Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19867 | 20 Jul 2025
Klinis : Defisit pengetahuan (D.0111). a.Data Subjektif: 1) Nyonya N. mengatakan tidak mengetahui jika mengalami hipertensi. Nyonya N. hanya tau jika pernah mengalami tensi yang tinggi sampai dengan 190/100 mmHg. b. Data Objektif 1) Nyonya N. tampak bingung dengan penyakitnya. 2) Kesadaran : Compos Mentis 4) TTV : TD : 150/90 mmHg N : 83 x/menit R : 20 x/menit S : 36,5 °C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan (D.0111)
a. Data Subjektif:
1) Nyonya N. mengatakan tidak mengetahui jika mengalami hipertensi. Nyonya N. hanya tau jika pernah mengalami tensi yang tinggi sampai dengan 190/100 mmHg.
b. Data Objektif:
1) Nyonya N. tampak bingung dengan penyakitnya.
2) Kesadaran: Compos Mentis
3) TTV:
- TD: 150/90 mmHg
- N: 83 x/menit
- R: 20 x/menit
- S: 36,5°C
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Penyakit Hipertensi (L.0706)
- Pasien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda, dan gejala hipertensi.
- Pasien dapat menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi.
- Pasien dapat menjelaskan cara penanganan dan pengobatan hipertensi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan (I.0307)
- Menilai tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi.
- Memberikan informasi dan edukasi tentang hipertensi, meliputi pengertian, penyebab, tanda, dan gejala hipertensi.
- Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi.
- Mengajarkan cara penanganan dan pengobatan hipertensi.
- Mengevaluasi pemahaman pasien setelah dilakukan edukasi.
2. Manajemen Obat (I.0604)
- Menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat-obatan antihipertensi.
- Membantu pasien dalam menjadwalkan penggunaan obat antihipertensi.
- Memantau efektivitas dan efek samping penggunaan obat antihipertensi.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Defisit Pengetahuan" sesuai dengan kondisi Nyonya N. yang tidak mengetahui bahwa ia mengalami hipertensi. Luaran yang diharapkan adalah agar pasien dapat memahami penyakitnya, termasuk pengertian, penyebab, tanda, gejala, komplikasi, serta cara penanganan dan pengobatan hipertensi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah edukasi kesehatan dan manajemen obat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien dalam mengelola hipertensi. -
Article No. 19868 | 20 Jul 2025
Klinis : Resiko ketidakseimbangan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Kode: 10026
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang dapat menimbulkan gangguan fungsi sel, organ, dan sistem tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10026
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang dapat menimbulkan gangguan fungsi sel, organ, dan sistem tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10026.1
Definisi: Individu menunjukkan tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10026.1
Definisi: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk memantau, mencegah, dan mengatasi risiko ketidakseimbangan elektrolit.
Penjelasan singkat:
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami perubahan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh, seperti sodium, kalium, kalsium, magnesium, dan lainnya. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti asupan yang tidak memadai, kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, atau gangguan metabolisme dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan fungsi sel, organ, dan sistem tubuh yang dapat membahayakan kesehatan individu.
Tujuan utama penanganan keperawatan adalah mencegah dan mengatasi risiko ketidakseimbangan elektrolit, serta memantau tanda-tanda vital dan status elektrolit pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan output cairan, serta pemberian terapi penggantian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan. -
Article No. 19799 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan jika bak pinggang dan perut bagian bawah terasa sakit tensi 131/85 nadi 100 berat badan 46 tinggi badan 155 suhu 36 (diagnosa selain nyeri akut)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Risiko Ketidakseimbangan Cairan. Pasien mengeluhkan rasa sakit pada daerah pinggang dan perut bagian bawah, yang dapat menjadi indikasi adanya gangguan fungsi ginjal atau masalah terkait cairan dalam tubuh. Selain itu, tanda-tanda vital seperti tekanan darah dan nadi yang tidak stabil juga mendukung diagnosa ini.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Hidrasi Adekuat: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang memadai, seperti membrane mukosa yang lembab, turgor kulit yang baik, dan output urin yang cukup.
2. Keseimbangan Cairan: Pasien akan mencapai keseimbangan cairan yang optimal, dengan asupan dan pengeluaran cairan yang seimbang.
3. Tanda-Tanda Vital Stabil: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk tekanan darah, nadi, dan suhu yang berada dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Intake dan Output Cairan:
- Catat dan pantau asupan dan pengeluaran cairan pasien secara teliti.
- Evaluasi pola dan jumlah pengeluaran urin.
- Identifikasi tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
2. Manajemen Cairan:
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- Sesuaikan pemberian cairan berdasarkan kondisi pasien dan hasil pemantauan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan cairan yang optimal.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Pantau tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi secara berkala.
- Catat perubahan tanda-tanda vital dan laporkan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam menstabilkan tanda-tanda vital.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Jelaskan pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Ajarkan pasien dan keluarga cara memantau asupan dan pengeluaran cairan.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu hidrasi yang adekuat, keseimbangan cairan yang optimal, serta stabilnya tanda-tanda vital. Pemantauan yang teliti dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain akan sangat membantu dalam mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 19800 | 19 Jul 2025
Klinis : Pasien mengeluh badan masih lemes, terasa ganjal ditenggorokan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Fatigue (00093)
- SDKI: Kelemahan yang menetap dan berkepanjangan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh penurunan kapasitas energi.
- SLKI: Pemulihan Energi
- SIKI: Manajemen Energi
2. Disfagia (00103)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dengan normal.
- SLKI: Pemulihan Menelan
- SIKI: Manajemen Disfagia
Penjelasan singkat:
1. Fatigue (00093)
- SDKI: Kelemahan yang menetap dan berkepanjangan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh penurunan kapasitas energi. Kode SDKI: 00093.
- SLKI: Pemulihan Energi. Kode SLKI: 10026.
- SIKI: Manajemen Energi. Kode SIKI: I0074.
2. Disfagia (00103)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dengan normal. Kode SDKI: 00103.
- SLKI: Pemulihan Menelan. Kode SLKI: 10027.
- SIKI: Manajemen Disfagia. Kode SIKI: I0075.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 19801 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak, lemas dan pasien mengeluh kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengeluh sesak, lemas, dan kaki bengkak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
3. Edema Perifer (00250)
Definisi: Akumulasi cairan di dalam ruang interstisial.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam praktik keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam praktik keperawatan.
Kode dan Definisi:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Kode: 00032
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
3. Edema Perifer (00250)
Kode: 00250
Definisi: Akumulasi cairan di dalam ruang interstisial. -
Article No. 19802 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak, lemas dan pasien mengeluh kaki bengkak intake banyak dan outpun sedikit pasien mengatakan sering makan dan bak 1 kali dalam sehari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Kode: D.2.1.3
Definisi: Jumlah cairan yang berlebihan dalam satu atau lebih kompartemen cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan (L.2.1)
Kode: L.2.1
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan (I.2.1)
Kode: I.2.1
Definisi: Tindakan untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengeluh sesak, lemas, dan kaki bengkak, serta intake banyak dan output sedikit, serta sering makan dan buang air kecil hanya 1 kali sehari, yang mengarah pada diagnosa keperawatan Kelebihan Volume Cairan (00026). Hal ini terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan, sehingga diperlukan intervensi keperawatan berupa Manajemen Cairan (I.2.1) untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan agar tercapai keseimbangan cairan yang optimal. -
Article No. 19803 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak, lemas dan pasien mengeluh kaki bengkak intake banyak dan outpun sedikit pasien mengatakan sering makan dan bak 1 kali dalam sehari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan keluhan yang disampaikan oleh pasien, yaitu sesak, lemas, kaki bengkak, intake banyak, output sedikit, serta sering makan namun buang air kecil hanya 1 kali sehari, maka dapat disimpulkan bahwa pasien kemungkinan mengalami kondisi berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (Sesak nafas)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Pemeriksaan fungsi paru, termasuk pengukuran volume paru, kapasitas paru, dan uji provokasi.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R06.0 (Dispnea) sesuai dengan keluhan utama pasien yaitu sesak nafas.
- Kode ICD-9-CM 89.7 (Pemeriksaan fungsi paru) dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi paru-paru pasien dan menentukan penyebab sesak nafas.
- Gejala lemas, kaki bengkak, intake banyak, output sedikit, serta pola makan dan buang air kecil yang tidak normal dapat mengarah pada kemungkinan adanya gangguan kardiovaskular atau ginjal, yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
- Pemeriksaan penunjang yang mungkin diperlukan antara lain pemeriksaan laboratorium (darah, urin), pemeriksaan pencitraan (misalnya ekokardiografi, CT-scan thoraks), serta pemeriksaan fungsi ginjal.
Diagnosis dan tatalaksana yang tepat diperlukan untuk menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai bagi pasien. -
Article No. 19804 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak, lemas dan pasien mengeluh kaki bengkak intake banyak dan outpun sedikit pasien mengatakan sering makan dan bak 1 kali dalam sehari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (00025)**
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan keluhan pasien (sesak, lemas, edema kaki, asupan cairan tinggi dengan output urin rendah), terdapat indikasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, kemungkinan terkait retensi cairan atau gangguan fungsi ginjal.
---
### **Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**
**Kode: 00025 – Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit**
**Definisi:**
Kondisi di mana tubuh mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan, atau gangguan distribusi elektrolit, yang dapat mengakibatkan edema, sesak napas, atau gangguan fungsi organ.
**Karakteristik Mayor:**
- Edema perifer (kaki bengkak)
- Sesak napas (dispnea)
- Oliguria (output urin <400 mL/hari)
- Kelemahan (lemas)
**Faktor yang Berhubungan:**
- Asupan cairan berlebihan
- Gangguan fungsi ginjal atau jantung
- Ketidakseimbangan natrium dan air
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: 1401 – Keseimbangan Cairan**
**Indikator:**
1. **Edema berkurang/hilang** (Skala: 1–5)
2. **Output urin dalam batas normal** (≥1.000 mL/hari)
3. **Tidak ada sesak napas**
4. **Tanda vital stabil** (TD, nadi, pernapasan)
**Target Luaran:**
- Pasien menunjukkan penurunan edema dalam 3 hari.
- Output urin meningkat ≥800 mL/hari dalam 48 jam.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: 2120 – Manajemen Keseimbangan Cairan**
**Intervensi Utama:**
1. **Pantau intake dan output cairan** (setiap 8 jam).
2. **Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan** (sesuai anjuran dokter).
3. **Tinggikan ekstremitas edema** (untuk mengurangi bengkak).
4. **Kolaborasi pemberian diuretik** (jika diperlukan).
5. **Edukasi pasien tentang pembatasan garam dan cairan**.
**Intervensi Tambahan:**
- **Kode: 0800 – Pemantauan Tanda Vital** (setiap 4 jam).
- **Kode: 3520 – Edukasi Pasien** (pencegahan retensi cairan).
---
**Catatan Akademis:**
Kondisi pasien mengindikasikan kemungkinan **overload cairan** atau **gagal jantung kongestif (CHF)**, sehingga perlu pemantauan ketat terhadap berat badan, tanda vital, dan fungsi ginjal. Penatalaksanaan keperawatan harus berfokus pada **restriksi cairan**, **pengaturan diet rendah natrium**, dan **observasi respons terapi**.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- Doenges, M. E., et al. (2019). *Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis atau akademis.)* -
Article No. 19805 | 19 Jul 2025
Klinis : hemoglobin turun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi penurunan kadar hemoglobin.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi penurunan kadar hemoglobin adalah "Defisit Volume Cairan" (SDKI). Defisit Volume Cairan didefinisikan sebagai pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler. Penurunan kadar hemoglobin merupakan salah satu indikator adanya defisit volume cairan dalam tubuh.
2. Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
a. Hidrasi Cairan: Pasien menunjukkan status hidrasi yang adekuat yang ditandai dengan peningkatan kadar hemoglobin, perbaikan tanda-tanda vital, dan peningkatan output urin.
b. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang baik yang ditandai dengan intake dan output cairan yang seimbang.
c. Perfusi Jaringan: Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat yang ditandai dengan pemulihan tanda-tanda vital dan perbaikan kadar hemoglobin.
3. Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Monitor Cairan:
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, laju napas)
- Pantau kadar hemoglobin dan parameter laboratorium lainnya
b. Manajemen Cairan:
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien
- Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk menentukan kebutuhan cairan pasien
c. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Edukasi mengenai pentingnya asupan cairan yang adekuat
- Edukasi mengenai tanda-tanda dehidrasi dan perlunya segera dilakukan intervensi
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan memastikan asupan cairan pasien terpenuhi
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi penurunan kadar hemoglobin. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 19806 | 19 Jul 2025
Klinis : hemoglobin turun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan dengan kondisi penurunan hemoglobin, disusun dalam format akademis dengan persona sebagai pakar keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode: D.0026** – **Intoleransi Aktivitas**
**Definisi:** Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari secara adekuat akibat ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh.
**Faktor Penyebab (Etiologi):**
- Penurunan kadar hemoglobin (Hb) → gangguan transport oksigen → hipoksia jaringan.
- Kelemahan fisik sekunder akibat anemia.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: L.04012** – **Toleransi Aktivitas Meningkat**
**Kriteria Evaluasi:**
1. Pasien mampu melakukan aktivitas harian tanpa dispnea atau kelelahan berlebihan (Skala: 4 = selalu tercapai).
2. Tanda vital stabil (nadi, pernapasan, tekanan darah) dalam rentang normal selama/setelah aktivitas.
3. Kadar Hb menunjukkan peningkatan (target sesuai indikasi klinis).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: I.09015** – **Manajemen Anemia**
**Intervensi Utama:**
1. **Pemantauan Hemodinamik:**
- Observasi tanda vital (khususnya nadi dan saturasi oksigen) setiap 4-8 jam.
- Pantau kadar Hb serial sesuai protokol.
2. **Edukasi Nutrisi:**
- Anjurkan konsumsi makanan kaya zat besi (hati, daging merah, sayuran hijau) dan vitamin C (untuk meningkatkan absorpsi besi).
3. **Pengaturan Aktivitas:**
- Rencanakan periode istirahat-aktivitas seimbang (teknik *energy conservation*).
- Bantu pasien dalam aktivitas berat jika diperlukan.
4. **Kolaborasi Medis:**
- Pemberian suplemen besi/transfusi darah sesuai indikasi.
---
### **Catatan Akademis**
- **Link Patofisiologi:** Penurunan Hb → ↓ kapasitas pengikatan oksigen → ↑ kerja jantung dan sistem pernapasan → intoleransi aktivitas (NANDA-I, 2021).
- **Evidence-Based Practice:** Intervensi nutrisi dan manajemen energi terbukti meningkatkan kualitas hidup pasien anemia (WHO, 2020).
Format ini memenuhi standar PPNI dan dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan data assessment spesifik pasien.
**Referensi:**
1. PPNI. (2019). _Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi VI_.
2. PPNI. (2018). _Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)_.
3. NANDA-I. (2021). _Nursing Diagnoses: Definitions and Classification_.
---
*Lampirkan data laboratorium dan assessment fisik untuk akurasi diagnosa.*