Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17914 | 27 May 2025
Klinis : intervensi dengan diagnosa D. 0116 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di Desa Pandawa b.d Kompleksitas program perawatan/pengobatan d.d DS: Masyarakat mengeluh bosan dan jenuh menjalankan PHBS Masyarakat merasa takut penularan DBD sehingga interaksi atau aktivitas warga menjadi terbatas DO: Desa Pandawa memiliki status KLB DBD Pada bulan Agustus 2023, tercatat 50 kasus positif DBD dengan gejala ringan hingga sedang, 5 kasus mengalami kondisi berat dan kritis, serta 5 orang dilaporkan meninggal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A90
- Deskripsi: Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.62
- Deskripsi: Manajemen Kesehatan Masyarakat
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A90 (Demam Berdarah Dengue) sesuai dengan kondisi Desa Pandawa yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD, dengan 50 kasus positif DBD dengan gejala ringan hingga sedang, 5 kasus mengalami kondisi berat dan kritis, serta 5 orang dilaporkan meninggal.
2. Kode ICD-9-CM 99.62 (Manajemen Kesehatan Masyarakat) sesuai dengan intervensi yang diperlukan untuk menangani kondisi "Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di Desa Pandawa" yang disebabkan oleh kompleksitas program perawatan/pengobatan. Intervensi ini dapat mencakup upaya-upaya seperti edukasi kesehatan, promosi PHBS, pencegahan penularan, dan manajemen kasus DBD di masyarakat.
Dalam kondisi ini, diperlukan pendekatan komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Desa Pandawa, termasuk meningkatkan kepatuhan dan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan, serta manajemen kasus DBD yang efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian. -
Article No. 17915 | 27 May 2025
Klinis : intervensi dengan diagnosa D. 0116 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di Desa Pandawa b.d Kompleksitas program perawatan/pengobatan d.d DS: Masyarakat mengeluh bosan dan jenuh menjalankan PHBS Masyarakat merasa takut penularan DBD sehingga interaksi atau aktivitas warga menjadi terbatas DO: Desa Pandawa memiliki status KLB DBD Pada bulan Agustus 2023, tercatat 50 kasus positif DBD dengan gejala ringan hingga sedang, 5 kasus mengalami kondisi berat dan kritis, serta 5 orang dilaporkan meninggal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta kode dan definisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: D.0116 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan:
Kode: D.0102 Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Diagnosa Keperawatan:
Kode: D.0110 Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
4. Diagnosa Keperawatan:
Kode: D.0112 Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Komunitas
Definisi: Ketidakmampuan komunitas untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatan anggota komunitas.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan pedoman dalam menentukan diagnosis keperawatan yang mencakup definisi, karakteristik definitif, dan faktor yang berhubungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan pedoman dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan pedoman dalam menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran atau hasil yang diharapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. -
Article No. 17916 | 27 May 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan masih pusing namun sudah tidak mual DO: - Pasien tidak lagi terlihat lemas, mampu melakukan aktivitas ringan secara mandiri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang anda berikan, maka diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Vertigo dan pusing, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Manajemen umum untuk vertigo dan pusing termasuk pemantauan gejala, pengobatan simptomatik, dan penggunaan farmakologi jika diperlukan.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R42 (Vertigo dan pusing, tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan keluhan pasien yang masih mengalami pusing namun tidak lagi mual.
- Berdasarkan pemeriksaan fisik, pasien tidak lagi terlihat lemas dan mampu melakukan aktivitas ringan secara mandiri, menunjukkan adanya perbaikan kondisi.
- Manajemen umum untuk vertigo dan pusing dapat meliputi pemantauan gejala, pemberian obat-obatan simptomatik seperti antivertigo atau antihistamin, serta edukasi kepada pasien mengenai gaya hidup dan teknik manajemen gejala.
- Tidak ada tindakan prosedural spesifik yang tercatat dalam kode ICD-9-CM, karena penanganan yang dilakukan bersifat konservatif dan simptomatik. -
Article No. 17917 | 27 May 2025
Klinis : DS: - Pasien mengatakan masih pusing namun sudah tidak mual DO: - Pasien tidak lagi terlihat lemas, mampu melakukan aktivitas ringan secara mandiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik (NAND-2019)
Definisi: Keadaan rentan terhadap perubahan yang tidak seimbang antara suplai dan kebutuhan oksigen, nutrisi, dan zat lain yang dapat mengancam fungsi vital.
Penjelasan singkat:
- Pasien masih mengeluhkan pusing, meskipun sudah tidak mual, menandakan adanya risiko ketidakstabilan hemodinamik.
- Pasien terlihat tidak lagi lemas dan mampu melakukan aktivitas ringan secara mandiri, menunjukkan adanya perbaikan kondisi, namun masih perlu pemantauan.
2. Risiko Kelelahan (NAND-2019)
Definisi: Keadaan rentan terhadap pengurangan kapasitas fisik dan mental akibat ketidakseimbangan antara persediaan dan permintaan energi.
Penjelasan singkat:
- Pasien sebelumnya terlihat lemas, menandakan adanya risiko kelelahan.
- Saat ini pasien mampu melakukan aktivitas ringan secara mandiri, menunjukkan adanya perbaikan, namun masih perlu pemantauan dan intervensi untuk mencegah kelelahan.
Kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- NAND-2019: Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik
- NAND-2019: Risiko Kelelahan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- LKK-2019: Stabilitas Hemodinamik
- LKP-2019: Pemulihan Energi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- IKG-2019: Pemantauan Hemodinamik
- IKT-2019: Manajemen Energi
Ingatlah bahwa diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang ditetapkan harus didasarkan pada evaluasi komprehensif terhadap kondisi pasien, serta mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan pasien. -
Article No. 17918 | 27 May 2025
Klinis : I.14503
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi I.14503.
Diagnosis Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi I.14503 adalah Gangguan Perfusi Jaringan Perifer. Kondisi ini ditandai dengan adanya penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti iskemia, nekrosis, atau bahkan amputasi.
Luaran/Outcome yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
- Kriteria Hasil:
a. Suhu ekstremitas meningkat
b. Warna kulit membaik
c. Sensasi dan fungsi motorik membaik
d. Kapiler refill time normal
2. Integritas Kulit Terjaga
- Kriteria Hasil:
a. Tidak ada luka atau kerusakan pada kulit
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Tidak ada perubahan warna, tekstur, atau kelembaban kulit
3. Rasa Nyaman Meningkat
- Kriteria Hasil:
a. Pasien melaporkan tidak ada atau berkurangnya rasa nyeri
b. Pasien dapat beraktivitas dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Sirkulasi Perifer
- Tujuan: Mendeteksi dini adanya gangguan perfusi jaringan perifer
- Aktivitas:
a. Mengukur suhu ekstremitas
b. Menilai warna, sensasi, dan fungsi motorik ekstremitas
c. Menilai waktu pengisian kapiler
2. Peningkatan Perfusi Jaringan
- Tujuan: Meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer
- Aktivitas:
a. Memposisikan ekstremitas di atas level jantung
b. Memberikan pemanasan lokal pada ekstremitas
c. Memfasilitasi aktivitas fisik sesuai toleransi pasien
3. Perawatan Luka
- Tujuan: Mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan luka
- Aktivitas:
a. Membersihkan luka dengan teknik aseptik
b. Mengaplikasikan balutan yang sesuai
c. Memantau tanda-tanda infeksi
4. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien
- Aktivitas:
a. Mengkaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri
b. Memberikan analgesik sesuai kebutuhan
c. Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran/outcome yang diinginkan, yaitu peningkatan perfusi jaringan perifer, penjagaan integritas kulit, dan peningkatan rasa nyaman bagi pasien. Pemantauan yang ketat dan evaluasi berkala juga diperlukan untuk memastikan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 17919 | 27 May 2025
Klinis : I.14503
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi I.14503 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I14.5
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.61
- Deskripsi: Pemasangan alat bantu jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I14.5 merujuk pada gagal jantung kongestif, yang merupakan kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan efektif, menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh. Kondisi ini tidak diklasifikasikan di tempat lain dalam klasifikasi ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM 39.61 merujuk pada prosedur pemasangan alat bantu jantung, yang dapat dilakukan untuk membantu fungsi jantung yang terganggu pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Prosedur ini tidak diklasifikasikan di tempat lain dalam klasifikasi ICD-9-CM.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 I14.5 menggambarkan diagnosis gagal jantung kongestif, dan kode ICD-9-CM 39.61 menunjukkan kemungkinan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi tersebut. -
Article No. 17820 | 26 May 2025
Klinis : HCU BED 1 I NENGAH MANCA/ 04.14.56/ BPJS KELAS 1 ? bapaknya mbok andri FO dr. Ketut Gede Wiradharma, Sp. PD ? 1st Co (+) di HCU dr. I Nyoman Sukamiartadana, Sp.JP ? 1st Co (+) di HCU dr. Ida Bagus Putu Wiyasa, Sp.B ? 1st Co (-) di HCU dr. Iswahyudi Sp.An ? 1st Co (-) ? Alih ke dr Anestesi yang jaga dr. Budi Artana Sp. An ? 1st Co (-) DIAGNOSA MEDIS : Sindrom delirium ec KAD dd septic encephalopathy DM tipe 2 KAD Diabetic foot Hipoalbuminemia ACKD prerenal on CKD ec suspek DKD dd PNC OMI Rawat Inap HCU Hari Ke : 2 (Masuk HCU tanggal 24-05-2025 pukul 22.00 WITA) Total Perawatan Hari ke : 2 Febris Hari Ke : 11 tanggal 14 Mei 2025 RPS : Pasien datang ke IGD SHND tanggal 24-05-2025 pukul 15.00 dengan penurunan kesadaran sejak sekitar 2 jam yang lalu, dan memberat saat ini. Pasien saat di perjalanan dikatakan sudah gelisah. Pasien dikatakan sempat demam sejak 10 hari yang lalu, dikatakan naik turun, mual +, muntah +, terdapat luka di kaki kiri sejak 6 hari yang lalu, kemudian di rawat luka di rumah sendiri. Sebelumnya sekiatar 6 hari yang lalu, pasien sempat di cek gula darahnya dan dikatakan High namun belum berobat. Makan dan minum menurun RPD : DM Tipe II, CKD St III, CHF ? terakhir control 23-08-2022 Stroke berulang sejak 2013, Mulai DM tahun 2013 RPO : Insulin novorapid Alergi : Tidak ada Vaksin Covid : tidak pernah Keluhan pasien saat ini : pasien mengatakan lemas berkurang ,sesak nafas disangkal, nyeri dada disangkal, mual muntah (-) BAB (-), pelafalan kurang jelas, luka di kaki kanan dan jari kaki kiri, demam Risiko jatuh : skor sedang 10 (22.00 dan 10.00) Kesadaran : compos mentis GCS : 15 E4 V5 M6 TTV Saat ini TD : 127 / 75 mmHg MAP : 83 mmHg N : 96 x/menit S : 37.5 C RR : 25 x/menit SpO2 : 98 % Nasal 2 lpm BB : 80 kg TB : 170 cm DIET : Zonde Susu GGK, DM, Jantung 3 x 200 ml ? mulai besok pasien puasa jam 06.00 (-) Terpasang : ? O2 nasal kanul 2 lpm ? NGT residu (-) ? IVFD RL 12 tpm makro ? Drip novorapid mulai 4 unit/jam ? 6 iu/ jam (target BS <200) ? STOP tanggal 26-05-2025 pukul. 03.00 ? DC produksi urine (+) Terapi dr. Wiradharma, Sp. PD : ? Rawat HCU ? O2 2 lpm ? Loading RL 500 ml di IGD (+) ? STOP ? IVFD RL 12 tpm ? Paracetamol forte 3 x 650 mg PO ? Ceftriaxon 1 x 2 gram IV H2 ? Metronidazole 2 x 500 mg IV H2 ? Ondancentron 3 x 4 mg IV ? Omeprazole 1 x 40 mg IV ? Sansulin rapid 3 x 6 unit SC ? Ezelin 1 x 15 unit SC ? Paracetamol 3 x 1 gram IV ? K/p bila perlu, ACC casemix 3x saja (sudah masuk 2 kali di IGD 1 dan di HCU 1) ? Konsul kardio dengan CHF ? Konsul bedah dengan DF ? Saran tindakan OK optimal bila GDS < 200 mg/dl dan SC < 7 mg/dl ? Drip Albumin 20% Grilfosh 1 flas 1 kali saja ? Tidak ACC casemix, ACC keluarga dengan harga Rp. 2.600.000 (+) Terapi dr. Suka, Sp. JP : ? Atorvastatin 1 x 20 mg PO ? Nospirinal 1 x 1 tab PO ? STOP ? Betaloczoc 1 x 25 mg PO Terapi dr. Wiyasa, Sp. B : ? KIE amputasi (+) o/ dr. IGD ? Rencana tindakan OK Amputasi tanggal 26-05-2025 pukul 14.00 ? Rawat luka dengan Kasa NS saja ? Konsul anastesi (+) ? F.up AB Pre ops (-) Terapi dr Iswahyudi Sp An-TI : ? Saran ECHO usahakan Echo nya pre op ? ACC TS cardio ? ACC tindakan besok pukul 14.00 siang sambil nunggu KU membaik ? Alihkan ke TS anestesi yang jaga besok (+) ? dr Budi Sp. An Terapi dr Budi Sp. An : ? Saran Nospirinal di STOP ? Tunggu visite besok MOD ? Paracetamol 1 gram IV pk 07.00 (+) NOTE : ? Cek MRS : DL, Na, K, BUN, SC, UL, AGD, EKG, BS MRS : 670 mg/dl, dr (+) ? Thorax tanggal 24-05-2025 basahan dr (+) bacaan (-) ? Cek BT/CT (dbn), BS (257), Albumin (1,42) tanggal 25-05-2025 hasil (+) dr (+) ? ACC casemix ? Rencana OK tanggal 26-05-2025 pukul 14.00, amprah dengan mas Badrus (+), Kriteria tindakan sedang cito, estimasi biaya (+) ? ACC casemix ? KIE puasa 8 jam sebelum OK mulai tanggal 26-05-2025 pukul 06.00 (+) label puasa di pasien (-) ? Form Site Marking Laki-laki (+) TTD (-), Form Persetujuan Tindakan (+) TTD (-) ? Form Anestesi (+) TTD (-) ? EKG @ hari pagi ? Echo tanggal 26-05-2025 di poli ? ACC casemix ? Cek GDS pukul 22-06 ? Cek DL, Na, K, Clorida, Albumin ulang, BUN, SC, BS tanggal 26-05-2025 pukul 06.00 (-) ? ACC casemix ? Nota Human Albumin Grifolz 20% (100 ml) di Admin ? Cek BS tiap jam selama drip insulin ? STOP ? CP : mbok andri (087862174879) mbok juli (087749023212)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien HCU Bed 1 I Nengah Manca:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Risiko infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko terserang organisme patogen.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Gangguan perfusi jaringan perifer (00105)
Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer.
d. Perubahan proses berpikir (00127)
Definisi: Perubahan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan gangguan kognitif.
e. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI:
a. Manajemen infeksi (10030)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengurangi infeksi.
b. Manajemen nutrisi (10006)
Definisi: Tindakan untuk mengoptimalkan asupan dan penggunaan nutrisi.
c. Manajemen perfusi perifer (10073)
Definisi: Tindakan untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan perifer.
d. Manajemen fungsi kognitif (10007)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif.
e. Manajemen aktivitas (10012)
Definisi: Tindakan untuk mengoptimalkan aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI:
a. Pemantauan tanda-tanda vital (6720)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data tentang tanda-tanda vital pasien.
b. Pemberian nutrisi parenteral (2190)
Definisi: Pemberian nutrisi melalui jalur intravena untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Perawatan kaki diabetes (2810)
Definisi: Tindakan untuk merawat dan mencegah komplikasi pada kaki pasien diabetes.
d. Manajemen delirium (2320)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengurangi delirium.
e. Mobilisasi (0200)
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pergerakan pasien.
Kode-kode di atas sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17821 | 26 May 2025
Klinis : gerd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) berdasarkan standar diagnosis dan intervensi keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi GERD:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi GERD adalah "Nyeri Kronis". GERD adalah kondisi di mana asam lambung atau isi lambung naik kembali ke esofagus, menyebabkan gejala seperti nyeri atau rasa terbakar di dada, perut, atau tenggorokan. Nyeri kronis merupakan diagnosa yang tepat karena pasien dengan GERD mengalami nyeri yang berlangsung lama dan berulang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan untuk pasien dengan GERD adalah:
1. Kontrol nyeri: Pasien dapat mengendalikan nyeri yang dirasakan dengan penggunaan obat-obatan dan teknik nonfarmakologis.
2. Pengetahuan tentang penyakit: Pasien dan keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang GERD, termasuk penyebab, gejala, dan penanganannya.
3. Manajemen penyakit: Pasien mampu melakukan manajemen penyakit GERD dengan modifikasi gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, menjaga berat badan, dan mengonsumsi obat sesuai resep.
4. Kualitas hidup: Pasien menunjukkan peningkatan kualitas hidup dengan berkurangnya gejala GERD dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan GERD:
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, dan intensitas)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan informasi tentang GERD, termasuk penyebab, gejala, dan penatalaksanaan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang modifikasi gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, menjaga berat badan, dan posisi tidur yang tepat
- Jelaskan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan rencana tindak lanjut
3. Manajemen Penyakit
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengaturan obat-obatan yang tepat
- Pantau efektivitas pengobatan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik dan menjaga berat badan ideal
- Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan manajemen penyakit
4. Peningkatan Kualitas Hidup
- Identifikasi dampak GERD terhadap aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup pasien
- Berikan dukungan emosional dan psikologis untuk mengatasi dampak GERD
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memaksimalkan penanganan GERD
- Evaluasi secara berkala peningkatan kualitas hidup pasien
Dengan memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan GERD dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri, peningkatan pengetahuan, manajemen penyakit yang efektif, dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 17822 | 26 May 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "gangguan mobilitas fisik" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R26.2
- Deskripsi: Gangguan berjalan dan mobilitas, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini digunakan untuk menggambarkan gangguan pada kemampuan pasien untuk bergerak dan berpindah tempat secara normal, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01 - 93.39
- Deskripsi: Terapi fisik, tindakan rehabilitasi, dan latihan kekuatan atau rentang gerak. Kode-kode ini mencakup berbagai intervensi terapeutik yang bertujuan untuk meningkatkan atau memulihkan fungsi fisik pasien, seperti latihan kekuatan, latihan rentang gerak, terapi berjalan, dan lain-lain.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 R26.2 digunakan untuk menggambarkan gangguan pada kemampuan pasien untuk bergerak dan berpindah tempat secara normal, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi seperti ataksia, instabilitas saat berjalan, gangguan keseimbangan, dan lain-lain.
- Kode ICD-9-CM 93.01 - 93.39 mencakup berbagai intervensi terapeutik yang bertujuan untuk meningkatkan atau memulihkan fungsi fisik pasien, seperti latihan kekuatan, latihan rentang gerak, terapi berjalan, dan lain-lain. Tindakan-tindakan ini dapat diberikan oleh tim rehabilitasi, seperti fisioterapis, okupasi terapis, atau profesional kesehatan lainnya, untuk membantu pasien dengan gangguan mobilitas fisik. -
Article No. 17823 | 26 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas (10002)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas (10003)
Definisi: Perawatan untuk mengatur dan membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan mata merah mungkin mengalami intoleransi aktivitas karena adanya keterbatasan fisik akibat rasa tidak nyaman pada matanya. Perawat perlu memberikan intervensi manajemen aktivitas untuk membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan mempertimbangkan kondisi matanya yang sedang mengalami masalah. Tujuannya adalah agar pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya.