Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17814 | 25 May 2025
Klinis : ? Data Subjektif: Pasien dan keluarga menyatakan: Nafsu makan menurun. Mengalami mual dan muntah. Mudah lemas dan merasa lemah. Kesulitan mengatur pola makan di rumah. Keluarga tidak memiliki pengetahuan mengenai diet diabetes. ? Data Objektif: Usia: 61 tahun. Pekerjaan: Petani. Diagnosis medis: Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak ±10 tahun lalu. Berat badan: 45 kg. Tinggi badan: 157 cm. BMI: 18.2 kg/m² (kategori kurus). Skor MST (Malnutrition Screening Tool): 3 (berisiko malnutrisi). Gula darah sewaktu: 683 mg/dL. HbA1c: >15%. Kesadaran menurun (somnolen), penurunan orientasi, polidipsia, poliuria, lemas. Didiagnosis mengalami Hyperglycemic Hyperosmolar Nonketotic Syndrome (HHNK).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Intake makanan yang tidak adekuat, mual, muntah, kesulitan mengatur pola makan.
- Tanda dan gejala: Nafsu makan menurun, mudah lemas dan merasa lemah, berat badan menurun, BMI <18,5 kg/m².
2. Risiko Glukosa Darah Tidak Stabil
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan kadar glukosa darah yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Diabetes Mellitus Tipe 2, intake makanan yang tidak adekuat, aktivitas fisik tidak seimbang.
- Tanda dan gejala: Kadar glukosa darah sewaktu 683 mg/dL, HbA1c >15%, kesadaran menurun, polidipsia, poliuria, lemas.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Hiperglikemia, dehidrasi.
- Tanda dan gejala: Kesadaran menurun, penurunan orientasi, Hyperglycemic Hyperosmolar Nonketotic Syndrome (HHNK).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Kriteria: Pasien/keluarga dapat mempertahankan berat badan ideal, tidak ada mual/muntah, dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.
2. Kadar Glukosa Darah Terkendali
- Kriteria: Pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda hiperglikemia.
3. Perfusi Jaringan yang Efektif
- Kriteria: Pasien menunjukkan status hidrasi yang baik, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan tidak ada komplikasi akibat hiperglikemia.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Keseimbangan Nutrisi:
- Asesmen status nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet diabetes yang sesuai
- Berikan edukasi tentang diet diabetes kepada pasien dan keluarga
- Pantau asupan nutrisi dan berat badan pasien
- Berikan intervensi untuk mengatasi mual/muntah
2. Intervensi untuk Kadar Glukosa Darah Terkendali:
- Asesmen kadar glukosa darah pasien secara teratur
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatur regimen terapi diabetes
- Berikan edukasi tentang manajemen diabetes kepada pasien dan keluarga
- Pantau kepatuhan pasien dalam menjalani terapi diabetes
3. Intervensi untuk Perfusi Jaringan yang Efektif:
- Asesmen status hidrasi pasien
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi komplikasi HHNK
- Berikan intervensi untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pantau tanda-tanda vital dan status kesadaran pasien
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dalam mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17815 | 25 May 2025
Klinis : buat askep komunitas caregiver lansia. data objektif: Tidak tersedia program untuk meningkatan pengetahuan dan pendampingan bagi komunitas caregiver.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi askep komunitas caregiver lansia dengan data objektif: Tidak tersedia program untuk meningkatan pengetahuan dan pendampingan bagi komunitas caregiver.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan (Kode: 00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang dibutuhkan untuk berfungsi secara efektif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Defisit Pengetahuan
Kode: P-00001
Definisi: Keterbatasan informasi kognitif yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan dan tindakan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengetahuan Meningkat
Kode: P-00001
Definisi: Peningkatan informasi kognitif yang dimiliki untuk mengambil keputusan dan tindakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Pengetahuan
Kode: P-00001
Definisi: Upaya memfasilitasi peningkatan pengetahuan klien dalam hal tertentu.
Dalam konteks askep komunitas caregiver lansia, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Defisit Pengetahuan. Hal ini dikarenakan data objektif menunjukkan bahwa tidak tersedia program untuk meningkatkan pengetahuan dan pendampingan bagi komunitas caregiver. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Pengetahuan, dengan tujuan untuk memfasilitasi peningkatan pengetahuan komunitas caregiver lansia terkait perawatan dan pendampingan bagi lansia. -
Article No. 17816 | 25 May 2025
Klinis : buat askep komunitas caregiver lansia: defisit pengetahuan komunitas. data objektif: Tidak tersedia program untuk meningkatan pengetahuan dan pendampingan bagi komunitas caregiver.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS\b0
\par \b (SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)\b0
\par \b Kode SDKI: B.3.1\b0
\par \b Defisit Pengetahuan Komunitas tentang Perawatan Lansia\b0
\par \b Definisi:\b0 Ketidakcukupan informasi atau pemahaman komunitas caregiver lansia terkait praktik perawatan, manajemen kesehatan, dan pendampingan lansia yang berdampak pada kualitas hidup kelompok usia lanjut.
\par \b INTERVENSI KEPERAWATAN\b0
\par \b (SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)\b0
\par \b Kode SIKI: I.5.1.1\b0
\par \b Edukasi Kesehatan Komunitas\b0
\par \b Tindakan:\b0
\par 1. Mengembangkan program pelatihan terstruktur untuk caregiver (e.g., modul perawatan ADL, manajemen perilaku lansia).
\par 2. Kolaborasi dengan puskesmas/kelurahan untuk penyuluhan rutin.
\par 3. Demonstrasi teknik perawatan (transfer, hygiene, nutrisi).
\par \b KRITERIA HASIL\b0
\par \b (SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia)\b0
\par \b Kode SLKI: L.3.1.1\b0
\par \b Pengetahuan Komunitas tentang Perawatan Lansia Meningkat\b0
\par \b Indikator:\b0
\par 1. 80% caregiver mampu menyebutkan 3 teknik perawatan dasar lansia.
\par 2. Tersedianya forum diskusi bulanan caregiver di tingkat RW.
\par 3. Adanya panduan tertulis yang dapat diakses komunitas.
\par \b Referensi:\b0
\par PPNI. (2019). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).\i0 Edisi 2. Jakarta: Pengurus Pusat PPNI.
\par }
**Catatan Format RTF:**
- Teks dapat disalin ke editor RTF (e.g., WordPad) dan disimpan dengan ekstensi .rtf
- Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada klasifikasi PPNI 2019.
- Intervensi difokuskan pada aspek \i community empowerment\i0 melalui pendekatan partisipatif. -
Article No. 17817 | 25 May 2025
Klinis : buat askep komunitas caregiver lansia: defisit pengetahuan komunitas. data objektif: Tidak tersedia program untuk meningkatan pengetahuan dan pendampingan bagi komunitas caregiver.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Defisit Pengetahuan Komunitas (00126)
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Faktor yang Berhubungan:
- Tidak tersedia program untuk meningkatkan pengetahuan dan pendampingan bagi komunitas caregiver.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00126
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01001
Definisi: Tingkat pengetahuan komunitas yang sesuai dengan topik tertentu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00175
Definisi: Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan komunitas tentang topik tertentu.
Penjelasan:
Berdasarkan data objektif yang diberikan, yaitu tidak tersedianya program untuk meningkatkan pengetahuan dan pendampingan bagi komunitas caregiver lansia, maka diagnosa keperawatan yang tepat adalah Defisit Pengetahuan Komunitas (00126). Diagnosa ini menggambarkan kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu, dalam hal ini adalah pengetahuan komunitas caregiver lansia.
Untuk mengatasi masalah ini, perawat dapat menggunakan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) kode 01001, yaitu Tingkat Pengetahuan Komunitas, dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) kode 00175, yaitu Peningkatan Pengetahuan Komunitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain adalah memberikan edukasi, penyuluhan, dan pendampingan bagi komunitas caregiver lansia untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam merawat lansia. -
Article No. 17818 | 25 May 2025
Klinis : Data Subjektif (DS): Ny. M mengatakan kakinya sering kebas dari telapak kaki hingga betis dan ujung-ujung jarinya tidak dapat dirasakan. Ny. M mengatakan setiap malam ingin BAK terus-menerus. Ny. M mengatakan menyukai minuman manis dan terkadang minum sirup. Ny. M mengatakan terasa haus terus menerus dan berkeinginan minum yang manis-manis. Ny. M mengatakan merasa lemas dan lesu jika tidak minum yang manis-manis. Ny. M mengatakan mengalami gangguan tidur karena BAK setiap malam dan sulit tidur kembali. Ny. M mengatakan tidak melakukan apa pun terhadap keluhannya. Ny. M mengatakan hanya mengunjungi pelayanan kesehatan jika ada pemeriksaan gratis. Ny. M mengatakan meminum obat dari resep dokter, tetapi tidak bisa membeli lagi karena keterbatasan biaya. Ny. M mengatakan beberapa hari terakhir meminum obat diabetes dari tetangganya. Ny. M mengatakan tidak ada biaya karena anak terakhirnya masih SMA dan tidak ada yang mengantar ke puskesmas atau klinik. Ny. M mengatakan mengerti tentang penyakit yang diderita, namun tidak tahu gejala dan tindakan yang harus dilakukan. Data Objektif (DO): Ny. M tampak lemas dan lesu. Ny. M tampak jarang ke fasilitas kesehatan. Ny. M tampak meminum obat-obatan seperti Dexamethasone, Metformin HCl, Voltadex, dan Allopurinol. Tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan: TD: 145/84 mmHg N: 87 x/menit S: 36,5°C R: 18 x/menit BB: 63 kg TB: 159 cm GDS: 475 mg/dL Asam urat: 6,9 mg/dL
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. M:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Neuropati
Definisi: Gangguan dalam persepsi sensorik yang disebabkan oleh perubahan struktural atau fungsional pada sistem saraf.
Ditandai dengan data subjektif: Ny. M mengatakan kakinya sering kebas dari telapak kaki hingga betis dan ujung-ujung jarinya tidak dapat dirasakan.
2. Inkontinensia Urin
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan urin, yang menyebabkan pengeluaran urin yang tidak disengaja.
Ditandai dengan data subjektif: Ny. M mengatakan setiap malam ingin BAK terus-menerus.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan
Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
Ditandai dengan data subjektif: Ny. M mengatakan menyukai minuman manis dan terkadang minum sirup, serta merasa lemas dan lesu jika tidak minum yang manis-manis.
4. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
Ditandai dengan data subjektif: Ny. M mengatakan merasa lemas dan lesu.
5. Ketidakpatuhan
Definisi: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan atau aktivitas yang disepakati bersama petugas kesehatan.
Ditandai dengan data subjektif: Ny. M mengatakan tidak melakukan apa pun terhadap keluhannya, hanya mengunjungi pelayanan kesehatan jika ada pemeriksaan gratis, meminum obat dari resep dokter tetapi tidak bisa membeli lagi, dan meminum obat diabetes dari tetangganya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Neuropati
- Sensasi normal pada ekstremitas
- Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
- Mendemonstrasikan strategi untuk mengatasi gangguan sensori
2. Inkontinensia Urin
- Tidak ada kebocoran urin
- Kemampuan mengendalikan eliminasi urin meningkat
- Kepuasan terhadap pola berkemih meningkat
3. Keseimbangan Nutrisi
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Berat badan dalam rentang normal
- Tidak ada keluhan terkait asupan nutrisi
4. Toleransi Aktivitas
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
- Tidak ada keluhan terkait kelelahan
- Mendemonstrasikan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas
5. Kepatuhan
- Mengikuti program pengobatan dan aktivitas yang disepakati
- Mengunjungi fasilitas kesehatan secara teratur
- Mengetahui dan memahami kondisi kesehatan serta tindakan yang harus dilakukan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Neuropati
- Identifikasi perubahan sensasi pada ekstremitas
- Ajarkan teknik stimulasi sensorik untuk meningkatkan sensasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan neuropati
2. Inkontinensia Urin
- Kaji pola berkemih dan faktor yang memengaruhi
- Latih teknik mengontrol berkemih (Kegel, double voiding)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan inkontinensia
3. Keseimbangan Nutrisi
- Kaji asupan nutrisi dan kebutuhan kalori
- Ajarkan pemilihan makanan dan minuman yang sesuai
- Monitoring kadar gula darah dan asam urat secara teratur
4. Toleransi Aktivitas
- Kaji kemampuan aktivitas sehari-hari
- Rencanakan program aktivitas yang sesuai dengan kemampuan
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan
5. Kepatuhan
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan
- Berikan edukasi tentang kondisi kesehatan, pengobatan, dan tindakan yang harus dilakukan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan kepatuhan
Penjelasan secara rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Neuropati
- Definisi: Gangguan dalam persepsi sensorik yang disebabkan oleh perubahan struktural atau fungsional pada sistem saraf.
- Tanda dan gejala: Ny. M mengatakan kakinya sering kebas dari telapak kaki hingga betis dan ujung-ujung jarinya tidak dapat dirasakan, menunjukkan adanya gangguan sensasi pada ekstremitas.
- Luaran yang diharapkan: Sensasi normal pada ekstremitas, kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari meningkat, dan Ny. M dapat mendemonstrasikan strategi untuk mengatasi gangguan sensori.
- Intervensi keperawatan: Mengidentifikasi perubahan sensasi pada ekstremitas, mengajarkan teknik stimulasi sensorik untuk meningkatkan sensasi, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan neuropati.
2. Inkontinensia Urin
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan urin, yang menyebabkan pengeluaran urin yang tidak disengaja.
- Tanda dan gejala: Ny. M mengatakan setiap malam ingin BAK terus-menerus, menunjukkan adanya gangguan dalam mengendalikan eliminasi urin.
- Luaran yang diharapkan: Tidak ada kebocoran urin, kemampuan mengendalikan eliminasi urin meningkat, dan kepuasan terhadap pola berkemih meningkat.
- Intervensi keperawatan: Mengkaji pola berkemih dan faktor-faktor yang memengaruhinya, melatih teknik mengontrol berkemih (Kegel, double voiding), dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan inkontinensia.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan
- Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan gejala: Ny. M mengatakan menyukai minuman manis dan terkadang minum sirup, serta merasa lemas dan lesu jika tidak minum yang manis-manis, menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam asupan nutrisi.
- Luaran yang diharapkan: Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, berat badan dalam rentang normal, dan tidak ada keluhan terkait asupan nutrisi.
- Intervensi keperawatan: Mengkaji asupan nutrisi dan kebutuhan kalori, mengajarkan pemilihan makanan dan minuman yang sesuai, serta melakukan monitoring kadar gula darah dan asam urat secara teratur.
4. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
- Tanda dan gejala: -
Article No. 17819 | 25 May 2025
Klinis : Gangguan cairan dan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan cairan dan elektrolit.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan (00027)
Definisi: Kondisi di mana individu mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Indikator: Perubahan berat badan, perubahan tingkat kesadaran, perubahan turgor kulit, perubahan tanda-tanda vital, perubahan produksi urin.
2. Faktor Terkait: Gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi kardiovaskular, gangguan fungsi respirasi, diare, muntah, perdarahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran: Keseimbangan Cairan (1901)
Definisi: Jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh dalam keadaan seimbang.
2. Indikator: Jumlah input dan output cairan, tanda-tanda vital, berat badan, turgor kulit, fungsi ginjal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi: Manajemen Cairan (4120)
Definisi: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
2. Aktivitas: Mengkaji status cairan, memantau input dan output cairan, mempertahankan keseimbangan cairan, memberikan cairan intravena, mengatur pemberian cairan.
Dalam kondisi gangguan cairan dan elektrolit, perawat berperan dalam melakukan pengkajian, memantau status cairan, dan mengatur pemberian cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat. Perawat juga harus memperhatikan faktor-faktor terkait yang menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit. -
Article No. 17761 | 24 May 2025
Klinis : diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi diare:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare adalah "Diare" (00013). Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang tidak normal dan tidak dapat dikontrol, dengan konsistensi cair dan frekuensi yang meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, efek obat-obatan, malabsorpsi, atau gangguan sistem pencernaan lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Klien akan menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang memadai, dengan indikator:
- Tekanan darah, nadi, dan output urin yang stabil
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
2. Kontrol Diare: Klien akan menunjukkan kontrol diare yang memadai, dengan indikator:
- Frekuensi diare menurun
- Konsistensi feses kembali normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
3. Manajemen Diri: Klien akan menunjukkan kemampuan untuk mengelola diare secara mandiri, dengan indikator:
- Klien dapat mengidentifikasi faktor penyebab diare
- Klien dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan diare
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
2. Manajemen Diare
- Identifikasi penyebab diare
- Berikan intervensi spesifik sesuai penyebab (contoh: pemberian anti-diare, antiemetik, atau probiotik)
- Ajarkan klien tentang manajemen diare, termasuk diet, hidrasi, dan penggunaan obat-obatan
3. Edukasi Kesehatan
- Ajarkan klien tentang penyebab, gejala, dan komplikasi diare
- Berikan informasi tentang pencegahan dan penanganan diare
- Dorong klien untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan dan tindakan perawatan diri
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai keseimbangan cairan yang memadai, kontrol diare yang baik, dan kemampuan untuk mengelola kondisinya secara mandiri. Hal ini akan membantu mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan klien. -
Article No. 17762 | 24 May 2025
Klinis : tangan kanan susah di gerakkan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "tangan kanan susah digerakkan" adalah Gangguan Mobilitas Fisik. Diagnosa ini didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan gerakan fisik yang disengaja dan terarah secara independen.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
1. Kelemahan otot
2. Penurunan rentang gerak sendi
3. Nyeri
4. Keterbatasan lingkup gerak sendi
5. Perubahan struktural pada sendi atau otot
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Peningkatan Mobilitas: Pasien dapat bergerak dengan lebih bebas dan mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti menggerakkan tangan kanan dengan lebih baik.
2. Peningkatan Kekuatan Otot: Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan otot pada tangan kanan, yang memungkinkan pergerakan yang lebih optimal.
3. Peningkatan Rentang Gerak Sendi: Pasien menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi pada tangan kanan, sehingga dapat melakukan aktivitas dengan lebih leluasa.
4. Penurunan Nyeri: Pasien menunjukkan penurunan tingkat nyeri pada tangan kanan, sehingga dapat lebih mudah dalam melakukan pergerakan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Terapi Latihan:
- Latihan rentang gerak sendi (ROM) pada tangan kanan untuk meningkatkan mobilitas dan rentang gerak.
- Latihan kekuatan otot dengan menggunakan alat bantu atau latihan isometrik untuk meningkatkan kekuatan otot.
- Latihan koordinasi dan keseimbangan untuk meningkatkan kemampuan fungsional.
2. Manajemen Nyeri:
- Pemberian analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Penerapan modalitas terapi non-farmakologis, seperti kompres hangat, massage, atau stimulasi saraf transkutaneus (TENS) untuk mengurangi nyeri.
3. Edukasi dan Konseling:
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan dan manajemen nyeri untuk meningkatkan mobilitas.
- Konseling untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan pasien dalam melakukan latihan.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain:
- Konsultasi dengan fisioterapis untuk evaluasi dan program latihan yang lebih spesifik.
- Kolaborasi dengan terapis okupasi untuk membantu pasien dalam beradaptasi dengan keterbatasan fungsional.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu peningkatan mobilitas, kekuatan otot, rentang gerak sendi, dan penurunan nyeri pada tangan kanan. -
Article No. 17763 | 24 May 2025
Klinis : tangan kanan sakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi "tangan kanan sakit".
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi "tangan kanan sakit", diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Akut" (SDKI 2017). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (NANDA-I, 2018). Dalam kasus ini, pasien mengalami nyeri di tangan kanan yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Nyeri terkontrol (SLKI 2019): Pasien mampu melaporkan penurunan tingkat nyeri pada skala nyeri, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan mampu beraktivitas tanpa hambatan.
2. Kemampuan manajemen nyeri (SLKI 2019): Pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, memilih dan menggunakan strategi manajemen nyeri secara efektif, serta melaporkan penurunan tingkat nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nyeri (SIKI 2018):
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas) serta faktor-faktor yang memengaruhi.
b. Lakukan intervensi farmakologis sesuai dengan indikasi (misalnya pemberian analgesik).
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis manajemen nyeri (misalnya relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Peningkatan Kenyamanan (SIKI 2018):
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
b. Fasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat.
c. Lakukan perawatan kulit dan pengaturan posisi yang nyaman.
d. Kolaborasi dengan profesional lain (misalnya fisioterapis) untuk penanganan tangan kanan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan di tangan kanan. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai nyeri yang terkontrol dan memiliki kemampuan manajemen nyeri yang efektif. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nyeri secara farmakologis dan nonfarmakologis, serta peningkatan kenyamanan pasien. Evaluasi dan penyesuaian intervensi dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 17764 | 24 May 2025
Klinis : Kecacingan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter/perekam medik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi kecacingan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: B82.0
- Deskripsi: Infeksi intestinal karena nematoda, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 88.79
- Deskripsi: Prosedur diagnostik lainnya pada saluran pencernaan, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Ini dapat mencakup pemeriksaan feses untuk mendeteksi telur cacing atau parasit.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B82.0 digunakan untuk mengkodekan infeksi intestinal yang disebabkan oleh nematoda, seperti cacing tambang, ascariasis, trichuriasis, dan enterobiasis. Kode ini mencakup berbagai jenis infeksi cacing yang dapat menyerang saluran pencernaan.
- Kode ICD-9-CM 88.79 adalah kode yang digunakan untuk prosedur diagnostik lainnya pada saluran pencernaan, seperti pemeriksaan feses untuk mendeteksi adanya telur cacing atau parasit lainnya. Prosedur ini dapat membantu dalam mengkonfirmasi diagnosis kecacingan.