Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 123 | 19 Sep 2024
Klinis : Pasien laki-laki berusia 19 tahun ini mengalami kondisi pasca tifus dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang telah berlangsung selama satu minggu. Ia tinggal bersama ayah, ibu, dan saudara laki-laki dalam satu rumah. Keluarga pasien memiliki pengetahuan yang cukup tentang ISPA dan tifus. sebelum sakit, pasien cenderung kurang memperhatikan kesehatannya. Baik pasien maupun keluarganya memiliki kebiasaan bergadang untuk menyelesaikan tugas-tugas dari kantor atau kampus. Meskipun pasien merupakan mahasiswa keperawatan, ia seringkali terlalu memaksakan diri dan menunda konsumsi obat ketika gejala muncul. Selain itu, keluarga ini cenderung mengonsumsi makanan pedas, jarang minum air putih, dan kurang tidur (rata-rata 5-6 jam per hari). Aktivitas fisik atau olahraga juga jarang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Saat ini, ibu pasien menunjukkan gejala flu. Kondisi ekonomi keluarga baik, lingkungan tempat tinggal kondusif, fasilitas kesehatan mudah diakses, pola komunikasi keluarga efektif, dan fungsi keluarga berjalan baik. Stres dan coping mekanisme keluarga juga tergolong baik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diberikan beberapa diagnosis keperawatan yang sesuai, beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah kemampuan individu yang terbatas untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas adalah hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas rutin.
- SIKI: Manajemen Energi, Aktivitas Terapi, dan Manajemen Kelelahan adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
2. Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Tidur
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Tidur adalah pola tidur yang tidak memberikan istirahat dan pemulihan yang adekuat.
- SLKI: Pola Tidur yang Efektif adalah hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk meningkatkan pola tidur pasien.
- SIKI: Manajemen Tidur dan Promosi Tidur adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pola tidur pasien.
3. Diagnosis Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- SLKI: Keseimbangan Nutrisi adalah hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- SIKI: Manajemen Nutrisi dan Konseling Gizi adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
4. Diagnosis Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Bebas Infeksi adalah hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien.
- SIKI: Manajemen Infeksi dan Pencegahan Infeksi adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien.
Secara umum, diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus ini berfokus pada pemulihan kondisi pasien, peningkatan toleransi aktivitas, perbaikan pola tidur, pemenuhan kebutuhan nutrisi, serta pencegahan infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup manajemen energi, aktivitas terapi, manajemen kelelahan, manajemen tidur, promosi tidur, manajemen nutrisi, konseling gizi, manajemen infeksi, dan pencegahan infeksi. -
Article No. 124 | 19 Sep 2024
Klinis : gangguan rasa nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gangguan rasa nyaman:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan rasa nyaman adalah keadaan individu yang mengalami ketidaknyamanan fisik, psikologis, sosial, dan/atau spiritual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan rasa nyaman fisik
2. Pemulihan rasa nyaman psikologis
3. Pemulihan rasa nyaman sosial
4. Pemulihan rasa nyaman spiritual
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Terapi relaksasi
3. Terapi pemenuhan kebutuhan psikososial
4. Terapi pemenuhan kebutuhan spiritual
Dalam penerapannya, perawat akan melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan jenis gangguan rasa nyaman yang dialami pasien. Kemudian, perawat akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi intervensi untuk mengatasi gangguan rasa nyaman fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Tujuannya adalah untuk memulihkan dan mempertahankan rasa nyaman pasien secara holistik. -
Article No. 125 | 19 Sep 2024
Klinis : Askep jiwa sehat pada dewasa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Asuhan Keperawatan Jiwa Sehat pada Dewasa:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Tidur Terganggu
2. Resiko Bunuh Diri Rendah
3. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Diri
SDKI:
1. Pola Tidur Terganggu
- Definisi: Perubahan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Karakteristik Definisi: Sulit memulai/mempertahankan tidur, terbangun dini hari, tidak merasa segar saat bangun.
2. Resiko Bunuh Diri Rendah
- Definisi: Berisiko untuk mengakhiri hidup sendiri.
- Karakteristik Definisi: Ide bunuh diri, rencana bunuh diri, upaya bunuh diri, faktor risiko bunuh diri.
3. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Diri
- Definisi: Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol aspek-aspek kehidupan yang dapat ditingkatkan.
- Karakteristik Definisi: Keinginan untuk meningkatkan kontrol diri, motivasi untuk meningkatkan perilaku sehat.
SLKI:
1. Pola Tidur Terganggu
- Luaran: Tidur yang adekuat
- Kriteria Hasil:
- Waktu tidur yang cukup
- Kualitas tidur yang baik
- Tidak ada keluhan terkait tidur
2. Resiko Bunuh Diri Rendah
- Luaran: Tidak ada perilaku bunuh diri
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada ide/rencana/upaya bunuh diri
- Mampu mengidentifikasi faktor protektif
3. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Diri
- Luaran: Manajemen Diri Efektif
- Kriteria Hasil:
- Mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
- Mampu merumuskan tujuan peningkatan diri
- Mampu menerapkan strategi peningkatan diri
SIKI:
1. Pola Tidur Terganggu
- Intervensi: Promosi Tidur
- Aktivitas:
- Identifikasi pola tidur
- Atur lingkungan tidur
- Ajarkan teknik relaksasi
2. Resiko Bunuh Diri Rendah
- Intervensi: Manajemen Risiko Bunuh Diri
- Aktivitas:
- Ases risiko bunuh diri
- Berikan dukungan emosional
- Lakukan intervensi untuk mengurangi risiko
3. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Diri
- Intervensi: Fasilitasi Manajemen Diri
- Aktivitas:
- Identifikasi kekuatan dan kelemahan diri
- Bantu menetapkan tujuan peningkatan diri
- Fasilitasi penerapan strategi peningkatan diri -
Article No. 126 | 19 Sep 2024
Klinis : An R datang ke RS dengan dibawa oleh ibunya dengan keluhan perdarahan. Hasil anamnesa di dapatkan bahwa klien mudah perdarahan dan darah sulit berhenti mengalir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR 20x/mnt, S 38,7'C, n 80x/mnt, TD 120/80 mmhg. klien tampak pucat, lemas, bibir kering dan sianosis, CRT 3 detik. keluarga mengatkan kakak An R menderita penyakit yang sama dan meninggal saat usia 1 tahun. keluarga berharap An R dapat di sembuhkan. Ibu pasien mengatakan anaknya sulit untuk makan, di sertai muntah. alasan masuk rs demam naik turun, ps tidak bisa berjalan dan makin lama ps tidak bisa mengangkat badannya pasien tampak pucat, keadaan fisik melemah, kulit tampak pucat, konjungtiva anemis, ttv : n 90x/mnt, rr 26x/mn, s 38,2'c 4. riwayat kesehatan masa lalu pada masa dalam kandungan pemeriks,aan kehamilan di lakukan oleh bidan. ibu mendapatkan obat penambah darah dan ibu tidak pernah mengalami sakit pada saat hamil, hanya mual-mual, muntah. pada waktu trimester I, ibu mendapatkan suntikan imunisasi TT 2X. bayi lahir dengan BB lahir 2,8kg, pb 50cm, dan bayi tidak ada kelainan bawaan. sejak lahir pasien tidak mengalami sakit, hanya demam setelah mendapat imunasi seperti campak pengetahuan orang tua tentang penyakit anak pengetahuan orang tua tentang penyakit yang di derita anak sebelum masuk rumah sakit orang tua tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita anaknya. tetapi setelah anaknya masuk rs dan mendapatkan pelayanan dari tim medis org tua anak sudah mulai mengetahui penyakit yang di derita anaknya karena sudah di beri penjelasan dari dokter dan perawat.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: D69.1
- Deskripsi: Purpura dan gangguan perdarahan lainnya yang disebabkan oleh trombositopenia.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 287.31
- Deskripsi: Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP).
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien menunjukkan gejala-gejala terkait gangguan perdarahan dan trombositopenia. Hasil anamnesis menunjukkan bahwa pasien mudah mengalami perdarahan dan sulit untuk berhenti, serta memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa yang menyebabkan kematian pada usia 1 tahun.
Kode ICD-10 yang sesuai adalah D69.1, yang menggambarkan purpura dan gangguan perdarahan lainnya yang disebabkan oleh trombositopenia. Ini menunjukkan adanya penurunan jumlah trombosit atau platelet dalam darah, yang menyebabkan mudahnya terjadi perdarahan.
Selanjutnya, kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 287.31, yang menunjukkan Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP). ITP adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan trombosit, -
Article No. 127 | 19 Sep 2024
Klinis : An R datang ke RS dengan dibawa oleh ibunya dengan keluhan perdarahan. Hasil anamnesa di dapatkan bahwa klien mudah perdarahan dan darah sulit berhenti mengalir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR 20x/mnt, S 38,7'C, n 80x/mnt, TD 120/80 mmhg. klien tampak pucat, lemas, bibir kering dan sianosis, CRT 3 detik. keluarga mengatkan kakak An R menderita penyakit yang sama dan meninggal saat usia 1 tahun. keluarga berharap An R dapat di sembuhkan. Ibu pasien mengatakan anaknya sulit untuk makan, di sertai muntah. alasan masuk rs demam naik turun, ps tidak bisa berjalan dan makin lama ps tidak bisa mengangkat badannya pasien tampak pucat, keadaan fisik melemah, kulit tampak pucat, konjungtiva anemis, ttv : n 90x/mnt, rr 26x/mn, s 38,2'c 4. riwayat kesehatan masa lalu pada masa dalam kandungan pemeriks,aan kehamilan di lakukan oleh bidan. ibu mendapatkan obat penambah darah dan ibu tidak pernah mengalami sakit pada saat hamil, hanya mual-mual, muntah. pada waktu trimester I, ibu mendapatkan suntikan imunisasi TT 2X. bayi lahir dengan BB lahir 2,8kg, pb 50cm, dan bayi tidak ada kelainan bawaan. sejak lahir pasien tidak mengalami sakit, hanya demam setelah mendapat imunasi seperti campak pengetahuan orang tua tentang penyakit anak pengetahuan orang tua tentang penyakit yang di derita anak sebelum masuk rumah sakit orang tua tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita anaknya. tetapi setelah anaknya masuk rs dan mendapatkan pelayanan dari tim medis org tua anak sudah mulai mengetahui penyakit yang di derita anaknya karena sudah di beri penjelasan dari dokter dan perawat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan akut berhubungan dengan gangguan pembekuan darah
Penjelasan singkat:
SDKI: Perdarahan akut adalah keluarnya darah secara tiba-tiba dan tidak terkendali dalam jumlah yang berlebihan dari pembuluh darah.
SLKI: Kontrol perdarahan, Homeostasis, dan Integritas Jaringan
SIKI: Manajemen Perdarahan, Terapi Bermain, Perawatan Luka
2. Nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan mual dan muntah
SDKI: Nutrisi tidak adekuat adalah asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Status Gizi, Keseimbangan Cairan, dan Pemulihan Kesehatan
SIKI: Manajemen Nutrisi, Manajemen Mual dan Muntah, Perawatan Intravena
3. Aktivitas Intoleransi berhubungan dengan kelemahan fisik
SDKI: Aktivitas Intoleransi adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan kapasitas.
SLKI: Mobilitas, Kemandirian, dan Kesejahteraan Fisik
SIKI: Manajemen Aktivitas, Terapi Latihan, Perawatan Diri
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan. -
Article No. 128 | 19 Sep 2024
Klinis : Nyeri Akut (D.0077) bd agen pencedera fisiologis (metastase kanker) dd meringis karena nyeri yang dialami, Frekuensi nadi meningkat: 110 x/menit (nilai normal 60-100x/menit), Nyeri dada: P: Metastasis kanker ke tulang dan paru-paru, Q: terasa tajam dan menusuk, R: Nyeri terpusat di dada dan punggung, S: 8, T : hampir selalu terasa nyeri saat melakukan gerakan/ mengalami kecemasan, dan mengalami kesulitan tidur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (metastasis kanker) ditandai dengan meringis karena nyeri yang dialami, frekuensi nadi meningkat, nyeri dada dengan karakteristik nyeri tajam dan menusuk, terpusat di dada dan punggung, skala nyeri 8, nyeri hampir selalu dirasakan saat melakukan gerakan atau mengalami kecemasan, serta kesulitan tidur.
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dirasakan seperti itu (IASP, 1979).
- Agen pencedera fisiologis: Berbagai kondisi fisiologis yang dapat menyebabkan nyeri, seperti metastasis kanker.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengaturan Nyeri: Kemampuan individu untuk mengontrol rasa nyeri yang dialami.
- Kenyamanan: Keadaan yang dirasakan individu secara subjektif dan objektif mengenai perasaan aman, tenang, dan bebas dari ketegangan atau rasa sakit.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengenali, mencegah, dan mengurangi nyeri yang dialami individu.
- Terapi Analgesik: Tindakan pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri.
- Terapi Non-Farmakologis: Tindakan selain pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi musik.
Secara singkat, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut yang berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (metastasis kanker). Luaran yang diharapkan adalah pengaturan nyeri dan kenyamanan yang optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi analgesik, dan terapi non-farmakologis. -
Article No. 30 | 18 Sep 2024
Klinis : bronchitis kronis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi bronchitis kronis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J42
- Deskripsi: Bronkitis kronis tidak ditentukan secara lain.
Penjelasan:
- Kode J42 dalam ICD-10 digunakan untuk diagnosis bronkitis kronis yang tidak ditentukan secara lain.
- Bronkitis kronis adalah kondisi peradangan kronis pada saluran pernapasan (bronkus) yang menyebabkan batuk, produksi sputum, dan sesak napas yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.
- Penyebab utama bronkitis kronis adalah merokok, polusi udara, dan infeksi saluran pernapasan berulang.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 490
- Deskripsi: Bronchitis, tidak ditentukan apakah akut atau kronis.
Penjelasan:
- Kode 490 dalam ICD-9-CM digunakan untuk diagnosis bronkitis yang tidak ditentukan apakah akut atau kronis.
- Meskipun kode ini tidak spesifik untuk bronkitis kronis, tetapi dapat digunakan untuk kasus bronkitis kronis jika tidak ada kode yang lebih spesifik.
- Pada ICD-9-CM, tidak ada kode yang secara khusus digunakan untuk bronkitis kronis. Kode 490 merupakan kode umum yang dapat digunakan untuk berbagai jenis bronkitis. -
Article No. 32 | 18 Sep 2024
Klinis : bronchitis kronis, kesakitan tidak bisa makan 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan singkat dengan menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI:
1. Bronchitis Kronis
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Peningkatan Bersihan Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Kesakitan Tidak Bisa Makan Selama 3 Hari
- SDKI: Intake Nutrisi Tidak Adekuat
- SLKI: Peningkatan Intake Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan singkat:
1. Bronchitis Kronis:
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Diagnosis ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi dari saluran pernapasan secara efektif, yang dapat menyebabkan sesak napas dan masalah pernapasan lainnya.
- SLKI: Peningkatan Bersihan Jalan Napas. Hasil yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan pasien untuk membersihkan saluran pernapasan secara efektif.
- SIKI: Manajemen Jalan Napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif, seperti memberikan terapi oksigen, latihan pernapasan, dan penghisapan sekret.
2. Kesakitan Tidak Bisa Makan Selama 3 Hari:
- SDKI: Intake Nutrisi Tidak Adekuat. Diagnosis ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat karena -
Article No. 33 | 18 Sep 2024
Klinis : kesakitan sehubungan dengan kaki terkilir, saat berolahraga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan singkat berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi tersebut:
SDKI: Nyeri Akut
SLKI: Kontrol Nyeri
SIKI: Manajemen Nyeri -
Article No. 34 | 18 Sep 2024
Klinis : kesakitan sehubungan dengan kaki terkilir, saat berolahraga
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi kesakitan sehubungan dengan kaki terkilir saat berolahraga, dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S93.4
- Deskripsi: Keseleo dan regangan pergelangan kaki
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 845.00
- Deskripsi: Keseleo dan regangan pergelangan kaki, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S93.4 merujuk pada kondisi keseleo dan regangan pergelangan kaki, yang sering terjadi saat berolahraga.
- Kode ICD-9-CM 845.00 juga menggambarkan keseleo dan regangan pergelangan kaki, namun dalam kategori yang lebih umum dan tidak spesifik.
- Penanganan biasanya meliputi istirahat, kompresi, elevasi, dan penerapan es pada area yang terkilir untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sa