Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17899 | 27 May 2025
Klinis : batuk berdahak pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk berdahak pilek:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0004)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas (P-0001)
Definisi: Irama, kedalaman, dan kecepatan inspirasi dan ekspirasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pernapasan Lancar (L-0001)
Definisi: Tercapainya pernapasan yang efektif dan tidak ada tanda-tanda pernapasan yang tidak normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (I-0001)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki permeabilitas jalan napas.
Dalam konteks kondisi batuk berdahak pilek, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Hal ini dikarenakan adanya ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki permeabilitas jalan napas. -
Article No. 17900 | 27 May 2025
Klinis : batuk berdahak pilek
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan menjelaskan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi batuk berdahak pilek dalam format yang terstruktur seperti yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J20.9
- Deskripsi: Bronkitis akut, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.54
- Deskripsi: Pemberian obat bronkodilator atau agen antiinflamasi melalui nebulizer
Penjelasan:
Batuk berdahak pilek merupakan gejala dari bronkitis akut, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau iritasi saluran pernapasan. Kode ICD-10 J20.9 mengindikasikan bronkitis akut yang tidak dispesifik, karena tidak ada penyebab yang jelas teridentifikasi.
Dalam penanganan kasus ini, prosedur yang mungkin dilakukan adalah pemberian obat bronkodilator atau agen antiinflamasi melalui nebulizer (kode ICD-9-CM 96.54). Nebulizer digunakan untuk mengubah obat menjadi uap halus yang dapat dengan mudah dihirup oleh pasien, membantu melonggarkan saluran pernapasan dan mengurangi gejala batuk berdahak.
Penanganan lain yang mungkin dilakukan adalah pemberian obat-obatan oral, terapi oksigen, atau tindakan suportif lainnya, tergantung pada kondisi dan tingkat keparahan pasien. -
Article No. 17901 | 27 May 2025
Klinis : batuk berdahak pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi batuk berdahak dan pilek sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), disajikan dalam format akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Bersihan Jalan Napas (SDKI Code: 00031)**
*Definisi:* Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
*Etiologi:* Akumulasi sekret bronkial akibat inflamasi saluran napas (batuk berdahak dan pilek).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: 1401 – Bersihan Jalan Napas**
*Kriteria Luaran:*
1. Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20x/menit dewasa).
2. Suara napas bersih (tidak ada ronki/wheezing).
3. Sekret dapat dikeluarkan secara efektif (batuk produktif).
4. Tidak ada sianosis atau dyspnea.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: 3210 – Manajemen Jalan Napas**
*Intervensi Utama:*
1. **Posisi Semi-Fowler/High Fowler** untuk optimalisasi ekspansi paru.
2. **Latihan Batuk Efektif** (deep breathing followed by controlled coughing).
3. **Hidrasi Adekuat** (minum air hangat 2–3 L/hari) untuk mengencerkan sekret.
4. **Pemberian Terapi Inhalasi** (jika diperlukan, misal nebulizer dengan NaCl 0.9%).
5. **Edukasi** tentang teknik higiene pernapasan dan pencegahan penularan.
---
### **Rasional Singkat**
- **SDKI 00031** dipilih karena akumulasi sekret pada saluran napas mengganggu mekanisme bersihan jalan napas alami.
- **SLKI 1401** mengukur keberhasilan intervensi melalui parameter klinis dan subjektif (misal: pengurangan sekret).
- **SIKI 3210** bersifat evidence-based untuk meningkatkan ekskresi sekret dan mempertahankan oksigenasi.
---
### **Catatan Akademis**
Kondisi batuk berdahak dan pilek umumnya terkait **ISNA (Infeksi Saluran Napas Akut)** atau alergi. Asesmen tambahan (misal: karakteristik dahak, tanda infeksi) diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis diferensial (e.g., bronkitis, pneumonia).
*Referensi:*
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1*.
---
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi kode PPNI dan pendekatan klinis berbasis bukti. -
Article No. 17904 | 27 May 2025
Klinis : Ulkus mole
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi ulkus mole.
1. Kode ICD-10:
- Kode: L85.0
- Deskripsi: Ulkus mole (Mole ulcer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.3
- Deskripsi: Eksisi atau destruksi lesi atau jaringan kulit dan subkutan (Excision or destruction of lesion or tissue of skin and subcutaneous tissue)
Ulkus mole, atau ulserasi pada tanda lahir (mole), merupakan kondisi di mana terjadi kerusakan pada permukaan kulit di area tanda lahir, biasanya disebabkan oleh trauma atau iritasi yang berulang. Kondisi ini memerlukan penanganan medis yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, seperti infeksi atau perdarahan. Dalam penatalaksanaannya, tindakan eksisi atau destruksi lesi kulit dan subkutan dapat dilakukan untuk menghilangkan area yang terluka dan mencegah perkembangan lesi yang lebih buruk. -
Article No. 17905 | 27 May 2025
Klinis : Ulkus mole
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi Ulkus Mole:
1. Gangguan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Kerusakan lapisan epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
Kode SDKI: D.0046
Kode SLKI: P.0038
Kode SIKI: I.0096
2. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
Kode SDKI: R.0004
Kode SLKI: P.0032
Kode SIKI: I.0086
3. Gangguan Citra Tubuh (00118)
Definisi: Perubahan dalam persepsi dan perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh.
Kode SDKI: D.0118
Kode SLKI: P.0092
Kode SIKI: I.0221
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Integritas Kulit (00046):
- Masalah ini terkait dengan kerusakan lapisan kulit, yang dapat disebabkan oleh ulkus mole.
- Perawatan yang diperlukan dapat mencakup pembersihan luka, perawatan luka, dan pencegahan komplikasi.
2. Risiko Infeksi (00004):
- Ulkus mole dapat meningkatkan risiko infeksi, sehingga perlu adanya tindakan pencegahan dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi perawatan luka, pemberian antibiotik (jika diperlukan), dan edukasi pasien tentang pencegahan infeksi.
3. Gangguan Citra Tubuh (00118):
- Ulkus mole dapat menyebabkan perubahan pada penampilan fisik pasien, yang dapat mempengaruhi persepsi dan perasaan mereka tentang tubuh mereka.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup dukungan psikologis, konseling, dan edukasi untuk membantu pasien menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Catatan:
- Kode SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan kode yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan.
- Tone yang digunakan adalah akademis, dan persona adalah pakar/perawat. -
Article No. 17906 | 27 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri pinggang:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis (00133)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut, berlangsung lebih dari 3 bulan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Kronis (10024)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut, berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (10017)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol pengalaman nyeri, menggunakan teknik-teknik untuk meminimalkan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengelolaan Nyeri (30009)
Definisi: Tindakan untuk mengenali, mencegah, dan mengendalikan nyeri yang dirasakan pasien.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan komponen SDKI, SLKI, dan SIKI dapat disampaikan dengan bahasa yang jelas, formal, dan informatif, serta memperhatikan aspek keperawatan dalam memberikan solusi terbaik bagi pasien. -
Article No. 17907 | 27 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemas,pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yaitu lemas dan pusing, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00246
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami perubahan dalam satu atau lebih tanda-tanda vital di luar rentang normal.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00801
Definisi: Individu mencapai stabilitas tanda-tanda vital dalam rentang normal.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Pemantauan dan Pengaturan Tanda-Tanda Vital
Intervensi ini meliputi:
a. Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
b. Pertahankan nilai tanda-tanda vital dalam rentang normal.
c. Lakukan tindakan untuk mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital.
d. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya pemantauan tanda-tanda vital.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan lemas dan pusing, yang dapat mengindikasikan adanya ketidakstabilan tanda-tanda vital. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital. Diagnosis ini didasarkan pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dengan kode 00246. Luaran yang diharapkan adalah Individu Mencapai Stabilitas Tanda-Tanda Vital dalam Rentang Normal, sesuai dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dengan kode 00801. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemantauan dan Pengaturan Tanda-Tanda Vital, sesuai dengan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dengan kode 00002. -
Article No. 17908 | 27 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka di kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Kode SDKI: D.0058
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Perawatan Luka
Kode SLKI: P.0054
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Luka
Kode SIKI: I.0059
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit yang rusak.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan luka di kaki, sehingga Diagnosa Keperawatan yang tepat adalah Integritas Kulit Terganggu. Rencana Keperawatan yang dapat dilakukan adalah Perawatan Luka, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Luka.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 17909 | 27 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka di kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan luka di kaki, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu (10001)
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kerusakan Integritas Kulit (10001)
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Kode: 10001
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Integritas Kulit (10002)
- Definisi: Pemulihan struktur dan fungsi kulit.
- Kode: 10002
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka (10003)
- Definisi: Tindakan untuk memelihara dan memperbaiki kerusakan integritas kulit.
- Kode: 10003
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan luka di kaki, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Integritas Kulit Terganggu (10001). Hal ini menunjukkan adanya kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit. Untuk mengatasi kondisi ini, SDKI mengidentifikasi Kerusakan Integritas Kulit (10001) sebagai diagnosis keperawatan. Selanjutnya, SLKI menetapkan Pemulihan Integritas Kulit (10002) sebagai luaran yang diharapkan, dan SIKI menetapkan Perawatan Luka (10003) sebagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki kerusakan integritas kulit. -
Article No. 17910 | 27 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan lemas, berkeringat dingin, pusing, dan linglung setelah minum obat glibenklamid tanpa sarapan. Pemeriksaan menunjukkan gula darah kapiler pasien 49 mg/dL, menunjukkan hipoglikemia. Kesadaran pasien apatis, GCS E4M5V3.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Hipoglikemia
Definisi: Keadaan di mana seseorang berisiko mengalami penurunan kadar glukosa darah di bawah normal.
Faktor yang Berhubungan: Penggunaan obat antidiabetes, tidak makan teratur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Kriteria Hasil:
a. Kadar glukosa darah dalam rentang normal (70-180 mg/dL).
b. Tidak ada tanda-tanda hipoglikemia (lemas, berkeringat dingin, pusing, linglung).
c. Tingkat kesadaran membaik (GCS E4M6V5).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
a. Lakukan pemeriksaan kadar glukosa darah secara teratur (setiap 15-30 menit).
b. Amati tanda-tanda hipoglikemia (lemas, berkeringat dingin, pusing, linglung).
c. Catat hasil pemantauan secara akurat.
2. Pemberian Glukosa
a. Berikan glukosa oral (jus buah, gula pasir, permen) jika kadar glukosa darah <70 mg/dL.
b. Berikan glukosa intravena (D10% atau D50%) jika pasien tidak dapat menelan atau kadar glukosa darah <50 mg/dL.
c. Pantau respon pasien terhadap pemberian glukosa.
3. Edukasi Manajemen Hipoglikemia
a. Jelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hipoglikemia.
b. Ajarkan pasien/keluarga cara memantau kadar glukosa darah dan pemberian glukosa.
c. Dorong pasien untuk makan teratur dan sesuai dengan regimen diabetesnya.
Penjelasan Rinci:
Pasien laki-laki berusia 58 tahun ini mengalami hipoglikemia setelah minum obat glibenklamid tanpa sarapan. Hipoglikemia merupakan kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan kesadaran dan komplikasi lainnya jika tidak segera diatasi. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang utama adalah pemantauan kadar glukosa darah, pemberian glukosa untuk mengoreksi hipoglikemia, serta edukasi manajemen hipoglikemia kepada pasien dan keluarga. Tujuan luaran yang diharapkan adalah stabilitas kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda hipoglikemia, dan perbaikan tingkat kesadaran pasien.