Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17464 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh seluruh badan terasa panas, suhu tubuh 38,7°C, penurunan nafsu makan, lemas, dan bibir kering, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi (bakterial atau viral) ditandai dengan suhu tubuh >38°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal:
- Suhu tubuh 36,5-37,5°C
- Nadi 60-100 x/menit
- Respirasi 12-20 x/menit
- Tekanan darah 120/80 mmHg
2. Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
3. Pasien menunjukkan peningkatan kebugaran/energi
4. Mukosa bibir lembab
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Motivasi pasien untuk makan makanan yang bergizi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien
3. Manajemen Energi
- Observasi tanda-tanda penurunan energi pada pasien
- Anjurkan pasien untuk beristirahat cukup
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
4. Perawatan Mulut
- Bersihkan mulut dan bibir pasien secara teratur
- Berikan pelembab bibir untuk menjaga kelembaban
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tanda-tanda vital dalam batas normal, peningkatan nafsu makan, peningkatan energi, dan mukosa bibir yang lembab. -
Article No. 17465 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diuraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Kode: 00007
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (80026)
Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
2. Manajemen Nutrisi (80030)
Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi.
3. Manajemen Tidur (80037)
Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (38,7°C), disertai gejala lemas, tidak nafsu makan, dan sulit tidur. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Hipertermia (00007). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen hipertermia untuk menurunkan suhu tubuh, manajemen nutrisi untuk meningkatkan asupan nutrisi, dan manajemen tidur untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur pasien. -
Article No. 17466 | 18 May 2025
Klinis : , laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B20 (Human immunodeficiency virus [HIV] disease)
- Deskripsi: Kondisi ini menunjukkan diagnosis infeksi HIV pada Tn. F, yang dikonfirmasi dengan hasil tes positif HIV 6 bulan lalu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.59 (Unspecified human immunodeficiency virus [HIV] counseling and testing)
- Deskripsi: Kode ini dapat digunakan untuk prosedur konseling dan tes HIV pada Tn. F, yang telah didiagnosis HIV positif sebelumnya.
Selain itu, berdasarkan gejala dan temuan lainnya, berikut kemungkinan kode ICD-10 tambahan yang dapat dipertimbangkan:
- R50.9 (Fever, unspecified) untuk gejala demam
- R22.9 (Localized swelling, mass and lump, unspecified) untuk luka di sudut bibir dan sariawan
- R63.4 (Abnormal weight loss) untuk penurunan berat badan drastis
- R19.7 (Diarrhea, unspecified) untuk gejala diare cair
- R05 (Cough) untuk gejala batuk kering
- J15.9 (Unspecified bacterial pneumonia) untuk temuan pneumonia interstisial pada pemeriksaan radiologi
- E46 (Unspecified protein-calorie malnutrition) untuk kondisi malnutrisi yang ditunjukkan dengan hipoalbuminemia
- F32.0 (Mild depressive episode) untuk gejala depresi ringan
Perlu diperhatikan bahwa kode-kode ini harus digunakan secara komprehensif untuk merefleksikan seluruh kondisi dan komplikasi yang dialami oleh Tn. F. Selain itu, pengkodean yang lengkap dan akurat akan membantu dalam perencanaan perawatan yang tepat dan pencatatan data medis yang baik. -
Article No. 17467 | 18 May 2025
Klinis : , laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk Kasus Tn. F:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infeksi paru (kode SDKI: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan tidak adekuat (kode SDKI: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun (kode SDKI: 00004)
Definisi: Meningkatnya risiko terinfeksi organisme patogen.
4. Koping tidak efektif berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial (kode SDKI: 00069)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan adaptasi kognitif dan perilaku untuk mengatasi stresor secara efektif.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia)
- Merupakan acuan baku dalam menentukan diagnosa keperawatan di Indonesia.
- Kode SDKI pada contoh kasus di atas adalah 00032, 00002, 00004, dan 00069.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan acuan baku dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Setiap diagnosa keperawatan memiliki SLKI yang spesifik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan acuan baku dalam menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Setiap diagnosa keperawatan memiliki SIKI yang spesifik.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpedoman pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 17468 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan karena lidah terasa pahit dan mual, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007) (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas tingkat normal.
Kode: 00007
Domain: Fisiologis Kompleks
Kelas: Termoregulasi
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002) (SDKI)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode: 00002
Domain: Nutrisi
Kelas: Intake Nutrisi
3. Gangguan Pola Tidur (00198) (SDKI)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Kode: 00198
Domain: Kenyamanan
Kelas: Kenyamanan Fisik
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menentukan diagnosa keperawatan yang baku dan dapat diterapkan di seluruh Indonesia. Setiap diagnosa keperawatan memiliki definisi, kode, domain, dan kelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Setiap luaran keperawatan memiliki definisi, kode, domain, dan kelas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Setiap intervensi keperawatan memiliki definisi, kode, domain, dan kelas. -
Article No. 17469 | 18 May 2025
Klinis : Tn. F berusia 40 tahun, laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tn. F:
1. Malnutrisi Kronis berhubungan dengan penurunan asupan makanan yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan, anoreksia, dan penyakit kronis (HIV/AIDS).
2. Defisiensi Cairan berhubungan dengan diare kronis yang ditandai dengan peningkatan frekuensi dan volume diare, dehidrasi, dan elektrolit tidak seimbang.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan kelelahan, penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, dan napas pendek saat beraktivitas.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun dan faktor risiko (HIV/AIDS, kurangnya perawatan kesehatan, kondisi lingkungan) yang ditandai dengan peningkatan risiko infeksi oportunistik.
5. Gangguan Harga Diri Kronis berhubungan dengan penerimaan diri yang buruk, perasaan tidak berdaya, dan isolasi sosial yang ditandai dengan penarikan diri, pesimisme, dan kecemasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Malnutrisi Kronis: Asupan Makanan Adekuat, Berat Badan Meningkat, Fungsi Imun Membaik.
2. Defisiensi Cairan: Keseimbangan Cairan Terpelihara, Dehidrasi Teratasi, Tekanan Darah Membaik.
3. Intoleransi Aktivitas: Toleransi Aktivitas Meningkat, Kelelahan Menurun, Kemampuan Merawat Diri Membaik.
4. Risiko Infeksi: Tidak Terjadi Infeksi Oportunistik, Angka Hitung CD4 Meningkat, Gejala Infeksi Menurun.
5. Gangguan Harga Diri Kronis: Harga Diri Meningkat, Kecemasan dan Depresi Menurun, Partisipasi Sosial Membaik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Malnutrisi Kronis:
- Lakukan asesmen gizi yang komprehensif
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang adekuat
- Monitor asupan makanan dan berat badan secara teratur
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi ODHA
- Motivasi Tn. F untuk meningkatkan asupan makanan
2. Defisiensi Cairan:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan cairan masuk-keluar
- Berikan terapi cairan intravena sesuai kebutuhan
- Anjurkan Tn. F untuk meningkatkan asupan cairan oral
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antidiare jika diperlukan
- Edukasi Tn. F tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
3. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan asesmen tingkat aktivitas dan kemampuan fungsional Tn. F
- Susun rencana aktivitas yang bertahap dan sesuai dengan kondisi Tn. F
- Ajarkan teknik-teknik penghemat energi dalam melakukan aktivitas
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi yang tepat
4. Risiko Infeksi:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi secara ketat
- Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi dan gejala infeksi
- Koordinasi dengan tim kesehatan untuk pemberian terapi antivirus dan profilaksis
- Fasilitasi Tn. F untuk melakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin
- Bantu Tn. F untuk meningkatkan kepatuhan terhadap terapi ARV
5. Gangguan Harga Diri Kronis:
- Lakukan asesmen kondisi psikososial dan penerimaan diri Tn. F
- Berikan konseling dan terapi kognitif-perilaku untuk meningkatkan harga diri
- Libatkan Tn. F dalam aktivitas sosial dan kelompok dukungan ODHA
- Berikan dukungan emosional dan penerimaan yang tidak menghakimi
- Kolaborasi dengan psikolog atau pekerja sosial untuk intervensi yang komprehensif
Penjelasan ini diberikan dengan pendekatan akademis dan perspektif pakar keperawatan, dengan harapan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi Tn. F. -
Article No. 17470 | 18 May 2025
Klinis : Tn. F berusia 40 tahun, laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus Tn. F berdasarkan data klinis yang disajikan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh** *(SDKI Code: D.0006)*
**Penjelasan:**
Kondisi ini terkait dengan penurunan berat badan drastis (8 kg dalam 2 bulan), hipoalbuminemia (albumin 2,7 gr/dL), anoreksia, diare kronis, dan lesi mukosa oral (sariawan). Faktor penyebab meliputi infeksi oportunistik (HIV dengan CD4 rendah), malabsorpsi, dan efek samping ARV.
**SLKI (Luaran):**
- **L.0402: Status Nutrisi**
Kriteria evaluasi: Peningkatan asupan oral, berat badan stabil, albumin >3,5 gr/dL.
**SIKI (Intervensi):**
- **I.0402: Manajemen Nutrisi**
Tindakan:
- Kolaborasi pemberian suplemen nutrisi tinggi protein/kalori.
- Edukasi diet kecil sering dan mudah dicerna.
- Pemantauan berat badan dan laboratorium (albumin, Hb).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi** *(SDKI Code: D.0028)*
**Penjelasan:**
Risiko tinggi infeksi sekunder akibat imunosupresi (CD4 140 sel/mm³, viral load tinggi), pneumonia interstisial, dan riwayat penggunaan narkoba suntik.
**SLKI:**
- **L.2801: Kontrol Infeksi**
Kriteria: Tidak ada tanda infeksi baru (demam, leukositosis).
**SIKI:**
- **I.0028: Pencegahan Infeksi**
Tindakan:
- Isolasi protektif (jika diperlukan).
- Edukasi kebersihan tangan dan lingkungan.
- Pemantauan TTV dan tanda sistemik infeksi.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas** *(SDKI Code: D.0010)*
**Penjelasan:**
Dispnea (RR 26x/menit), SpO2 92%, dan temuan radiologis pneumonia interstisial mengindikasikan hipoksemia sekunder akibat infeksi oportunistik.
**SLKI:**
- **L.1001: Fungsi Pernapasan**
Kriteria: SpO2 ?95%, RR 12–20x/menit.
**SIKI:**
- **I.0010: Manajemen Jalan Napas**
Tindakan:
- Pemberian oksigen tambahan.
- Fisioterapi dada (jika indikasi).
- Pemantauan analisis gas darah.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Isolasi Sosial** *(SDKI Code: D.0034)*
**Penjelasan:**
Tn. F mengalami penarikan diri, putus komunikasi dengan keluarga, dan ketakutan akan stigma HIV. Didukung oleh riwayat depresi (insomnia, pesimisme).
**SLKI:**
- **L.3401: Interaksi Sosial**
Kriteria: Pasien mampu mengidentifikasi dukungan sosial (LSM, kelompok sebaya).
**SIKI:**
- **I.0034: Dukungan Sosial**
Tindakan:
- Kolaborasi dengan pekerja sosial/LSM.
- Terapi kognitif-perilaku untuk kecemasan.
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Ketidakpatuhan Terapi ARV** *(SDKI Code: D.0026)*
**Penjelasan:**
Ketidakteraturan kontrol dan terapi ARV akibat mobilitas tinggi, kurangnya dukungan keluarga, dan keterbatasan finansial.
**SLKI:**
- **L.2601: Kepatuhan Pengobatan**
Kriteria: Pasien menyatakan komitmen untuk kontrol rutin.
**SIKI:**
- **I.0026: Edukasi Kepatuhan**
Tindakan:
- Edukasi *pill reminder* dan efek samping ARV.
- Rujuk ke program *community adherence support*.
---
### **Catatan Akademik:**
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada stabilisasi nutrisi, infeksi, dan dukungan psikososial.
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** mengacu pada *Panduan PPNI Edisi 2018*.
- **Kolaborasi multidisiplin** (dokter, gizi, psikolog) diperlukan untuk manajemen komprehensif.
Semua intervensi harus didokumentasikan secara holistik dengan pendekatan *patient-centered care*. -
Article No. 17471 | 18 May 2025
Klinis : Tn. F berusia 40 tahun, laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Tn. F:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi (kode SDKI: 00004)
- Definisi: Rentan terhadap serangan patogen atau organisme yang dapat menyebabkan penyakit, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Tindakan untuk Menurunkan Risiko Infeksi (kode SLKI: 22001)
- SIKI: Manajemen Infeksi (kode SIKI: 22001)
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (kode SDKI: 00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tindakan untuk Manajemen Nutrisi (kode SLKI: 23001)
- SIKI: Manajemen Nutrisi (kode SIKI: 23001)
3. Intoleransi aktivitas (kode SDKI: 00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
- SLKI: Tindakan untuk Peningkatan Aktivitas (kode SLKI: 31001)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (kode SIKI: 31001)
4. Koping tidak efektif (kode SDKI: 00069)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk beradaptasi secara konstruktif terhadap stressor atau perubahan dalam kehidupan.
- SLKI: Tindakan untuk Fasilitasi Koping (kode SLKI: 40001)
- SIKI: Manajemen Koping (kode SIKI: 40001)
Penjelasan singkat:
1. Risiko infeksi: Tn. F memiliki risiko infeksi yang tinggi karena status HIV-nya, ditandai dengan penurunan sistem imun (CD4 rendah) dan infeksi oportunistik (pneumonia).
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Tn. F mengalami penurunan berat badan drastis, diare, dan penurunan nafsu makan, yang menunjukkan ketidakseimbangan nutrisi.
3. Intoleransi aktivitas: Tn. F mengalami kelelahan dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin akibat kondisi kesehatannya.
4. Koping tidak efektif: Tn. F menunjukkan gejala depresi ringan, menarik diri, dan takut dikucilkan, yang menunjukkan koping yang tidak efektif dalam menghadapi penyakitnya. -
Article No. 17472 | 18 May 2025
Klinis : Tn. A usia 65 tahun dikaji tanggal 24 Maret 2025 dengan pendidikan Sarjana bekerja sebagai pensiunan guru masuk RS pada tanggal 23 Maret 2025 di rawat dengan diagnosa Asma di Mina (no CM.0050). Penanggung jawab klien adalah Ny. H, umur 55 tahun dengan pendidikan sarjana dan masih aktif sebagai guru. Klien mengatakan sudah 4 tahun di diagnosa asma. Menurut penuturan kira-kira 2 hari sebelum dibawa ke RS, klien mengeluh sesak nafas yang sangat mengganggu dan merasa lemas, tidak nafsu makan. Klien juga mengeluh nyeri dada yang sangat hebat sampai klien tidak bisa melakukan aktivitas apapun, karena keluarga dan klien sangat takut akhirnya pada tanggal 23 Maret 2025, klien dibawa ke RS Aisyiah Surakarta dan harus di rawat inap. Saat dikaji pada jam 10.00 klien berada di Ruang Mina. Klien tampak lemah berbaring di tempat tidur. Klien masih mengeluh sesak nafas, di hidung terpasang nasal kanul 2 l/mnt. Keluarga mengatakan klien belum mau makan karena merasa nyeri dada, batuk dan sesak nafas, saat dikaji klien mengatakan nyeri dada di sebelah kiri, dengan skala nyeri 4, nyeri seperti di tusuk-tusuk, apabila untuk duduk berkurang nyerinya, keluarga klien juga melaporkan bahwa klien sebelumnya sudah pernah masuk RS dikarenakan Asma Bronkhial. Tepatnya 6 bulan yang lalu, data dari catatan medis hasil pemeriksaaan Rongent terdapat penyempitan pada bagian bronkus. Pemeriksaan fisik bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, pertumbuhan bulu hidung merata, bentuk dada simetris, irama napas tidak teratur, ada pernapasan cuping hidung, ada retraksi otot pada dada saat bernapas, pergerakan dada simetris kiri dan kanan, bunyi paru anveasikuler, frekuensi nafas 30 x/mnt, tidak ada nyeri tekan pada tulang hidung, tidak krepitasi pada dada, ada nyeri tekan pada dada, saat diperkuasi suara hiper sonor, terdapat suara tambahan wheezing. Tidak ada edema pada ekstremitas maupun pada palpebra dan wajah tidak ada asinosis pada bibir dan sekitar ujung kuku. Capilari Refil Time (Ctr) kurang dari 3 detik, kulit teraba hangat, suhu 38 derajat celcius. Tidak ada peningkatan JVP, tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 90 x/mnt, nadi teraba kuat dan teratur. Pada saat auskultasi bunyi jantung murni iregular, tidak ada mur-mur, perkusi jantung perkak. Bentuk dada simetris, mukosa bibir tampak kering, warna bibir pucat, terdapat bau mulut, gigi tampak kotor, lidah bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada pembesaran tonsil, bentuk abdomen datarm perut tidak kembung, bising usus 8 x/mnt, tidak ada nyeri tekan pada epigastrium.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI dengan kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Nyeri Akut
SDKI Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
3. Gangguan Pertukaran Gas
SDKI Kode: 00030
Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi alveolar, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi atau ventilasi yang adekuat.
SLKI:
1. Penatalaksanaan Jalan Napas
Kode: 05050
Definisi: Tindakan perawatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan untuk bernapas secara efektif.
2. Manajemen Nyeri
Kode: 01400
Definisi: Tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dialami klien.
3. Tatalaksana Ventilasi
Kode: 05051
Definisi: Tindakan perawatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi yang adekuat.
SIKI:
1. Oksigenasi
Kode: I0108
Definisi: Intervensi untuk meningkatkan atau mempertahankan kadar oksigen dalam darah untuk mencegah atau mengatasi hipoksia.
2. Manajemen Nyeri
Kode: I0703
Definisi: Intervensi untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien.
3. Monitoring Respirasi
Kode: I0910
Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi dan memantau fungsi pernapasan klien. -
Article No. 17473 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan karena lidah terasa pahit dan mual, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur, berat pasien 56 tinggi pasien 167
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda jelaskan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (D.0054)
SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
SLKI: Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
SIKI: Manajemen Hipertermia
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (D.0013)
SDKI: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Mempertahankan status nutrisi yang optimal.
SIKI: Manajemen Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Insomnia (D.0047)
SDKI: Sulit untuk memulai atau mempertahankan tidur.
SLKI: Mempertahankan pola tidur yang adekuat.
SIKI: Manajemen Insomnia
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia (D.0054)
- Kode SDKI: D.0054
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Kode SLKI: Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
- Kode SIKI: Manajemen Hipertermia
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (D.0013)
- Kode SDKI: D.0013
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kode SLKI: Mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- Kode SIKI: Manajemen Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Insomnia (D.0047)
- Kode SDKI: D.0047
- Definisi: Sulit untuk memulai atau mempertahankan tidur.
- Kode SLKI: Mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Kode SIKI: Manajemen Insomnia
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia, Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Insomnia. Penjelasan singkat mengenai masing-masing diagnosa dan kodenya telah diuraikan di atas.