Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17607 | 21 May 2025
Klinis : pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pilek, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas (0410)
Definisi: Terbebas dari sekret atau obstruksi dalam saluran napas.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (6540)
Definisi: Memfasilitasi permeabilitas jalan napas untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Kode dan Definisi:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Bersihan Jalan Napas (0410)
Definisi: Terbebas dari sekret atau obstruksi dalam saluran napas.
3. Manajemen Jalan Napas (6540)
Definisi: Memfasilitasi permeabilitas jalan napas untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Dalam tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi yang saya berikan di atas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 17608 | 21 May 2025
Klinis : flu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, atas pertanyaan Anda mengenai diagnosa keperawatan untuk kondisi flu, saya akan memberikan informasi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Kode Diagnosa: 00039
Nama Diagnosa: Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami masuknya dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan:
Pada kondisi flu, pasien berisiko mengalami infeksi karena adanya invasi dan replikasi virus influenza dalam tubuh. Risiko infeksi dapat terjadi akibat gangguan sistem kekebalan tubuh, paparan terhadap agen patogen, atau faktor lingkungan yang memfasilitasi transmisi penyakit. Perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan melakukan intervensi yang tepat untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi pada pasien.
Kode SLKI: 00104
Nama Luaran: Bebas Infeksi
Definisi: Individu bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Kode SIKI: 6480
Nama Intervensi: Manajemen Infeksi
Definisi: Pencegahan dan pengendalian penyebaran infeksi dari sumber penyakit.
Dalam penanganan kondisi flu, perawat akan melakukan intervensi keperawatan seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi farmakologis (misalnya antipiretik, antivirus), edukasi mengenai pencegahan penularan, serta perawatan simptomatik untuk mengelola gejala-gejala yang muncul.
Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang terkait dengan kondisi flu. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 17609 | 21 May 2025
Klinis : DS : - DO : K/U : lemah GCS : 345 Kesadaran : Somnolen TTV : TD : 148/70 mmHg N : 76 x/menit S : 36 C RR : 22 x/menit SPO2 : 96 % O2 : Nasa kanul flow 3- 5 lpm Sirkulasi perifer menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00022
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01401
Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan sirkulasi darah perifer yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03001
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah perifer.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami penurunan sirkulasi perifer, ditandai dengan lemahnya nadi perifer (akademis) dan penurunan suhu ekstremitas. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi klinis seperti hipotensi, penurunan curah jantung, atau vasokonstriksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, menjaga ekstremitas tetap hangat, dan mengatur posisi tubuh untuk memfasilitasi aliran darah perifer. -
Article No. 17610 | 21 May 2025
Klinis : kateter
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi "kateter" yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z46.6
- Deskripsi: Pemasangan dan penyesuaian perangkat kateter.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.2
- Deskripsi: Pemasangan kateter intravaskular, tidak termasuk kateter umbilikal dan kateter jantung.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Z46.6 digunakan untuk mengkodekan kondisi yang membutuhkan pemasangan atau penyesuaian perangkat kateter, seperti kateter vena, kateter arteri, kateter kemih, dan sebagainya. Kode ini digunakan untuk mengindikasikan bahwa prosedur pemasangan atau penyesuaian kateter telah dilakukan.
2. Kode ICD-9-CM 89.2 digunakan untuk mengkodekan prosedur pemasangan kateter intravaskular, yaitu kateter yang ditempatkan di dalam pembuluh darah. Kode ini mencakup berbagai jenis kateter intravaskular, seperti kateter vena sentral, kateter arteri, dan kateter perifer, tetapi tidak termasuk kateter umbilikal dan kateter jantung yang memiliki kode tersendiri.
Dengan demikian, kode ICD-10 Z46.6 dan kode ICD-9-CM 89.2 dapat digunakan untuk melakukan dokumentasi dan pelaporan yang terkait dengan kondisi dan prosedur pemasangan kateter pada pasien. -
Article No. 17611 | 21 May 2025
Klinis : demam typoid
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A01.0
- Deskripsi: Demam tifoid
Demam tifoid, yang juga dikenal sebagai typhoid fever, adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Salmonella enterica serovar Typhi. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, diare, atau konstipasi. Diagnosis biasanya ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah atau kultur tinja.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.23
- Deskripsi: Pemberian antibiotik parenteral
Dalam penanganan demam tifoid, salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan adalah pemberian antibiotik parenteral. Tindakan ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan dan mengeliminasi bakteri penyebab infeksi, sehingga dapat membantu mempercepat pemulihan pasien. -
Article No. 17612 | 21 May 2025
Klinis : demam typoid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi demam tifoid.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Komplikasi Sistemik (10011) - Risiko untuk mengalami disfungsi sistem tubuh yang dapat mengancam jiwa akibat infeksi demam tifoid.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10011
- Definisi: Kerentanan untuk mengalami disfungsi sistem tubuh yang dapat mengancam jiwa sebagai akibat dari infeksi demam tifoid.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda Vital (30007) - Pengamatan dan pencatatan secara berkala mengenai tanda-tanda vital pasien dengan demam tifoid.
2. Manajemen Demam (30013) - Upaya untuk mengendalikan dan menurunkan suhu tubuh pasien dengan demam tifoid.
3. Manajemen Infeksi (30025) - Upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi akibat demam tifoid.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda Vital (6820) - Pengamatan dan pencatatan secara berkala mengenai tanda-tanda vital pasien dengan demam tifoid.
2. Manajemen Demam (6860) - Upaya untuk mengendalikan dan menurunkan suhu tubuh pasien dengan demam tifoid.
3. Manajemen Infeksi (6918) - Upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi akibat demam tifoid.
Dalam pendekatan akademis dan dengan persona sebagai pakar perawat, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk kondisi demam tifoid. Silakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 17613 | 21 May 2025
Klinis : demam typoid
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi demam tifoid, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Demam Tifoid:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi bakteri Salmonella typhi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38°C.
Penjelasan: Pada kasus demam tifoid, pasien mengalami peningkatan suhu tubuh yang signifikan akibat infeksi bakteri Salmonella typhi. Diagnosis keperawatan ini fokus pada mengatasi masalah hipertermia atau demam yang dialami pasien.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun, ditandai dengan adanya gejala-gejala infeksi sistemik.
Penjelasan: Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Pasien dengan demam tifoid memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi infeksi lainnya akibat penurunan sistem imun. Diagnosis keperawatan ini bertujuan untuk mencegah dan menangani risiko infeksi yang mungkin terjadi.
3. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare dan demam, ditandai dengan tanda-tanda dehidrasi.
Penjelasan: Salah satu gejala utama demam tifoid adalah diare dan muntah-muntah, yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan. Diagnosis keperawatan ini fokus pada mengatasi masalah kekurangan volume cairan yang dialami pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Suhu Tubuh: Pasien mampu mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C).
Penjelasan: Luaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa suhu tubuh pasien dengan demam tifoid dapat dikendalikan dan dikembalikan ke dalam batas normal, sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi.
2. Tidak Terjadi Infeksi: Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi lanjutan selama perawatan.
Penjelasan: Luaran ini bertujuan untuk mencegah pasien dengan demam tifoid mengalami komplikasi infeksi lainnya, sehingga proses pemulihan dapat berjalan dengan baik.
3. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti output urin yang cukup, membran mukosa lembab, dan turgor kulit baik.
Penjelasan: Luaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dengan demam tifoid dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, sehingga dapat mendukung proses pemulihan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam:
a. Monitoring suhu tubuh secara berkala.
b. Memberikan obat penurun demam sesuai dengan resep.
c. Mengompres bagian tubuh dengan air hangat untuk menurunkan suhu.
d. Mengatur lingkungan yang nyaman dan sejuk.
Penjelasan: Intervensi ini bertujuan untuk menurunkan dan menjaga suhu tubuh pasien agar tetap dalam batas normal, sehingga dapat mencapai luaran "Kontrol Suhu Tubuh".
2. Pencegahan Infeksi:
a. Melakukan cuci tangan sesuai prosedur sebelum dan setelah kontak dengan pasien.
b. Menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai saat merawat pasien.
c. Memantau tanda-tanda infeksi dan memberikan penanganan yang tepat.
d. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
Penjelasan: Intervensi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi lanjutan dan komplikasi pada pasien dengan demam tifoid, sehingga dapat mencapai luaran "Tidak Terjadi Infeksi".
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
a. Menghitung intake dan output cairan secara akurat.
b. Memberikan cairan infus dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan pasien.
c. Memantau tanda-tanda dehidrasi dan mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
d. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang cukup.
Penjelasan: Intervensi ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit pasien dengan demam tifoid, sehingga dapat mencapai luaran "Keseimbangan Cairan".
Semoga penjelasan yang rinci dan terperinci ini dapat membantu Anda dalam memahami pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi demam tifoid. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 17614 | 21 May 2025
Klinis : anak laki-laki usia 3,5 tahun mempunyai kebiasaan menggigit baju atau tangan ibunya, tidak bisa diam selalu melompat dan berlari, menabrakakn diri ke ibunya, kadang menjilati barang atau wajah ibunya sering berteriak dan menendang-nendang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F84.0
- Deskripsi: Autisme infantil
Autisme infantil, atau lebih dikenal sebagai gangguan spektrum autisme, adalah kondisi neurodevelopmental yang ditandai dengan adanya kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, serta perilaku dan minat yang terbatas dan repetitif. Pada kasus yang Anda deskripsikan, anak tersebut menunjukkan gejala-gejala yang sesuai dengan kriteria diagnostik untuk autisme infantil, seperti perilaku menggigit, tidak bisa diam, menabrakkan diri, serta perilaku menjilati barang atau wajah. Selain itu, gejala berteriak dan menendang-nendang juga dapat menjadi bagian dari pola perilaku repetitif yang khas pada gangguan spektrum autisme.
Sayangnya, tidak terdapat kode ICD-9-CM yang secara spesifik sesuai dengan kondisi ini, karena ICD-9-CM lebih fokus pada klasifikasi prosedur atau tindakan medis, bukan diagnosis. Pemeriksaan dan evaluasi untuk mendiagnosis gangguan spektrum autisme pada anak biasanya meliputi:
- Pemeriksaan neurologis
- Evaluasi perkembangan dan fungsi kognitif
- Tes perilaku dan interaksi sosial
- Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (jika diperlukan)
Tatalaksana yang mungkin diberikan dapat mencakup:
- Terapi perilaku dan pengembangan keterampilan sosial
- Terapi wicara dan okupasi
- Pemberian obat-obatan (jika diperlukan untuk mengatasi gejala penyerta)
- Dukungan edukasi dan psikososial bagi keluarga
Penanganan komprehensif yang melibatkan berbagai disiplin ilmu kesehatan sangat penting untuk membantu anak dengan gangguan spektrum autisme mencapai perkembangan yang optimal. -
Article No. 17615 | 21 May 2025
Klinis : anak laki-laki usia 3,5 tahun mempunyai kebiasaan menggigit baju atau tangan ibunya, tidak bisa diam selalu melompat dan berlari, menabrakakn diri ke ibunya, kadang menjilati barang atau wajah ibunya sering berteriak dan menendang-nendang. anak juga sering mengeluh pusing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, diagnosis yang mungkin sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F90.0
- Deskripsi: Gangguan Hiperkinetik dengan Gangguan Pemusatan Perhatian
Anak laki-laki usia 3,5 tahun dengan gejala hiperaktif, sulit diam, selalu bergerak, menabrakkan diri ke ibunya, dan gejala lain yang mengarah pada Gangguan Hiperkinetik dengan Gangguan Pemusatan Perhatian. Kondisi ini ditandai dengan pola perilaku yang tidak sesuai dengan usia, seperti tidak bisa duduk diam, sering berlarian, dan aktivitas yang berlebihan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.01
- Deskripsi: Evaluasi dan penilaian psikiatrik
Dalam kasus ini, mungkin diperlukan evaluasi dan penilaian psikiatrik oleh dokter spesialis anak atau psikiater anak untuk menegakkan diagnosis dan menentukan tatalaksana yang tepat. Prosedur ini meliputi wawancara, observasi perilaku, dan penggunaan alat tes psikologis jika diperlukan.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa dan perencanaan tatalaksana harus dilakukan oleh dokter spesialis yang berwenang, dengan mempertimbangkan seluruh aspek klinis dan riwayat pasien. -
Article No. 17616 | 21 May 2025
Klinis : anak laki-laki usia 3,5 tahun mempunyai kebiasaan menggigit baju atau tangan ibunya, tidak bisa diam selalu melompat dan berlari, menabrakakn diri ke ibunya, kadang menjilati barang atau wajah ibunya sering berteriak dan menendang-nendang. anak juga sering mengeluh pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Perilaku Anak (Disruptive Behavior Disorder) berhubungan dengan kecemasan, kurangnya pengendalian diri, dan kurangnya pemahaman tentang perilaku yang sesuai.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perilaku Anak: Kontrol Diri
- Anak dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan usia
- Anak dapat mengendalikan emosi dan perilaku yang tidak sesuai
- Anak dapat mengikuti aturan dan instruksi yang diberikan
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perilaku Anak
- Mengidentifikasi dan menilai penyebab perilaku yang tidak sesuai
- Mengajarkan teknik manajemen diri, seperti relaksasi, berpikir positif, dan pemecahan masalah
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan saat anak menunjukkan perilaku yang sesuai
- Menetapkan aturan dan konsekuensi yang jelas untuk perilaku yang tidak sesuai
- Melibatkan orang tua dalam proses pengajaran perilaku yang sesuai
- Memberikan stimulasi dan aktivitas yang sesuai dengan usia anak untuk mengurangi perilaku yang tidak sesuai
2. Manajemen Lingkungan
- Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk anak
- Mengatur tempat dan waktu untuk aktivitas anak sehingga tidak terlalu banyak stimulasi
- Memberikan ruang anak untuk bereksplorasi dan bermain dengan pengawasan yang sesuai
3. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada orang tua tentang perkembangan anak, manajemen perilaku, dan cara mendukung anak
- Menjelaskan tentang penyebab dan penanganan perilaku tidak sesuai pada anak
Penjelasan Rinci:
Anak laki-laki usia 3,5 tahun yang menunjukkan perilaku tidak sesuai, seperti menggigit, tidak bisa diam, menabrakkan diri, menjilati barang, berteriak, dan mengeluh pusing, dapat didiagnosis dengan Gangguan Perilaku Anak. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kecemasan, kurangnya pengendalian diri, dan kurangnya pemahaman tentang perilaku yang sesuai.
Luaran yang diharapkan adalah anak dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan usia, mengendalikan emosi dan perilaku yang tidak sesuai, serta dapat mengikuti aturan dan instruksi yang diberikan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen perilaku anak, manajemen lingkungan, dan edukasi kesehatan bagi orang tua. Tujuannya adalah membantu anak mempelajari dan menerapkan perilaku yang sesuai, serta memberikan dukungan dan pemahaman yang tepat bagi orang tua.