Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19847 | 20 Jul 2025
Klinis : Data Mayor a. Data Subjektif: 1) Pasien menanyakan masalah yang dihadapi. b. Data Objektif: 1) Pasien menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran. 2) Pasien menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah. Data Minor Defisit pengetahuan (D.0111). a. Data Subjektif: Tidak tersedia. b. Data Objektif: 1) Pasien menjalani pemeriksaan yang tidak tepat. 2) Pasien menunjukkan perilaku berlebihan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (D.0109)
a. Data Mayor:
i. Data Subjektif: Pasien menanyakan masalah yang dihadapi.
ii. Data Objektif:
- Pasien menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran.
- Pasien menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.
b. Data Minor:
i. Data Objektif:
- Pasien menjalani pemeriksaan yang tidak tepat.
- Pasien menunjukkan perilaku berlebihan.
ii. Data Subjektif: Tidak tersedia.
c. Defisit pengetahuan (D.0111) merupakan penyebab dari diagnosa Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif (L.0111)
a. Pasien dapat menunjukkan perilaku sesuai anjuran.
b. Pasien dapat memiliki persepsi yang tepat terhadap masalah.
c. Pasien dapat melakukan pemeriksaan yang tepat.
d. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang sesuai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Pengetahuan (I.0111)
a. Mengidentifikasi persepsi pasien terhadap masalah kesehatan.
b. Memberikan pendidikan kesehatan terkait manajemen kesehatan yang tepat.
c. Mendorong pasien untuk aktif dalam pengambilan keputusan terkait perawatan.
d. Memantau pemahaman pasien terhadap informasi yang diberikan.
2. Manajemen Kesehatan (I.0109)
a. Mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan pasien.
b. Membantu pasien mengidentifikasi perilaku yang perlu diubah.
c. Memfasilitasi pasien untuk menetapkan tujuan dan rencana perawatan yang realistis.
d. Memantau kepatuhan pasien terhadap rencana perawatan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (D.0109) dipilih karena data menunjukkan adanya masalah terkait persepsi yang keliru, perilaku tidak sesuai anjuran, dan pemeriksaan yang tidak tepat. Hal ini menunjukkan bahwa pasien memiliki defisit pengetahuan (D.0111) yang menyebabkan ketidakefektifan dalam mengelola kesehatannya.
Luaran yang diharapkan adalah Manajemen Kesehatan Efektif (L.0111), di mana pasien dapat menunjukkan perilaku sesuai anjuran, memiliki persepsi yang tepat terhadap masalah, melakukan pemeriksaan yang tepat, dan menunjukkan perilaku yang sesuai.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Peningkatan Pengetahuan (I.0111) untuk meningkatkan pemahaman pasien terhadap manajemen kesehatan yang tepat, serta Manajemen Kesehatan (I.0109) untuk membantu pasien mengidentifikasi perilaku yang perlu diubah dan memfasilitasi rencana perawatan yang realistis.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kesehatan secara efektif. -
Article No. 19848 | 20 Jul 2025
Klinis : Defisit pengetahuan (D.0111). Data Mayor a. Data Subjektif: 1) Pasien menanyakan masalah yang dihadapi. b. Data Objektif: 1) Pasien menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran. 2) Pasien menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah. Data Minor Defisit pengetahuan (D.0111). a. Data Subjektif: Tidak tersedia. b. Data Objektif: 1) Pasien menjalani pemeriksaan yang tidak tepat. 2) Pasien menunjukkan perilaku berlebihan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi defisit pengetahuan (D.0111) yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Defisit Pengetahuan (D.0111). Diagnosa ini dipilih karena berdasarkan data mayor yang Anda berikan, pasien menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran dan persepsi yang keliru terhadap masalah, yang merupakan indikasi adanya defisit pengetahuan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Proses Penyakit (K.0105)
- Pasien dapat menjelaskan penyebab, tanda, dan gejala penyakitnya.
- Pasien dapat menjelaskan cara penanganan penyakitnya.
2. Perilaku Kesehatan: Kepatuhan (P.0301)
- Pasien dapat menunjukkan perilaku sesuai dengan rencana perawatan yang telah disepakati.
- Pasien dapat menjelaskan alasan mengapa ia mematuhi rencana perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Pengetahuan (I.0205)
- Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan perawatannya.
- Memberikan informasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Memfasilitasi diskusi terkait penyakit dan perawatannya.
- Mengevaluasi pemahaman pasien terhadap informasi yang diberikan.
2. Dukungan Pengambilan Keputusan (I.0306)
- Mengidentifikasi persepsi pasien terhadap masalahnya.
- Membantu pasien memahami pilihan tindakan perawatan yang tersedia.
- Mendorong pasien untuk terlibat dalam pengambilan keputusan perawatan.
- Memfasilitasi diskusi tentang risiko dan manfaat dari setiap pilihan tindakan.
3. Manajemen Regimen Terapi (I.0402)
- Menjelaskan tujuan, jadwal, dan cara melakukan prosedur atau pengobatan.
- Memantau kepatuhan pasien terhadap regimen terapi yang direkomendasikan.
- Memberikan umpan balik positif saat pasien menunjukkan kepatuhan.
- Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam kepatuhan pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Ibu/Bapak dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 19849 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan rasa nyaman (D.0074). Data Mayor a. Data Subjektif: 1) Pasien mengeluh tidak nyaman. b. Data Objektif: 1) Pasien tampak gelisah. Data Minor a. Data Subjektif: 1) Pasien mengeluh sulit tidur. 2) Pasien tidak mampu rileks. 3) Pasien mengeluh kedinginan. 4) Pasien mengeluh kepanasan. 5) Pasien merasa gatal 6) Pasien mengeluh mual 7) Pasien mengeluh lelah. b. Data Objektif: 1) Pasien menunjukkan gejala distress. 2) Pasien tampak merintih . 3) Pasien tampak menangis. 4) Pola eliminasi pasien berubah. 5) Postur tubuh pasien berubah. 6) Pasien tampak iritabilitas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Gangguan rasa nyaman (D.0074)". Diagnosa ini didasarkan pada data mayor dan minor yang disajikan, di mana pasien mengeluh tidak nyaman, tampak gelisah, sulit tidur, tidak mampu rileks, merasa kedinginan atau kepanasan, gatal, mual, dan lelah, serta menunjukkan tanda-tanda distress, merintih, menangis, perubahan pola eliminasi, perubahan postur tubuh, dan iritabilitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kenyamanan Fisik (L.05001)
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan rasa nyaman fisik, tampak rileks, dan tidak menunjukkan tanda-tanda distress fisik.
2. Kenyamanan Psikologis (L.05002)
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan rasa nyaman psikologis, tampak tenang, dan tidak menunjukkan tanda-tanda distress psikologis.
3. Tidur (L.05003)
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan tidur yang adekuat, tidak mengeluh sulit tidur, dan tampak segar saat bangun.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kenyamanan (I.05001)
- Tindakan: Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan pasien, monitor tanda-tanda vital, posisikan pasien dengan nyaman, berikan terapi komplementer (misalnya, terapi pijat, aroma terapi, musik terapi), serta lakukan tindakan untuk mengatasi keluhan pasien (misalnya, pemberian analgesik, antiemetik, antipruritus).
2. Manajemen Nyeri (I.05003)
- Tindakan: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, monitor efektivitas intervensi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang optimal.
3. Manajemen Stres (I.05005)
- Tindakan: Identifikasi sumber stres, ajarkan teknik relaksasi, dorong partisipasi pasien dalam aktivitas yang menyenangkan, libatkan keluarga dalam mendukung pasien, dan berikan edukasi terkait manajemen stres.
4. Manajemen Tidur (I.05006)
- Tindakan: Kaji pola tidur pasien, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur, ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur, monitor efektivitas intervensi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan sesuai dengan tone akademis dan persona pakar, nurse. -
Article No. 19850 | 20 Jul 2025
Klinis : Perilaku kesehatan cenderung berisiko (D.0099). Data Mayor a. Data Subjektif: Tidak tersedia. b. Data Objektif: 1) Pasien menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan. 2) Pasien gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan. 3) Pasien menunjukkan upaya peningkatan status kesehatan yang minimal. Data Minor a. Data Subjektif: Tidak tersedia. b. Data Objektif: 1) Pasien gagal mencapai pengendalian yang optimal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Perilaku Kesehatan Berisiko (D.0099)
Definisi: Pola perilaku individu yang dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya masalah kesehatan atau cedera.
Data Mayor:
a. Data Subjektif:
- Tidak tersedia data subjektif.
b. Data Objektif:
1. Pasien menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan.
2. Pasien gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan.
3. Pasien menunjukkan upaya peningkatan status kesehatan yang minimal.
Data Minor:
a. Data Subjektif:
- Tidak tersedia data subjektif.
b. Data Objektif:
1. Pasien gagal mencapai pengendalian yang optimal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Sehat: Individu menunjukkan perilaku yang mendukung kesehatan.
2. Efikasi Diri: Individu menunjukkan keyakinan dalam kemampuan diri untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Manajemen Diri: Individu menunjukkan kemampuan untuk mengatur dan mengelola aspek-aspek dalam kehidupannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Kesadaran Kesehatan
- Mendiskusikan manfaat perilaku sehat
- Memberikan edukasi tentang risiko perilaku tidak sehat
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan
2. Dukungan Pengambilan Keputusan
- Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan kesehatan
- Membantu pasien mengidentifikasi tujuan dan nilai yang penting bagi dirinya
- Mendukung pasien dalam membuat rencana tindakan yang realistis
3. Pengembangan Efikasi Diri
- Membantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan sumber daya yang dimiliki
- Memberikan umpan balik positif atas upaya yang dilakukan pasien
- Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang dihadapi pasien
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Perilaku Kesehatan Berisiko" menggambarkan kondisi pasien yang cenderung melakukan perilaku yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk meningkatkan perilaku sehat, efikasi diri, dan kemampuan manajemen diri pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi peningkatan kesadaran kesehatan, dukungan pengambilan keputusan, dan pengembangan efikasi diri pasien. Melalui intervensi ini, diharapkan pasien dapat mengembangkan perilaku dan keyakinan yang mendukung kesehatan. -
Article No. 19851 | 20 Jul 2025
Klinis : Gangguan pola tidur (D.0055). Data Mayor a. Data Subjektif: 1) Pasien mengeluh sulit tidur. 2) Pasien mengeluh sering terjaga. 3) Pasien mengeluh tidak puas tidur. 4) Pasien mengeluh pola tidur berubah. 5) Pasien mengeluh istirahat tidak cukup. b. Data Objektif: Tidak tersedia. Data Minor a. Data Subjektif: 1) Pasien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun. b. Data Objektif: Tidak tersedia.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Pola Tidur (D.0055)
Definisi: Pola tidur terganggu dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan durasi tidur yang adekuat dan kualitas tidur yang diinginkan.
Data Mayor:
a. Data Subjektif:
1) Pasien mengeluh sulit tidur.
2) Pasien mengeluh sering terjaga.
3) Pasien mengeluh tidak puas tidur.
4) Pasien mengeluh pola tidur berubah.
5) Pasien mengeluh istirahat tidak cukup.
b. Data Objektif:
Tidak tersedia.
Data Minor:
a. Data Subjektif:
1) Pasien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun.
b. Data Objektif:
Tidak tersedia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidur yang adekuat (L.0075)
Definisi: Kemampuan untuk tidur selama periode yang diperlukan untuk memberikan istirahat dan pemulihan.
Kriteria hasil:
a. Pasien melaporkan waktu tidur yang meningkat.
b. Pasien melaporkan perasaan segar setelah bangun tidur.
c. Pasien melaporkan kemampuan untuk tidur dengan mudah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Tidur (I.0043)
Definisi: Mengatur pola tidur untuk memaksimalkan jumlah dan kualitas tidur.
Aktivitas:
a. Identifikasi pola tidur pasien, termasuk durasi, kualitas, dan gangguan tidur.
b. Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur (suhu, pencahayaan, suara, dll.).
c. Ajarkan teknik relaksasi (misalnya, pernapasan dalam, meditasi, imajinasi terpandu) untuk memfasilitasi tidur.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (misalnya, kafein, nikotin) sebelum tidur.
e. Bantu pasien untuk menetapkan rutinitas tidur yang konsisten.
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter) untuk mengevaluasi dan mengatasi penyebab gangguan tidur.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Pola Tidur" didasarkan pada data mayor dan minor yang diberikan. Pasien mengeluh sulit tidur, sering terjaga, tidak puas dengan tidurnya, perubahan pola tidur, dan merasa istirahat tidak cukup. Selain itu, pasien juga mengeluh kemampuan beraktivitas menurun. Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan durasi dan kualitas tidur yang diinginkan.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Tidur yang adekuat", yaitu kemampuan pasien untuk tidur selama periode yang diperlukan untuk memberikan istirahat dan pemulihan. Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien melaporkan peningkatan waktu tidur, perasaan segar setelah bangun tidur, dan kemampuan untuk tidur dengan mudah.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah "Manajemen Tidur". Perawat akan mengidentifikasi pola tidur pasien, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur, mengajarkan teknik relaksasi, memberikan edukasi tentang stimulan yang dapat mengganggu tidur, membantu pasien menetapkan rutinitas tidur yang konsisten, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengatasi penyebab gangguan tidur.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran "Tidur yang adekuat" dan meningkatkan kualitas hidup serta kemampuan beraktivitas. -
Article No. 19852 | 20 Jul 2025
Klinis : NYERI PERUT TERKDANG KRAM-KRAM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "NYERI PERUT TERKADANG KRAM-KRAM" dengan format yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut dan panggul lainnya
Penjelasan:
Kode ICD-10 R10.4 (Nyeri perut dan panggul lainnya) merupakan kode yang sesuai dengan kondisi "NYERI PERUT TERKADANG KRAM-KRAM". Kode ini mencakup keluhan nyeri perut yang tidak spesifik atau belum dapat ditentukan penyebabnya secara pasti, termasuk kram-kram perut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik tercatat untuk kondisi ini. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah evaluasi klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menentukan penyebab nyeri perut.
Penjelasan:
Dalam kasus "NYERI PERUT TERKADANG KRAM-KRAM", tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik, karena penanganan yang dilakukan biasanya berupa evaluasi klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menentukan penyebab nyeri perut. Tindakan yang dilakukan akan disesuaikan dengan hasil evaluasi dan temuan klinis pada pasien. -
Article No. 19853 | 20 Jul 2025
Klinis : NYERI ULU HATI (+), MUAL MUNTAH (+), PUSING (+), DEMAM (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda berikan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Mual (00134)
Definisi: Perasaan tidak nyaman dan tidak menyenangkan di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Pusing (00075)
Definisi: Sensasi rotasi, ketidakseimbangan, atau pergerakan yang tidak menyenangkan di dalam atau di sekitar kepala.
4. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengembangkan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan konteks Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengembangkan luaran keperawatan yang sesuai dengan konteks Indonesia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengembangkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan konteks Indonesia.
Kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI untuk masing-masing diagnosa keperawatan di atas dapat diperoleh dari referensi dan publikasi resmi PPNI. -
Article No. 19854 | 20 Jul 2025
Klinis : NYERI ULU HATI (+), MUAL MUNTAH (+), PUSING (+), DEMAM (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kasus: Nyeri Ulu Hati, Mual Muntah, Pusing, Demam)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat.
**Faktor Terkait:**
- Nyeri ulu hati (+) akibat iritasi mukosa lambung/inflamasi.
- Demam (+) sebagai respons inflamasi sistemik.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Code: 2101** (Tingkat nyeri terkontrol)
- Kriteria: Skala nyeri menurun (misal: dari skala 7/10 menjadi ≤3/10), pasien mampu menunjukkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Code: 2310** (Manajemen Nyeri)
- Intervensi:
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi (misal: parasetamol untuk nyeri dan demam).
- Monitor respons nyeri setiap 2 jam.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Mual dan Muntah (SDKI Code: 00114)**
**Definisi:** Sensasi tidak nyaman di faring/lambung disertai dorongan untuk muntah, atau pengeluaran isi lambung secara involunter.
**Faktor Terkait:**
- Gangguan motilitas lambung.
- Stimulasi pusat muntah di otak (misal: akibat demam/infeksi).
**SLKI:**
- **Code: 1403** (Kebutuhan nutrisi terpenuhi)
- Kriteria: Frekuensi muntah berkurang, asupan oral meningkat.
**SIKI:**
- **Code: 2410** (Manajemen Mual)
- Intervensi:
- Berikan makanan kecil frekuensi sering (misal: biskuit kering).
- Hindari aroma menyengat.
- Kolaborasi pemberian antiemetik (misal: domperidone).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (SDKI Code: 00007)**
**Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
**Faktor Terkait:**
- Proses infeksi/inflamasi sistemik.
**SLKI:**
- **Code: 0801** (Suhu tubuh stabil)
- Kriteria: Suhu turun ke 36,5–37,5°C dalam 24 jam.
**SIKI:**
- **Code: 3920** (Manajemen Hipertermia)
- Intervensi:
- Kompres hangat di aksila/inguinal.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
- Monitor suhu setiap 4 jam.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI Code: 00025)**
**Definisi:** Risiko kehilangan cairan atau elektrolit berlebihan akibat muntah dan demam.
**SLKI:**
- **Code: 1003** (Keseimbangan cairan tercapai)
- Kriteria: Turgor kulit normal, mukosa lembab, output urine ≥30 mL/jam.
**SIKI:**
- **Code: 4120** (Manajemen Cairan)
- Intervensi:
- Monitor tanda dehidrasi (turgor, capillary refill).
- Kolaborasi pemberian cairan IV jika diperlukan.
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi Aktivitas (SDKI Code: 00092)**
**Definisi:** Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
**Faktor Terkait:**
- Kelemahan akibat mual, muntah, dan demam.
**SLKI:**
- **Code: 0404** (Toleransi aktivitas membaik)
- Kriteria: Pasien mampu melakukan aktivitas ringan tanpa pusing.
**SIKI:**
- **Code: 0220** (Dukungan ambulasi)
- Intervensi:
- Bantu aktivitas bertahap (duduk → berdiri → berjalan).
- Anjurkan istirahat cukup.
---
### **Catatan Akademis:**
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada manajemen nyeri dan hipertermia terlebih dahulu karena bersifat akut dan memengaruhi kenyamanan pasien.
- **Evaluasi:** Lakukan reassessment setiap 8 jam untuk menyesuaikan intervensi berdasarkan respons klinis.
- **Kolaborasi:** Konsultasikan dengan dokter terkait kebutuhan terapi farmakologis (analgesik, antipiretik, antiemetik).
*(Referensi: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Luaran (SLKI), dan Intervensi (SIKI) Edisi Terkini – PPNI, 2023)*
---
**Format RTF siap digunakan untuk dokumentasi keperawatan.** -
Article No. 19855 | 20 Jul 2025
Klinis : NYERI ULU HATI (+), MUAL MUNTAH (+), PUSING (+), DEMAM (+)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.13
- Deskripsi: Nyeri epigastrium
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Muntah tak terkendali
- Kode: R51
- Deskripsi: Sakit kepala
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 43.11
- Deskripsi: Esofagogastroduodenoskopi (EGD), tanpa biopsiwww
Penjelasan:
1. Kode ICD-10:
- Nyeri ulu hati (epigastrium) diwakili oleh kode R10.13.
- Mual diwakili oleh kode R11.0.
- Muntah tak terkendali diwakili oleh kode R11.2.
- Pusing/sakit kepala diwakili oleh kode R51.
- Demam diwakili oleh kode R50.9, karena tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Jika diperlukan, pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi (EGD) tanpa biopsi dapat dilakukan, yang diwakili oleh kode 43.11.
Catatan: Kode-kode ini digunakan oleh tenaga kesehatan profesional, seperti dokter dan perekam medis, untuk mengidentifikasi dan mencatat diagnosis dan prosedur medis dalam dokumentasi kesehatan pasien. -
Article No. 19856 | 20 Jul 2025
Klinis : NYERI ULU HATI (+), MUAL MUNTAH (+), PUSING (+), DEMAM (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit gastrointestinal (nyeri ulu hati)
b. Mual dan muntah berhubungan dengan penyakit gastrointestinal
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum (pusing dan demam)
Penjelasan:
- Nyeri ulu hati, mual, dan muntah merupakan gejala yang sering muncul pada kondisi penyakit gastrointestinal, seperti gastritis, ulkus peptikum, atau pankreatitis.
- Pusing dan demam dapat menjadi tanda adanya intoleransi aktivitas akibat kelemahan umum yang dialami pasien.
- Diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan berdasarkan analisis data subjektif dan objektif yang diperoleh dari pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Penurunan nyeri ulu hati
b. Penurunan mual dan muntah
c. Peningkatan toleransi aktivitas
Penjelasan:
- Penurunan nyeri ulu hati menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan dapat mengurangi atau mengendalikan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
- Penurunan mual dan muntah menandakan bahwa pasien dapat mengelola gejala gastrointestinal yang dialami dengan lebih baik.
- Peningkatan toleransi aktivitas menunjukkan bahwa pasien memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelemahan yang berlebihan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik
- Teknik relaksasi
- Distraksi
b. Manajemen mual dan muntah
- Identifikasi penyebab mual dan muntah
- Pemberian antiemetik
- Pengaturan diet
- Manajemen cairan dan elektrolit
c. Peningkatan aktivitas
- Penilaian toleransi aktivitas
- Perencanaan aktivitas bertingkat
- Edukasi manajemen energi
- Pendampingan latihan fisik bertahap
Penjelasan:
- Intervensi manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi atau mengendalikan rasa nyeri yang dirasakan pasien melalui identifikasi karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian analgesik, serta penggunaan teknik relaksasi dan distraksi.
- Intervensi manajemen mual dan muntah ditujukan untuk mengatasi gejala gastrointestinal yang dialami pasien, termasuk mengidentifikasi penyebab, pemberian antiemetik, pengaturan diet, serta manajemen cairan dan elektrolit.
- Intervensi peningkatan aktivitas bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari melalui penilaian toleransi aktivitas, perencanaan aktivitas bertingkat, edukasi manajemen energi, serta pendampingan latihan fisik yang bertahap.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan nyeri ulu hati, penurunan mual dan muntah, serta peningkatan toleransi aktivitas.