Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 310 | 22 Sep 2024
Klinis : jika diagnosis adalah nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan maka luaran yang digunakan adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi dengan diagnosis keperawatan "Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan", berikut adalah penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran Keperawatan yang sesuai dengan diagnosis "Nyeri Akut" adalah:
a. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur sensasi nyeri yang dirasakan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran "Kontrol Nyeri" antara lain:
a. Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengenali, mencegah, dan mengurangi nyeri yang dirasakan individu.
b. Terapi Modalitas Nyeri
Definisi: Pemberian tindakan terapeutik untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan berbagai modalitas terapi.
Dalam kasus "Nyeri Akut berhubungan dengan proses peradangan", luaran keperawatan yang dapat digunakan adalah "Kontrol Nyeri". Dengan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti Manajemen Nyeri dan Terapi Modalitas Nyeri, diharapkan pasien dapat mencapai kemampuan untuk mengatur sensasi nyeri yang dirasakan. -
Article No. 311 | 22 Sep 2024
Klinis : jika diagnosis adalah Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik maka luaran yang digunakan adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan singkat mengenai Diagnosis Keperawatan, SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik:
Diagnosis Keperawatan:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Penjelasan singkat:
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, dibutuhkan, atau diminta, yang mengakibatkan kelelahan yang tidak dapat diatasi. Kondisi ini berhubungan dengan kelemahan fisik yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, cedera, atau kondisi fisik lainnya.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Intoleransi aktivitas" dengan kode D.0089.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang dapat digunakan adalah:
1. Toleransi aktivitas (L.0069)
2. Pemulihan fisik (L.0044)
3. Mobilitas (L.0038)
Penjelasan singkat:
Luaran ini fokus pada peningkatan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, pemulihan kondisi fisik, dan mobilitas yang memadai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen aktivitas (I.0048)
2. Terapi latihan (I.0078)
3. Manajemen energi (I.0046)
Penjelasan singkat:
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengatur aktivitas, melakukan latihan fisik yang sesuai, dan mengelola energi sehingga dapat meningkatkan toleransi aktivitas dan pemulihan kondisi fisik. -
Article No. 312 | 22 Sep 2024
Klinis : nyeri akut intervensinya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi nyeri akut:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang nyata atau terancam.
- Karakteristik: Durasi nyeri < 3 bulan, Pola nyeri bervariasi, Intensitas nyeri bervariasi, Lokasi nyeri dapat diidentifikasi.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, Pasien mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, Pasien memahami faktor penyebab dan pengontrol nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, kualitas, frekuensi, dan faktor pencetus)
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Monitoring efektivitas penanganan nyeri
2. Edukasi Manajemen Nyeri
- Jelaskan penyebab dan faktor yang memengaruhi nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen nyeri -
Article No. 313 | 22 Sep 2024
Klinis : kerusakan integritas kulit intervensinya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI serta intervensi keperawatan untuk kerusakan integritas kulit:
1. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi kerusakan integritas kulit adalah "Kerusakan Integritas Kulit".
2. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan respons pasien terhadap masalah tersebut. Untuk diagnosa "Kerusakan Integritas Kulit", SDKI mencakup definisi, penyebab, tanda dan gejala, serta karakteristik definisi.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Untuk diagnosa "Kerusakan Integritas Kulit", SLKI mencakup luaran yang diharapkan, seperti integritas kulit membaik, tidak terjadi komplikasi, dan lain-lain.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat diberikan. Untuk diagnosa "Kerusakan Integritas Kulit", SIKI mencakup intervensi-intervensi seperti:
- Perawatan Luka
- Manajemen Nyeri
- Pencegahan Infeksi
- Edukasi Perawatan Kulit
- Posisioning
Intervensi Keperawatan:
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi "Kerusakan Integritas Kulit" antara lain:
1. Perawatan Luka: Membersihkan luka, menerapkan balutan yang sesuai, dan memantau perkembangan penyembuhan luka.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan analgesik jika diperlukan dan menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Pencegahan Infeksi: Menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan prosedur aseptik, dan memantau tanda-tanda infeksi.
4. Edukasi Perawatan Kulit: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan kulit yang tepat, termasuk penggunaan pelembab, perlindungan dari iritan, dan pemantauan kulit.
5. Posisioning: Memposisikan pasien dengan baik untuk mencegah penekanan pada area kulit yang rusak. -
Article No. 314 | 22 Sep 2024
Klinis : klien sering merokok
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk klien yang sering merokok adalah:
1. Risiko Penyakit Kardiovaskular Berhubungan dengan Merokok
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Penyakit Kardiovaskular Berhubungan dengan Merokok adalah diagnosis keperawatan yang mengidentifikasi kemungkinan terjadi penyakit jantung dan pembuluh darah akibat perilaku merokok.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini antara lain penurunan tekanan darah, penurunan kadar kolesterol, dan peningkatan fungsi kardiovaskular.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi tentang bahaya merokok, manajemen stres, dan pemberian terapi farmakologis untuk berhenti merokok. -
Article No. 315 | 22 Sep 2024
Klinis : hipertermi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi hipertermi:
1. Hipertermia (NANDA-I)
Definisi: Suhu tubuh di atas nilai normal, yang dapat disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal, yang dapat disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian terapi penurun panas (misalnya kompres dingin, pemberian antipiretik)
- Manajemen lingkungan (menghindari paparan panas berlebihan)
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang hipertermia dan penatalaksanaannya
Dengan menggunakan kerangka SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk menangani kondisi hipertermia pada pasien. -
Article No. 316 | 22 Sep 2024
Klinis : Asmatikus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosis Keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Asmatikus:
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ventilasi paru membaik
2. Frekuensi napas dalam batas normal
3. Irama napas teratur
4. Tidak ada retraksi otot bantu napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas
2. Terapi oksigen
3. Manajemen bronkodilator
4. Edukasi manajemen asma
Penjelasan Singkat:
Pada kondisi Asmatikus, pasien mengalami peningkatan resistensi jalan napas yang menyebabkan pola napas tidak efektif. Diagnosis keperawatan ini berfokus pada pernapasan yang tidak adekuat. Intervensi keperawatan diarahkan pada manajemen jalan napas, pemberian terapi oksigen, pemberian bronkodilator, serta edukasi manajemen asma untuk memfasilitasi ventilasi yang lebih baik dan mencegah eksaserbasi asma. -
Article No. 317 | 22 Sep 2024
Klinis : Pasien ini menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan terhadap situasi kesehatannya. Ketika dijelaskan mengenai kondisi medisnya, pasien menyangkal bahwa masalah pernapasan yang dialaminya disebabkan oleh kebiasaan merokok atau infeksi. Sebaliknya, pasien berulang kali menyatakan bahwa penyakitnya adalah akibat dari sihir atau kutukan yang dikirim oleh orang lain. Pasien tampak defensif ketika ditanya lebih lanjut tentang gaya hidup dan kebiasaan merokoknya, sering menyalahkan orang lain dan lingkungannya atas kondisi kesehatannya. Saat anggota keluarga mencoba memberikan dukungan, pasien merespons dengan menyalahkan mereka dan meremehkan saran yang diberikan. Ia juga tampak enggan mengikuti perawatan medis yang direkomendasikan, dengan dalih bahwa tidak ada gunanya karena masalahnya bersifat "supranatural". Pasien juga menolak untuk berpartisipasi dalam sesi edukasi kesehatan yang disediakan oleh tim medis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta keterkaitan dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Diagnosa Keperawatan:
Penyangkalan akan Kesehatan (Denial of Health Condition)
Penjelasan Singkat:
Pasien menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan dan penyangkalan terhadap kondisi kesehatannya, cenderung menyalahkan orang lain atau faktor "supranatural" sebagai penyebab masalahnya, serta enggan mengikuti perawatan medis yang direkomendasikan.
Keterkaitan dengan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI: Penyangkalan akan Kesehatan (Denial of Health Condition)
- Definisi: Respon maladaptif terhadap perubahan kesehatan dengan menolak atau mengabaikan fakta-fakta terkait kondisi kesehatan.
2. SLKI:
- Penerimaan terhadap Kondisi Kesehatan (Acceptance of Health Condition)
- Partisipasi dalam Perawatan Kesehatan (Participation in Health Care)
3. SIKI:
- Manajemen Emosi (Emotion Management)
- Konseling (Counseling)
- Edukasi Kesehatan (Health Education)
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Melakukan pengkajian yang mendalam tentang persepsi pasien terhadap kondisi kesehatannya.
- Memberikan konseling dan dukungan emosional untuk membantu pasien menerima kondisinya.
- Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan yang konstruktif.
- Memberikan edukasi kesehatan yang disesuaikan dengan pemahaman dan kesiapan pasien.
- Memotivasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan medis yang direkomendasikan.
Tujuannya adalah membantu pasien menerima kondisi kesehatannya, mengurangi penyangkalan, dan meningkatkan partisipasi dalam perawatan untuk mencapai hasil kesehatan yang optimal. -
Article No. 318 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas, pasien riwayat PPOK. Hasil pengkajian didapatkan data tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 28 x/menit, irama irreguler, suhu 370C, suara wheezing. Klien mendapatkan terapi inhalasi vap. Setelah dilakukan tindakan inhalasi uap, pasien masih mengeluh sesak napas. Apakah tindakan yang dilakukan perawat selanjutnya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama yang normal, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan oksigen dan/atau karbondioksida.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, peningkatan usaha napas, kelelahan otot pernapasan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pola napas yang tidak sesuai dengan kebutuhan metabolisme tubuh.
- Karakteristik: Irama napas tidak teratur, retraksi otot bantu napas, dispnea, bunyi napas abnormal (wheezing).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
- Indikator: Frekuensi napas normal, irama napas teratur, tidak ada retraksi otot bantu napas, tidak ada dispnea, tidak ada bunyi napas abnormal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, Terapi oksigen, Manajemen dispnea.
- Tindakan keperawatan: Pemberian terapi inhalasi, Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan terapi.
Tindakan yang dapat dilakukan perawat selanjutnya:
1. Mengevaluasi efektivitas pemberian terapi inhalasi uap yang telah dilakukan.
2. Jika pasien masih mengeluhkan sesak napas, perawat dapat melakukan tindakan berikut:
- Mengkaji ulang status pernapasan pasien (frekuensi, irama, suara napas, retraksi otot bantu napas).
- Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Mempertimbangkan pemberian bronkodilator (inhaler atau nebulizer) untuk membantu membuka jalan napas.
- Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk mengoptimalkan terapi farmakologis lainnya.
- Memberikan edukasi dan latihan pernapasan yang tepat untuk pasien.
3. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap kondisi pasien dan melakukan penyesuaian tindakan yang diperlukan. -
Article No. 319 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 47 tahun mengeuh sesak sejak 1 hari yang lalu. Tekanan darah: 120/80 mmg, RR 25 x/i, RR 24 x/i, Suhu 380C, batuk, berdahak. Pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak sakit sedang, perkusi pekak pada kefua paru. Retraksi iga dan terdapat gambaran radiologi konsolidasi difus bilateral. Diagnosis yang tepat adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi pasien tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Risiko: Peningkatan produksi sekret, edema, kelemahan otot pernapasan, penyakit paru.
- Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, napas cuping hidung, sianosis, dispnea, produksi sekret berlebihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pernapasan yang efektif, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas, tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, auskultasi suara napas, penghisapan lendir, terapi oksigen, latihan batuk efektif.
Diagnosis yang tepat untuk kondisi tersebut adalah Pneumonia, karena pasien mengalami sesak napas, batuk, berdahak, perkusi pekak di kedua paru, dan gambaran radiologi menunjukkan konsolidasi difus bilateral yang merupakan ciri-ciri dari pneumonia.