Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17786 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut saya sampaikan pendokumentasian asuhan keperawatan untuk kasus Tn. R dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2:
Pengkajian:
Tn. R, laki-laki, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. Hasil pemeriksaan menunjukkan GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Hiperglikemia (SIKI Kode: 00179)
Definisi: Kondisi ketika kadar glukosa darah melebihi rentang normal, yang dapat menimbulkan komplikasi.
2. Defisiensi Perawatan Diri: Perawatan Luka (SIKI Kode: 00108)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan luka secara mandiri.
3. Kecemasan (SIKI Kode: 00146)
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Intervensi Keperawatan:
1. Risiko Hiperglikemia:
- Monitor kadar glukosa darah secara rutin (SLKI Kode: M0301)
- Berikan edukasi tentang manajemen diabetes mellitus (SLKI Kode: E0301)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi farmakologis (SLKI Kode: C0301)
2. Defisiensi Perawatan Diri: Perawatan Luka:
- Ajarkan teknik perawatan luka yang benar (SLKI Kode: E0601)
- Fasilitasi pasien untuk merawat luka secara mandiri (SLKI Kode: A0601)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk perawatan luka yang komprehensif (SLKI Kode: C0601)
3. Kecemasan:
- Identifikasi penyebab kecemasan (SLKI Kode: M0401)
- Berikan dukungan emosional dan psikologis (SLKI Kode: A0401)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan kecemasan (SLKI Kode: C0401)
Implementasi:
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana intervensi keperawatan yang telah ditetapkan.
Evaluasi:
1. Risiko Hiperglikemia: Kadar glukosa darah terkontrol, tidak ada komplikasi.
2. Defisiensi Perawatan Diri: Pasien dapat merawat luka secara mandiri.
3. Kecemasan: Pasien dapat mengelola kecemasan dengan baik. -
Article No. 17787 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN**
**Format: SOAPIER**
---
### **1. SUBJECTIVE (S)**
- Pasien (Tn. R, 58 tahun) mengeluh:
- Sering haus (*polidipsia*).
- Frekuensi berkemih >7x/hari (*poliuria*).
- Luka di kaki kanan tidak kunjung sembuh (sejak 3 minggu).
- Mengungkapkan kecemasan dan ketidaktahuan tentang perawatan luka di rumah.
---
### **2. OBJECTIVE (O)**
- **Data Fisik:**
- Luka di kaki kanan (ukuran 2x1 cm, dasar luka nekrotik, eksudat serous).
- Tanda vital: TD 140/90 mmHg, Nadi 88x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,8°C.
- **Data Laboratorium:**
- GDS: 290 mg/dL (nilai kritikal).
- **Perilaku:**
- Ekspresi wajah tegang, sering mengelus kaki.
---
### **3. ASSESSMENT (A)**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI – SLKI – SIKI):**
1. **Gangguan Integritas Jaringan (SDKI: 0803)**
- **Definisi (SDKI):** Kerusakan jaringan epidermis/dermis yang berisiko infeksi atau penyembuhan tertunda.
- **Luaran (SLKI):**
- **Luka menunjukkan penyembuhan (SLKI: 080301):** Luka bersih, granulasi muncul, ukuran luka menurun.
- **Intervensi (SIKI):**
- **Perawatan Luka (SIKI: 3544):** Membersihkan luka dengan teknik aseptik, memantau tanda infeksi.
- **Edukasi Perawatan Luka (SIKI: 5608):** Ajarkan teknik perawatan luka mandiri.
2. **Hiperglikemia (SDKI: 0702)**
- **Definisi (SDKI):** Kadar glukosa darah di atas rentang normal.
- **Luaran (SLKI):**
- **Kontrol Glikemik (SLKI: 070201):** GDS dalam rentang target (70-180 mg/dL).
- **Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen Hiperglikemia (SIKI: 2120):** Pemantauan GDS, pemberian insulin sesuai protokol.
- **Edukasi Diabetes (SIKI: 5616):** Ajarkan diet DM, tanda hipo/hiperglikemia.
3. **Ansietas (SDKI: 1301)**
- **Definisi (SDKI):** Perasaan tidak nyaman akibat ketidaktahuan tentang kondisi kesehatan.
- **Luaran (SLKI):**
- **Koping Efektif (SLKI: 130102):** Pasien mampu menyatakan strategi mengurangi kecemasan.
- **Intervensi (SIKI):**
- **Dukungan Emosional (SIKI: 5270):** Berikan pendampingan dan informasi jelas tentang kondisi.
---
### **4. PLAN (P)**
1. **Intervensi Prioritas:**
- Lakukan perawatan luka 2x/hari dengan NaCl 0,9% dan balut steril.
- Kolaborasi pemberian insulin sesuai GDS.
- Ajarkan teknik perawatan luka dan manajemen DM.
2. **Kriteria Evaluasi:**
- Luka menunjukkan granulasi dalam 3 hari.
- GDS <180 mg/dL dalam 24 jam.
- Pasien mampu mendemonstrasikan perawatan luka sederhana.
---
### **5. IMPLEMENTATION (I)**
- **Hari 1:**
- Luka dibersihkan, diberikan dressing hidrogel.
- Insulin reguler 10 unit subkutan (setelah konsul dokter).
- Edukasi perawatan luka dan diet DM menggunakan leaflet.
---
### **6. EVALUATION (E)**
- **Hari 3:**
- Luka: Ukuran berkurang (1x0,5 cm), eksudat minimal.
- GDS: 160 mg/dL.
- Pasien mampu menjelaskan langkah perawatan luka dan diet DM.
---
### **7. REVISION (R)**
- Tingkatkan frekuensi pemantauan GDS jika diperlukan.
- Rujuk ke ahli gizi untuk penyesuaian diet.
---
**Kode SDKI-SLKI-SIKI:**
- **SDKI:** 0803, 0702, 1301.
- **SLKI:** 080301, 070201, 130102.
- **SIKI:** 3544, 5608, 2120, 5616, 5270.
**Catatan:** Dokumentasi ini mengacu pada standar PPNI (2023) dan memenuhi prinsip *evidence-based practice*. -
Article No. 17788 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah pembahasan mengenai kasus keperawatan medik bedah yang Anda berikan:
Pengkajian Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diketahui bahwa pasien Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. Pemeriksaan GDS terakhir menunjukkan hasil 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data pengkajian, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan toleransi aktivitas akibat Diabetes Mellitus.
2. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka yang tidak kunjung sembuh.
3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan cara perawatan luka di rumah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktivitas.
2. Integritas kulit:
- Luka pada kaki kanan memperlihatkan tanda-tanda penyembuhan.
- Tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut.
- Pasien dapat merawat luka secara mandiri.
3. Kecemasan:
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien dapat menunjukkan perilaku yang tenang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Atur aktivitas dan istirahat pasien sesuai kemampuan.
- Berikan edukasi tentang manajemen aktivitas dan istirahat pada pasien dengan Diabetes Mellitus.
2. Integritas kulit:
- Kaji kondisi luka secara komprehensif.
- Lakukan perawatan luka sesuai prosedur.
- Ajarkan pasien tentang perawatan luka di rumah.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan luka.
3. Kecemasan:
- Kaji tingkat kecemasan pasien.
- Berikan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan.
- Diskusikan penyebab kecemasan dan berikan dukungan emosional.
- Berikan edukasi tentang manajemen kecemasan pada pasien dengan Diabetes Mellitus.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam menyusun asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien Tn. R. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 17789 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kasus keperawatan medik-bedah yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Perubahan kadar glukosa darah yang tidak terkendali dari kisaran normal.
- Penyebab: Ketidakpatuhan dalam pengobatan, aktivitas fisik yang tidak adekuat, asupan makanan yang tidak adekuat.
- Gejala dan Tanda: Poliuria, polidipsia, rasa haus, lemah, berat badan turun.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terinfeksi organisme patogen.
- Penyebab: Kerusakan integritas kulit/jaringan, prosedur invasif, penurunan sistem imun.
- Gejala dan Tanda: Luka terbuka, demam, perubahan warna, hangat, nyeri.
3. Cemas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- Penyebab: Perubahan status kesehatan, kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya.
- Gejala dan Tanda: Gelisah, tegang, khawatir, sulit tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Indikator: Kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.
- Target: Kadar glukosa darah 80-180 mg/dL.
2. Integritas Kulit
- Indikator: Luka sembuh tanpa tanda-tanda infeksi.
- Target: Luka tertutup dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Tingkat Kecemasan Terkendali
- Indikator: Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas, dapat mengenali pemicu kecemasan, dan menggunakan strategi koping yang efektif.
- Target: Pasien dapat mengatasi kecemasan dan merasa tenang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Stabilitas Kadar Glukosa Darah:
- Monitoring kadar glukosa darah secara teratur
- Pemberian insulin sesuai dengan resep dokter
- Edukasi pasien tentang manajemen diabetes
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan obat dan diet
2. Untuk Integritas Kulit:
- Perawatan luka secara optimal
- Pencegahan infeksi (kebersihan, antiseptik)
- Kolaborasi dengan dokter untuk perawatan luka
- Edukasi pasien tentang perawatan luka di rumah
3. Untuk Tingkat Kecemasan Terkendali:
- Identifikasi faktor penyebab kecemasan
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan
- Latihan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan dokter atau psikolog jika diperlukan
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kasus di atas adalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah, Risiko Infeksi, dan Cemas. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah terkait dengan keluhan pasien yang sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan kadar GDS yang tinggi. Risiko Infeksi terkait dengan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. Cemas terkait dengan pernyataan pasien yang mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Stabilitas Kadar Glukosa Darah, Integritas Kulit, dan Tingkat Kecemasan Terkendali. Stabilitas Kadar Glukosa Darah ditandai dengan kadar glukosa darah dalam rentang normal dan tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia. Integritas Kulit ditandai dengan luka yang sembuh tanpa tanda-tanda infeksi. Tingkat Kecemasan Terkendali ditandai dengan pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas, mengenali pemicu kecemasan, dan menggunakan strategi koping yang efektif.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi monitoring kadar glukosa darah, pemberian insulin, edukasi tentang manajemen diabetes, perawatan luka, pencegahan infeksi, identifikasi faktor penyebab kecemasan, pemberian dukungan emosional, latihan relaksasi, dan kolaborasi dengan dokter atau psikolog. Intervensi-intervensi ini dilakukan secara komprehensif untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan. -
Article No. 17790 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kasus Tn. R dengan Diabetes Mellitus tipe 2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Keadaan dimana seseorang mengalami perubahan kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
Penyebab: Ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan dan diet, aktivitas fisik yang tidak seimbang, stres.
Gejala dan Tanda: Sering haus, sering buang air kecil, luka yang tidak kunjung sembuh.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Kondisi di mana seseorang berisiko mengalami kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya.
Penyebab: Mobilitas terbatas, malnutrisi, diabetes.
Gejala dan Tanda: Luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh.
3. Kecemasan
Definisi: Perasaan takut atau khawatir yang tidak jelas dan menetap, disertai dengan respons otonom.
Penyebab: Perubahan status kesehatan, ketidaktahuan tentang perawatan.
Gejala dan Tanda: Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah puasa berada dalam rentang normal (70-100 mg/dL)
- Tidak ada gejala hiperglikemia atau hipoglikemia
2. Integritas Kulit
Definisi: Kondisi utuh dan sehat dari kulit dan jaringan di bawahnya.
Kriteria Hasil:
- Luka pada kaki kanan menunjukkan penyembuhan yang baik
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
3. Tingkat Kecemasan
Definisi: Kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengurangi perasaan takut atau khawatir.
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi sumber kecemasan
- Pasien dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengurangi kecemasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kadar Glukosa Darah
- Monitoring kadar glukosa darah secara berkala
- Pengaturan diet dan pemberian insulin/obat sesuai dengan kebutuhan
- Edukasi tentang pentingnya kepatuhan pengobatan dan diet
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk pengaturan terapi
2. Perawatan Luka
- Pembersihan dan perawatan luka secara teratur
- Pemberian salep atau balutan yang sesuai untuk mempercepat penyembuhan
- Edukasi tentang perawatan luka di rumah
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli perawatan luka) untuk evaluasi dan perawatan lanjutan
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab kecemasan pasien
- Penggunaan teknik relaksasi, distraksi, atau terapi komplementer untuk mengurangi kecemasan
- Pemberian dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (psikolog, psikiater) jika diperlukan
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien Tn. R dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas kadar glukosa darah, penyembuhan luka yang baik, dan penurunan tingkat kecemasan. -
Article No. 17791 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN**
**Format: SOAPIER**
---
### **1. SUBJECTIVE (S)**
- Pasien (Tn. R, 58 tahun) mengeluh:
- Sering haus (*polydipsia*).
- Frekuensi berkemih >7x/hari (*polyuria*).
- Luka di kaki kanan tidak kunjung sembuh (sejak 3 minggu lalu).
- Mengungkapkan kecemasan terkait perawatan luka dan kondisi penyakit.
- Pernyataan pasien: *"Saya tidak tahu cara merawat luka ini di rumah."*
---
### **2. OBJECTIVE (O)**
- **Data Fisik:**
- GDS: 290 mg/dL (hiperglikemia).
- Luka di kaki kanan: ukuran 2x1.5 cm, dasar luka berwarna kuning (*slough*), edema ringan sekitar luka, nyeri skala 4/10.
- Tanda vital: TD 140/90 mmHg, Nadi 88x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36.8°C.
- **Data Psikologis:**
- Ekspresi wajah tegang, sering menarik napas panjang.
---
### **3. ASSESSMENT (A)**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI – PPNI):**
1. **Gangguan Integritas Jaringan (Kode: 00044)**
- *Faktor terkait:* Hiperglikemia, gangguan sirkulasi perifer.
- *Manifestasi:* Luka di kaki kanan tidak sembuh, adanya slough.
- **SLKI (Luaran):**
- **Kode 2201:** Penyembuhan luka tercapai.
- Indikator: Ukuran luka menurun, jaringan granulasi muncul.
- **SIKI (Intervensi):**
- **Kode 3520:** Perawatan Luka.
- **Kode 3524:** Manajemen Hiperglikemia.
2. **Ansietas (Kode: 00146)**
- *Faktor terkait:* Ketidaktahuan perawatan luka dan penyakit.
- **SLKI:**
- **Kode 1302:** Tingkat ansietas terkontrol.
- **SIKI:**
- **Kode 5820:** Edukasi Manajemen Diabetes.
- **Kode 5270:** Dukungan Emosional.
3. **Kurang Pengetahuan (Kode: 00126)**
- *Faktor terkait:* Kurang eksposur informasi.
- **SLKI:**
- **Kode 1803:** Pengetahuan tentang perawatan luka dan DM meningkat.
- **SIKI:**
- **Kode 5602:** Edukasi Pasien.
---
### **4. PLAN (P)**
**Intervensi Keperawatan:**
1. **Gangguan Integritas Jaringan:**
- Lakukan perawatan luka steril 2x/hari (dekbridemen slough, balut dengan dressing antiseptik).
- Pantau GDS 4x/hari (sebelum makan dan sebelum tidur).
- Kolaborasi pemberian insulin sesuai protokol.
2. **Ansietas:**
- Berikan penjelasan tentang hubungan hiperglikemia dengan penyembuhan luka.
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
3. **Kurang Pengetahuan:**
- Edukasi perawatan luka mandiri (teknik cuci tangan, ganti balutan).
- Berikan booklet panduan diet DM dan kontrol gula darah.
---
### **5. IMPLEMENTATION (I)**
- Dilakukan perawatan luka tanggal [DD/MM/YYYY] dengan teknik aseptik.
- Edukasi verbal dan demonstrasi perawatan luka telah diberikan.
- Pasien mampu mengulangi 3 dari 5 poin edukasi.
---
### **6. EVALUATION (E)**
- **Gangguan Integritas Jaringan:**
- Luka menunjukkan tanda granulasi hari ke-3.
- **Ansietas:**
- Pasien melaporkan skala ansietas menurun (dari 7/10 ke 4/10).
- **Kurang Pengetahuan:**
- Pasien mampu mendemonstrasikan perawatan luka sederhana.
---
### **7. REVISION (R)**
- Tingkatkan frekuensi pemantauan GDS jika nilai tidak stabil.
- Rujuk ke ahli gizi untuk konsultasi diet spesifik.
---
**Keterangan Kode:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** – Kode diagnosa.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** – Kriteria evaluasi.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** – Tindakan keperawatan.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI, SLKI, SIKI)*. -
Article No. 17792 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien Tn. R adalah:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan atau peningkatan kadar glukosa darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Usia, riwayat diabetes mellitus, tidak patuh pengobatan, ketidaktahuan pengelolaan diabetes.
2. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Penyebab: Penyakit diabetes, luka yang tidak sembuh-sembuh.
3. Cemas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah.
- Penyebab: Perubahan status kesehatan, ketidaktahuan perawatan diri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal (70-180 mg/dL).
- Tidak terjadi episode hipoglikemia atau hiperglikemia.
- Pasien mampu mengelola diet, obat, dan aktivitas untuk mengontrol kadar glukosa darah.
2. Integritas Kulit
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit.
- Kriteria Hasil:
- Tidak terdapat luka atau kerusakan pada kulit.
- Luka yang ada menunjukkan penyembuhan yang baik.
- Pasien mampu merawat kulit dengan baik.
3. Kontrol Kecemasan
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan perasaan tidak nyaman atau khawatir.
- Kriteria Hasil:
- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien mampu menggunakan teknik untuk mengatasi kecemasan.
- Pasien menunjukkan perilaku yang tenang dan rileks.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Diabetes
- Monitor kadar glukosa darah secara teratur.
- Ajarkan pasien tentang pengelolaan diet, obat, dan aktivitas untuk mengontrol diabetes.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi diabetes.
2. Perawatan Luka
- Lakukan perawatan luka secara teratur dan tepat.
- Ajarkan pasien tentang perawatan luka di rumah.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi penyembuhan luka.
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab kecemasan pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi kecemasan.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diuraikan di atas sesuai dengan kondisi pasien Tn. R yang mengalami diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi luka di kaki yang tidak kunjung sembuh dan kecemasan terkait kondisi kesehatannya. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien akan membantu mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 17793 | 24 May 2025
Klinis : Soal 1: Kasus Keperawatan Medikal Bedah Kasus: Seorang pasien laki-laki, Tn. R, 58 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengeluh sering merasa haus, buang air kecil lebih dari 7 kali sehari, dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. GDS terakhir 290 mg/dL. Pasien tampak cemas dan mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat lukanya di rumah. Tugas: Buat pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di atas menggunakan format SOAP/SOAPIER atau sesuai format yang digunakan dalam praktik. Pastikan mencakup minimal pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kasus keperawatan medik bedah yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari akibat peningkatan kadar glukosa darah.
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan adanya luka pada kaki kanan yang tidak kunjung sembuh.
3. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan dalam merawat luka di rumah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
b. Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
c. Pasien dapat mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas.
2. Kerusakan Integritas Kulit:
a. Luka pada kaki kanan dapat sembuh dalam waktu yang ditentukan.
b. Tidak terjadi komplikasi pada luka, seperti infeksi atau gangren.
c. Pasien dapat melakukan perawatan luka secara mandiri.
3. Kecemasan:
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
b. Pasien dapat mengelola kecemasan dengan baik.
c. Pasien dapat mempertahankan tingkat kecemasan dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas, seperti kondisi medis, nutrisi, dan psikologis.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal.
c. Bantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan dan toleransi.
d. Ajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti latihan fisik yang bertahap.
e. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Kerusakan Integritas Kulit:
a. Lakukan pengkajian luka secara komprehensif, termasuk lokasi, ukuran, tipe, dan kondisi luka.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menentukan rencana perawatan luka yang sesuai.
c. Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik perawatan luka yang benar, termasuk cara membersihkan, merawat, dan melindungi luka.
d. Monitoring dan evaluasi perkembangan luka secara berkala.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi faktor-faktor yang memperlambat penyembuhan luka.
3. Kecemasan:
a. Identifikasi penyebab kecemasan pada pasien, seperti ketidaktahuan atau ketakutan.
b. Berikan informasi yang akurat dan dapat dipahami pasien terkait kondisi dan perawatannya.
c. Gunakan teknik-teknik manajemen kecemasan, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi kognitif.
d. Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan emosional.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengatasi kecemasan pasien.
Dengan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu Tn. R mencapai hasil yang optimal dalam pengelolaan diabetes mellitus dan perawatan luka, serta mengatasi kecemasan yang dialami. -
Article No. 17794 | 24 May 2025
Klinis : a. Pasien mengatakan bahwa dirinya sering menderita sakit kepala. b. Pasien mengatakan bahwa dirinya kehilangan nafsu makan selama 30 hari terakhir. c. Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa cemas, tegang dan khawatir. d. Pasien mengatakan bahwa dirinya kehilangan minat terhadap banyak hal. e. Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa lelah sepanjang waktu. f. Pasien mengatakan bahwa dirinya mudah lelah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda paparkan.
a. Pasien mengatakan bahwa dirinya sering menderita sakit kepala.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kepala Akut
SDKI: 10039
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial di area kepala.
b. Pasien mengatakan bahwa dirinya kehilangan nafsu makan selama 30 hari terakhir.
Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: 10062
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa cemas, tegang dan khawatir.
Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
SDKI: 10005
Definisi: Respon emosional dan psiologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas dan non-spesifik.
d. Pasien mengatakan bahwa dirinya kehilangan minat terhadap banyak hal.
Diagnosa Keperawatan: Defisit Aktivitas Rekreasi
SLKI: 10061
Definisi: Penurunan atau kehilangan minat dan/atau partisipasi dalam aktivitas rekreasi yang menyenangkan.
e. Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa lelah sepanjang waktu.
Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
SDKI: 10013
Definisi: Sensasi subjektif berkurangnya kemampuan fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
f. Pasien mengatakan bahwa dirinya mudah lelah.
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI: 10057
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik, mental, dan/atau psikososial pada tingkat yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 17795 | 24 May 2025
Klinis : Risiko Perfusi cerebral tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" adalah "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif". Diagnosa ini mengacu pada keadaan di mana terdapat potensi gangguan dalam aliran darah dan oksigenasi ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perfusi Serebral Membaik: Pasien akan menunjukkan peningkatan aliran darah dan oksigenasi ke otak, sehingga fungsi otak dapat berjalan optimal.
b. Tanda-Tanda Vital Stabil: Pasien akan menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan suhu tubuh, yang mendukung perfusi serebral yang adekuat.
c. Tidak Ada Tanda-Tanda Kerusakan Otak: Pasien tidak akan menunjukkan tanda-tanda kerusakan otak, seperti penurunan kesadaran, gangguan motorik, atau gangguan sensorik.
d. Pasien Mampu Beraktivitas Secara Mandiri: Pasien akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa adanya hambatan yang disebabkan oleh gangguan perfusi serebral.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Perawat akan melakukan pemantauan rutin terhadap tanda-tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat memengaruhi perfusi serebral.
b. Manajemen Oksigenasi: Perawat akan memastikan pasien mendapatkan oksigenasi yang adekuat, baik melalui pemberian oksigen, pengaturan ventilasi, atau tindakan lain yang diperlukan.
c. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Perawat akan memantau dan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit pasien untuk mendukung perfusi serebral yang optimal.
d. Manajemen Aktivitas: Perawat akan membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap, sesuai dengan kemampuan pasien, untuk mencegah kelelahan yang dapat memengaruhi perfusi serebral.
e. Edukasi dan Konseling: Perawat akan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga perfusi serebral, serta konseling untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisinya.
f. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Perawat akan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, atau ahli gizi, untuk mengoptimalkan penanganan dan perawatan pasien.
Dengan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan terencana untuk mengatasi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" pada pasien.