Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17454 | 18 May 2025
Klinis : pemasangan keteter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemasangan kateter.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (00004)
Definisi SDKI:
Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Definisi SLKI:
Risiko Infeksi: Kondisi individu yang rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Definisi SIKI:
Risiko Infeksi: Kondisi individu yang rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan:
Pemasangan kateter meningkatkan risiko infeksi karena prosedur tersebut dapat menyebabkan patogen masuk ke dalam sistem saluran kemih. Infeksi saluran kemih adalah komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan kateter menetap. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Risiko Infeksi" dengan kode 00004 sesuai dengan NANDA-I.
Perawat harus melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi, seperti memastikan teknik aseptik saat pemasangan kateter, melakukan perawatan kateter secara rutin, dan memantau tanda-tanda infeksi. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pasien. -
Article No. 17455 | 18 May 2025
Klinis : bladder irigasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi bladder irigasi, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengkompromikan kesehatan.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047)
- Definisi: Rentan terhadap kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
3. Ketidakefektifan Pola Eliminasi Urin (00016)
- Definisi: Gangguan dalam pengeluaran urin.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Kode: 00004, 00047, 00016
- Definisi:
- Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengkompromikan kesehatan.
- Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Rentan terhadap kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Ketidakefektifan Pola Eliminasi Urin: Gangguan dalam pengeluaran urin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Kode: 1802, 1101, 0600
- Definisi:
- Kontrol Infeksi: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Integritas Kulit: Kondisi epidermis dan dermis yang utuh.
- Keseimbangan Cairan: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Kode: 3440, 3660, 0590
- Definisi:
- Perawatan Irigasi Vesika Urinaria: Tindakan untuk membersihkan kandung kemih melalui irigasi.
- Perawatan Luka: Tindakan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit.
- Manajemen Cairan: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.
Secara singkat, kondisi bladder irigasi dapat menyebabkan risiko infeksi, risiko kerusakan integritas kulit, dan ketidakefektifan pola eliminasi urin. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan irigasi vesika urinaria, perawatan luka, dan manajemen cairan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 17456 | 18 May 2025
Klinis : resiko perdarahan dengan intervensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons yang Anda minta dalam format RTF dengan gaya akademis dan persona pakar keperawatan:
---
**Diagnosa Keperawatan:**
**Resiko Perdarahan** (Kode: **00004**)
**Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:**
1. **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi:** Peningkatan kerentanan terhadap kehilangan darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- **Faktor Risiko:** Gangguan koagulasi, trauma, prosedur invasif, atau kondisi patologis (misalnya trombositopenia, hemofilia).
- **Kode SDKI:** **00004** (Resiko Perdarahan).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Luaran yang Diharapkan:**
- Klien mempertahankan parameter hemodinamik stabil (TD, nadi, Hb dalam rentang normal).
- Tidak ada tanda perdarahan aktif (hematoma, petekie, epistaksis).
- **Indikator SLKI:**
- **Kode L.04001:** Tanda vital stabil.
- **Kode L.04002:** Tidak ada manifestasi perdarahan.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Intervensi Utama:**
- **Memantau Risiko Perdarahan** (Kode **I.04001**): Observasi tanda vital, nilai laboratorium (Hb, trombosit), dan tanda perdarahan.
- **Edukasi Pencegahan Perdarahan** (Kode **I.04003**): Hindari aktivitas berisiko trauma, penggunaan sikat gigi lembut, hindari obat antiplatelet.
- **Manajemen Perdarahan** (Kode **I.04004**): Teknik penekanan luka, kompres dingin, kolaborasi pemberian transfusi jika diperlukan.
**Rasionalisasi Akademis:**
Resiko perdarahan memerlukan pendekatan berbasis bukti dengan fokus pada *early detection* dan pencegahan. Intervensi keperawatan harus mencakup pemantauan ketat, edukasi klien, dan kolaborasi multidisiplin untuk meminimalkan komplikasi.
---
Format RTF dapat disimpan dengan ekstensi `.rtf` dan mempertahankan struktur di atas untuk keperluan dokumentasi klinis atau akademik. -
Article No. 17457 | 18 May 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi hipertensi yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
2. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (00200)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kesehatan (1850)
Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
2. Fungsi Serebral (0905)
Definisi: Kemampuan otak untuk melakukan aktivitas mental dan fisik yang diperlukan untuk bertahan hidup dan beradaptasi.
3. Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi (6730)
Definisi: Membantu klien untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah tinggi.
2. Terapi Oksigen (3320)
Definisi: Memberikan oksigen tambahan untuk meningkatkan suplai oksigen ke jaringan.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi: Membantu klien untuk merencanakan, melakukan, dan mempertahankan aktivitas yang optimal.
Kode-kode tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi hipertensi. Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan pendekatan ini untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur. -
Article No. 17458 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (tidak ada):
Pada kasus ini, tidak terdapat prosedur atau tindakan medis yang perlu dikodekan dengan ICD-9-CM, karena informasi yang diberikan hanya terkait dengan diagnosis dan gejala pasien.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I10 adalah untuk diagnosis hipertensi esensial (primer), yang sesuai dengan kondisi Ny. E yang didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah 170/90 mmHg.
- Gejala-gejala yang dialami Ny. E, seperti sakit kepala yang berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), serta rasa lemas ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, merupakan gejala-gejala yang umum ditemukan pada pasien dengan hipertensi.
- Belum adanya pengelolaan hipertensi yang optimal pada Ny. E, seperti jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi, pola makan yang belum rendah garam dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik yang teratur, juga merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kondisi hipertensi Ny. E belum terkontrol dengan baik.
- Meskipun demikian, adanya keterbukaan Ny. E terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta minatnya untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya, merupakan hal yang positif untuk pengelolaan hipertensi Ny. E ke depannya. -
Article No. 17459 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan mengenai Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang menderita hipertensi, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi Aktivitas
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
2. Penjelasan Singkat:
a. Intoleransi Aktivitas
- Kode SDKI: 00092
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Penjelasan: Gejala seperti sakit kepala, rasa lemah, dan kesulitan saat berdiri atau beraktivitas ringan menunjukkan adanya intoleransi aktivitas pada Ny. E akibat kondisi hipertensinya.
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Kode SDKI: 00099
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
- Penjelasan: Ny. E belum mengelola hipertensinya secara optimal, seperti jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah, tidak rutin mengonsumsi obat, dan belum menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sesuai. Hal ini menunjukkan ketidakefektifan dalam manajemen kesehatannya.
3. Kode dan Definisi SLKI:
a. Intoleransi Aktivitas
- Kode SLKI: 10036
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
b. Manajemen Kesehatan
- Kode SLKI: 10040
- Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
4. Kode dan Definisi SIKI:
a. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Kode SIKI: 3250
- Definisi: Tindakan untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
b. Edukasi Manajemen Kesehatan
- Kode SIKI: 3260
- Definisi: Tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan klien dalam mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan, perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk membantu Ny. E dalam mengatasi masalah hipertensi dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 17460 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus Ny. E sesuai dengan standar PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia):
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Tekanan Darah (SDKI Code: 00016)**
**Definisi:** Ketidakmampuan mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal akibat gangguan mekanisme regulasi.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidaktahuan tentang manajemen hipertensi
- Ketidakpatuhan terhadap terapi farmakologis
- Pola makan tinggi garam dan lemak
- Kurangnya aktivitas fisik
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Tekanan Darah Terkendali (SLKI Code: 1402)**
**Indikator:**
- Tekanan darah dalam rentang normal (120–140/80–90 mmHg)
- Penurunan frekuensi sakit kepala
- Peningkatan toleransi aktivitas
- Peningkatan kepatuhan terhadap terapi
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Edukasi Manajemen Hipertensi (SIKI Code: 5604)**
- Memberikan penjelasan tentang penyebab, gejala, dan komplikasi hipertensi
- Menjelaskan pentingnya diet rendah garam dan lemak
- Mendorong pemantauan tekanan darah mandiri
**2. Manajemen Terapi Farmakologis (SIKI Code: 2310)**
- Memastikan pemahaman tentang regimen obat antihipertensi
- Menekankan pentingnya kepatuhan minum obat
- Memantau efek samping obat
**3. Promosi Aktivitas Fisik (SIKI Code: 4400)**
- Merekomendasikan aktivitas fisik ringan (jalan kaki, senam hipertensi)
- Menghindari aktivitas berat yang memicu peningkatan tekanan darah
**4. Manajemen Nyeri (SIKI Code: 0810)**
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi sakit kepala
- Memantau intensitas nyeri dan respons terhadap intervensi
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (00016)** menggambarkan masalah utama Ny. E, yaitu ketidakstabilan tekanan darah yang dipengaruhi oleh faktor perilaku dan pengetahuan.
- **SLKI (1402)** menjadi target luaran yang diharapkan, yaitu tercapainya tekanan darah yang stabil dan berkurangnya gejala.
- **SIKI (5604, 2310, 4400, 0810)** mencakup intervensi holistik, mulai dari edukasi, manajemen obat, aktivitas fisik, hingga penanganan nyeri.
Dengan pendekatan ini, diharapkan Ny. E dapat mencapai kontrol tekanan darah yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidupnya.
*(Sumber: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – PPNI, Edisi Terkini)* -
Article No. 17461 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (SDKI: 00007)**
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode: 00007**
- **Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal (?38°C) akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Peningkatan metabolisme (infeksi, dehidrasi).
- Ketidakseimbangan cairan (bibir kering, lemas).
- Penurunan asupan nutrisi (nafsu makan menurun).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: 0801** *(Status Termoregulasi)*
- **Kriteria Luaran:**
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
- Kulit hangat tanpa kemerahan berlebihan.
- Asupan cairan dan nutrisi adekuat.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: 3920** *(Manajemen Hipertermia)*
- **Intervensi:**
- Monitor suhu tubuh setiap 2–4 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Anjurkan peningkatan asupan cairan (oral/IV).
- Kolaborasi pemberian antipiretik (jika diperlukan).
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda dehidrasi.
**Catatan Tambahan:**
- **Tanda Vital Abnormal:** Suhu 38,7°C (hipertermia), nadi 97x/menit (sedikit meningkat), bibir kering (dehidrasi ringan).
- **Prioritas Intervensi:** Turunkan suhu tubuh dan cegah dehidrasi.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi 2.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis)* -
Article No. 17462 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00fever) [SDKI]
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00fever
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00801
Judul: Keseimbangan Suhu Tubuh
Definisi: Tercapainya dan dipertahankannya suhu tubuh yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03201
Judul: Manajemen Demam
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien dengan hipertermia.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan seluruh badan panas, suhu tubuh 38,7°C, serta keluhan terkait penurunan nafsu makan dan lemas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00fever). Diagnosa ini menggambarkan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang perlu diatasi melalui intervensi keperawatan, seperti manajemen demam untuk membantu mengembalikan keseimbangan suhu tubuh pasien. -
Article No. 17463 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien, yaitu:
1. Suhu tubuh 38,7°C (demam)
2. Pasien mengeluh seluruh badannya panas sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu
3. Pasien kurang nafsu makan
4. Pasien mengatakan lemas
5. Bibir pasien terlihat kering
Maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia Teratasi
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
- Pasien tidak lagi mengeluh seluruh badannya panas
- Pasien memiliki nafsu makan yang baik
- Pasien tidak lagi merasa lemas
- Bibir pasien tidak lagi kering
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Monitor tanda-tanda vital (suhu tubuh, nadi, pernapasan, tekanan darah) secara berkala
- Berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi
- Aplikasikan kompres hangat pada area tubuh yang panas
- Bantu pasien untuk minum banyak cairan
- Kaji asupan nutrisi pasien dan anjurkan untuk meningkatkan asupan makanan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas dan karakteristik nyeri yang dirasakan pasien
- Berikan intervensi farmakologis (pemberian analgesik) jika diperlukan
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi) untuk mengurangi nyeri
3. Manajemen Kelemahan
- Kaji tingkat kelemahan yang dirasakan pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI "Hipertermia" dipilih karena pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C, yaitu 38,7°C. Hipertermia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, dehidrasi, atau reaksi obat.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya kondisi di mana hipertermia pasien teratasi. Hal ini ditandai dengan suhu tubuh pasien kembali dalam rentang normal (36,5-37,5°C), pasien tidak lagi mengeluh seluruh badannya panas, pasien memiliki nafsu makan yang baik, pasien tidak lagi merasa lemas, dan bibir pasien tidak lagi kering.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi:
1. Manajemen Hipertermia: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, aplikasi kompres hangat, bantuan untuk minum banyak cairan, pengkajian asupan nutrisi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Manajemen Nyeri: Melakukan pengkajian nyeri, pemberian intervensi farmakologis (analgesik) jika diperlukan, serta mengajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi) untuk mengurangi nyeri.
3. Manajemen Kelemahan: Melakukan pengkajian tingkat kelemahan, membantu pasien dalam aktivitas sehari-hari, serta berkolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada penatalaksanaan hipertermia, diharapkan pasien dapat mencapai kondisi di mana hipertermia teratasi, sehingga pasien dapat pulih secara optimal.