Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17757 | 23 May 2025
Klinis : Kaki sakit dan tidak bisa digerakkan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi di mana klien mengalami rasa sakit pada kaki dan tidak bisa menggerakkannya.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" (SDKI, 2018). Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai "Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, fleksibilitas, atau koordinasi tubuh" (SDKI, 2018). Dalam kasus ini, klien mengalami rasa sakit dan ketidakmampuan untuk menggerakkan kakinya, yang menunjukkan adanya gangguan pada mobilitas fisik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran berikut:
1. Mobilitas Fisik Membaik (SLKI, 2019): Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk bergerak secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
2. Nyeri Terkontrol (SLKI, 2019): Klien melaporkan rasa nyeri pada kaki yang terkontrol atau berkurang.
3. Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari (SLKI, 2019): Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri (SIKI, 2018):
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus.
- Berikan terapi analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Terapkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti terapi panas/dingin, masase, atau distraksi.
2. Peningkatan Mobilitas (SIKI, 2018):
- Lakukan pengkajian kemampuan mobilitas klien, termasuk jangkauan gerak, kekuatan, dan koordinasi.
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi klien, seperti latihan rentang gerak, penguatan otot, atau latihan keseimbangan.
- Ajarkan klien dan keluarga teknik penggunaan alat bantu mobilitas, jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti fisioterapis, untuk meningkatkan mobilitas klien.
3. Perawatan Kaki (SIKI, 2018):
- Lakukan perawatan kaki secara rutin, termasuk pembersihan, pemotongan kuku, dan perawatan kulit.
- Berikan bantuan atau ajarkan klien dan keluarga untuk melakukan perawatan kaki secara mandiri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter atau perawat kaki, jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan mobilitas fisik, kontrol nyeri, dan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 17758 | 23 May 2025
Klinis : Kaki sakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "Kaki Sakit":
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Kaki Sakit" adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik utama dari diagnosa ini meliputi:
- Adanya keluhan rasa sakit atau tidak nyaman pada kaki
- Deskripsi pasien tentang sifat, lokasi, durasi, dan intensitas nyeri
- Perubahan ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri
- Perilaku yang menunjukkan adanya nyeri, seperti gerakan protektif atau pembatasan pergerakan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
- Tingkat Nyeri Terkontrol: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan pada kaki.
- Kemampuan Mengendalikan Nyeri: Pasien dapat menerapkan teknik pengendalian nyeri secara mandiri.
- Kualitas Tidur Membaik: Pasien dapat beristirahat dan tidur dengan lebih nyaman karena nyeri pada kaki terkendali.
- Mobilitas Fisik Membaik: Pasien dapat bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
a. Manajemen Nyeri:
- Mengkaji karakteristik nyeri pada kaki (lokasi, durasi, kualitas, intensitas, faktor yang mempengaruhi)
- Memberikan analgesik sesuai instruksi medis untuk mengurangi nyeri
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, distraksi, relaksasi
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
b. Peningkatan Mobilitas:
- Membantu pasien melakukan mobilisasi secara bertahap sesuai toleransi
- Mengajarkan latihan penggerakan sendi dan otot pada kaki
- Menyediakan alat bantu mobilisasi, jika diperlukan
- Memantau kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
c. Manajemen Istirahat dan Tidur:
- Mengkaji pola tidur dan istirahat pasien
- Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk mendukung istirahat dan tidur
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur yang lebih baik
- Memantau kualitas dan durasi tidur pasien
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada pengkajian, manajemen nyeri, peningkatan mobilitas, serta dukungan untuk istirahat dan tidur, diharapkan pasien dengan kondisi "Kaki Sakit" dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan nyeri, peningkatan kemampuan fungsional, dan peningkatan kualitas tidur. -
Article No. 17759 | 23 May 2025
Klinis : Kesulitan berkomunikasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi kesulitan berkomunikasi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kesulitan berkomunikasi adalah "Gangguan Komunikasi" (SDKI, 2017). Diagnosa ini didefinisikan sebagai "keterbatasan dalam menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain" (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Komunikasi Verbal: Pasien dapat menyampaikan kebutuhan dan perasaannya secara verbal dengan bantuan minimal.
2. Komunikasi Nonverbal: Pasien dapat menggunakan komunikasi nonverbal (misalnya, bahasa tubuh, ekspresi wajah) untuk menyampaikan pesan dengan efektif.
3. Interaksi Sosial: Pasien dapat berinteraksi secara sosial dengan orang lain dengan bantuan minimal.
4. Pemahaman terhadap Pesan: Pasien dapat memahami pesan yang disampaikan oleh orang lain dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Komunikasi: Mengidentifikasi hambatan komunikasi, memfasilitasi komunikasi verbal dan nonverbal, menggunakan teknik komunikasi yang sesuai (misalnya, kontak mata, bahasa yang sederhana), dan memastikan pemahaman pasien terhadap pesan yang disampaikan.
2. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional kepada pasien, mendengarkan secara aktif, dan memvalidasi perasaan pasien.
3. Edukasi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang strategi komunikasi yang efektif, mengidentifikasi alat bantu komunikasi yang sesuai, dan melibatkan keluarga dalam proses komunikasi.
4. Kolaborasi: Berkolaborasi dengan profesional kesehatan lain (misalnya, terapis wicara) untuk mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan meningkatkan kemampuan komunikasi pasien.
5. Evaluasi: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan pasien dalam komunikasi dan interaksi sosial, serta menyesuaikan intervensi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kemampuan komunikasinya. -
Article No. 17760 | 23 May 2025
Klinis : tidak mau minum berobat dan tidak mau minum obat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: tidak mau minum berobat dan tidak mau minum obat
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah **Ketidakpatuhan** (00079). Ketidakpatuhan didefinisikan sebagai pola perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan kesehatan yang disepakati bersama. Dalam kasus ini, pasien tidak mau minum berobat dan tidak mau minum obat, sehingga perilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai Ketidakpatuhan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk mengatasi Ketidakpatuhan adalah:
a. **Perilaku Patuh** (1600)
- Indikator:
- Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan kesehatan
- Menjelaskan alasan untuk mematuhi rekomendasi pemberi asuhan kesehatan
- Mempertahankan perilaku yang sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan kesehatan
b. **Manajemen Kesehatan** (1621)
- Indikator:
- Melakukan pengobatan sesuai rekomendasi
- Mengenali tanda dan gejala penyakit
- Mengetahui pentingnya menjalani pengobatan
Tujuan utama dari Asuhan Keperawatan adalah untuk membantu pasien menunjukkan perilaku patuh dan mampu mengelola kesehatan mereka dengan baik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran dalam mengatasi Ketidakpatuhan adalah:
a. **Manajemen Ketidakpatuhan** (5250)
- Aktivitas:
- Menilai alasan dan faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan
- Menjelaskan pentingnya mematuhi regimen pengobatan
- Membantu pasien mengidentifikasi hambatan dan memfasilitasi rencana untuk mengatasi hambatan
- Melibatkan keluarga/orang terdekat untuk mendukung kepatuhan pasien
- Memonitor dan mendokumentasikan kepatuhan pasien
b. **Peningkatan Kontrol Diri** (5395)
- Aktivitas:
- Membantu pasien mengidentifikasi perilaku yang perlu diubah
- Membantu pasien menetapkan tujuan yang realistis untuk mengubah perilaku
- Memfasilitasi strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
- Memberikan umpan balik positif atas kemajuan yang dicapai
c. **Edukasi Kesehatan** (5510)
- Aktivitas:
- Mengidentifikasi pengetahuan dan pemahaman pasien terkait kondisi kesehatannya
- Memberikan informasi yang mudah dipahami mengenai pentingnya mematuhi pengobatan
- Mengevaluasi pemahaman pasien dan mengulangi informasi jika diperlukan
- Melibatkan keluarga/orang terdekat dalam proses edukasi
Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk membantu pasien memahami pentingnya mematuhi pengobatan, mengatasi hambatan yang menyebabkan ketidakpatuhan, dan meningkatkan kontrol diri pasien sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17664 | 22 May 2025
Klinis : sindrom pasca trauma
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi sindrom pasca trauma berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan tone akademis dan persona pakar, nurse.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi sindrom pasca trauma:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sindrom pasca trauma adalah Kecemasan Berat. Kecemasan Berat didefinisikan sebagai respon emosional dan fisiologis individu terhadap ancaman yang disadari atau tidak disadari yang dapat mengganggu fungsi sosial, okupasional, dan/atau fisik secara signifikan.
Kriteria diagnostik untuk Kecemasan Berat menurut SDKI meliputi:
1. Perasaan cemas yang tidak terkontrol
2. Frekuensi denyut jantung meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Berkeringat
5. Tremor
6. Mual/muntah
7. Diare
8. Insomnia
9. Sulit berkonsentrasi
10. Panik
11. Ketakutan akan kejadian buruk yang akan terjadi
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kecemasan Terkontrol
- Kriteria hasil: Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan, menggunakan teknik relaksasi, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Perilaku Patuh
- Kriteria hasil: Klien dapat mengikuti program pengobatan dan terapi, serta menunjukkan komitmen dalam mencapai tujuan terapi.
3. Manajemen Stres
- Kriteria hasil: Klien dapat mengidentifikasi sumber stres, menggunakan strategi koping yang efektif, dan menunjukkan tanda-tanda penurunan stres.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengurangan Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan
- Berikan dukungan emosional dan lingkungan yang aman
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, dsb.)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan, jika diperlukan
2. Manajemen Stres
- Identifikasi sumber stres
- Ajarkan teknik manajemen stres (aktivitas fisik, meditasi, dsb.)
- Libatkan keluarga dalam proses manajemen stres
- Kolaborasi dengan ahli konseling, jika diperlukan
3. Peningkatan Kepatuhan
- Identifikasi hambatan dan motivasi untuk kepatuhan
- Berikan informasi dan edukasi tentang kondisi dan pengobatan
- Lakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
- Berikan penguatan positif untuk perilaku patuh
Demikian penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi sindrom pasca trauma berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. -
Article No. 17665 | 22 May 2025
Klinis : Soal kasus Pasien A datang ke rumah sakit efarina siantar dengan keluhan utama sakoit perut sebelah kanan. Pasien tampak meringis kesakitan dan melindungi rasa sakit. Ketika ditanya pasien mengatakan skala nyeri 5 dan nyeri menetap sejak dua hari yang lalu. Pasien menarik nafas dan kalau bisa akan tiodur jika nyeri muncul. Pasien mengatakan demam juga sejak tiga hari yang lalu dan sudah minum obat anti demam. Sebutkan diagnosis keperawatan tuan A Tentukan luaran dan rencana intervensi sesuai dengan diagnosis pasien A
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang tepat untuk pasien A adalah:
1. Nyeri akut (Kode SDKI: 00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Hipertermia (Kode SDKI: 00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
Luaran (SLKI) dan Rencana Intervensi (SIKI):
1. Nyeri akut (Kode SDKI: 00132)
Luaran:
- Skala nyeri menurun (Kode SLKI: 1605)
- Ekspresi nyeri menurun (Kode SLKI: 1608)
- Kemampuan mengendalikan nyeri meningkat (Kode SLKI: 1607)
Rencana Intervensi:
- Manajemen nyeri (Kode SIKI: 1400)
- Pengaturan posisi (Kode SIKI: 0840)
- Terapi relaksasi (Kode SIKI: 5880)
2. Hipertermia (Kode SDKI: 00007)
Luaran:
- Suhu tubuh normal (Kode SLKI: 0800)
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (Kode SLKI: 1102)
- Tidak ada tanda-tanda peradangan (Kode SLKI: 1104)
Rencana Intervensi:
- Manajemen demam (Kode SIKI: 3740)
- Pemantauan tanda-tanda vital (Kode SIKI: 6680)
- Pemberian obat anti-inflamasi/antipiretik (Kode SIKI: 2300)
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada pengelolaan nyeri akut dan hipertermia pada pasien A. Tujuan utama adalah menurunkan skala nyeri, mengurangi ekspresi nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri, serta menormalkan suhu tubuh dan mencegah tanda-tanda infeksi atau peradangan. Melalui intervensi yang komprehensif, diharapkan pasien A dapat memperoleh perawatan yang optimal dan mencapai outcome yang diharapkan. -
Article No. 17666 | 22 May 2025
Klinis : saat ini klien mengeluhkan diare cair sejak semalam. entah sudah berapa kali klien bolak balik ke kamar mandi. klien merupakan anak ke dua dari dua bersaudara, saat ini klien tinggal bersama dengan istri dan ibu kandungnya. ayah klien meninggal kurang lebih 100 hari yang lalu. klien di rehabilitasi karena di tangkap oleh polisi karena terbukti membawa shabu. klien mulai menggunakan shabu sejak januari 2025 dengan frekuensi 1-2 kali tiap minggu paket 200 ribu sekali menggunakan. klien awal mula menggunakan shabu karena melihat di media sosial banyak orang ketangkap polisi akibat shabu sehingga memunculkan rasa penasaran kenapa orang-orang menggunakan shabu, akhirnya klien mencari info tentang shabu dan lokasi pembelian. sejak saat itu klien menggunakan merasa nyaman, tenang dan ketagihan. klien menikan sejak 2018 atau 2019 namun sampai saat ini klien belum mempunyai keturunan. pekerjaan klien saat ini adalah sebagai pengepul sarang walet melanjutkan usaha dari orang tuanya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R19.7
- Deskripsi: Diare, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada tindakan medis yang disebutkan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat diberikan.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dikeluhkan oleh klien, yaitu diare cair sejak semalam dengan frekuensi bolak-balik ke kamar mandi yang tinggi, maka kode ICD-10 yang sesuai adalah R19.7 untuk "Diare, tidak spesifik". Kode ini mencakup berbagai jenis diare yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik.
Dalam kasus ini, tidak disebutkan adanya tindakan medis yang dilakukan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat diberikan. Namun, jika terdapat tindakan medis yang dilakukan, seperti pemeriksaan laboratorium, pemberian obat-obatan, atau prosedur lainnya, maka kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai dapat diberikan. -
Article No. 17667 | 22 May 2025
Klinis : saat ini klien mengeluhkan diare cair sejak semalam. entah sudah berapa kali klien bolak balik ke kamar mandi. klien merupakan anak ke dua dari dua bersaudara, saat ini klien tinggal bersama dengan istri dan ibu kandungnya. ayah klien meninggal kurang lebih 100 hari yang lalu. klien di rehabilitasi karena di tangkap oleh polisi karena terbukti membawa shabu. klien mulai menggunakan shabu sejak januari 2025 dengan frekuensi 1-2 kali tiap minggu paket 200 ribu sekali menggunakan. klien awal mula menggunakan shabu karena melihat di media sosial banyak orang ketangkap polisi akibat shabu sehingga memunculkan rasa penasaran kenapa orang-orang menggunakan shabu, akhirnya klien mencari info tentang shabu dan lokasi pembelian. sejak saat itu klien menggunakan merasa nyaman, tenang dan ketagihan. klien menikan sejak 2018 atau 2019 namun sampai saat ini klien belum mempunyai keturunan. pekerjaan klien saat ini adalah sebagai pengepul sarang walet melanjutkan usaha dari orang tuanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Diare
- SDKI: Diare (10021)
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi lebih dari tiga kali dalam 24 jam.
- SLKI: Manajemen Diare (10021.1)
Definisi: Kemampuan klien/keluarga dalam mengenali, mencegah, dan mengatasi masalah diare.
- SIKI: Perawatan Diare (10021.1)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah diare pada klien.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penyalahgunaan Zat
- SDKI: Risiko Penyalahgunaan Zat (00042)
Definisi: Risiko penggunaan zat secara berlebihan atau tidak tepat yang dapat menyebabkan ketergantungan.
- SLKI: Manajemen Risiko Penyalahgunaan Zat (00042.1)
Definisi: Kemampuan klien/keluarga dalam mengenali, mencegah, dan mengatasi risiko penyalahgunaan zat.
- SIKI: Perawatan Pencegahan Penyalahgunaan Zat (00042.1)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mencegah dan mengatasi risiko penyalahgunaan zat pada klien.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Perubahan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Manajemen Pola Tidur (00198.1)
Definisi: Kemampuan klien/keluarga dalam mengenali, mencegah, dan mengatasi masalah gangguan pola tidur.
- SIKI: Perawatan Pola Tidur (00198.1)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan pola tidur yang adekuat.
Dalam kondisi ini, klien mengalami diare, risiko penyalahgunaan zat, dan kemungkinan gangguan pola tidur akibat kondisi yang dialami. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen diare, pencegahan penyalahgunaan zat, dan perawatan pola tidur sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditetapkan. -
Article No. 17668 | 22 May 2025
Klinis : saat ini klien mengeluhkan diare cair sejak semalam. entah sudah berapa kali klien bolak balik ke kamar mandi. klien merupakan anak ke dua dari dua bersaudara, saat ini klien tinggal bersama dengan istri dan ibu kandungnya. ayah klien meninggal kurang lebih 100 hari yang lalu. klien di rehabilitasi karena di tangkap oleh polisi karena terbukti membawa shabu. klien mulai menggunakan shabu sejak januari 2025 dengan frekuensi 1-2 kali tiap minggu paket 200 ribu sekali menggunakan. klien awal mula menggunakan shabu karena melihat di media sosial banyak orang ketangkap polisi akibat shabu sehingga memunculkan rasa penasaran kenapa orang-orang menggunakan shabu, akhirnya klien mencari info tentang shabu dan lokasi pembelian. sejak saat itu klien menggunakan merasa nyaman, tenang dan ketagihan. klien menikan sejak 2018 atau 2019 namun sampai saat ini klien belum mempunyai keturunan. pekerjaan klien saat ini adalah sebagai pengepul sarang walet melanjutkan usaha dari orang tuanya. saat ini klien merasa sedih karena membuat ibunya kecewa namun disatu sisi klien merasa khawatir dengan kondisi kesehatan ibunya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Diare Akut (10012)
- SDKI: Diare Akut (10012)
Definisi: Pengeluaran feses cair yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
- SLKI: Manajemen Diare (10012.1)
Definisi: Kemampuan individu, keluarga, atau masyarakat untuk mengelola episode diare.
- SIKI: Perawatan Diare (10012.1.1)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi episode diare.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir (10052)
- SDKI: Gangguan Proses Pikir (10052)
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk berpikir secara logis, teratur, dan koheren.
- SLKI: Manajemen Gangguan Proses Pikir (10052.1)
Definisi: Kemampuan individu, keluarga, atau masyarakat untuk mengelola gangguan proses pikir.
- SIKI: Terapi Proses Pikir (10052.1.1)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan proses pikir.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kekerasan Diri Sendiri (10111)
- SDKI: Risiko Kekerasan Diri Sendiri (10111)
Definisi: Kemungkinan individu melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik atau kematian pada dirinya sendiri.
- SLKI: Manajemen Risiko Kekerasan Diri Sendiri (10111.1)
Definisi: Kemampuan individu, keluarga, atau masyarakat untuk mengelola risiko kekerasan diri sendiri.
- SIKI: Manajemen Risiko Kekerasan Diri Sendiri (10111.1.1)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengelola risiko kekerasan diri sendiri.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, klien mengalami diare cair sejak semalam, memiliki riwayat penggunaan narkoba (shabu), dan juga menunjukkan adanya gangguan proses pikir serta risiko kekerasan diri sendiri. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah Diare Akut, Gangguan Proses Pikir, dan Risiko Kekerasan Diri Sendiri. -
Article No. 17679 | 22 May 2025
Klinis : Ketidakstabilan kadar glukosa darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi Ketidakstabilan kadar glukosa darah, sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (NANDA-I: 00179)
Definisi: Variasi yang tidak dapat dikontrol dalam kadar glukosa darah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10027
Judul: Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Variasi yang tidak dapat dikontrol dalam kadar glukosa darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10030
Judul: Kadar Glukosa Darah Terkendali
Definisi: Kadar glukosa darah yang terkontrol sesuai target terapi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10036
Judul: Pemantauan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Tindakan pemantauan dan pencatatan kadar glukosa darah secara berkala untuk mengetahui fluktuasi kadar glukosa darah.
Kode: 10037
Judul: Pengelolaan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Tindakan pemberian terapi dan edukasi untuk menjaga kadar glukosa darah tetap dalam rentang normal.
Dengan menggunakan Diagnosa Keperawatan dan Standar Praktik Keperawatan Indonesia (SDKI, SLKI, SIKI) yang ditetapkan oleh PPNI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang sistematis dan terstandar dalam menangani pasien dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah.