Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17680 | 22 May 2025
Klinis : Pasien A datang ke rumah sakit efarina siantar dengan keluhan utama sakoit perut sebelah kanan Pasien tampak meringis kesakitan dan melindungi rasa sakit Ketika ditanya pasien mengatakan skala nyeri 5 dan nyeri menetap sejak dua hari yang lalu. Pasien menarik nafas dan kalau bisa akan tiodur jika nyeri muncul Pasien mengatakan demam juga sejak tiga hari yang lalu dan sudah minum obat anti demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien A datang ke rumah sakit dengan keluhan utama sakit perut sebelah kanan, disertai dengan nyeri yang dirasakan, demam, dan keinginan untuk tidur saat nyeri muncul. Berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dengan kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kode 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kode 00105
- Definisi: Hasil akhir yang diharapkan dari intervensi keperawatan dalam membantu klien mencapai status optimal terkait dengan pengurangan atau penghilangan nyeri
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Kode 00132
- Definisi: Upaya pemberian bantuan kepada klien untuk mencegah, menurunkan, atau menghilangkan nyeri
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Kode 00004
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan
- SLKI: Kode 00004
- Definisi: Hasil akhir yang diharapkan dari intervensi keperawatan dalam membantu klien mencapai status optimal terkait dengan pencegahan atau pengendalian infeksi
- SIKI: Kode 00004
- Definisi: Upaya pemberian bantuan kepada klien untuk mencegah atau mengendalikan infeksi
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Kode 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis
- SLKI: Kode 00092
- Definisi: Hasil akhir yang diharapkan dari intervensi keperawatan dalam membantu klien mencapai status optimal terkait dengan kemampuan melakukan aktivitas rutin yang diinginkan
- SIKI: Kode 00092
- Definisi: Upaya pemberian bantuan kepada klien untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuan melakukan aktivitas rutin yang diinginkan
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 17681 | 22 May 2025
Klinis : Pasien A datang ke rumah sakit efarina siantar dengan keluhan utama sakoit perut sebelah kanan Pasien tampak meringis kesakitan dan melindungi rasa sakit Ketika ditanya pasien mengatakan skala nyeri 5 dan nyeri menetap sejak dua hari yang lalu. Pasien menarik nafas dan kalau bisa akan tiodur jika nyeri muncul Pasien mengatakan demam juga sejak tiga hari yang lalu dan sudah minum obat anti demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00400
- Definisi: Tingkat kenyamanan fisik dan emosional yang dirasakan oleh individu dan bebas dari rasa sakit, cedera, dan ketidaknyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00400
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit yang dialami individu.
2. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
SDKI:
- Kode: 00007
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
SLKI:
- Kode: 00802
- Definisi: Tingkat suhu tubuh yang termoregulasi secara efektif.
SIKI:
- Kode: 00802
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
Dalam kasus pasien A, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut dan Hipertermia. Penjelasan singkatnya adalah pasien mengalami rasa sakit yang menetap di perut sebelah kanan dengan skala nyeri 5, serta mengalami demam sejak tiga hari lalu. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan manajemen demam. -
Article No. 17682 | 22 May 2025
Klinis : Pasien dengan DM tipe 2 selama 10 tahun. Luka di kaki kanan tidak sembuh sejak 1 bulan. Pasien tinggal sendiri, anak-anaknya bekerja di luar kota. Data Pengkajian: Subjektif: "Saya jarang kontrol. Kalau ke puskesmas ribet, jauh." Tidak rutin minum obat (hanya saat luka terasa nyeri). Merasa frustasi dan bosan mengurus luka. "Kalau saya mati juga tidak ada yang tahu." Tidak ada selera makan. Objektif: Luka ulkus kaki kanan, diameter 5 cm, dalam, tepi tidak rata, dasar kuning, eksudat banyak. Bau ringan dari luka. TTV: TD 140/88 mmHg, GDS: 285 mg/dl.. IMT: 19 kg/m³, HbA Ic terakhir (3 bulan lalu) 9.5%. Luka ditutup kasa lama, lembab dan kotor. Rumah dalam kondisi tidak bersih. Pasien tampak lesu dan jarang mandi. Tidak ada persediaan perban atau antiseptik di rumah. Tidak ada aktivitas sosial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dengan kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Integritas Kulit Rusak
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Integritas Kulit Rusak (10021)
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Penyembuhan Luka (21015)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka (72038)
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan
- SDKI: Ketidakpatuhan (10022)
- Definisi: Perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan.
- SLKI: Kepatuhan (21016)
- SIKI: Peningkatan Kepatuhan (73140)
3. Diagnosa Keperawatan: Kesepian
- SDKI: Kesepian (10017)
- Definisi: Perasaan tidak menyenangkan akibat ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diinginkan dan hubungan sosial yang ada.
- SLKI: Interaksi Sosial (21028)
- SIKI: Peningkatan Interaksi Sosial (73089)
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (10007)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Status Nutrisi (21018)
- SIKI: Peningkatan Asupan Nutrisi (73049)
Penjelasan singkat:
1. Integritas Kulit Rusak: Pasien memiliki luka ulkus kaki kanan yang tidak sembuh selama 1 bulan, dengan kondisi luka yang tidak baik.
2. Ketidakpatuhan: Pasien tidak rutin kontrol dan minum obat, serta tidak merawat luka dengan baik.
3. Kesepian: Pasien tinggal sendiri, anak-anaknya bekerja di luar kota, dan tidak ada aktivitas sosial.
4. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien tidak memiliki selera makan. -
Article No. 17683 | 22 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bintilan di mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien datang dengan keluhan bintilan di mata, maka berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan (SDKI Kode: 10050)
Definisi: Gangguan pada fungsi penglihatan yang menyebabkan penurunan atau hilangnya kemampuan visual.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10050
- Definisi: Gangguan pada fungsi penglihatan yang menyebabkan penurunan atau hilangnya kemampuan visual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10050.1
- Definisi: Pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10050.1.1
- Definisi: Tindakan yang dilakukan perawat untuk mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal pada pasien.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Penglihatan" menggambarkan adanya masalah pada fungsi penglihatan pasien yang menyebabkan penurunan atau hilangnya kemampuan visual. Tujuan luaran keperawatan adalah agar pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah tindakan-tindakan untuk mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal pada pasien. -
Article No. 17684 | 22 May 2025
Klinis : Risiko syok
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko syok.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Syok (00146)
Definisi:
Rentan mengalami penurunan sirkulasi jaringan yang dapat mengancam kehidupan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00146
Judul: Risiko Syok
Definisi: Rentan mengalami penurunan sirkulasi jaringan yang dapat mengancam kehidupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-06.01
Judul: Perfusi Jaringan
Definisi: Kemampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-06.01
Judul: Manajemen Syok
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mempertahankan sirkulasi darah dan oksigenasi jaringan saat terjadi penurunan aliran darah yang mengancam kehidupan.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan Risiko Syok adalah sebagai berikut:
Risiko Syok merupakan kondisi di mana pasien rentan mengalami penurunan sirkulasi jaringan yang dapat mengancam kehidupan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perdarahan, dehidrasi, sepsis, atau kondisi lain yang menyebabkan hipovolemia. Perawat harus segera mengenali tanda-tanda awal syok dan melakukan intervensi yang tepat untuk mempertahankan perfusi jaringan, mencegah terjadinya syok, dan mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa pasien. -
Article No. 17685 | 22 May 2025
Klinis : Tn R usia 24 tahun adalah korban kecelakaan lalu lintas (KLL) yang diterima di Instalasi Gawat darurat tanggal 13 Mei 2025 pkl 03.00 dengan kondisi kesadaran spoor koma, E2M3V3, TD 70/50mmHg, N 115x/menit sinus ritme, P 28x/menit, perifer dingin, CRT > 3 detik, P battle sign negative, raccoon eye positif, otorrhea, rhinorrhea (kemerahan), ring sign positif, fraktur tibia dextra terbuka 1/3 distal dan perdarahan ++, foto rontgen thorax normal, foto rontgen kepala fraktur basis cranii. Pemeriksaan laboratorium tanggal 13 Mei 2025 Pkl. 04.10 ditemukan Hb 10g/dl, Hematokrit 30%, eritrosit 4 juta, leukosit 12 ribu uL, trombosit 300 uL, GD 100 mg/dL; SGOT 40uL SGPT 45uL; ureum 40 mg/dL; creatinin 0,9 gr/dL; K 3,5 ; Na 115. Setelah penanganan selama 3 jam di IGD kondisi pasien: kesadaran somnolen, E3M3V3, TD 110/60 mmHg, HR 100 x/menit, P 20 x/menit. Pasien dilakukan operasi craniotomy dan pemasangan orif pada tibia dextra. Pembedahan anestesi general berlangsung 3 jam dengan kondisi hemodinamik unstable: 60/40 mmHg-100/50 mmHg, HR 100-130x/menit, P dengan ventilator, perdarahan 600 cc, infus RL 2000 cc, tranfusi PRC 500 cc, urine 50 cc. pasien post operasi pindah ke ICU.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, serta intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tn R, korban kecelakaan lalu lintas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Hipovolemia dan Syok Hemoragik
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan dengan Depresi Sistem Saraf Pusat
3. Risiko Kerusakan Otak Berhubungan dengan Trauma Kepala
4. Nyeri Akut Berhubungan dengan Fraktur Terbuka Tibia Dextra
5. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Luka Operasi dan Invasif Prosedur
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik: Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi perifer yang baik, seperti ekstremitas hangat, CRT ? 3 detik, dan denyut nadi perifer kuat.
2. Bersihan Jalan Nafas Efektif: Pasien menunjukkan jalan nafas permeabel, irama pernafasan teratur, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
3. Fungsi Otak Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran, refleks pupil, dan fungsi motorik yang membaik.
4. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang dan mampu beradaptasi dengan nyeri yang masih ada.
5. Bebas Infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan area lainnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Hipovolemia dan Syok Hemoragik:
- Monitor tanda-tanda vital secara ketat
- Pertahankan volume cairan tubuh yang adekuat melalui pemberian cairan infus dan produk darah
- Kaji dan monitor tanda-tanda syok, seperti nadi perifer, CRT, dan suhu ekstremitas
- Berikan posisi yang tepat untuk meningkatkan perfusi perifer
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lanjut
2. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan dengan Depresi Sistem Saraf Pusat:
- Pertahankan jalan nafas tetap bersih dan permeabel
- Lakukan suction jika diperlukan
- Pertahankan oksigenasi yang adekuat melalui oksigenasi atau ventilator mekanik
- Monitoring respirasi dan saturasi oksigen
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lanjut
3. Risiko Kerusakan Otak Berhubungan dengan Trauma Kepala:
- Monitor tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (nyeri kepala, mual, muntah, perubahan pupil)
- Pertahankan posisi kepala yang tepat untuk mengurangi tekanan intrakranial
- Kaji dan monitor fungsi neurologis secara berkala
- Berikan intervensi untuk mencegah komplikasi (pencegahan perdarahan, infeksi, dll.)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lanjut
4. Nyeri Akut Berhubungan dengan Fraktur Terbuka Tibia Dextra:
- Kaji nyeri pasien secara komprehensif (lokasi, karakteristik, intensitas, dan faktor pemicu)
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Lakukan tindakan untuk mengurangi nyeri, seperti kompres dingin, elevasi ekstremitas, dan fiksasi fraktur
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
5. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Luka Operasi dan Invasif Prosedur:
- Pertahankan teknik aseptik saat melakukan tindakan keperawatan
- Monitor tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan daerah invasif
- Berikan perawatan luka yang tepat sesuai kondisi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik profilaksis
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Penjelasan ini mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan sesuai SLKI, serta intervensi keperawatan yang diperlukan sesuai SIKI untuk menangani kondisi Tn R, korban kecelakaan lalu lintas. Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika diperlukan. -
Article No. 17686 | 22 May 2025
Klinis : Tn R usia 24 tahun adalah korban kecelakaan lalu lintas (KLL) yang diterima di Instalasi Gawat darurat tanggal 13 Mei 2025 pkl 03.00 dengan kondisi kesadaran spoor koma, E2M3V3, TD 70/50mmHg, N 115x/menit sinus ritme, P 28x/menit, perifer dingin, CRT > 3 detik, P battle sign negative, raccoon eye positif, otorrhea, rhinorrhea (kemerahan), ring sign positif, fraktur tibia dextra terbuka 1/3 distal dan perdarahan ++, foto rontgen thorax normal, foto rontgen kepala fraktur basis cranii. Pemeriksaan laboratorium tanggal 13 Mei 2025 Pkl. 04.10 ditemukan Hb 10g/dl, Hematokrit 30%, eritrosit 4 juta, leukosit 12 ribu uL, trombosit 300 uL, GD 100 mg/dL; SGOT 40uL SGPT 45uL; ureum 40 mg/dL; creatinin 0,9 gr/dL; K 3,5 ; Na 115. Setelah penanganan selama 3 jam di IGD kondisi pasien: kesadaran somnolen, E3M3V3, TD 110/60 mmHg, HR 100 x/menit, P 20 x/menit. Pasien dilakukan operasi craniotomy dan pemasangan orif pada tibia dextra. Pembedahan anestesi general berlangsung 3 jam dengan kondisi hemodinamik unstable: 60/40 mmHg-100/50 mmHg, HR 100-130x/menit, P dengan ventilator, perdarahan 600 cc, infus RL 2000 cc, tranfusi PRC 500 cc, urine 50 cc. pasien post operasi pindah ke ICU.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan cedera kepala traumatik, ditandai dengan kesadaran menurun, pupil tidak reaktif, dan fraktur basis cranii.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan trauma terbuka pada tibia dextra, ditandai dengan perdarahan aktif.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan cedera terbuka dan tindakan operasi, ditandai dengan adanya otorrhea, rhinorrhea, dan cedera terbuka pada tibia dextra.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status kesehatan akut, ditandai dengan Hb, hematokrit, dan berat badan yang menurun.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat trauma, ditandai dengan ketergantungan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi jaringan otak membaik, ditandai dengan kesadaran membaik, pupil reaktif, dan tidak ada tanda-tanda herniasi.
2. Perdarahan terkontrol, ditandai dengan tidak ada perdarahan aktif dan tanda-tanda perdarahan.
3. Tidak terjadi infeksi, ditandai dengan tidak ada tanda-tanda infeksi lokal maupun sistemik.
4. Status nutrisi membaik, ditandai dengan peningkatan Hb, hematokrit, dan berat badan.
5. Toleransi aktivitas meningkat, ditandai dengan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan fungsi neurologis
- Pemantauan tanda-tanda vital dan kesadaran
- Pemantauan pupil dan refleks
- Pemantauan tanda-tanda herniasi otak
2. Manajemen perdarahan
- Pemantauan tanda-tanda perdarahan
- Pemberian terapi oksigen dan cairan IV
- Pemberian obat-obatan untuk mengontrol perdarahan
3. Pencegahan infeksi
- Perawatan luka dan sterilisasi alat
- Pemberian antibiotik profilaksis
- Pemantauan tanda-tanda infeksi
4. Manajemen nutrisi
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral
- Pemantauan status nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
5. Peningkatan toleransi aktivitas
- Latihan aktivitas secara bertahap
- Pemberian alat bantu mobilisasi
- Kolaborasi dengan terapi okupasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan dan luaran/output yang diharapkan telah disesuaikan dengan kondisi Tn R sebagai korban kecelakaan lalu lintas dengan cedera kepala, fraktur terbuka tibia dextra, dan kondisi hemodinamik yang tidak stabil. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengatasi permasalahan kesehatan Tn R secara komprehensif, mulai dari penanganan kondisi akut hingga rehabilitasi. Setiap intervensi yang diberikan harus dilakukan dengan teliti dan kolaborasi yang baik dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17687 | 22 May 2025
Klinis : Tn R usia 24 tahun adalah korban kecelakaan lalu lintas (KLL) yang diterima di Instalasi Gawat darurat tanggal 13 Mei 2025 pkl 03.00 dengan kondisi kesadaran spoor koma, E2M3V3, TD 70/50mmHg, N 115x/menit sinus ritme, P 28x/menit, perifer dingin, CRT > 3 detik, P battle sign negative, raccoon eye positif, otorrhea, rhinorrhea (kemerahan), ring sign positif, fraktur tibia dextra terbuka 1/3 distal dan perdarahan ++, foto rontgen thorax normal, foto rontgen kepala fraktur basis cranii. Pemeriksaan laboratorium tanggal 13 Mei 2025 Pkl. 04.10 ditemukan Hb 10g/dl, Hematokrit 30%, eritrosit 4 juta, leukosit 12 ribu uL, trombosit 300 uL, GD 100 mg/dL; SGOT 40uL SGPT 45uL; ureum 40 mg/dL; creatinin 0,9 gr/dL; K 3,5 ; Na 115. Setelah penanganan selama 3 jam di IGD kondisi pasien: kesadaran somnolen, E3M3V3, TD 110/60 mmHg, HR 100 x/menit, P 20 x/menit. Pasien dilakukan operasi craniotomy dan pemasangan orif pada tibia dextra. Pembedahan anestesi general berlangsung 3 jam dengan kondisi hemodinamik unstable: 60/40 mmHg-100/50 mmHg, HR 100-130x/menit, P dengan ventilator, perdarahan 600 cc, infus RL 2000 cc, tranfusi PRC 500 cc, urine 50 cc. pasien post operasi pindah ke ICU.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosis Keperawatan: Penurunan Perfusi Jaringan Serebral
SDKI: Penurunan Perfusi Jaringan Serebral
Kode: 00027
Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan otak, yang dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi saraf.
2. Diagnosis Keperawatan: Penurunan Volume Cairan
SDKI: Penurunan Volume Cairan
Kode: 00027
Definisi: Berkurangnya volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler.
3. Diagnosis Keperawatan: Risiko Perdarahan
SDKI: Risiko Perdarahan
Kode: 00206
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang dapat mengancam kehidupan.
4. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
SDKI: Gangguan Integritas Kulit
Kode: 00046
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
5. Diagnosis Keperawatan: Hipertermia
SDKI: Hipertermia
Kode: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
6. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja, dari satu tempat ke tempat lain.
7. Diagnosis Keperawatan: Risiko Infeksi
SDKI: Risiko Infeksi
Kode: 00004
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan Perfusi Jaringan Serebral
- Pemulihan Volume Cairan
- Kontrol Perdarahan
- Perbaikan Integritas Kulit
- Temperatur Tubuh dalam Batas Normal
- Peningkatan Mobilitas Fisik
- Bebas Infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Hemodinamik
- Manajemen Perdarahan
- Perawatan Luka
- Manajemen Suhu Tubuh
- Mobilisasi
- Pencegahan Infeksi -
Article No. 17636 | 22 May 2025
Klinis : Hipovolemia b.d peningkatan permeabolitas kapiler.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipovolemia yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler.
Diagnosa Keperawatan:
Hipovolemia (00027)
Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular yang mengakibatkan penurunan volume darah sirkulasi.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular yang mengakibatkan penurunan volume darah sirkulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-2301
Definisi: Keadaan klien dengan volume cairan tubuh yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-0221
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan volume cairan tubuh yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Hipovolemia adalah kondisi di mana terjadi penurunan volume cairan intravaskular, yang dapat disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan volume darah sirkulasi, yang dapat menimbulkan berbagai gejala dan komplikasi, seperti penurunan tekanan darah, takikardia, dan gangguan perfusi jaringan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) menetapkan kode 00027 untuk diagnosa keperawatan hipovolemia, dengan definisi yang sesuai dengan kondisi tersebut. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan kode LS-2301 untuk luaran keperawatan yang diharapkan, yaitu volume cairan tubuh yang adekuat. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menetapkan kode IP-0221 untuk intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu serangkaian aktivitas untuk mempertahankan atau meningkatkan volume cairan tubuh yang adekuat.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan standar-standar ini sebagai panduan dalam melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi hipovolemia akibat peningkatan permeabilitas kapiler. -
Article No. 17637 | 22 May 2025
Klinis : Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari keburuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (NKKT)
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan panduan dalam menegakkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosis keperawatan "Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (NKKT)" termasuk dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah panduan dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Luaran yang terkait dengan diagnosis NKKT antara lain: Keseimbangan Cairan, Intake Nutrisi, dan Status Gizi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan dalam menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat dilakukan untuk diagnosis NKKT antara lain: Manajemen Nutrisi, Terapi Nutrisi, dan Manajemen Mual.
Persona: Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat menegakkan diagnosis keperawatan "Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (NKKT)" berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun. Saya akan menggunakan panduan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk menentukan luaran yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah ini.