk mengoptimalkan luaran.
Semoga penjelasan ini memenuhi kebutuhan klinis dan akademis. Jika diperlukan referensi lebih mendalam, saya siap membantu.
*Salam profesional,*
**[Nama Perawat]**
*Perawat Klinis/Akademis* -
Article No. 17395 | 17 May 2025
Klinis : Seorang perempuan 53 tahun dirawat di RS dengan CKD. Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, lemas, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan: BB 64 kg, TB 158 cm dan TD 140/100 mmHg, nadi 110×/menit, suhu 36,6 °C, RR 30×/menit, SaO? 90% terpasang oksigen 6 L/menit, edema pada tungkai (+). Data penunjang: cardiomegaly, ureum 351 mg/dL, hb 9,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan gangguan pertukaran gas sekunder akibat penyakit ginjal kronik.
Berdasarkan data pengkajian, pasien menunjukkan tanda-tanda sesak napas, dengan frekuensi napas yang meningkat (30x/menit) dan saturasi oksigen yang rendah (90%) meskipun terpasang oksigen 6 L/menit. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan dalam pertukaran gas yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronik.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung dan kapasitas fungsional sekunder akibat penyakit ginjal kronik.
Pasien mengeluhkan kelelahan/kelemahan yang ditunjukkan dengan tampak lemas. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan curah jantung dan kapasitas fungsional akibat komplikasi penyakit ginjal kronik.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik sekunder akibat penyakit ginjal kronik.
Pasien mengalami kesulitan untuk tidur, yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti sesak napas, edema, dan ketidaknyamanan fisik akibat penyakit ginjal kronik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Pasien mampu bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal
- Pasien tidak mengalami sesak napas
- Saturasi oksigen dalam batas normal (?95%)
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan kemampuan fungsional
3. Pola Tidur yang Adekuat
- Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan bangun merasa segar
- Pasien tidak lagi mengeluh kesulitan untuk tidur
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Mempertahankan jalan napas terbuka
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Mengajarkan teknik pernapasan yang benar
2. Manajemen Aktivitas dan Istirahat
- Mengatur aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien
- Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor-faktor yang menghambat istirahat
- Mengajarkan teknik relaksasi
3. Manajemen Tidur
- Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor-faktor yang mengganggu tidur
- Mengajarkan teknik untuk memfasilitasi tidur yang adekuat
- Memantau pola tidur pasien
Semua intervensi di atas harus dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan spesifik pasien, serta dalam kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17396 | 17 May 2025
Klinis : Seorang perempuan 53 tahun dirawat di RS dengan CKD. Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, lemas, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan: BB 64 kg, TB 158 cm dan TD 140/100 mmHg, nadi 110×/menit, suhu 36,6 °C, RR 30×/menit, SaO? 90% terpasang oksigen 6 L/menit, edema pada tungkai (+). Data penunjang: cardiomegaly, ureum 351 mg/dL, hb 9,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas energi sekunder akibat Chronic Kidney Disease (CKD).
Intoleransi Aktivitas adalah kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan sekunder akibat CKD.
Kelebihan Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami akumulasi cairan berlebih dalam kompartemen tubuh, yang dapat menyebabkan edema.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan faktor fisik (sesak napas) sekunder akibat CKD.
Gangguan Pola Tidur adalah kondisi di mana individu mengalami perubahan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat mengelola energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Pasien dapat beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas yang dialami.
2. Kelebihan Volume Cairan:
- Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang yang diharapkan.
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda kelebihan cairan.
- Pasien dapat mengelola asupan cairan sesuai kebutuhan.
3. Gangguan Pola Tidur:
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidurnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Ajarkan teknik pengaturan energi dan aktivitas sesuai kapasitas.
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk manajemen CKD.
2. Kelebihan Volume Cairan:
- Kaji tanda-tanda kelebihan cairan (edema, peningkatan berat badan, sesak napas).
- Lakukan pembatasan asupan cairan dan natrium sesuai kebutuhan.
- Tingkatkan aktivitas fisik sesuai toleransi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk manajemen cairan.
3. Gangguan Pola Tidur:
- Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Terapkan intervensi non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur (lingkungan yang nyaman, relaksasi, pengaturan jadwal).
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk manajemen gejala fisik (sesak napas) yang mengganggu tidur.
- Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya telah menganalisis kondisi pasien yang dideskripsikan dan mengidentifikasi tiga diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai. Diagnosa-diagnosa tersebut mencakup intoleransi aktivitas, kelebihan volume cairan, dan gangguan pola tidur, yang semuanya terkait dengan kondisi Chronic Kidney Disease (CKD) yang dialami oleh pasien.
Untuk setiap diagnosa, saya telah menetapkan luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan diberikan. Luaran-luaran tersebut mencakup kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa kelelahan berlebih, mempertahankan berat badan dalam rentang yang diharapkan, dan mempertahankan pola tidur yang adekuat. Tujuan dari luaran-luaran ini adalah untuk membantu pasien beradaptasi dengan keterbatasan yang diakibatkan oleh kondisi CKD-nya dan meningkatkan kualitas hidup.
Selanjutnya, saya telah mengidentifikasi intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut. Intervensi-intervensi ini mencakup pengkajian yang komprehensif, edukasi, pemberian terapi oksigen, manajemen cairan dan natrium, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Tujuan dari intervensi-intervensi ini adalah untuk membantu pasien mengelola gejala-gejala yang muncul, meningkatkan kemampuan adaptasi, dan mencapai luaran yang diharapkan.
Keseluruhan pendekatan yang saya berikan ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien, dengan mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, dan sosial. Diharapkan, dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif ini, pasien dapat mencapai hasil yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 17397 | 17 May 2025
Klinis : Seorang perempuan 53 tahun dirawat di RS dengan CKD. Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, lemas, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan: BB 64 kg, TB 158 cm dan TD 140/100 mmHg, nadi 110×/menit, suhu 36,6 °C, RR 30×/menit, SaO? 90% terpasang oksigen 6 L/menit, edema pada tungkai (+). Data penunjang: cardiomegaly, ureum 351 mg/dL, hb 9,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Edema, Sekret yang berlebihan, Kelemahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor yang Berhubungan: Malnutrisi, Anemia, Ketidakseimbangan cairan.
3. Gangguan Pola Tidur
- Karakteristik Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- Faktor yang Berhubungan: Ketidaknyamanan fisik, Stres.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Kemampuan mengeluarkan sekret
- Suara napas yang bersih
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Indikator:
- Tidak ada sesak napas saat aktivitas
- Perubahan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Mampu melakukan aktivitas harian
3. Pola Tidur Membaik
- Indikator:
- Lama tidur dalam rentang normal
- Tidur yang berkualitas
- Tidak terjaga saat tidur
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Atur posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Lakukan suction sesuai kebutuhan
- Manajemen Ventilasi
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk adjustasi oksigen, ventilasi mekanik, atau bantuan pernapasan lainnya
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Manajemen Energi
- Identifikasi aktivitas yang dapat ditoleransi pasien
- Ajarkan teknik penghemat energi saat melakukan aktivitas
- Atur periode istirahat yang cukup
- Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang tepat
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
3. Pola Tidur Membaik
- Manajemen Kenyamanan
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur
- Berikan teknik relaksasi sebelum tidur
- Manajemen Stres
- Identifikasi sumber stres dan bantu pasien mengelolanya
- Ajarkan teknik manajemen stres
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pasien dengan CKD memiliki berbagai masalah kesehatan yang kompleks, sehingga diperlukan pendekatan asuhan keperawatan secara komprehensif. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan data pengkajian meliputi ketidakefektifan bersihan jalan napas, intoleransi aktivitas, dan gangguan pola tidur. Luaran yang diharapkan adalah mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, meningkatkan toleransi aktivitas, dan memperbaiki pola tidur pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, ventilasi, energi, nutrisi, kenyamanan, dan manajemen stres. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dengan CKD. -
Article No. 17398 | 17 May 2025
Klinis : Seorang perempuan 53 tahun dirawat di RS dengan CKD. Hasil pengkajian: pasien tampak sesak, lemas, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan: BB 64 kg, TB 158 cm dan TD 140/100 mmHg, nadi 110×/menit, suhu 36,6 °C, RR 30×/menit, SaO? 90% terpasang oksigen 6 L/menit, edema pada tungkai (+). Data penunjang: cardiomegaly, ureum 351 mg/dL, hb 9,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan retensi cairan isotonic yang disimpan dalam kompartemen cairan tubuh.
Penyebab: Penurunan fungsi ginjal, asupan cairan yang berlebihan, dan retensi natrium.
Gejala dan Tanda: Edema, sesak napas, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan berat badan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan, dan dispnea.
Gejala dan Tanda: Kelelahan, sesak napas, dan perubahan tanda-tanda vital.
3. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penyebab: Nyeri, cemas, dan gejala-gejala penyakit kronis.
Gejala dan Tanda: Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelebihan Volume Cairan:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada atau berkurangnya edema
- Pasien dapat bernapas dengan nyaman
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau dispnea saat beraktivitas
- Tanda-tanda vital dalam batas normal saat beraktivitas
3. Gangguan Pola Tidur:
- Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan puas
- Pasien merasa segar saat bangun tidur
- Tidak ada keluhan terkait gangguan tidur
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kelebihan Volume Cairan:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Batasi asupan cairan sesuai dengan kebutuhan
- Tingkatkan diuresis dengan pemberian diuretik sesuai instruksi dokter
- Ajarkan teknik relaksasi untuk menurunkan tekanan darah
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk mengatur diet rendah garam
2. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien
- Berikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien
- Ajarkan teknik pengaturan energi dalam beraktivitas
- Berikan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
3. Gangguan Pola Tidur:
- Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang memengaruhinya
- Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Berikan obat tidur sesuai instruksi dokter, jika diperlukan
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi gejala yang mengganggu tidur
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Pemilihan diagnosa keperawatan SDKI didasarkan pada gejala dan tanda-tanda klinis yang ditunjukkan oleh pasien, seperti sesak napas, edema, peningkatan tekanan darah, kelelahan, dan gangguan tidur. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kelebihan Volume Cairan, Intoleransi Aktivitas, dan Gangguan Pola Tidur. Masing-masing diagnosa memiliki definisi, penyebab, serta gejala dan tanda yang spesifik sesuai dengan kondisi pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan untuk setiap diagnosa keperawatan mencakup parameter-parameter klinis yang perlu dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Untuk Kelebihan Volume Cairan, diharapkan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada atau berkurangnya edema, dan pasien dapat bernapas dengan nyaman. Untuk Intoleransi Aktivitas, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau dispnea. Untuk Gangguan Pola Tidur, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyenyak dan puas, serta merasa segar saat bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup tindakan-tindakan spesifik untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi pada setiap diagnosa keperawatan. Untuk Kelebihan Volume Cairan, intervensi terfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pembatasan asupan cairan, peningkatan diuresis, manajemen tekanan darah, dan pengaturan diet. Untuk Intoleransi Aktivitas, intervensi mencakup pengkajian toleransi aktivitas, pemberian aktivitas sesuai kemampuan, pengajaran teknik pengaturan energi, dan kolaborasi dengan fisioterapis. Untuk Gangguan Pola Tidur, intervensi meliputi pengkajian pola tidur, penciptaan lingkungan tidur yang nyaman, pengajaran teknik relaksasi, pemberian obat tidur (jika diperlukan), dan kolaborasi dengan dokter. -
Article No. 17399 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak napas saat aktivitas. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, RR 24×/menit, nadi 60×/menit, vena jugularis membesar, bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Penurunan Curah Jantung". Pasien menunjukkan gejala sesak napas saat aktivitas, cepat lelah, nadi 60x/menit, vena jugularis membesar, dan bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG juga menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan, yang mengindikasikan penurunan kemampuan jantung dalam memompa darah secara efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan, pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik yang ditandai dengan penurunan tingkat sesak napas dan kelelahan.
2. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk frekuensi napas 12-20x/menit, nadi 60-100x/menit, dan tekanan darah dalam batas normal.
3. Pasien akan menunjukkan penurunan gejala perburukan gagal jantung, seperti pengurangan pembengkakan vena jugularis dan perbaikan suara jantung.
4. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan gejala.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara teratur, termasuk frekuensi napas, nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk membantu menurunkan kerja pernapasan.
3. Anjurkan pasien untuk melakukan latihan fisik yang teratur, seperti berjalan atau senam ringan, sesuai toleransi pasien.
4. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen gaya hidup, termasuk pembatasan asupan cairan, diet rendah garam, dan pengelolaan stres.
5. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perburukan kondisi dan kapan harus segera meminta bantuan medis.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan terapis, untuk memberikan perawatan komprehensif bagi pasien.
7. Monitor dan evaluasi efektivitas intervensi keperawatan secara berkala, serta lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Penurunan Curah Jantung" dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan adanya gangguan pada kemampuan jantung dalam memompa darah secara efektif. Sesak napas saat aktivitas, cepat lelah, nadi rendah, pembengkakan vena jugularis, dan bunyi jantung S2 tajam, serta hasil EKG yang menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan, semuanya mengarah pada kondisi penurunan curah jantung.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) mencakup peningkatan toleransi aktivitas fisik, stabilitas tanda-tanda vital, penurunan gejala perburukan gagal jantung, dan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan ini akan membantu pasien mencapai kondisi yang lebih stabil dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang direkomendasikan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, latihan fisik yang teratur, edukasi gaya hidup, kolaborasi tim kesehatan, serta evaluasi dan penyesuaian intervensi secara berkala. Intervensi ini bertujuan untuk mengelola gejala, meningkatkan fungsi jantung, dan membantu pasien dalam beradaptasi dengan kondisinya.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berbasis bukti, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kualitas hidupnya.