Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17587 | 21 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 83.14
- Deskripsi: Bronkoskopi, termasuk biopsil
Penjelasan:
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk mendeskripsikan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya lesi di paru.
Kode ICD-9-CM 83.14 (Bronkoskopi, termasuk biopsi) merupakan prosedur yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru. Bronkoskopi dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan paru (biopsi) untuk pemeriksaan mikrobiologis dan histologis.
Pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan sputum untuk deteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, dapat juga dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 17588 | 21 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (D0001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Intoleransi Aktivitas (D0003)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kekurangan energi.
3. Kekurangan Volume Cairan (D0004)
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (D0001)
- Kode: D0001
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Intoleransi Aktivitas (D0003)
- Kode: D0003
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kekurangan energi.
3. Kekurangan Volume Cairan (D0004)
- Kode: D0004
- Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (L0001)
- Kode: L0001
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Toleransi Aktivitas (L0003)
- Kode: L0003
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
3. Volume Cairan Adekuat (L0004)
- Kode: L0004
- Definisi: Jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan intraselular yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (I0001)
- Kode: I0001
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi.
2. Manajemen Aktivitas (I0003)
- Kode: I0003
- Definisi: Tindakan untuk mengatur dan memfasilitasi aktivitas fisik.
3. Manajemen Cairan (I0004)
- Kode: I0004
- Definisi: Tindakan untuk mengatur keseimbangan cairan.
Dengan diagnosa keperawatan yang ditetapkan, perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 17589 | 21 May 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing, batuk. mual, dada sedikit sesak, muntah, diare sehari lebih dari 3 kali dengan konsistensi cair, nyeri pada perut atas skala 9, pasien mempunyai riwayat hipeglikemia DM dan pernah rawat inap dengan keluhan yang sama td: 109/74 nadi : 84 suhu: 36.6 rr: 20 spo: 96%
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan. Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin. Tone saya akan akademis dan persona saya sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Mual (00134)
Definisi: Perasaan tak nyaman dan keinginan untuk muntah.
Faktor yang berhubungan: Obstruksi gastrointestinal, efek samping pengobatan, perubahan pH.
2. Diare (00019)
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.
Faktor yang berhubungan: Infeksi, malabsorpsi, perubahan keseimbangan elektrolit.
3. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Faktor yang berhubungan: Agen pencedera fisik, agen pencedera kimiawi.
4. Pola napas tidak efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Faktor yang berhubungan: Kecemasan, kelemahan otot pernapasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mual terkontrol (1106)
Indikator:
- Melaporkan mual berkurang
- Tidak ada muntah
- Asupan oral adekuat
2. Tidak ada diare (0501)
Indikator:
- Frekuensi defekasi normal
- Konsistensi feses normal
- Tidak ada dehidrasi
3. Kontrol nyeri (1605)
Indikator:
- Melaporkan nyeri berkurang
- Menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Mampu beraktivitas sesuai kemampuan
4. Pola napas efektif (0415)
Indikator:
- Irama napas teratur
- Tidak ada retraksi otot pernapasan
- Saturasi oksigen dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen mual (4120)
- Identifikasi penyebab mual
- Berikan obat anti-mual jika diperlukan
- Anjurkan diet rendah lemak dan makanan kecil sering
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
2. Perawatan diare (0460)
- Identifikasi penyebab diare
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Ajarkan pasien tentang manajemen diare
3. Manajemen nyeri (1400)
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Evaluasi efektivitas intervensi nyeri
4. Manajemen jalan napas (3140)
- Pantau pola pernapasan
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan kondisi pasien adalah mual, diare, nyeri akut, dan pola napas tidak efektif. Mual dan diare dapat disebabkan oleh infeksi gastrointestinal, efek samping pengobatan, atau ketidakseimbangan elektrolit. Nyeri akut pada perut atas dapat disebabkan oleh agen pencedera fisik atau kimiawi. Pola napas tidak efektif dapat disebabkan oleh kecemasan atau kelemahan otot pernapasan.
Luaran yang diharapkan setelah intervensi keperawatan adalah kontrol mual, tidak ada diare, kontrol nyeri, dan pola napas efektif. Indikator keberhasilan masing-masing luaran mencakup pengurangan gejala, pengembalian tanda-tanda vital ke batas normal, dan peningkatan kemampuan pasien dalam beraktivitas.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan meliputi manajemen mual, perawatan diare, manajemen nyeri, dan manajemen jalan napas. Intervensi tersebut bertujuan untuk mengatasi penyebab gejala, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengurangi nyeri, serta memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
Pemantauan tanda-tanda vital, evaluasi efektivitas intervensi, serta edukasi kepada pasien merupakan komponen penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 17590 | 21 May 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing, batuk. mual, dada sedikit sesak, muntah, diare sehari lebih dari 3 kali dengan konsistensi cair, nyeri pada perut atas skala 9, pasien mempunyai riwayat hipeglikemia DM dan pernah rawat inap dengan keluhan yang sama td: 109/74 nadi : 84 suhu: 36.6 rr: 20 spo: 96%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode dan definisi menurut SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut (SDKI: D.0104)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
b. Intoleransi Aktivitas (SDKI: D.0102)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
c. Risiko Dehidrasi (SDKI: D.0116)
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan.
d. Risiko Ketidakstabilan Glukosa Darah (SDKI: D.0117)
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan singkat:
a. Nyeri Akut: Pasien mengeluh nyeri pada perut atas dengan skala 9, hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang perlu ditangani.
b. Intoleransi Aktivitas: Pasien mengalami gejala yang dapat membatasi aktivitas, seperti pusing, batuk, mual, sesak napas, dan muntah.
c. Risiko Dehidrasi: Pasien mengalami diare lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair, yang dapat menyebabkan risiko dehidrasi.
d. Risiko Ketidakstabilan Glukosa Darah: Pasien memiliki riwayat hiperglikemia DM dan pernah rawat inap dengan keluhan yang sama, sehingga berisiko mengalami ketidakstabilan glukosa darah. -
Article No. 17591 | 21 May 2025
Klinis : bekas operasi sectio
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi bekas operasi sectio.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O90.0
- Deskripsi: Komposit uterus setelah sectio caesarea
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 74.2
- Deskripsi: Sectio caesarea
Penjelasan:
Kode ICD-10 O90.0 digunakan untuk mengidentifikasi kondisi komposit uterus setelah dilakukan prosedur sectio caesarea. Ini merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pasca operasi sectio caesarea, di mana uterus menjadi saling melekat dan menimbulkan masalah pada kehamilan atau persalinan berikutnya.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 74.2 mengacu pada prosedur sectio caesarea itu sendiri, yaitu pembedahan untuk melahirkan bayi melalui insisi pada dinding abdomen dan uterus ibu. Prosedur ini dilakukan ketika persalinan normal tidak memungkinkan atau berisiko tinggi bagi ibu dan bayi.
Secara umum, dokumentasi yang tepat tentang riwayat sectio caesarea dan pemantauan terhadap kondisi uterus pasca operasi sangat penting untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 17592 | 21 May 2025
Klinis : kateter
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "kateter" dalam format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z46.6
- Deskripsi: Pemasangan dan penyesuaian perangkat kateter.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.29
- Deskripsi: Pemasangan kateter lainnya, termasuk pemasangan kateter ureter, kateter uretra, kateter indwelling, dan sebagainya.
Penjelasan:
Kode ICD-10 Z46.6 digunakan untuk menggambarkan pemasangan dan penyesuaian perangkat kateter, seperti kateter ureter, kateter uretra, atau kateter indwelling. Kode ini mencakup pemasangan, penggantian, atau penyesuaian berbagai jenis kateter yang digunakan untuk berbagai indikasi medis.
Kode ICD-9-CM 89.29 mencakup tindakan pemasangan berbagai jenis kateter, termasuk kateter ureter, kateter uretra, dan kateter indwelling. Kode ini digunakan untuk mengkodekan prosedur pemasangan kateter yang dilakukan dalam pengaturan klinis.
Pengkodean yang tepat untuk kondisi "kateter" sangat penting untuk memastikan dokumentasi yang akurat dan dukungan yang memadai untuk tagihan/klaim asuransi. -
Article No. 17593 | 21 May 2025
Klinis : rawat luka operasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi rawat luka operasi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T86.89
- Deskripsi: Komplikasi lain dari transplantasi organ dan jaringan lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Perawatan luka operasi, debridan kulit dan subkutis
Penjelasan:
- Kode ICD-10 T86.89 digunakan untuk mengkodekan komplikasi lain dari transplantasi organ dan jaringan lainnya, yang mencakup komplikasi dari operasi, seperti infeksi luka, pembukaan luka, atau dehisensi luka.
- Kode ICD-9-CM 86.22 mencakup tindakan perawatan luka operasi, yang meliputi debridan kulit dan jaringan subkutan untuk membersihkan dan menyiapkan luka operasi agar proses penyembuhan dapat berlangsung dengan baik. -
Article No. 17594 | 21 May 2025
Klinis : cabut kateter
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter, untuk kondisi "cabut kateter", berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z46.6
- Deskripsi: Pencopot dan penyesuaian alat medis lainnya, tidak terkait dengan komplikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 57.94
- Deskripsi: Pembuangan kateter uretral yang tidak terklasifikasi di tempat lain.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Z46.6 digunakan untuk mengkodekan tindakan pencopot dan penyesuaian alat medis lainnya, seperti kateter, yang tidak terkait dengan adanya komplikasi.
- Kode ICD-9-CM 57.94 secara spesifik mengkodekan prosedur pembuangan atau pencabutan kateter uretral, yang tidak terklasifikasi di tempat lain.
- Penggunaan kode ini dapat membantu perekam medis untuk mencatat tindakan cabut kateter secara akurat dalam dokumentasi medis pasien. -
Article No. 17595 | 21 May 2025
Klinis : pencopotan kateter
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam merespon kondisi pencopotan kateter, berikut adalah informasi yang dapat saya berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z46.6
- Deskripsi: Pemasangan dan penyesuaian kateter urin
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 57.94
- Deskripsi: Pembuangan kateter urin, tidak termasuk yang bersifat sementara
Penjelasan:
Kode ICD-10 Z46.6 mengacu pada pemasangan dan penyesuaian kateter urin, yang mencakup pencopotan kateter. Ini adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan prosedur pencopotan kateter.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 57.94 lebih spesifik untuk pembuangan kateter urin, tidak termasuk yang bersifat sementara. Kode ini juga dapat digunakan untuk mendokumentasikan prosedur pencopotan kateter.
Penggunaan kode-kode ini yang tepat akan membantu dalam pencatatan yang akurat dan memfasilitasi proses tagihan serta pembayaran yang sesuai. -
Article No. 17596 | 21 May 2025
Klinis : pencopotan infus
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi pencopotan infus, dengan penjelasan yang terstruktur dan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z46.3
- Deskripsi: Penyesuaian dan perawatan peralatan medis lainnya, mencakup pencopotan dan penggantian infus intravena.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Prosedur lain untuk sirkuit atau perangkat ekstrakorporeal, mencakup pencopotan infus intravena. Kode ini digunakan untuk melaporkan tindakan pencopotan infus yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Z46.3 diklasifikasikan dalam kategori "Penyesuaian dan perawatan peralatan medis lainnya" dan digunakan untuk melaporkan tindakan pencopotan infus intravena. Kode ini mencakup berbagai jenis peralatan medis yang memerlukan penyesuaian atau perawatan, termasuk infus intravena.
- Kode ICD-9-CM 99.99 merupakan kode prosedur yang digunakan untuk melaporkan tindakan pencopotan infus intravena. Kode ini termasuk dalam kategori "Prosedur lain untuk sirkuit atau perangkat ekstrakorporeal" dan mencakup berbagai tindakan yang terkait dengan peralatan medis seperti infus.
- Pencopotan infus intravena merupakan tindakan rutin yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menghentikan pemberian cairan atau obat melalui pembuluh darah. Hal ini dilakukan ketika infus tidak lagi diperlukan atau terdapat komplikasi, seperti infiltrasi, yang mengharuskan infus dihentikan.