Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19907 | 21 Jul 2025
Klinis : Kurangnya pengetahuan dan perilaku menstrual hygine pada remaja putri di Desa X.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Kurangnya pengetahuan dan perilaku menstrual hygine pada remaja putri di Desa X."
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan tentang Menstrual Hygiene
Kode: [00126]
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang diperlukan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan terkait kebersihan selama menstruasi.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana remaja putri di Desa X memiliki pengetahuan yang kurang memadai tentang cara menjaga kebersihan selama menstruasi. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran: Pengetahuan tentang Menstrual Hygiene
Kode: [1850]
Definisi: Tingkat pemahaman individu tentang cara menjaga kebersihan selama menstruasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi: Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja
Kode: [6750]
Definisi: Pemberian informasi dan bimbingan untuk membantu remaja memahami dan menerapkan perilaku sehat terkait kesehatan reproduksi.
Dalam konteks ini, perawat dapat memberikan edukasi kesehatan reproduksi kepada remaja putri di Desa X untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku menstrual hygiene mereka. Tujuannya adalah agar remaja putri dapat menjaga kebersihan diri selama menstruasi dan mencegah masalah kesehatan yang terkait. -
Article No. 19908 | 21 Jul 2025
Klinis : Kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis dan kurangnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan gigi dan gusi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis dan kurangnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan gigi dan gusi.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Defisit Pengetahuan" (SDKI). Defisit Pengetahuan didefinisikan sebagai "Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu" (PPNI, 2017). Dalam kasus ini, pasien menunjukkan kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis dan menjaga kebersihan gigi dan gusi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan gingivitis.
b. Pasien dapat menjelaskan cara-cara pencegahan gingivitis.
c. Pasien dapat menjelaskan teknik menjaga kebersihan gigi dan gusi yang benar.
d. Pasien dapat mendemonstrasikan cara menyikat gigi yang baik dan benar.
e. Pasien dapat menjelaskan pentingnya pemeriksaan gigi secara berkala.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Asesmen:
- Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang pencegahan gingivitis dan kebersihan gigi dan gusi.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan pasien, seperti usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman sebelumnya.
b. Perencanaan:
- Tentukan tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART).
- Rancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar pasien, seperti menggunakan media visual, audio, atau demonstrasi.
c. Implementasi:
- Berikan pendidikan kesehatan tentang faktor-faktor penyebab gingivitis dan cara-cara pencegahannya.
- Ajarkan teknik menyikat gigi yang baik dan benar serta cara membersihkan gigi dan gusi.
- Dorong pasien untuk melakukan pemeriksaan gigi secara berkala.
- Berikan kesempatan bagi pasien untuk mempraktikkan teknik menyikat gigi yang telah diajarkan.
d. Evaluasi:
- Nilai kemampuan pasien dalam menjelaskan faktor-faktor penyebab gingivitis dan cara pencegahannya.
- Nilai kemampuan pasien dalam mempraktikkan teknik menyikat gigi yang baik dan benar.
- Nilai kemampuan pasien dalam menjelaskan pentingnya pemeriksaan gigi secara berkala.
- Lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dengan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pencegahan gingivitis dan menjaga kebersihan gigi dan gusi, sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. -
Article No. 19909 | 21 Jul 2025
Klinis : Kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis dan kurangnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan gigi dan gusi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis dan kurangnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan gigi dan gusi.
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan (00126)
Definisi:
Kurang Pengetahuan didefinisikan sebagai kekurangan atau ketiadaan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00126
Judul: Kurang Pengetahuan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 07010
Judul: Peningkatan Pengetahuan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 07010
Judul: Edukasi Kesehatan
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Kurang Pengetahuan" mengacu pada kekurangan atau ketiadaan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu, dalam hal ini adalah kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis dan menjaga kebersihan gigi dan gusi. Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien, yang dapat dilakukan melalui edukasi kesehatan. Edukasi kesehatan meliputi pemberian informasi, instruksi, dan bimbingan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan kemampuan pasien dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. -
Article No. 19910 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata perih, bengkak dan berair sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan mata perih, bengkak, dan berair selama 3 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan mata perih, bengkak, dan berair selama 3 hari, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan integritas kulit periorbitalis". Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami perubahan pada area periorbitalis (sekitar mata) yang ditandai dengan gejala mata perih, bengkak, dan berair. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti iritasi, infeksi, atau alergi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemulihan integritas kulit periorbitalis: Pasien menunjukkan perbaikan pada kulit periorbitalis, dengan berkurangnya tanda-tanda peradangan (perih, bengkak, dan berair).
2. Peningkatan kenyamanan: Pasien melaporkan berkurangnya rasa perih dan ketidaknyamanan pada area mata.
3. Pemahaman tentang penyebab dan perawatan: Pasien mampu menjelaskan penyebab dan cara perawatan kondisi mata yang dialami.
4. Kepatuhan terhadap regimen terapeutik: Pasien patuh dalam mengikuti rencana perawatan yang diberikan, seperti penggunaan obat tetes mata, kompres hangat, dan tindakan perawatan lainnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Luka:
- Melakukan pembersihan dan irigasi area mata yang terkena untuk menghilangkan kotoran, krusta, atau eksudat.
- Mengaplikasikan obat tetes mata sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi peradangan dan infeksi.
- Melakukan kompres hangat pada area mata yang bengkak untuk meningkatkan sirkulasi dan meredakan peradangan.
- Memantau tanda-tanda perbaikan integritas kulit periorbitalis, seperti berkurangnya perih, bengkak, dan produksi air mata.
2. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyebab dan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kondisi mata.
- Mengajarkan pasien tentang cara perawatan mata yang benar, seperti penggunaan obat tetes mata, kompres hangat, dan menjaga kebersihan area mata.
- Menjelaskan pentingnya kepatuhan terhadap regimen terapeutik untuk mempercepat pemulihan.
- Mendiskusikan dengan pasien tindakan-tindakan yang perlu dihindari selama proses penyembuhan.
3. Manajemen Nyeri:
- Memantau tingkat nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan pasien pada area mata.
- Mengkolaborasikan dengan tenaga kesehatan lain (dokter) untuk pemberian analgesik atau antiinflamasi sesuai kebutuhan.
- Mengajarkan pasien teknik-teknik manajemen nyeri nonfarmakologis, seperti kompres hangat dan rileksasi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan integritas kulit periorbitalis, peningkatan kenyamanan, pemahaman tentang penyebab dan perawatan, serta kepatuhan terhadap regimen terapeutik. Hal ini akan membantu pasien mencapai kesembuhan yang optimal. -
Article No. 19911 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bengkak di kelopak mata kiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan bengkak di kelopak mata kiri.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Integritas Kulit". Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai "Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit". Pada kasus ini, pasien mengalami bengkak di kelopak mata kiri, yang merupakan perubahan struktur dan fungsi kulit pada area tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemulihan Integritas Kulit: Kelopak mata kiri pasien kembali normal tanpa adanya bengkak atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
2. Kontrol Gejala: Pasien mampu mengendalikan atau mengurangi tanda dan gejala bengkak di kelopak mata kiri.
3. Manajemen Kesehatan: Pasien dapat mengelola kondisi kesehatan kulit matanya secara mandiri, termasuk melakukan perawatan dan mencegah kekambuhan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Kulit
- Melakukan pemeriksaan fisik secara berkala untuk mengevaluasi kondisi kulit kelopak mata kiri pasien.
- Memantau tanda-tanda peradangan, perubahan warna, dan perkembangan bengkak.
2. Perawatan Luka
- Membersihkan dan mengompres kelopak mata kiri dengan larutan saline atau antiseptik untuk mengurangi pembengkakan.
- Menerapkan salep atau krim topikal yang diresepkan untuk mempercepat penyembuhan.
- Melakukan perawatan luka secara aseptik dan mengganti balutan secara teratur.
3. Manajemen Nyeri
- Mengevaluasi tingkat nyeri yang dirasakan pasien dan memberikan analgesik sesuai kebutuhan.
- Mengajarkan teknik-teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat atau dingin.
4. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyebab, perawatan, dan pencegahan bengkak di kelopak mata.
- Mengajarkan pasien cara merawat kulit kelopak mata secara mandiri dan mengenali tanda-tanda kekambuhan.
- Mendorong pasien untuk mematuhi rencana perawatan dan kontrol secara teratur.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan integritas kulit, kontrol gejala, dan manajemen kesehatan yang optimal. -
Article No. 19912 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bengkak di kelopak mata kiri sudah 2 minggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan, dimulai dengan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu bengkak di kelopak mata kiri yang sudah berlangsung selama 2 minggu, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembengkakan di kelopak mata kiri yang mengganggu penglihatan.
Diagnosa ini didasarkan pada adanya pembengkakan di kelopak mata kiri yang dapat menghambat atau membatasi aktivitas pasien, khususnya aktivitas yang terkait dengan penglihatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Toleransi aktivitas meningkat, yang ditandai dengan:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu oleh pembengkakan di kelopak mata kiri.
b. Pasien melaporkan tidak ada kesulitan dalam melakukan aktivitas yang terkait dengan penglihatan.
c. Pasien dapat mempertahankan keterlibatan dalam aktivitas sosial dan rekreasi yang disukai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Manajemen Pembengkakan
a. Kaji tanda-tanda pembengkakan di kelopak mata kiri, seperti ukuran, warna, dan sensasi.
b. Lakukan kompres dingin pada kelopak mata kiri untuk mengurangi pembengkakan.
c. Ajarkan pasien cara melakukan kompres dingin secara mandiri.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk menentukan penyebab pembengkakan dan rencana pengobatan yang sesuai.
2. Manajemen Aktivitas
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, khususnya yang terkait dengan penglihatan.
b. Berikan edukasi kepada pasien mengenai modifikasi aktivitas yang dapat dilakukan untuk meminimalkan gangguan akibat pembengkakan.
c. Dorong pasien untuk tetap aktif dalam aktivitas sosial dan rekreasi yang disukai, dengan melakukan penyesuaian jika perlu.
d. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk tetap aktif dan mandiri dalam melakukan aktivitas.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Intoleransi aktivitas" dipilih karena pembengkakan di kelopak mata kiri dapat mengganggu penglihatan dan membatasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas, dimana pasien dapat melakukan aktivitas tanpa terganggu oleh pembengkakan, melaporkan tidak ada kesulitan dalam aktivitas terkait penglihatan, dan dapat mempertahankan keterlibatan dalam aktivitas sosial dan rekreasi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen pembengkakan, seperti pengkajian tanda-tanda pembengkakan, pemberian kompres dingin, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan penyebab dan pengobatan yang sesuai. Selain itu, manajemen aktivitas juga penting, yaitu dengan mengkaji kemampuan pasien, memberikan edukasi terkait modifikasi aktivitas, mendorong pasien tetap aktif, dan memberikan dukungan emosional serta motivasi.
Melalui intervensi yang komprehensif ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 19913 | 21 Jul 2025
Klinis : di suatu desa terdapat 15 orang yang terkena kanker serviks. beberapa warga menganggap vaksinasi hpv hanya diperuntukan bagi mereka yang sudah menikah serta vaksinasi hpv dapat menyebabkan kemandulan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kurang Pengetahuan (00126) - Definisi: Ketidakadekuatan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078) - Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau menangani masalah kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kurang Pengetahuan (00126)
- Kode: D.0126
- Definisi: Ketidakadekuatan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- Kode: D.0078
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau menangani masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengetahuan: Kesehatan Reproduksi (L.1810)
- Definisi: Luaran yang menggambarkan tingkat pemahaman individu, keluarga, atau masyarakat tentang kesehatan reproduksi.
2. Perilaku Perawatan Kesehatan (L.1301)
- Definisi: Luaran yang menggambarkan tindakan yang dilakukan individu, keluarga, atau masyarakat untuk memelihara, memperbaiki, dan memulihkan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pendidikan Kesehatan (I.0205)
- Definisi: Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan individu, keluarga, atau masyarakat tentang masalah kesehatan.
2. Manajemen Kesehatan (I.0202)
- Definisi: Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat dalam mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau menangani masalah kesehatan.
Dalam kondisi ini, warga desa yang terkena kanker serviks membutuhkan peningkatan pengetahuan terkait vaksinasi HPV, serta dukungan dalam manajemen kesehatan mereka. Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya vaksinasi HPV bagi semua kelompok usia, serta membantu warga dalam mengelola masalah kesehatan yang mereka hadapi. -
Article No. 19914 | 21 Jul 2025
Klinis : di suatu desa terdapat 15 orang yang terkena kanker serviks. beberapa warga menganggap vaksinasi hpv hanya diperuntukan bagi mereka yang sudah menikah serta vaksinasi hpv dapat menyebabkan kemandulan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan
Definisi: Risiko kegagalan mencapai atau mempertahankan perilaku sehat yang diinginkan.
Tanda dan Gejala: Ketidakpercayaan terhadap upaya promotif kesehatan, Kurangnya pemahaman tentang manfaat upaya promotif kesehatan, Persepsi negatif terhadap upaya promotif kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Promotif Kesehatan Meningkat
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
Kriteria Hasil:
a. Menunjukkan pemahaman tentang manfaat vaksinasi HPV.
b. Menunjukkan kesediaan untuk melakukan vaksinasi HPV.
c. Menunjukkan partisipasi dalam aktivitas promotif kesehatan terkait kanker serviks.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
Definisi: Pemberian informasi yang terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Aktivitas:
a. Memberikan informasi tentang kanker serviks, termasuk penyebab, gejala, dan pencegahannya.
b. Menjelaskan manfaat vaksinasi HPV dalam mencegah kanker serviks.
c. Mengklarifikasi mitos dan persepsi negatif terkait vaksinasi HPV.
d. Mendorong partisipasi dalam program vaksinasi HPV dan aktivitas promotif kesehatan.
2. Konseling Kesehatan
Definisi: Pemberian bimbingan dan dukungan untuk membantu individu, keluarga, atau kelompok dalam membuat keputusan terkait kesehatan.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi persepsi, keyakinan, dan kekhawatiran individu terkait vaksinasi HPV.
b. Memberikan umpan balik dan bimbingan untuk mengatasi persepsi negatif dan meningkatkan motivasi.
c. Membantu individu membuat rencana tindakan untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi HPV dan aktivitas promotif kesehatan.
3. Advokasi Kesehatan
Definisi: Tindakan untuk membantu individu, keluarga, atau kelompok dalam memperoleh akses dan sumber daya kesehatan yang dibutuhkan.
Aktivitas:
a. Bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal (pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dll.) untuk meningkatkan dukungan dan akses terhadap program vaksinasi HPV.
b. Memfasilitasi kerja sama antara masyarakat dan layanan kesehatan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi HPV.
c. Membantu mengatasi hambatan logistik atau finansial yang mungkin dialami masyarakat dalam mengakses vaksinasi HPV.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Risiko Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan" dipilih karena masyarakat memiliki persepsi negatif dan kurang pemahaman tentang manfaat vaksinasi HPV. Hal ini dapat menyebabkan mereka tidak melakukan tindakan pencegahan yang efektif terhadap kanker serviks.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) "Perilaku Promotif Kesehatan Meningkat" bertujuan untuk mendorong masyarakat agar memahami manfaat vaksinasi HPV, bersedia melakukan vaksinasi, dan berpartisipasi dalam aktivitas promotif kesehatan terkait kanker serviks. Kriteria hasil ini menunjukkan adanya perubahan perilaku yang diharapkan.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan meliputi Edukasi Kesehatan untuk memberikan informasi yang komprehensif, Konseling Kesehatan untuk membantu mengatasi persepsi negatif dan meningkatkan motivasi, serta Advokasi Kesehatan untuk meningkatkan dukungan dan akses masyarakat terhadap program vaksinasi HPV. Kombinasi dari ketiga intervensi ini diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berfokus pada perubahan perilaku, diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya vaksinasi HPV, menghilangkan mitos dan persepsi negatif, serta berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan kanker serviks di desa tersebut. -
Article No. 19915 | 21 Jul 2025
Klinis : di suatu desa terdapat 15 orang yang terkena kanker serviks. beberapa warga menganggap vaksinasi hpv hanya diperuntukan bagi mereka yang sudah menikah serta vaksinasi hpv dapat menyebabkan kemandulan. petugas puskesmas berencana untuk melakukan penyuluhan bagi remaja di desa tersebut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Defisit Pengetahuan (Kode: 00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik yang spesifik.
Karakteristik Definisi: Pernyataan yang salah tentang informasi, ketidakmampuan untuk menceritakan kembali informasi, dan kegagalan untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Proses Penyakit (Kode: 01803)
Definisi: Luaran yang menggambarkan pengetahuan individu tentang proses penyakit, penyebab, dan patofisiologi.
Indikator:
- Menjelaskan proses penyakit kanker serviks
- Menjelaskan penyebab dan faktor risiko kanker serviks
- Menjelaskan patofisiologi kanker serviks
2. Pengetahuan: Pencegahan Penyakit (Kode: 01804)
Definisi: Luaran yang menggambarkan pengetahuan individu tentang tindakan pencegahan penyakit.
Indikator:
- Menjelaskan manfaat dan pentingnya vaksinasi HPV
- Menjelaskan mitos dan fakta terkait vaksinasi HPV
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan (Kode: 5510)
Definisi: Pemberian informasi yang terencana untuk mendorong perubahan perilaku kesehatan.
Aktivitas:
- Identifikasi tingkat pengetahuan dan pemahaman warga terkait kanker serviks dan vaksinasi HPV
- Kembangkan rencana edukasi yang sesuai dengan kebutuhan warga
- Lakukan penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks, faktor risiko, dan pentingnya vaksinasi HPV
- Berikan materi edukasi yang mudah dipahami dan menarik (misalnya menggunakan visual, contoh, atau studi kasus)
- Libatkan warga secara aktif dalam sesi edukasi melalui diskusi, tanya jawab, atau kegiatan interaktif
- Berikan kesempatan bagi warga untuk menyampaikan pertanyaan, kekhawatiran, atau umpan balik
2. Manajemen Kesalahpahaman (Kode: 5602)
Definisi: Intervensi untuk mengklarifikasi atau mengoreksi kesalahan konseptual atau persepsi yang salah.
Aktivitas:
- Identifikasi mitos atau kesalahpahaman yang dimiliki warga terkait vaksinasi HPV
- Sediakan informasi yang akurat dan bukti ilmiah untuk mengoreksi mitos atau kesalahpahaman tersebut
- Diskusikan secara terbuka dan empatis untuk memahami alasan di balik mitos atau kesalahpahaman
- Berikan penjelasan yang lengkap dan mudah dipahami untuk meluruskan pemahaman yang salah
- Libatkan tokoh masyarakat atau tenaga kesehatan lain untuk memperkuat pesan edukasi yang disampaikan
- Berikan kesempatan bagi warga untuk mengajukan pertanyaan dan klarifikasi lebih lanjut
Melalui intervensi edukasi kesehatan dan manajemen kesalahpahaman, diharapkan warga dapat meningkat pengetahuannya terkait kanker serviks dan vaksinasi HPV, serta dapat memiliki pemahaman yang benar mengenai manfaat dan keamanan vaksinasi HPV. Hal ini akan mendorong partisipasi aktif warga, terutama remaja, dalam upaya pencegahan kanker serviks melalui program vaksinasi HPV. -
Article No. 19916 | 21 Jul 2025
Klinis : Kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan (00126)
Definisi:
Kurang Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0126
Judul: Kurang Pengetahuan
Definisi: Keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.0126.1
Judul: Peningkatan Pengetahuan
Definisi: Peningkatan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.0126.1
Judul: Edukasi Kesehatan
Definisi: Proses untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang dalam memelihara atau meningkatkan kesehatannya.
Dalam konteks kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan gingivitis, perawat dapat memberikan edukasi kesehatan kepada pasien untuk meningkatkan pengetahuannya tentang cara mencegah dan mengelola gingivitis, seperti menjaga kebersihan gigi dan mulut, melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi, dan menerapkan perilaku hidup sehat.