Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17497 | 18 May 2025
Klinis : Ds: pasien mengatakan kandung kemih terasa penuh. BAK hanya sedikit Do : darah di kantong kateter, urine 50 cc, riwayat prostat, pasien menggunakan kateter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien adalah Retensi Urin. Kondisi ini ditandai dengan pasien mengeluhkan kandung kemih yang terasa penuh dan hanya bisa mengeluarkan sedikit urine. Adanya darah di kantong kateter juga menunjukkan adanya masalah pada saluran kemih.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Buang Air Kecil Kembali Normal
- Pasien dapat berkemih secara normal tanpa bantuan kateter
- Volume urine yang dikeluarkan sesuai dengan asupan cairan
- Tidak ada keluhan rasa penuh di kandung kemih
2. Tidak Ada Komplikasi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih (demam, nyeri, disuria)
- Tidak ada kerusakan pada ginjal atau organ lain akibat retensi urin
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Eliminasi
- Monitor intake dan output cairan
- Auskultasi suara bising usus dan berikan nutrisi adekuat
- Bantu pasien berkemih secara teratur (jika perlu gunakan kateter intermiten)
- Jaga kebersihan area genital dan kantong urine
2. Manajemen Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi (suhu, nyeri, disuria)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik jika perlu
- Ganti kateter secara rutin dan jaga kebersihan alat
3. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan retensi urin
- Ajarkan pasien cara berkemih secara mandiri
- Motivasi pasien untuk meningkatkan intake cairan dan melakukan latihan otot dasar panggul
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat memulihkan pola berkemihnya secara normal dan tidak mengalami komplikasi akibat retensi urin yang dialaminya. Perawat berperan penting dalam memantau, mengintervensi, dan mengedukasi pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17498 | 18 May 2025
Klinis : Ds: pasien mengatakan kandung kemih terasa penuh. BAK hanya sedikit Do : darah di kantong kateter, urine 50 cc, riwayat prostat, pasien menggunakan kateter. Pasien dengan diagnosa CKD stage 5
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Gangguan Eliminasi Urin" (SDKI). Diagnosis ini tepat karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada adanya gangguan dalam proses eliminasi urin, seperti kandung kemih terasa penuh, volume urin yang sedikit, serta adanya darah dalam kantong kateter.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
2. Eliminasi Urin: Pasien dapat melakukan eliminasi urin secara efektif.
3. Integritas Membrane Mukosa: Membran mukosa kandung kemih pasien terjaga integritasnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau intake dan output cairan pasien secara ketat.
2. Kaji status cairan pasien, seperti tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan.
3. Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
4. Lakukan perawatan kateter sesuai prosedur, termasuk memantau adanya komplikasi.
5. Lakukan irigasi kandung kemih jika perlu untuk menghilangkan darah dan memfasilitasi pengosongan kandung kemih.
6. Edukasikan pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan mempertahankan eliminasi urin yang adekuat.
7. Kolaborasi dengan tim medis lain (misalnya dokter urologi) untuk mengatasi penyebab mendasar gangguan eliminasi urin, seperti pembesaran prostat.
8. Monitor fungsi ginjal pasien dan cegah komplikasi terkait penyakit ginjal kronis (CKD) stadium 5.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Eliminasi Urin" dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang jelas terkait dengan adanya masalah dalam proses eliminasi urin, seperti rasa penuh pada kandung kemih, volume urin yang sedikit, serta ditemukannya darah dalam kantong kateter. Kondisi ini perlu segera diatasi untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup tiga aspek utama, yaitu:
1. Keseimbangan Cairan: Hal ini penting untuk memastikan pasien tidak mengalami dehidrasi atau overload cairan, yang dapat memperburuk kondisi pasien.
2. Eliminasi Urin: Pasien harus dapat melakukan eliminasi urin secara efektif untuk mencegah stagnasi urin dan infeksi saluran kemih.
3. Integritas Membran Mukosa: Pemantauan terhadap integritas membran mukosa kandung kemih penting untuk mencegah komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi: pemantauan intake-output, penilaian status cairan, pemberian cairan, perawatan kateter, irigasi kandung kemih, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim medis lain. Semua intervensi ini bertujuan untuk mengatasi masalah eliminasi urin yang dialami pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut, terutama pada pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium 5. -
Article No. 17499 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (00007)**
**Penjelasan Singkat:**
Hipertermia adalah kondisi di mana suhu tubuh meningkat di atas rentang normal (?38°C) karena ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu secara efektif. Pada kasus ini, pasien mengalami peningkatan suhu tubuh (38,7°C) disertai keluhan badan terasa panas, lemas, bibir kering, dan penurunan nafsu makan.
---
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) – Kode 00007: Hipertermia**
**Definisi:** Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal.
**Karakteristik Mayor:**
- Suhu tubuh >38°C
- Kulit teraba hangat
- Peningkatan frekuensi pernapasan
- Takikardia
**Karakteristik Minor:**
- Kelelahan
- Anoreksia
- Dehidrasi (bibir kering)
- Gangguan tidur
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) – Kode 1401: Termoregulasi**
**Kriteria Hasil:**
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
2. Pasien tidak mengeluh badan panas.
3. Tanda vital stabil (nadi, tekanan darah, pernapasan dalam batas normal).
4. Bibir lembap dan tidak ada tanda dehidrasi.
5. Nafsu makan membaik.
6. Pasien dapat tidur dengan nyenyak.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – Kode 3920: Manajemen Hipertermia**
**Intervensi Keperawatan:**
1. **Monitor suhu tubuh** setiap 2–4 jam dan catat perkembangannya.
2. **Berikan kompres hangat/dingin** pada area lipatan tubuh (aksila, leher, selangkangan).
3. **Anjurkan asupan cairan yang adekuat** untuk mencegah dehidrasi.
4. **Lakukan tirah baring** untuk mengurangi peningkatan metabolisme.
5. **Kolaborasi pemberian antipiretik** sesuai indikasi medis.
6. **Ajarkan teknik relaksasi** untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas tidur.
7. **Pantau tanda-tanda dehidrasi** (turgor kulit, mukosa mulut, produksi urine).
---
**Kesimpulan:**
Pasien memerlukan intervensi keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh, mempertahankan keseimbangan cairan, dan meningkatkan kenyamanan. Pemantauan ketat terhadap tanda vital dan respons terapi diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
*(Sumber: PPNI, 2017 – Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia)* -
Article No. 17500 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Hipertermia (00007)
Definisi SDKI:
Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Luaran SLKI:
Termoregulasi (0800)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.
Intervensi SIKI:
Manajemen Demam (6480)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan atau mengontrol suhu tubuh yang di atas normal.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal (hipertermia) dengan suhu 38,7°C. Hal ini dapat disebabkan oleh proses infeksi atau lainnya. Perawatan yang diperlukan adalah manajemen demam, seperti pemberian obat penurun demam, kompres hangat, dan tindakan untuk mempertahankan atau menurunkan suhu tubuh pasien.
Selain itu, pasien juga mengalami gejala lain seperti nafsu makan menurun, lemah, bibir kering, dan kesulitan tidur. Tanda-tanda ini dapat terkait dengan hipertermia yang dialami pasien. Perawatan yang diperlukan juga mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian nutrisi yang cukup, dan manajemen istirahat/tidur. -
Article No. 17501 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi/proses patologis, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38,5°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal, diharapkan pasien dapat mencapai suhu tubuh 36,5-37,5°C.
2. Pola nutrisi membaik, diharapkan pasien dapat meningkatkan asupan makan menjadi 3 kali sehari dengan porsi yang cukup.
3. Kenyamanan tidur membaik, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam per hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
a. Kaji tanda dan gejala hipertermia secara komprehensif.
b. Pantau suhu tubuh pasien secara rutin.
c. Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
d. Berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat penurun demam.
2. Manajemen Nutrisi
a. Kaji pola makan dan asupan nutrisi pasien.
b. Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang cukup saat sakit.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
d. Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan makan.
3. Manajemen Tidur
a. Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang mengganggu tidur.
b. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi stimulasi berlebihan.
c. Anjurkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu tidur.
d. Berikan obat tidur jika diperlukan, sesuai kolaborasi dengan dokter.
Penjelasan rinci:
Pasien mengalami hipertermia (suhu tubuh di atas 38,5°C) yang berhubungan dengan proses infeksi atau patologis. Hal ini ditandai dengan keluhan seluruh badan terasa panas, suhu tubuh 38,7°C, serta penurunan nafsu makan dan rasa lemas. Selain itu, pasien juga mengeluhkan kesulitan tidur. Tujuan asuhan keperawatan adalah mencapai suhu tubuh normal, perbaikan pola nutrisi, dan kenyamanan tidur pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen hipertermia (dengan kompres, pemberian cairan, dan kolaborasi pemberian obat penurun demam), manajemen nutrisi (dengan edukasi, perencanaan diet, dan motivasi peningkatan asupan makan), serta manajemen tidur (dengan pengaturan lingkungan, teknik relaksasi, dan pemberian obat tidur jika diperlukan). Semua intervensi ini dilakukan secara komprehensif untuk mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 17502 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko malnutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat ditandai dengan albumin 2,7 gr/dL.
- SDKI: Risiko malnutrisi (00039)
- SLKI: Peningkatan Intake Nutrisi (L05020)
- SIKI: Manajemen Nutrisi (I0110)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan status imun ditandai dengan CD4 140 sel/mm³.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (L06010)
- SIKI: Manajemen Energi (I0170)
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun ditandai dengan viral load 27.000 copies/mL.
- SDKI: Risiko Infeksi (00004)
- SLKI: Pencegahan Infeksi (L01010)
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi (I0200)
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan Definisi:
1. Risiko malnutrisi (00039): Keadaan klien yang berisiko mengalami penurunan berat badan, kehilangan massa otot, dan penurunan intake nutrisi yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang mengakibatkan kelelahan.
3. Risiko Infeksi (00004): Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan. -
Article No. 17503 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Data Laboratorium dan Standar PPNI)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Sistem Imun (SDKI Code: 00004)**
**Subdomain:** Perlindungan (Code: 0021)
**Fokus:** Respon Imun (Code: 070201)
**Penjelasan:**
- **CD4: 140 sel/mm³** (Immunosupresi berat, kriteria WHO: <200 sel/mm³) dan **Viral Load: 27.000 copies/mL** menunjukkan replikasi virus HIV aktif, meningkatkan risiko infeksi oportunistik.
- **Kriteria Mayor:** Penurunan sel T CD4+, peningkatan viral load, dan risiko infeksi sekunder.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 070201:** Respon imun membaik (target: CD4 meningkat, viral load turun).
- Indikator:
- Pasien bebas infeksi oportunistik (SLKI Code: 07020101).
- Nilai CD4 dalam rentang aman (>200 sel/mm³) (SLKI Code: 07020103).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 4200:** Manajemen Sistem Imun
- Edukasi pencegahan infeksi (SIKI Code: 420004).
- Pemantauan tanda infeksi (SIKI Code: 420002).
- Kolaborasi pemberian ARV (SIKI Code: 420008).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Subdomain:** Nutrisi (Code: 0011)
**Fokus:** Asupan Nutrisi (Code: 050101)
**Penjelasan:**
- **Hb: 9,3 gr/dL** (anemia) dan **Albumin: 2,7 gr/dL** (hipoalbuminemia) menunjukkan malnutrisi dan risiko gangguan penyembuhan luka.
- **Kriteria Mayor:** Penurunan albumin, anemia, dan kelemahan fisik.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 050101:** Status nutrisi membaik (target: Hb >12 gr/dL, albumin >3,5 gr/dL).
- Indikator:
- Peningkatan berat badan (SLKI Code: 05010101).
- Nilai laboratorium dalam rentang normal (SLKI Code: 05010104).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 1100:** Manajemen Nutrisi
- Suplementasi nutrisi tinggi protein (SIKI Code: 110004).
- Pemantauan asupan kalori/hari (SIKI Code: 110002).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00005)**
**Subdomain:** Perlindungan (Code: 0021)
**Fokus:** Kontrol Infeksi (Code: 070202)
**Penjelasan:**
- **CD4 rendah** dan **hipoalbuminemia** meningkatkan kerentanan infeksi meskipun **sputum negatif TB**.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 070202:** Risiko infeksi terkendali (target: tidak ada gejala infeksi).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 3500:** Pencegahan Infeksi
- Cuci tangan steril (SIKI Code: 350002).
- Hindari kontak dengan sumber infeksi (SIKI Code: 350006).
---
### **Catatan Akademik:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menetapkan diagnosa berbasis NANDA-I yang diadaptasi PPNI.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** mengacu pada *Nursing Outcomes Classification (NOC)*.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** merujuk pada *Nursing Interventions Classification (NIC)*.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1*.
*(Format RTF tersedia sesuai permintaan.)* -
Article No. 17504 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi laboratorium yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki kondisi berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B20
- Deskripsi: Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Penjelasan:
- Nilai CD4 yang rendah (140 sel/mm³) dan viral load yang tinggi (27.000 copies/mL) menunjukkan adanya infeksi HIV pada pasien.
- Sel CD4 kurang dari 200 sel/mm³ mengindikasikan infeksi HIV tahap lanjut atau AIDS.
- Kondisi ini sesuai dengan kode ICD-10 B20 untuk Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.59
- Deskripsi: Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
- Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, termasuk CD4, viral load, hemoglobin, albumin, dan glukosa darah sewaktu, dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 90.59 untuk Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Tes sputum yang negatif untuk tuberkulosis juga merupakan bagian dari pemeriksaan laboratorium yang dapat dikodekan dengan kode ini.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 B20 untuk Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan kode ICD-9-CM 90.59 untuk Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain, dapat digunakan untuk mencatat dan mengkodekan kondisi pasien berdasarkan informasi laboratorium yang diberikan. -
Article No. 17505 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan malnutrisi dan penurunan massa otot yang ditandai dengan CD4 rendah (140 sel/mm³) dan albumin rendah (2,7 gr/dL).
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun yang ditandai dengan CD4 rendah (140 sel/mm³) dan viral load tinggi (27.000 copies/mL).
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat yang ditandai dengan Hb rendah (9,3 gr/dL) dan albumin rendah (2,7 gr/dL).
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas: Pasien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Risiko Infeksi: Pasien akan bebas dari infeksi selama masa perawatan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien akan mencapai berat badan ideal dan mempertahankan kadar albumin dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
b. Berikan pelatihan aktivitas bertingkat untuk meningkatkan toleransi secara bertahap.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi.
d. Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait pentingnya aktivitas dan nutrisi yang adekuat.
2. Risiko Infeksi:
a. Kaji tanda-tanda infeksi secara berkala.
b. Berikan intervensi untuk mencegah infeksi, seperti perawatan luka, higiene, dan pemberian antibiotik sesuai indikasi.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memonitor dan mengelola infeksi secara komprehensif.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Kaji status nutrisi pasien secara berkala, termasuk berat badan, asupan makanan, dan laboratorium.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan mengevaluasi program nutrisi yang sesuai.
c. Berikan makanan atau suplemen nutrisi yang kaya nutrisi dan kalori untuk meningkatkan asupan.
d. Pantau dan evaluasi perubahan status nutrisi pasien secara teratur.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatannya secara optimal. -
Article No. 17506 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Data Laboratorium dan Standar PPNI)*
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Sistem Imun (SDKI Code: 00004)**
**Penjelasan:**
- **Subjektif/Objektif:** Kadar CD4 **140 sel/mm³** (imunosupresi berat; nilai normal: 500–1600 sel/mm³), viral load **27.000 copies/mL** (indikasi replikasi HIV aktif), dan albumin **2,7 gr/dL** (hipoalbuminemia mengindikasikan malnutrisi atau inflamasi kronis).
- **Fokus:** Penurunan fungsi imun meningkatkan risiko infeksi oportunistik.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1401:** *Peningkatan jumlah sel CD4* (Target: CD4 >200 sel/mm³).
- **Kode SLKI 1403:** *Penurunan viral load* (Target: <1.000 copies/mL).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 4200:** *Manajemen Sistem Imun* (termasuk edukasi pencegahan infeksi).
- **Kode SIKI 2410:** *Pemantauan Tanda Infeksi* (observasi demam, lesi oral, dll.).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00005)**
**Penjelasan:**
- **Rasional:** CD4 <200 sel/mm³ dan viral load tinggi meningkatkan kerentanan terhadap infeksi oportunistik (misal: pneumonia, kandidiasis), meskipun tes sputum TB negatif.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1501:** *Tidak terjadi infeksi* (bebas demam, lesi, atau gejala infeksi).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 2410:** *Pemantauan Tanda Infeksi* (seperti di atas).
- **Kode SIKI 3520:** *Edukasi Kebersihan Diri* (cuci tangan, hindari kerumunan).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Penjelasan:**
- **Subjektif/Objektif:** Albumin **2,7 gr/dL** (normal: 3,5–5,5 gr/dL) dan Hb **9,3 gr/dL** (anemia). Menunjukkan malnutrisi protein-energi, yang memperburuk imunosupresi.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1202:** *Peningkatan asupan nutrisi* (target albumin ?3,0 gr/dL).
- **Kode SLKI 1203:** *Peningkatan kadar hemoglobin* (target Hb >10 gr/dL).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 2120:** *Manajemen Nutrisi* (konsultasi gizi, diet tinggi protein).
- **Kode SIKI 2140:** *Suplementasi Nutrisi* (jika diperlukan).
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Fatigue (SDKI Code: 00034)**
**Penjelasan:**
- **Rasional:** Anemia (Hb 9,3 gr/dL) dan hipoalbuminemia menyebabkan kelemahan fisik, mengurangi toleransi aktivitas.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 0403:** *Peningkatan energi* (pasien melaporkan penurunan fatigue).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 1440:** *Manajemen Fatigue* (pengaturan aktivitas, istirahat adekuat).
---
### **Catatan Akademis:**
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** mengacu pada *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia* (PPNI, 2017–2020).
- **Pendekatan Holistik:** Intervensi harus mencakup kolaborasi dengan dokter (misal: terapi ARV untuk viral load) dan ahli gizi.
- **Evaluasi:** Pemantauan laboratorium serial (CD4, viral load, albumin) diperlukan untuk menilai efektivitas intervensi.
*(Format RTF siap dicetak/digunakan dalam dokumentasi keperawatan.)*