Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17928 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kasus Ny. S Post-Keguguran)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0026**
**Gangguan Proses Berduka** *(Grieving Process Disturbance)*
**Definisi**: Ketidakmampuan individu untuk mengatasi perasaan kehilangan secara adaptif setelah kejadian yang signifikan (keguguran).
**Faktor yang Berhubungan**:
- Kehilangan bayi pada usia kehamilan 32 minggu (trimester III).
- Persepsi negatif terhadap diri sendiri (merasa bersalah, menyalahkan diri).
- Ketidakmampuan mengekspresikan emosi secara konstruktif.
---
### **2. Kriteria Hasil (SLKI)**
**Kode SLKI: L.18016**
**Koping Berduka Membaik** *(Improved Grieving Coping)*
**Indikator**:
- Mengekspresikan perasaan kehilangan secara verbal/non-verbal.
- Melibatkan diri dalam aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Mempertahankan interaksi sosial dengan keluarga.
**Kode SLKI: L.14004**
**Keseimbangan Emosi Mencapai Tingkat Optimal** *(Optimal Emotional Balance)*
**Indikator**:
- Frekuensi menangis berkurang.
- Laporan mimpi buruk menurun.
- Ekspresi wajah lebih tenang.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.15220**
**Terapi Dukangan Berduka** *(Grief Support Therapy)*
**Tindakan**:
- Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi (misal: melalui *journaling* atau dialog terbuka).
- Validasi perasaan bersalah/takut tanpa menghakimi.
- Kolaborasi dengan psikolog/kelompok pendukung (*support group*) untuk *grief counseling*.
**Kode SIKI: I.18030**
**Manajemen Cemas** *(Anxiety Management)*
**Tindakan**:
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, *guided imagery*).
- Anjurkan aktivitas fisik ringan untuk mengurangi ketegangan.
- Monitor pola tidur dan rujuk ke terapis jika gangguan tidur menetap.
**Kode SIKI: I.13012**
**Peningkatan Harga Diri** *(Self-Esteem Enhancement)*
**Tindakan**:
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan diri.
- Hindari pertanyaan yang memicu rasa bersalah (misal: "Apa penyebab keguguran?").
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (D.0026)**: Fokus pada respons maladaptif terhadap kehilangan, sesuai dengan gejala *withdrawal*, kesedihan mendalam, dan penolakan membicarakan bayi.
- **SLKI (L.18016 & L.14004)**: Target pemulihan mencakup aspek emosional dan fungsional, dengan indikator terukur.
- **SIKI (I.15220, I.18030, I.13012)**: Intervensi holistik menggabungkan pendekatan psikologis, sosial, dan perilaku.
**Catatan Akademis**:
- Kode PPNI digunakan untuk standarisasi dokumentasi keperawatan di Indonesia.
- Evaluasi berkala diperlukan untuk menilai efektivitas intervensi, terutama terkait risiko *prolonged grief disorder*.
*(Referensi: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI, SIKI Edisi Terkini – PPNI, 2023)* -
Article No. 17929 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. S adalah:
1. Berduka Disfungsional
- Definisi: Respon maladaptif terhadap kehilangan seseorang, objek, atau nilai yang dianggap penting.
- Karakteristik Definisi: Ekspresi sedih, merasa bersalah, kecemasan berlebihan, menarik diri dari aktivitas, gangguan pola tidur (mimpi buruk), menangis tanpa alasan yang jelas, mudah tersinggung, penurunan nafsu makan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Berduka Teratasi
- Kriteria Hasil:
- Klien dapat mengekspresikan perasaan kehilangan secara verbal dan non-verbal.
- Klien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
- Klien dapat menerima dukungan dari keluarga dan lingkungan.
- Klien dapat beristirahat dan tidur dengan baik.
- Klien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Berduka
- Identifikasi respon berduka klien.
- Fasilitasi pengungkapan perasaan klien.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Dorong klien untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, konselor) jika diperlukan.
2. Manajemen Stres
- Identifikasi sumber stres klien.
- Ajarkan teknik manajemen stres (misalnya: latihan pernapasan, visualisasi positif).
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, konselor) jika diperlukan.
3. Dukungan Nutrisi
- Evaluasi status nutrisi klien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi.
- Berikan pendidikan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Berduka Disfungsional" dipilih karena Ny. S mengalami respon maladaptif terhadap kehilangan bayinya, yang ditandai dengan ekspresi sedih, merasa bersalah, kecemasan berlebihan, menarik diri dari aktivitas, gangguan pola tidur, menangis tanpa alasan, mudah tersinggung, dan penurunan nafsu makan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Proses Berduka Teratasi, di mana klien dapat mengekspresikan perasaan kehilangan, mengidentifikasi strategi koping yang efektif, berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, menerima dukungan dari keluarga, beristirahat dan tidur dengan baik, serta mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI) meliputi Manajemen Berduka, Manajemen Stres, dan Dukungan Nutrisi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pengungkapan perasaan, mengurangi kecemasan, mendorong keterlibatan dalam aktivitas, melibatkan keluarga, mengelola stres, dan memastikan asupan nutrisi yang adekuat.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, juga dapat dilakukan jika diperlukan untuk membantu Ny. S dalam proses penyembuhan. -
Article No. 17930 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O03.9
- Deskripsi: Keguguran spontan, lengkap, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.01
- Deskripsi: Kuretase uterus, aspirasi atau evakuasi uteri setelah keguguran atau abortus
Penjelasan:
Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada usia kehamilan 32 minggu (8 bulan). Kode ICD-10 yang sesuai adalah O03.9, yang menggambarkan keguguran spontan, lengkap, tanpa komplikasi. Hal ini merujuk pada lepasnya hasil konsepsi dari uterus, tanpa komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
Berdasarkan gejala yang dialami Ny. S setelah keguguran, seperti rasa sedih, perasaan bersalah, kecemasan berlebihan, penurunan minat terhadap aktivitas sehari-hari, mimpi buruk, menangis tanpa alasan, mudah tersinggung, penurunan nafsu makan, dan menarik diri, dapat disimpulkan bahwa Ny. S mengalami gejala-gejala depresi pascakeguguran.
Tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah kuretase uterus, aspirasi atau evakuasi uteri setelah keguguran (kode ICD-9-CM 69.01). Prosedur ini dilakukan untuk mengeluarkan sisa-sisa hasil konsepsi dari uterus setelah keguguran, guna mencegah komplikasi lebih lanjut.
Selain itu, Ny. S juga memerlukan penanganan yang komprehensif, termasuk dukungan psikologis dan terapi kecemasan/depresi, untuk membantu pemulihan kondisi emosionalnya setelah mengalami peristiwa traumatis ini. -
Article No. 17931 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Berduka Akut (00132)
2. Kecemasan (00146)
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
4. Gangguan Proses Pikir (00130)
Penjelasan Singkat:
1. Berduka Akut (00132)
- SDKI: Respon kehilangan yang bersifat mendalam dan tidak dapat diterima secara wajar terhadap objek, orang, atau aspek kehidupan yang signifikan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu dalam proses kehilangan dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
- SIKI: Tindakan perawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi penerimaan dan adaptasi terhadap kehilangan yang dialami.
2. Kecemasan (00146)
- SDKI: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu mengurangi atau mengatasi kecemasan yang dialami individu.
- SIKI: Tindakan perawatan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mengelola kecemasan yang dirasakan.
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan durasi dan kualitas tidur yang diinginkan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu mencapai dan mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Tindakan perawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi tidur yang berkualitas bagi individu.
4. Gangguan Proses Pikir (00130)
- SDKI: Perubahan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan persepsi, atensi, konsentrasi, atau kemampuan untuk memecahkan masalah yang tidak sesuai dengan norma.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu dalam mempertahankan atau memperbaiki proses berpikir yang efektif.
- SIKI: Tindakan perawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi proses berpikir yang sehat dan efektif bagi individu.
Kode dan Definisi:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan dan mengembangkan standar-standar tersebut sebagai panduan bagi perawat dalam melakukan praktik keperawatan yang berkualitas dan terstandarisasi. -
Article No. 17932 | 27 May 2025
Klinis : #Tanda Vital Tensi : 124/70 mm/Hg, Nadi : 54 x/menit, Suhu : 36,5 ?C, Nafas : 24 x/menit, Berat Badan : 50 Kg , Tinggi Badan : 160 Cm. Posisi semifowler. Oksigenasi dengan nasal kanul 3 lpm, Terpasang infus NS 0.9% 1000 cc/24 jam. dx. Anemia, hb awal 6.0 , sudah tranfusi PRC 2 bag , sudah cek ulang Darah rutin ulang : 9,6. riwayat stress ulcer.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Penurunan Curah Jantung
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Tanda dan Gejala: Nadi lemah, penurunan tekanan darah, penurunan saturasi oksigen, kelelahan, edema, dan oliguri.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Risiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, laboratorium yang menunjukkan defisiensi nutrisi, anoreksia, dan riwayat penyakit kronis.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, napas pendek, dan palpitasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Curah Jantung:
- Stabilitas Hemodinamik Meningkat
- Perfusi Jaringan Membaik
- Tanda Vital Stabil
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Berat Badan Meningkat
- Kadar Hemoglobin Meningkat
- Asupan Nutrisi Adekuat
3. Intoleransi Aktivitas:
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kelelahan Menurun
- Kemampuan Fungsional Meningkat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan Curah Jantung:
- Pemantauan Tanda Vital
- Manajemen Cairan
- Terapi Oksigen
- Edukasi Pasien dan Keluarga
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pengkajian Status Nutrisi
- Pemberian Nutrisi Enteral/Parenteral
- Kolaborasi dengan Ahli Gizi
- Edukasi Pasien dan Keluarga tentang Gizi
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pengkajian Toleransi Aktivitas
- Perencanaan Aktivitas Bertahap
- Terapi Latihan
- Manajemen Energi
- Edukasi Pasien dan Keluarga tentang Aktivitas
Penjelasan Rinci:
Pasien ini memiliki tanda vital yang relatif stabil, namun dengan adanya diagnosa anemia dengan kadar hemoglobin awal 6,0 g/dL yang telah ditransfusi 2 kantong PRC dan saat ini mencapai 9,6 g/dL, menunjukkan adanya penurunan curah jantung. Selain itu, adanya riwayat stres ulser meningkatkan risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Posisi semifowler dan penggunaan oksigen nasal kanul 3 lpm mengindikasikan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diberikan harus ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut dan mencapai luaran yang diharapkan, seperti stabilitas hemodinamik, peningkatan asupan nutrisi, dan peningkatan toleransi aktivitas. Pendekatan yang holistik dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 17933 | 27 May 2025
Klinis : bengkak dari perut sampai kaki, parastesia, pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan adalah "Ketidakefektifan Perfusi Perifer" dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Kondisi ini ditandai dengan bengkak dari perut hingga kaki, parastesia, dan pusing yang mengindikasikan adanya gangguan pada aliran darah perifer.
Ketidakefektifan Perfusi Perifer didefinisikan sebagai "Penurunan sirkulasi darah ke bagian tubuh yang dapat mengancam kesehatan". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan vaskuler, trauma, atau kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke ekstremitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
1. Perfusi Perifer Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan aliran darah perifer yang ditandai dengan berkurangnya bengkak, parastesia, dan pusing.
2. Risiko Cedera Berkurang: Pasien tidak mengalami cedera akibat gangguan perfusi perifer.
3. Pengetahuan Meningkat: Pasien dan keluarga memahami faktor-faktor yang memengaruhi perfusi perifer dan strategi untuk meningkatkannya.
4. Kemandirian Meningkat: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan aman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan Perfusi Perifer: Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, warna, suhu, dan kapiler refill time secara berkala untuk mengevaluasi perfusi perifer.
2. Manajemen Edema: Melakukan elevasi ekstremitas, kompres dingin, dan edukasi tentang manajemen edema untuk mengurangi bengkak.
3. Manajemen Nyeri: Menilai nyeri dan parastesia, serta memberikan analgesik atau terapi non-farmakologis sesuai indikasi.
4. Edukasi Terkait Gaya Hidup: Memberikan edukasi tentang pentingnya aktivitas fisik, manajemen berat badan, kontrol gula darah, dan konsumsi nutrisi yang seimbang untuk meningkatkan perfusi perifer.
5. Kolaborasi dengan Profesi Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan terapis fisik untuk menentukan intervensi yang paling tepat bagi pasien.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dalam menangani kondisi dengan bengkak dari perut sampai kaki, parastesia, dan pusing. Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. -
Article No. 17855 | 27 May 2025
Klinis : Pusing vertigo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan disfungsi sistem saraf pusat, kode: 00085 (NANDA-I)
Penjelasan:
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen, yang menyebabkan pembatasan pada pergerakan dan koordinasi tubuh (NANDA-I, 2018). Kondisi pusing vertigo dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, yang dapat mempengaruhi mobilitas fisik pasien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10028
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan melakukan gerakan anggota tubuh secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10028.1
Definisi: Pasien dapat melakukan gerakan anggota tubuh secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10028.1
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan melakukan gerakan anggota tubuh secara mandiri.
Dengan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang telah saya sampaikan, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai kondisi pusing vertigo dan penanganan keperawatannya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Apakah ada pertanyaan lain yang dapat saya bantu? -
Article No. 17856 | 27 May 2025
Klinis : Pusing karena keluar darah terlalu banyak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Kelelahan Neurologis (00290)
Definisi:
Pengalaman subjektif dan objektif dari kekurangan energi fisik, emosional, dan/atau kognitif yang berkelanjutan dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00290
Judul: Kelelahan Neurologis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00290
Judul: Peningkatan Fungsi Neurologis
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00290
Judul: Manajemen Kelelahan
Penjelasan singkat:
Pusing yang disebabkan oleh hilangnya terlalu banyak darah dapat menimbulkan kelelahan neurologis pada pasien. Diagnosa ini berfokus pada pengalaman subjektif dan objektif dari kekurangan energi fisik, emosional, dan/atau kognitif yang berkelanjutan dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan. Tujuan luaran keperawatan adalah peningkatan fungsi neurologis, sedangkan intervensi keperawatannya adalah manajemen kelelahan, seperti pemberian istirahat yang cukup, terapi oksigen, dan pengawasan tanda-tanda vital. -
Article No. 17857 | 27 May 2025
Klinis : Pusing vertigo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait kondisi **pusing vertigo** berdasarkan standar **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dalam format akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
### **Diagnosis Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0019** – **Gangguan Keseimbangan** *(Balance Impairment)*
**Definisi:** Ketidakmampuan mempertahankan posisi tubuh akibat gangguan sistem vestibular, visual, atau proprioseptif yang menyebabkan sensasi berputar (vertigo).
**Faktor Penyebab (Etiologi):**
- Gangguan pada telinga dalam (BPPV, labirinitis, penyakit Ménière).
- Gangguan sirkulasi (hipotensi, anemia).
- Efek samping obat (ototoksik).
- Gangguan neurologis (stroke, migrain vestibular).
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.14016** – **Keseimbangan Tubuh Meningkat** *(Improved Body Balance)*
**Kriteria Evaluasi:**
1. Klien mampu duduk/berdiri tanpa gejala vertigo (Skala 1–5: ?4).
2. Klien melaporkan penurunan frekuensi episode vertigo.
3. Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
**Indikator Tambahan:**
- Tidak adanya nistagmus.
- Tekanan darah stabil dalam rentang normal.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.09024** – **Manajemen Vertigo** *(Vertigo Management)*
**Tindakan:**
1. **Posisikan klien aman** (misal: tidur dengan kepala elevasi 30°).
2. **Latihan vestibular** (contoh: Epley maneuver untuk BPPV).
3. **Monitor tanda vital** (tekanan darah, nadi) untuk mendeteksi hipotensi.
4. **Edukasi klien** tentang:
- Hindari perubahan posisi mendadak.
- Batasi asupan kafein dan garam (khususnya untuk penyakit Ménière).
5. Kolaborasi pemberian obat **antivertigo** (contoh: betahistine) sesuai resep.
**Kode: I.04010** – **Edukasi Kesehatan** *(Health Education)*
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas pemicu vertigo.
---
### **Catatan Akademis**
1. **Skala Vertigo:** Gunakan **Visual Analog Scale (VAS)** atau **Dizziness Handicap Inventory (DHI)** untuk pengukuran objektif.
2. **Diagnosis Banding:** Bedakan antara **vertigo perifer** (gangguan telinga dalam) dan **vertigo sentral** (gangguan SSP).
3. **Evidence-Based Practice:** Intervensi **Epley maneuver** memiliki tingkat keberhasilan >80% untuk BPPV (Bhattacharyya et al., 2017).
---
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- Hain, T. C. (2020). *Vertigo and Dizziness: Clinical Approaches*. Springer.
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi kode PPNI, patofisiologi singkat, dan intervensi berbasis bukti. Jika diperlukan pendalaman aspek tertentu, dapat ditambahkan analisis **NANDA-I** atau **NIC/NOC** sebagai komparasi. -
Article No. 17858 | 27 May 2025
Klinis : Pusing karena keluar darah terlalu banyak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi pusing karena keluar darah terlalu banyak.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Volume Cairan Terkait Perdarahan Akut (00027)
Definisi:
Berkurangnya cairan intra- dan/atau ekstravaskuler yang ditandai dengan perubahan tanda-tanda vital dan/atau gejala klinis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Berkurangnya cairan intra- dan/atau ekstravaskuler yang ditandai dengan perubahan tanda-tanda vital dan/atau gejala klinis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0505 Hidrasi
Definisi: Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3110 Manajemen Perdarahan
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan perdarahan aktif.
Penjelasan singkat:
Pusing yang terjadi akibat keluar darah terlalu banyak menunjukkan adanya penurunan volume cairan dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan perubahan tanda-tanda vital, seperti penurunan tekanan darah, takikardia, dan lain-lain. Tujuan utama perawatan adalah untuk mengendalikan perdarahan, mempertahankan hidrasi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, dan tindakan untuk menghentikan perdarahan.