Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 141 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di Ruang Isolasi Khusus dengan keluhan batuk dan sesak nafas. Hasil pengkajian : kesadaran komposmentis, sejak 3 minggu yang lalu mengeluh batuk berdahak, dahak berwarna hijau kental tapi sulit dikeluarkan, suara napas ronkhi pada seluruh lapang paru. Perawat mengajarkan klien latihan napas dalam dan batuk efektif. Perawat sudah mengatur posisi klien berbaring atau duduk. Apakah langkah selanjutnya yang tepat pada Tindakan tersebut ? Question 13Answer a. Melatih mengembangkan apical b. Melatih batu efektif c. Melatih pernapasan diafragma d. Melatih pursed lip breathing e. Mengulangi Latihan diafragma Jump to...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan dan sulit dikeluarkan.
- Ditandai dengan batuk produktif dengan dahak berwarna hijau kental dan suara napas ronki pada seluruh lapangan paru.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka, bebas dari obstruksi, dan memfasilitasi pertukaran gas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif.
- Intervensi: Mengatur posisi klien, latihan pernapasan diafragma, latihan batuk efektif, dsb.
Langkah Selanjutnya yang Tepat:
Jawaban yang tepat adalah C. Melatih pernapasan diafragma.
Penjelasan:
Setelah mengatur posisi klien berbaring atau duduk, langkah selanjutnya yang tepat adalah melatih pernapasan diafragma. Pernapasan diafragma dapat membantu meningkatkan ekspansi paru, memfasilitasi pengeluaran sekret, dan memperbaiki ventilasi. Hal ini sesuai dengan tujuan intervensi manajemen jalan napas dalam SIKI. -
Article No. 142 | 20 Sep 2024
Klinis : Ny. W berusia 25 tahun menderita asma sejak kecil. Pasien datang ke RS karena serangan asma. Setelah memberikan oksigen, Nurse K ingin memeriksa vaskularisasi ke area perifer. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Nurse K adalah: Question 14Answer a. Samroth’s window b. Rample leed test c. Pengukuran skala dekubitus d. CRT (Capillary Refil Time) e. Tonometri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi Ny. W yang menderita asma, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif
- SLKI: Peningkatan Upaya Napas
- SIKI: Asuhan Keperawatan untuk Asma Akut
Penjelasan Singkat:
Pola Napas Tidak Efektif adalah diagnosa keperawatan yang terkait dengan ketidakmampuan pasien dalam mempertahankan pola napas yang adekuat, sehingga dapat menyebabkan ketidakefektifan ventilasi. Pada pasien dengan asma, serangan asma dapat menyebabkan pola napas tidak efektif, seperti peningkatan upaya napas, takipnea, dan penggunaan otot bantu napas.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Nurse K untuk memeriksa vaskularisasi ke area perifer adalah:
d. CRT (Capillary Refill Time)
Pemeriksaan CRT (Capillary Refill Time) dilakukan untuk menilai perfusi perifer dengan menekan ujung jari dan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk kembalinya warna kulit. Waktu pengisian kapiler yang memanjang dapat menunjukkan adanya gangguan perfusi perifer.
Jadi, jawaban yang tepat adalah d. CRT (Capillary Refill Time). -
Article No. 143 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan PPOK. Hasil pengkajian; pasien sesak napas dengan frekuensi 28x/menit, badan lemas dan tampak adanya penggunaan otot bantu napas serta saat ini pasien terpasang oksigen binasal 4 L/menit sejak 4 hari yang lalu. Apakah tindakan yang kurang tepat dilakukan perawat? Question 15Answer a. Memonitor kelembaban hidung pasien b. Mengganti cairan humidifier setiap 6 jam c. Memperhatikan pemberian konsentrasi oksigen d. Menganjurkan pasien untuk melembabkan hidung secara berkala e. Memonitor adanya tanda-tanda kerancunan oksigen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, tindakan yang kurang tepat dilakukan perawat adalah:
A. Memonitor kelembaban hidung pasien
Penjelasan:
- Pasien PPOK dengan sesak napas membutuhkan pemberian oksigen untuk membantu oksigenasi.
- Pemberian oksigen melalui kanula nasal membutuhkan pelembaban untuk mencegah iritasi dan kekeringan pada mukosa hidung.
- Oleh karena itu, memonitor kelembaban hidung pasien adalah tindakan yang tepat, bukan merupakan tindakan yang kurang tepat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Pola Napas Tidak Efektif
3. Oksigenasi Tidak Efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Pola Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah yang dapat mengganggu ventilasi.
3. Oksigenasi Tidak Efektif: Ketidakcukupan oksigen dalam darah arteri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas: Tingkat kemampuan membersihkan saluran napas.
2. Pola Napas: Pola pergerakan dada dan perut saat bernapas.
3. Oksigenasi: Tingkat oksigen dalam darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Manajemen Ventilasi: Tindakan untuk mempertahankan ventilasi yang efektif.
3. Manajemen Oksigenasi: Tindakan untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 144 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di Rumah Sakit dengan PPOK. Hasil pengkajian; pasien sesak napas dengan frekuensi 28x/menit, badan lemas dan tampak adanya penggunaan otot bantu napas serta saat ini pasien terpasang oksigen binasal 4 L/menit sejak 4 hari yang lalu. Apakah tindakan yang kurang tepat dilakukan perawat? Question 17Answer a. Memperhatikan pemberian konsentrasi oksigen b. Mengganti cairan humidifier setiap 6 jam c. Memonitor adanya tanda-tanda kerancunan oksigen d. Menganjurkan pasien untuk melembabkan hidung secara berkala e. Memonitor kelembaban hidung pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
c. Memonitor adanya tanda-tanda kerancunan oksigen
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan usaha napas dan penggunaan otot bantu napas, ditandai dengan sesak napas, frekuensi napas 28x/menit, dan penggunaan oksigen.
- Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ditandai dengan tampak lemas.
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar diagnosis keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memandu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar intervensi atau tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
3. Tindakan yang kurang tepat dilakukan perawat:
Jawaban yang benar adalah c. Memonitor adanya tanda-tanda kerancunan oksigen.
Pasien dengan PPOK yang mendapatkan oksigen terapi perlu dipantau terhadap tanda-tanda kerancunan oksigen, seperti pusing, sakit kepala, mual, dan kebingungan. Pemberian oksigen yang tepat dan pemantauan terhadap tanda-tanda kerancunan oksigen merupakan tindakan yang penting untuk mencegah komplikasi. -
Article No. 145 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara memiliki hasil lab BGA pasien positif Covid-19. Saudara menganalisis bahwa P/F rasio pasien tersebut adalah lebih dari 100mmHg dan kurang dari sama dengan 200mmHg. Apa hasil interpretasi dari P/F rasio tersebut: Question 18Answer a. ARDS ringan b. MOF c. ARDS sedang d. ARDS berat e. IMA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
c. ARDS sedang
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan pertukaran gas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Penurunan pertukaran gas: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi yang mengakibatkan perubahan dalam oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pertukaran gas: Keseimbangan antara ventilasi dan perfusi yang memfasilitasi oksigenasi dan eliminasi karbondioksida.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen ventilasi: Intervensi untuk mengoptimalkan pertukaran gas.
Interpretasi P/F Ratio:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien memiliki P/F ratio (rasio PaO2/FiO2) antara 100-200 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) sedang.
ARDS ringan: P/F ratio 200-300 mmHg
ARDS sedang: P/F ratio 100-200 mmHg
ARDS berat: P/F ratio <100 mmHg
Jadi, jawaban yang tepat adalah c. ARDS sedang. -
Article No. 146 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien dengan diagnosa avian influenza di rawat di ruang isolasi dengan keluhan utama sesak napas dengan RR 26 x/menit. Hasil pemeriksaan rontgen thorax menunjukkan adanya pneumonia. Intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk mengatasi masalah di atas adalah Question 19Answer a. Memposisikan semi fowler b. Memberikan air minum hangat c. Mengajarkan napas dalam d. Memberikan edukasi untuk bed rest e. Mengajarkan untuk batuk efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan avian influenza dan keluhan sesak napas dengan RR 26 x/menit serta hasil pemeriksaan rontgen thorax menunjukkan adanya pneumonia adalah:
Diagnosis Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah Pola Napas Membaik, yang ditandai dengan meningkatnya kemudahan bernapas, frekuensi napas dalam kisaran normal, dan tidak ada retraksi otot bantu napas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk mengatasi masalah di atas adalah:
Jawaban c: Mengajarkan napas dalam
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alveolar, memperbaiki pertukaran gas, dan mengurangi kesulitan bernapas pada pasien. -
Article No. 147 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara sebagai seorang perawat yang melakukan analisis data pengkajian pasien Covid 19. Data subyektif menunjukkan bahwa pasien mengeluh sesak napas dan sulit mengeluarkan dahak. Data obyektif terdapat ronchi di seluruh lapang paru, RR 24x/menit, dan SpO2 90 %. Data penunjang lain noninvasive yang dibutuhkan untuk menegakkan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yaitu: Question 20Answer a. BGA b. SaO2 c. Hgb d. Tekanan darah e. Foto thorax Jump to...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Ciri-ciri mayor: Adanya sputum yang sulit dikeluarkan, adanya suara napas tambahan (ronchi), peningkatan upaya napas.
- Ciri-ciri minor: Perubahan frekuensi napas, perubahan kedalaman napas, sianosis, adanya sekresi yang berlebihan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan penilaian klinis.
- Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kasus ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran yang terkait dengan diagnosa "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah: Bersihan Jalan Napas, Pertukaran Gas, Oksigenasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Contoh intervensi yang terkait dengan diagnosa "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah: Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Manajemen Sekresi.
Jawaban yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah:
a. BGA (Blood Gas Analysis) - untuk menilai status oksigenasi
b. SaO2 (Saturasi Oksigen) - untuk menilai saturasi oksigen
e. Foto Thorax - untuk menilai kondisi paru-paru -
Article No. 148 | 20 Sep 2024
Klinis : anak laki-laki usia 1 tahun diare mual muntah tidak mau makan lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis infeksi yang diduga akibat organisme lain
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 96.76
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A09 (Diare dan gastroenteritis infeksi yang diduga akibat organisme lain) mencakup kondisi diare, mual, dan muntah pada anak laki-laki usia 1 tahun. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
- Kode ICD-9-CM 96.76 (Pemberian cairan intravena) dapat digunakan untuk prosedur pemberian cairan intravena, yang mungkin diperlukan untuk menangani dehidrasi akibat diare, mual, dan muntah pada anak tersebut.
Penanganan yang mungkin diperlukan untuk kondisi ini dapat mencakup:
- Rehidrasi menggunakan cairan intravena (kode ICD-9-CM 96.76)
- Pemberian obat anti-diare atau antiemetik (obat untuk mengurangi mual dan muntah)
- Monitoring tanda-t -
Article No. 149 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara sebagai seorang perawat yang melakukan analisis data pengkajian pasien Covid 19. Data subyektif menunjukkan bahwa pasien mengeluh sesak napas dan sulit mengeluarkan dahak. Data obyektif terdapat ronchi di seluruh lapang paru, RR 24x/menit, dan SpO2 90 %. Data penunjang lain noninvasive yang dibutuhkan untuk menegakkan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yaitu: Question 20Answer a. BGA b. SaO2 c. Hgb d. Tekanan darah e. Foto thorax Jump to...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan NANDA-I (North American Nursing Diagnosis Association International).
- Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" merupakan salah satu diagnosis yang dirumuskan dalam SDKI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dapat mencakup peningkatan permeabilitas jalan napas, pengeluaran sekret, dan pemeliharaan ventilasi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dapat mencakup manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen oksigenasi.
Dalam kasus pasien COVID-19 dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif, data penunjang non-invasif yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis keperawatan adalah:
a. BGA (Blood Gas Analysis) - untuk mengetahui status oksigenasi dan ventilasi.
b. SaO2 (Saturasi Oksigen) - untuk menilai oksigenasi.
e. Foto Thoraks - untuk mendeteksi adanya infiltrat atau konsolidasi di paru-paru. -
Article No. 150 | 20 Sep 2024
Klinis : anak laki-laki usia 1 tahun diare mual muntah tidak mau makan lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis infeksius yang diduga oleh organisme yang tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode A09 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan diare dan gastroenteritis infeksius yang diduga disebabkan oleh organisme yang tidak spesifik.
- Gejala seperti diare, mual, muntah, tidak mau makan, dan lemas yang dialami oleh anak laki-laki usia 1 tahun sesuai dengan diagnosis A09.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 558.9
- Deskripsi: Diare, tidak ditentukan
Penjelasan:
- Kode 558.9 dalam ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan diare yang tidak ditentukan penyebabnya.
- Meskipun tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik tercantum, anak laki-laki usia 1 tahun dengan gejala diare, mual, muntah, tidak mau makan, dan lemas kemungkinan akan membutuhkan perawatan dan penggantian cairan untuk mengatasi dehidrasi.