Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 161 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
- Faktor yang berhubungan: Produksi sekret berlebih, peningkatan sekresi mukus.
- Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, suara napas bronkial, sesak napas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Membantu menentukan diagnosa keperawatan yang tepat berdasarkan data-data yang ada.
- Memberikan definisi, faktor yang berhubungan, serta gejala dan tanda untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan tentang luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran yang sesuai: Bebas dari sputum, perbaikan pola napas, pasien dapat batuk efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan tentang tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Contoh intervensi yang sesuai: Manajemen jalan napas, terapi oksigen, latihan batuk efektif.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengatasi masalah pasien. -
Article No. 162 | 20 Sep 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan keputihan sejak 3 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien dengan keputihan yang dialami sejak 3 hari yang lalu, berikut adalah kemungkinan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosis Keperawatan:
1. Infeksi Vagina
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Infeksi Vagina: Infeksi pada vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan berbau, rasa gatal, dan kemerahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengendalian Infeksi: Mencegah atau mengurangi timbulnya infeksi.
- Perawatan Diri: Kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan Vulva: Menjaga kebersihan dan integritas vulva.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi kepada pasien mengenai infeksi vagina dan perawatannya.
- Konseling: Memberikan dukungan psikologis dan emosional kepada pasien.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan keputihan kemungkinan mengalami infeksi vagina. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Infeksi Vagina". Perawatan yang dibutuhkan meliputi pengendalian infeksi, perawatan diri, perawatan vulva, edukasi kesehatan, dan konseling. Tujuannya adalah untuk mengatasi infeksi, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kemampuan perawatan diri pasien. -
Article No. 163 | 20 Sep 2024
Klinis : kpasien datang dengan keluhan keputihan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk pasien dengan keluhan keputihan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N72
- Deskripsi: Cervicitis dan endocervicitis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 616.0
- Deskripsi: Cervicitis dan endocervicitis
Penjelasan:
- Kode ICD-10 N72 (Cervicitis dan endocervicitis) digunakan untuk mengkodekan kondisi inflamasi atau infeksi pada leher rahim (serviks) dan saluran leher rahim (endoserviks) yang menyebabkan keputihan.
- Kode ICD-9-CM 616.0 (Cervicitis dan endocervicitis) digunakan untuk mengkodekan kondisi yang serupa pada sistem ICD-9-CM.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, jamur, atau virus, serta faktor-faktor lainnya. Pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan yang sesuai akan ditentukan oleh dokter berdasarkan evaluasi klinis dan hasil pemeriksaan tambahan. -
Article No. 164 | 20 Sep 2024
Klinis : kpasien datang dengan keluhan keputihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang mengalami keputihan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Vagina
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen pada sistem reproduksi wanita yang dapat membahayakan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Adanya perubahan pada warna, bau, dan konsistensi cairan vagina, rasa nyeri atau gatal di area vagina, peningkatan frekuensi urination.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien terbebas dari infeksi vagina, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada keluhan gatal atau nyeri di area vagina.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab dan faktor risiko infeksi vagina.
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene, penggunaan celana dalam yang tepat, dan menghindari iritasi vagina.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.
4. Pantau tanda-tanda infeksi vagina dan efektivitas pengobatan.
5. Berikan kenyamanan pasien selama proses pengobatan.
Penjelasan singkat di atas memberikan gambaran umum tentang diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi keputihan pada pasien. Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 165 | 20 Sep 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan keputihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan keputihan yang dialami oleh pasien, berikut adalah contoh diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosis Keperawatan:
Infeksi Saluran Reproduksi
Penjelasan:
- SDKI: Infeksi Saluran Reproduksi adalah kondisi dimana terjadi infeksi pada organ-organ reproduksi wanita, yang ditandai dengan gejala keputihan, rasa gatal, iritasi, atau nyeri.
- SLKI: Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan adalah pasien dapat mengenali tanda dan gejala infeksi saluran reproduksi, dapat merawat diri dengan baik, dan bebas dari infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi mengenai personal hygiene, pemberian obat-obatan sesuai resep, perawatan area genital, dan pemantauan perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan baku dalam menetapkan diagnosis keperawatan yang didasarkan pada data yang dikumpulkan dari pasien.
- Diagnosis keperawatan mencakup masalah kesehatan, risiko kesehatan, dan potensi kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan acuan dalam menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan menggambarkan perubahan status kesehatan pasien sebagai respons terhadap intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan dalam menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan dan luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan mencakup aktivitas, prosedur, dan kolaborasi yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 166 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 63 tahun dirawat dengan BPH post TURP 8 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: Keluhan sebelum operasi adalah kencing sulit keluar, harus mengejan jika berkemih, tidak puas setelah berkemih. Saat ini pasien GCS 15. Pasien mengeluh nyeri di area kemaluan dan kandung kemih, nyeri skala 6 (1-10). Terdapat distensi kandung kemih dan meregang, Fundus VU teraba 2 jari di atas simphisis pubis . Pasien tidak bisa tidur karena nyeri yang dirasakan. Pasien terpasang kateter three way dan irigasi, kantong urin terisi 600 ml sejak 4 jam yang lalu. Urin dalam urine bag tidak terlihat ada bekuan darah, selang urin bag terlihat ada bekuan darah, urin tidak menetes di urin bag, belum ada penambahan urin/4 jam. Pasien merasa cemas dengan kondisinya, khawatir tidak bisa disembuhkan dan merasa tidak sempurna sebagai seorang laki-laki. Pasien khawatir jika harus memakai selang urin terus menerus. Hasil pemeriksaan pre-op: USG prostat menunjukkan pembesaran prostat. Hasil laboratorium darah (post op): 11mg/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi BPH post TURP
2. Gangguan rasa nyaman (cemas) berhubungan dengan perubahan citra tubuh
3. Risiko retensio urin berhubungan dengan pembengkakan prostat
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (nyeri).
- Gangguan rasa nyaman (cemas): Pengalaman subjektif individu yang tidak menyenangkan berupa perasaan tidak pasti atau takut yang sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu.
- Risiko retensio urin: Potensi untuk tertahannya urine dalam kandung kemih yang dapat mengancam kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri terkontrol sesuai target yang diharapkan.
- Cemas terkendali: Pasien melaporkan cemas terkendali sesuai target yang diharapkan.
- Pengeluaran urin adekuat: Pasien dapat mengosongkan kandung kemih secara adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan nyeri pada pasien.
- Manajemen kecemasan: Upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan kecemasan pada pasien.
- Pemantauan fungsi kandung kemih: Upaya untuk memantau fungsi kandung kemih dan mencegah komplikasi.
Dalam konteks kasus ini, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi nyeri, mengurangi kecemasan, dan memantau fungsi kandung kemih pada pasien pasca operasi BPH. -
Article No. 167 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 63 tahun dirawat dengan BPH post TURP 8 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: Keluhan sebelum operasi adalah kencing sulit keluar, harus mengejan jika berkemih, tidak puas setelah berkemih. Saat ini pasien GCS 15. Pasien mengeluh nyeri di area kemaluan dan kandung kemih, nyeri skala 6 (1-10). Terdapat distensi kandung kemih dan meregang, Fundus VU teraba 2 jari di atas simphisis pubis . Pasien tidak bisa tidur karena nyeri yang dirasakan. Pasien terpasang kateter three way dan irigasi, kantong urin terisi 600 ml sejak 4 jam yang lalu. Urin dalam urine bag tidak terlihat ada bekuan darah, selang urin bag terlihat ada bekuan darah, urin tidak menetes di urin bag, belum ada penambahan urin/4 jam. Pasien merasa cemas dengan kondisinya, khawatir tidak bisa disembuhkan dan merasa tidak sempurna sebagai seorang laki-laki. Pasien khawatir jika harus memakai selang urin terus menerus. Hasil pemeriksaan pre-op: USG prostat menunjukkan pembesaran prostat. Hasil laboratorium darah (post op): 11mg/dL.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N40.1
- Deskripsi: Hiperplasia prostat benigna (BPH)
2. Kode ICD-9-CM:
- Kode: 60.2
- Deskripsi: Reseksi transurethral prostat (TURP)
Penjelasan:
- Kode ICD-10 N40.1 adalah untuk diagnosis Hiperplasia Prostat Benigna (BPH), yang merupakan kondisi medis di mana prostat membesar secara berlebihan, menyebabkan keluhan kencing sulit keluar, harus mengejan saat berkemih, dan tidak puas setelah berkemih.
- Kode ICD-9-CM 60.2 adalah untuk prosedur Reseksi Transurethral Prostat (TURP), yang merupakan tindakan pembedahan untuk mengatasi BPH dengan cara mengangkat sebagian prostat yang membengkak.
- Pasien mengalami komplikasi post-TURP, seperti nyeri di area kemaluan dan kandung kemih, distensi kandung kemih, dan masalah dengan pengeluaran urin melalui kateter.
- Pasien juga menunjukkan gejala kecemasan dan kekhawatiran terkait kondisinya dan penggunaan kateter urin. -
Article No. 168 | 20 Sep 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka di bagian tangan dan lutut karena kecelakaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan luka di tangan dan lutut karena kecelakaan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Kerusakan Integumen
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Tidak Terjadi Infeksi, dengan kriteria hasil seperti suhu tubuh normal, tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka, dan tidak ada nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah Perawatan Luka, Manajemen Infeksi, Pencegahan Infeksi, dan Kontrol Infeksi.
2. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Kerusakan Fisik (Luka)
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit Membaik, dengan kriteria hasil seperti luka tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada nyeri.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Perawatan Luka, Peningkatan Sirkulasi, Manajemen Nyeri, dan Edukasi Perawatan Luka.
Dalam penanganan kasus ini, perawat harus melakukan assessment komprehensif, memberikan perawatan luka yang tepat, memantau tanda-tanda infeksi, dan memberikan edukasi kepada pasien terkait perawatan luka yang baik dan pencegahan komplikasi. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) juga diperlukan untuk penanganan yang optimal. -
Article No. 169 | 20 Sep 2024
Klinis : resiko konstipasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi tersebut, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk risiko konstipasi:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Konstipasi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Konstipasi didefinisikan sebagai keadaan di mana individu rentan mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau ketidaknyamanan dalam defekasi. Faktor risiko dapat meliputi asupan cairan yang tidak adekuat, aktivitas fisik yang terbatas, obat-obatan, pola makan, dan kondisi medis tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk mengatasi risiko konstipasi antara lain:
1. Pola defekasi membaik
2. Gejala konstipasi berkurang
3. Kepuasan pasien terhadap tindakan penanggulangan konstipasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi risiko konstipasi meliputi:
1. Manajemen nutrisi: Meningkatkan asupan cairan dan serat, mengidentifikasi makanan pemicu konstipasi.
2. Manajemen aktivitas: Meningkatkan aktivitas fisik sesuai kondisi pasien.
3. Manajemen eliminasi: Memantau pola eliminasi, memberikan edukasi tentang perawatan diri, dan memfasilitasi eliminasi.
4. Manajemen obat-obatan: Mengevaluasi penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Penerapan intervensi-intervensi tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko konstipasi dan meningkatkan status eliminasi pasien. -
Article No. 170 | 20 Sep 2024
Klinis : SLE pada anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi SLE (Systemic Lupus Erythematosus) pada anak, dapat diberikan beberapa Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (nyeri).
- SLKI: Tingkat nyeri yang dapat dikontrol, Kemampuan mengelola nyeri, Kenyamanan.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Modalitas Nyeri, Edukasi Manajemen Nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, Tingkat kelelahan, Toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, Edukasi Aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
- SLKI: Bebas Infeksi, Pengendalian Infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Pencegahan Infeksi, Edukasi Pencegahan Infeksi.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh
- SDKI: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik.
- SLKI: Citra tubuh yang positif, Penerimaan diri.
- SIKI: Konseling Citra Tubuh, Terapi Perilaku Kognitif, Edukasi Citra Tubuh.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia merupakan panduan untuk menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data klinis yang ditemukan.
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia merupakan panduan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia merupakan panduan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tersebut dapat dipertimbangkan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada anak dengan kondisi SLE.