Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17921 | 27 May 2025
Klinis : pasien mual muntah, tekanan darah 122/92, nadi 159 dengan diagnosa medis 1. hipotensi ec syok hipotensi dd syok sepsis 2. ckd on hd 3. sups ca ovarium dd surkoma uteri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Diagnosa Keperawatan SDKI: Hipovolemia (10015)
Definisi: Pengurangan volume cairan intravaskuler yang dapat mengancam kesehatan.
b. Diagnosa Keperawatan SLKI: Manajemen Cairan (10008)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
c. Diagnosa Keperawatan SIKI: Pemantauan Tanda-tanda Vital (6703)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data mengenai parameter fisiologis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi kesehatan seseorang.
2. Penjelasan Singkat:
a. Hipovolemia (10015): Kondisi pasien dengan penurunan volume cairan intravaskuler yang dapat disebabkan oleh perdarahan, dehidrasi, atau kondisi lain yang menyebabkan kehilangan cairan. Hal ini dapat mengancam kesehatan dan memerlukan intervensi cepat untuk menjaga keseimbangan cairan.
b. Manajemen Cairan (10008): Kemampuan perawat untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan pasien, sehingga dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi terkait gangguan keseimbangan cairan.
c. Pemantauan Tanda-tanda Vital (6703): Pengumpulan dan analisis data terkait parameter fisiologis, seperti tekanan darah, nadi, dan lain-lain, yang dapat memberikan informasi tentang kondisi kesehatan pasien. Pemantauan ini sangat penting untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien secara dini.
Tone: Akademis
Persona: Pakar dalam bidang keperawatan -
Article No. 17922 | 27 May 2025
Klinis : #Tanda Vital Tensi : 111/54 mm/Hg, Nadi : 65 x/menit, Suhu : 36.5 ?C, Nafas : 18 x/menit, Berat Badan : 40 Kg , Tinggi Badan : 160 Cm. sedang koreksi asidosis metabolik dengan meylon 50 meq/8 jam. dx. Hiperglikemia, asidosis, hiperkalemia, dyspnea
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Elektrolit (00195)
- Definisi: Perubahan dalam komposisi atau konsentrasi elektrolit serum, seperti natrium, kalium, klorida, kalsium, atau magnesium.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit ginjal, asidosis metabolik, penggunaan obat-obatan.
2. Gangguan Ventilasi Spontan (00039)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pernapasan secara spontan yang adekuat untuk mempertahankan kehidupan.
- Faktor yang berhubungan: Asidosis metabolik, hiperkalemia.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
- Faktor yang berhubungan: Kelemahan, disfungsi neuromuskular.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Elektrolit (0601)
- Kriteria Hasil:
- Nilai elektrolit serum dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit
- Tidak ada keluhan terkait ketidakseimbangan elektrolit
2. Ventilasi Efektif (0403)
- Kriteria Hasil:
- Pola napas teratur
- Irama napas dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda sesak napas
3. Toleransi Aktivitas (0005)
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
- Tidak ada peningkatan frekuensi jantung yang berlebihan setelah aktivitas
- Tidak ada penurunan kadar oksigen dalam darah setelah aktivitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Elektrolit (3550)
- Pantau kadar elektrolit serum
- Berikan suplemen elektrolit sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk koreksi ketidakseimbangan elektrolit
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Pantau status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen asidosis metabolik
3. Manajemen Aktivitas (0200)
- Pantau tanda-tanda vital saat aktivitas
- Batasi aktivitas sesuai toleransi pasien
- Berikan edukasi dan bimbingan untuk meningkatkan toleransi aktivitas
Penjelasan:
Berdasarkan tanda vital dan kondisi yang diberikan, pasien mengalami hiperglikemia, asidosis, hiperkalemia, dan gangguan pernapasan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Elektrolit, Gangguan Ventilasi Spontan, dan Intoleransi Aktivitas. Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Elektrolit, Ventilasi Efektif, dan Toleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Elektrolit, Manajemen Jalan Napas, dan Manajemen Aktivitas. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk menangani kondisi medis yang mendasari. -
Article No. 17923 | 27 May 2025
Klinis : #Tanda Vital Tensi : 130/75 mm/Hg, Nadi : 78 x/menit, Suhu : 36.6 ?C, Nafas : 16 x/menit, Berat Badan : 70 Kg , Tinggi Badan : 170 Cm. Kesadaran CM, mengeluh nyeri. dx. post HIL sinistra, ada drain , produksi drain tidak ada. Skala nyeri 3. Puasa. NGT dialirkan tidak ada produksi residu lambung.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan post-operasi hip left (post HIL sinistra) ditandai dengan skala nyeri 3.
2. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan pembatasan mobilisasi akibat prosedur pembedahan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya drain pasca pembedahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol (skala nyeri ?2) dalam 3 hari setelah intervensi keperawatan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan nyeri.
2. Perfusi Jaringan Perifer
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Ekstremitas hangat, tidak pucat, dan capillary refill ?3 detik.
- Pasien dapat melakukan latihan pergerakan sesuai dengan kemampuan.
3. Risiko Infeksi
- Tanda-tanda infeksi (demam, nyeri, kemerahan, bengkak) tidak muncul selama 3 hari perawatan.
- Produksi drain sesuai dengan ekspektasi, tidak ada tanda-tanda infeksi pada lokasi drain.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor presipitasi).
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis dan pantau efektivitasnya.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan pengelolaan nyeri.
2. Perfusi Jaringan Perifer
- Pantau tanda-tanda vital secara rutin.
- Dorong pasien untuk melakukan latihan pergerakan ekstremitas sesuai kemampuan.
- Berikan edukasi tentang pentingnya mobilisasi dini untuk meningkatkan perfusi jaringan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
3. Risiko Infeksi
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala.
- Lakukan perawatan luka dan drain sesuai prosedur aseptik.
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan drain yang benar.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk memantau perkembangan luka dan drain.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien memiliki kondisi post-operasi hip left (post HIL sinistra) dengan adanya drain dan keluhan nyeri. Tanda-tanda vital pasien secara umum stabil, namun perlu diperhatikan risiko terkait perfusi jaringan perifer dan risiko infeksi akibat prosedur pembedahan.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut, risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, dan risiko infeksi. Luaran yang diharapkan adalah kontrol nyeri yang optimal, peningkatan perfusi jaringan perifer, dan pencegahan infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian dan pengelolaan nyeri, pemantauan tanda-tanda vital dan perfusi jaringan, serta perawatan luka dan drain secara aseptik.
Kolaborasi dengan tim medis, seperti dokter dan fisioterapis, juga diperlukan untuk mengoptimalkan pengelolaan kondisi pasien dan mencapai hasil yang diharapkan. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri, mobilisasi, dan perawatan luka juga merupakan bagian penting dari intervensi keperawatan. -
Article No. 17924 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O03.9
- Deskripsi: Keguguran spontan, lengkap, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.01
- Deskripsi: Kuretase uterus setelah keguguran atau aborsi, tanpa dilatasi serviks
Selain itu, berdasarkan gejala yang dialami oleh Ny. S, dapat diperkirakan bahwa ia mengalami gangguan psikologis seperti depresi pasca-keguguran. Berikut kode ICD-10 yang mungkin sesuai:
3. Kode ICD-10:
- Kode: F43.20
- Deskripsi: Gangguan penyesuaian, dengan gejala depresi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O03.9 digunakan untuk menggambarkan keguguran spontan, lengkap, tanpa komplikasi yang dialami oleh Ny. S pada usia kandungan 32 minggu (8 bulan).
2. Kode ICD-9-CM 69.01 menunjukkan tindakan kuretase uterus yang mungkin dilakukan sebagai penanganan medis setelah keguguran.
3. Kode ICD-10 F43.20 digunakan untuk mendiagnosis gangguan penyesuaian dengan gejala depresi yang dialami oleh Ny. S, seperti perasaan sedih, bersalah, cemas, penurunan minat dalam aktivitas sehari-hari, gangguan tidur, penurunan nafsu makan, dan perilaku menarik diri.
Penting untuk dicatat bahwa diagnosis dan kode yang diberikan harus diverifikasi oleh tenaga kesehatan yang berwenang sesuai dengan hasil pemeriksaan dan evaluasi klinis yang komprehensif. -
Article No. 17925 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Berduka [00136]: Respon normal individu atau kelompok terhadap kehilangan suatu objek yang signifikan atau harapan yang bermakna.
Hal ini sesuai dengan kondisi Ny. S yang mengalami keguguran anak keduanya pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, dan mengalami kecemasan berlebihan, yang merupakan respon normal individu terhadap kehilangan.
2. Gangguan Pola Tidur [00198]: Gangguan kualitas dan kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Ny. S sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, yang menunjukkan adanya gangguan pola tidur.
3. Isolasi Sosial [00053]: Pengalaman individu dan keinginan atau kemampuan yang terbatas untuk berinteraksi dengan orang lain pada tingkat yang diinginkan.
Ny. S tampak lebih pendiam, menolak berbicara tentang bayinya, dan seringkali terlihat sendirian di kamarnya, yang mengindikasikan adanya isolasi sosial.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Berduka [1304]: Kemampuan individu atau kelompok untuk mengekspresikan emosi dan perasaan terkait kehilangan secara sehat.
- Indikator: Ekspresi emosi yang sesuai dengan tahap berduka, Mampu membahas pengalaman kehilangan, Menunjukkan penerimaan terhadap kehilangan.
2. Pola Tidur [0004]: Pola tidur dan istirahat yang adekuat.
- Indikator: Tidur tanpa terbangun di malam hari, Lama tidur sesuai kebutuhan, Tidur yang berkualitas.
3. Interaksi Sosial [0012]: Kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.
- Indikator: Terlibat dalam aktivitas sosial, Berbicara dengan orang lain, Memulai kontak sosial.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Berduka [4416]:
- Identifikasi respon berduka Ny. S
- Fasilitasi ekspresi emosi Ny. S terkait kehilangan
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Kolaborasi dengan keluarga untuk mendukung proses berduka Ny. S
- Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif
2. Intervensi untuk Gangguan Pola Tidur [1850]:
- Kaji pola tidur Ny. S
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur Ny. S
- Terapkan teknik relaksasi untuk memperbaiki kualitas tidur
- Berikan edukasi tentang higiene tidur yang baik
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi farmakologis jika diperlukan
3. Intervensi untuk Isolasi Sosial [5100]:
- Kaji tingkat interaksi sosial Ny. S
- Dorong Ny. S untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang sesuai
- Fasilitasi Ny. S untuk membangun jaringan sosial yang suportif
- Berikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi
- Kolaborasi dengan keluarga untuk mendukung partisipasi Ny. S dalam aktivitas sosial
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan Ny. S dapat melewati proses berduka, memperoleh pola tidur yang adekuat, dan meningkatkan kemampuan interaksi sosialnya, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17926 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Berduka Disfungsional (SDKI: 00472)
Definisi: Respon maladaptif terhadap kehilangan yang ditandai dengan penyangkalan, kemarahan, dan depresi yang berkepanjangan.
2. Ansietas (SDKI: 00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai respon autonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dirasakan sebagai ancaman.
3. Gangguan Pola Tidur (SDKI: 00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
4. Perubahan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI terdiri dari definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI mencakup indikator hasil keperawatan yang diharapkan untuk setiap diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI mencakup aktivitas keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Kode dan definisi untuk setiap diagnosis keperawatan di atas telah distandarkan oleh PPNI untuk memastikan keseragaman dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 17927 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus Ny. S:
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Proses Berduka (SDKI Code: B.3)**
**Definisi (SDKI):**
Respon individu yang mengalami ketidakmampuan dalam mengatasi perasaan kehilangan yang nyata maupun yang dipersepsikan, yang dapat mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari.
**Data Pendukung:**
- Perasaan sedih, bersalah, dan menarik diri.
- Kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.
- Gangguan tidur (mimpi buruk).
- Penurunan nafsu makan.
- Menolak membicarakan kejadian (bayi yang meninggal).
**Luaran yang Diharapkan (SLKI):**
**Koping Berduka Meningkat (SLKI Code: L. 14030)**
**Indikator Luaran:**
1. Mengekspresikan perasaan kehilangan secara verbal.
2. Mampu mengidentifikasi sumber dukungan.
3. Kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
4. Pola tidur dan nafsu makan membaik.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Dukungan Berduka (SIKI Code: I. 14030)**
**Tindakan Keperawatan:**
1. **Memberikan lingkungan yang suportif** – Mendengarkan dengan empati tanpa menghakimi.
2. **Mendorong ekspresi perasaan** – Membantu pasien mengungkapkan kesedihan, rasa bersalah, atau ketakutan.
3. **Melibatkan keluarga** – Memberikan edukasi pada keluarga tentang pentingnya pendampingan emosional.
4. **Terapi distraksi** – Mengajak pasien melakukan aktivitas ringan untuk mengalihkan pikiran negatif.
5. **Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental** – Jika diperlukan, merujuk ke psikolog/psikiater untuk terapi lebih lanjut.
**Catatan Akademis:**
Kondisi Ny. S menunjukkan gejala **grief complicated** (berduka yang berkepanjangan) dengan komponen depresif. Pendekatan holistik diperlukan, termasuk aspek psikologis, sosial, dan spiritual. Intervensi keperawatan harus fokus pada penerimaan kehilangan dan adaptasi emosional. Jika gejala menetap >6 bulan, perlu evaluasi lebih lanjut untuk kemungkinan **Major Depressive Disorder (MDD)** atau **Prolonged Grief Disorder (PGD)**.
Semoga penjelasan ini dapat membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan.
*(Sumber: PPNI, 2017 – SDKI Edisi 4, SLKI Edisi 3, SIKI Edisi 3)* -
Article No. 17928 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kasus Ny. S Post-Keguguran)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0026**
**Gangguan Proses Berduka** *(Grieving Process Disturbance)*
**Definisi**: Ketidakmampuan individu untuk mengatasi perasaan kehilangan secara adaptif setelah kejadian yang signifikan (keguguran).
**Faktor yang Berhubungan**:
- Kehilangan bayi pada usia kehamilan 32 minggu (trimester III).
- Persepsi negatif terhadap diri sendiri (merasa bersalah, menyalahkan diri).
- Ketidakmampuan mengekspresikan emosi secara konstruktif.
---
### **2. Kriteria Hasil (SLKI)**
**Kode SLKI: L.18016**
**Koping Berduka Membaik** *(Improved Grieving Coping)*
**Indikator**:
- Mengekspresikan perasaan kehilangan secara verbal/non-verbal.
- Melibatkan diri dalam aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Mempertahankan interaksi sosial dengan keluarga.
**Kode SLKI: L.14004**
**Keseimbangan Emosi Mencapai Tingkat Optimal** *(Optimal Emotional Balance)*
**Indikator**:
- Frekuensi menangis berkurang.
- Laporan mimpi buruk menurun.
- Ekspresi wajah lebih tenang.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.15220**
**Terapi Dukangan Berduka** *(Grief Support Therapy)*
**Tindakan**:
- Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi (misal: melalui *journaling* atau dialog terbuka).
- Validasi perasaan bersalah/takut tanpa menghakimi.
- Kolaborasi dengan psikolog/kelompok pendukung (*support group*) untuk *grief counseling*.
**Kode SIKI: I.18030**
**Manajemen Cemas** *(Anxiety Management)*
**Tindakan**:
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, *guided imagery*).
- Anjurkan aktivitas fisik ringan untuk mengurangi ketegangan.
- Monitor pola tidur dan rujuk ke terapis jika gangguan tidur menetap.
**Kode SIKI: I.13012**
**Peningkatan Harga Diri** *(Self-Esteem Enhancement)*
**Tindakan**:
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan diri.
- Hindari pertanyaan yang memicu rasa bersalah (misal: "Apa penyebab keguguran?").
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (D.0026)**: Fokus pada respons maladaptif terhadap kehilangan, sesuai dengan gejala *withdrawal*, kesedihan mendalam, dan penolakan membicarakan bayi.
- **SLKI (L.18016 & L.14004)**: Target pemulihan mencakup aspek emosional dan fungsional, dengan indikator terukur.
- **SIKI (I.15220, I.18030, I.13012)**: Intervensi holistik menggabungkan pendekatan psikologis, sosial, dan perilaku.
**Catatan Akademis**:
- Kode PPNI digunakan untuk standarisasi dokumentasi keperawatan di Indonesia.
- Evaluasi berkala diperlukan untuk menilai efektivitas intervensi, terutama terkait risiko *prolonged grief disorder*.
*(Referensi: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI, SIKI Edisi Terkini – PPNI, 2023)* -
Article No. 17929 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. S adalah:
1. Berduka Disfungsional
- Definisi: Respon maladaptif terhadap kehilangan seseorang, objek, atau nilai yang dianggap penting.
- Karakteristik Definisi: Ekspresi sedih, merasa bersalah, kecemasan berlebihan, menarik diri dari aktivitas, gangguan pola tidur (mimpi buruk), menangis tanpa alasan yang jelas, mudah tersinggung, penurunan nafsu makan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Berduka Teratasi
- Kriteria Hasil:
- Klien dapat mengekspresikan perasaan kehilangan secara verbal dan non-verbal.
- Klien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
- Klien dapat menerima dukungan dari keluarga dan lingkungan.
- Klien dapat beristirahat dan tidur dengan baik.
- Klien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Berduka
- Identifikasi respon berduka klien.
- Fasilitasi pengungkapan perasaan klien.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Dorong klien untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, konselor) jika diperlukan.
2. Manajemen Stres
- Identifikasi sumber stres klien.
- Ajarkan teknik manajemen stres (misalnya: latihan pernapasan, visualisasi positif).
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, konselor) jika diperlukan.
3. Dukungan Nutrisi
- Evaluasi status nutrisi klien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi.
- Berikan pendidikan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Berduka Disfungsional" dipilih karena Ny. S mengalami respon maladaptif terhadap kehilangan bayinya, yang ditandai dengan ekspresi sedih, merasa bersalah, kecemasan berlebihan, menarik diri dari aktivitas, gangguan pola tidur, menangis tanpa alasan, mudah tersinggung, dan penurunan nafsu makan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Proses Berduka Teratasi, di mana klien dapat mengekspresikan perasaan kehilangan, mengidentifikasi strategi koping yang efektif, berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, menerima dukungan dari keluarga, beristirahat dan tidur dengan baik, serta mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI) meliputi Manajemen Berduka, Manajemen Stres, dan Dukungan Nutrisi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pengungkapan perasaan, mengurangi kecemasan, mendorong keterlibatan dalam aktivitas, melibatkan keluarga, mengelola stres, dan memastikan asupan nutrisi yang adekuat.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, juga dapat dilakukan jika diperlukan untuk membantu Ny. S dalam proses penyembuhan. -
Article No. 17930 | 27 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O03.9
- Deskripsi: Keguguran spontan, lengkap, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.01
- Deskripsi: Kuretase uterus, aspirasi atau evakuasi uteri setelah keguguran atau abortus
Penjelasan:
Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada usia kehamilan 32 minggu (8 bulan). Kode ICD-10 yang sesuai adalah O03.9, yang menggambarkan keguguran spontan, lengkap, tanpa komplikasi. Hal ini merujuk pada lepasnya hasil konsepsi dari uterus, tanpa komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
Berdasarkan gejala yang dialami Ny. S setelah keguguran, seperti rasa sedih, perasaan bersalah, kecemasan berlebihan, penurunan minat terhadap aktivitas sehari-hari, mimpi buruk, menangis tanpa alasan, mudah tersinggung, penurunan nafsu makan, dan menarik diri, dapat disimpulkan bahwa Ny. S mengalami gejala-gejala depresi pascakeguguran.
Tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah kuretase uterus, aspirasi atau evakuasi uteri setelah keguguran (kode ICD-9-CM 69.01). Prosedur ini dilakukan untuk mengeluarkan sisa-sisa hasil konsepsi dari uterus setelah keguguran, guna mencegah komplikasi lebih lanjut.
Selain itu, Ny. S juga memerlukan penanganan yang komprehensif, termasuk dukungan psikologis dan terapi kecemasan/depresi, untuk membantu pemulihan kondisi emosionalnya setelah mengalami peristiwa traumatis ini.