Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19890 | 21 Jul 2025
Klinis : CLIPPING
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis untuk kondisi "CLIPPING":
1. Kode ICD-10:
- Kode: I67.1
- Deskripsi: Diseksi arteri serebral
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.52
- Deskripsi: Clipping aneurisma arteri intrakranial
Penjelasan:
Kondisi "CLIPPING" merujuk pada tindakan bedah untuk memperbaiki atau menutup aneurisma arteri intrakranial. Aneurisma arteri serebral adalah pelebaran atau tonjolan abnormal pada dinding arteri di dalam otak, yang dapat menyebabkan perdarahan otak (stroke hemoragik) jika pecah.
Kode ICD-10 I67.1 (Diseksi arteri serebral) adalah kode yang paling sesuai untuk menggambarkan kondisi medis yang mendasari prosedur clipping, yaitu adanya diseksi atau pemisahan dinding arteri di dalam otak.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 39.52 (Clipping aneurisma arteri intrakranial) adalah kode prosedur atau tindakan medis yang spesifik untuk menggambarkan tindakan bedah clipping yang dilakukan untuk memperbaiki atau menutup aneurisma arteri di dalam otak. -
Article No. 19891 | 21 Jul 2025
Klinis : seorang laki laki berusia 42 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis TB paru. Hasil pengkajian menunjukkan suhu tubuh 37 derajat, tekanan darah 120/80 mmhg, frekuensi nadi 98x per menit, respiratory rate 29x per menit, SPO2 96%. Pasien mengeluh batuk berdahak warna kuning. Saat diauskultasi, bunyi nafas ronchi, pasien mengeluh sulit untuk mengeluarkan dahak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis medis untuk pasien tersebut adalah TB paru. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Bronkoalveolar lavage (BAL)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif. Hal ini sesuai dengan kondisi pasien yang didiagnosis dengan TB paru.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 untuk prosedur bronkoalveolar lavage (BAL) dapat dipertimbangkan jika terdapat indikasi untuk melakukan pemeriksaan tersebut, seperti untuk mengumpulkan sampel sputum untuk pemeriksaan mikrobiologis atau sitologis. Pemeriksaan ini dapat membantu dalam menegakkan diagnosis dan memantau respons terapi.
Berdasarkan tanda dan gejala yang dilaporkan, seperti batuk berdahak, sulit mengeluarkan dahak, serta hasil auskultasi ditemukan ronki, dapat mengindikasikan adanya proses inflamasi atau obstruksi pada saluran napas. Pemantauan dan penatalaksanaan yang sesuai, seperti terapi antibiotik, fisioterapi dada, dan edukasi untuk teknik batuk efektif, dapat membantu mengatasi keluhan pasien. -
Article No. 19892 | 21 Jul 2025
Klinis : seorang laki laki berusia 42 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis TB paru. Hasil pengkajian menunjukkan suhu tubuh 37 derajat, tekanan darah 120/80 mmhg, frekuensi nadi 98x per menit, respiratory rate 29x per menit, SPO2 96%. Pasien mengeluh batuk berdahak warna kuning. Saat diauskultasi, bunyi nafas ronchi, pasien mengeluh sulit untuk mengeluarkan dahak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda uraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan jalan napas (0410)
Definisi: Terbebas dari sekresi yang mengganggu di saluran napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas (3140)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas ditandai dengan adanya batuk berdahak, bunyi napas ronchi, dan kesulitan mengeluarkan dahak. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit TB paru yang diderita pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, seperti memberikan posisi yang nyaman, melakukan suction, dan mengajarkan teknik batuk efektif, untuk memfasilitasi pembebasan jalan napas dan mencapai luaran bersihan jalan napas yang efektif. -
Article No. 19893 | 21 Jul 2025
Klinis : seorang laki laki berusia 42 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis TB paru. Hasil pengkajian menunjukkan suhu tubuh 37 derajat, tekanan darah 120/80 mmhg, frekuensi nadi 98x per menit, respiratory rate 29x per menit, SPO2 96%. Pasien mengeluh batuk berdahak warna kuning. Saat diauskultasi, bunyi nafas ronchi, pasien mengeluh sulit untuk mengeluarkan dahak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Pasien TB Paru**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas** (Kode SDKI: **00030**)
*Definisi:* Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik tubuh akibat gangguan pada membran alveolus-kapiler.
**Fokus Intervensi (SIKI):**
1. **Manajemen Jalan Napas** (Kode SIKI: **3140**)
- *Tindakan:* Auskultasi bunyi napas, ajarkan teknik batuk efektif, berikan posisi semi-Fowler, dan pantau saturasi oksigen.
2. **Fisioterapi Dada** (Kode SIKI: **3230**)
- *Tindakan:* Latihan napas dalam, postural drainage, dan perkusi untuk memobilisasi sekret.
**Kriteria Hasil (SLKI):**
1. **Status Pernapasan: Ventilasi** (Kode SLKI: **0401**)
- *Indikator:* Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20x/menit), bunyi napas bersih, dan tidak ada sianosis.
2. **Status Pernapasan: Pertukaran Gas** (Kode SLKI: **0402**)
- *Indikator:* Saturasi oksigen ≥95%, tidak ada dispnea, dan analisis gas darah dalam batas normal.
**Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (00030):** Gangguan pertukaran gas pada pasien TB paru disebabkan oleh inflamasi parenkim paru dan akumulasi sekret, yang menghambat difusi oksigen.
- **SLKI (0401 & 0402):** Hasil yang diharapkan mencakup perbaikan ventilasi dan oksigenasi setelah intervensi keperawatan.
- **SIKI (3140 & 3230):** Intervensi difokuskan pada pembersihan jalan napas dan optimalisasi fungsi paru melalui teknik fisioterapi.
**Referensi:**
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi terbaru oleh PPNI.
*(Format akademis disesuaikan dengan pedoman PPNI dan evidence-based practice.)* -
Article No. 19894 | 21 Jul 2025
Klinis : seorang laki laki berusia 42 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis TB paru. Hasil pengkajian menunjukkan suhu tubuh 37 derajat, tekanan darah 120/80 mmhg, frekuensi nadi 98x per menit, respiratory rate 29x per menit, SPO2 96%. Pasien mengeluh batuk berdahak warna kuning. Saat diauskultasi, bunyi nafas ronchi, pasien mengeluh sulit untuk mengeluarkan dahak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Sekresi yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Indikator:
1. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
2. Irama pernapasan teratur
3. Tidak ada suara napas tambahan
4. Mampu batuk efektif
5. Mampu mengeluarkan sekret
- Target: Pasien akan menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif dalam 3 hari perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif.
- Aktivitas:
1. Pantau status pernapasan pasien (frekuensi, irama, suara napas tambahan).
2. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan pasien.
3. Lakukan tindakan batuk efektif dan teknik pengeluaran sekret (postural drainage, percussive therapy).
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan bersihan jalan napas.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dipilih karena pasien mengeluhkan batuk berdahak warna kuning dan saat diauskultasi ditemukan bunyi ronchi, yang menunjukkan adanya sekret yang sulit dikeluarkan. Hal ini dapat menyebabkan obstruksi pada jalan napas.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi pernapasan dalam rentang normal, irama pernapasan teratur, tidak ada suara napas tambahan, serta kemampuan batuk efektif dan mengeluarkan sekret. Target tercapainya luaran ini adalah dalam 3 hari perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, yang bertujuan untuk mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif. Aktivitas intervensi mencakup pemantauan status pernapasan, pemberian oksigenasi, tindakan batuk efektif dan pengeluaran sekret, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan edukasi pasien dan keluarga. -
Article No. 19895 | 21 Jul 2025
Klinis : Ny. T berusia 72 tahun, dirawat di ruang saraf A dengan diagnosis SNH. Ny. T mengatakan tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakkan meskipun sedikit. Lemas tetapi tangan kanannya masih terasa bila di raba atau di cubit. Apabila tangan kanan ingin digerakkan atau di pindahkan maka ia mempergunakan tangan kiri untuk membantu tangan kanan. Menurut Ny. T ia tiba-tiba merasakan tangan dan kaki kanannya lemah ketika ia berjalan ke kamar mandi dan ia terjatuh pada saat ia berjalan ke kamar mandi. Ny.T mengungkapkan hanya pusing kepalanya + 1 jam sebelum ia terjatuh di kamar mandi. Pada pemeriksaan kekuatan otot di dapatkan: tonus otot tangan dan kaki kanan melemah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. T.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot pada ekstremitas kanan, ditandai dengan ketidakmampuan menggerakkan tangan dan kaki kanan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan melakukan pergerakan aktif pada ekstremitas kanan sesuai dengan kemampuan.
2. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Pasien akan menunjukkan perbaikan status neurologis sesuai dengan perkembangan kondisi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kaji status neurologis pasien secara komprehensif, termasuk tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, dan refleks.
2. Bantu pasien dalam melakukan latihan pergerakan aktif dan pasif pada ekstremitas kanan sesuai dengan kemampuan.
3. Ajarkan dan latih pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan mengoptimalkan penggunaan ekstremitas kiri.
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi farmakologis dan non-farmakologis untuk memperbaiki kondisi neurologis pasien.
5. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga dalam menghadapi kondisi saat ini.
6. Edukasikan kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, prognosis, dan rencana perawatan yang akan dilakukan.
7. Koordinasikan rencana perawatan dengan tim kesehatan lainnya, seperti fisioterapis dan terapis okupasi, untuk memaksimalkan pemulihan pasien.
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot pada ekstremitas kanan, ditandai dengan ketidakmampuan menggerakkan tangan dan kaki kanan. Diagnosa ini sesuai dengan kondisi Ny. T yang mengalami kelemahan pada tangan dan kaki kanan sehingga sulit digerakkan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Peningkatan kemampuan pergerakan aktif pada ekstremitas kanan: Diharapkan Ny. T dapat meningkatkan kemampuan menggerakkan tangan dan kaki kanan sesuai dengan perkembangan kondisinya.
b. Peningkatan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari: Diharapkan Ny. T dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan mengoptimalkan penggunaan ekstremitas kiri.
c. Perbaikan status neurologis: Diharapkan kondisi neurologis Ny. T dapat membaik sesuai dengan perkembangan penyakitnya.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Kajian status neurologis: Untuk mengetahui kondisi terkini Ny. T dan menjadi dasar dalam perencanaan asuhan keperawatan.
b. Latihan pergerakan aktif dan pasif: Untuk mempertahankan dan meningkatkan mobilitas ekstremitas kanan Ny. T.
c. Pelatihan aktivitas sehari-hari: Untuk membantu Ny. T beradaptasi dan meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
d. Kolaborasi dengan tim medis: Untuk memberikan terapi yang komprehensif dan meningkatkan pemulihan Ny. T.
e. Dukungan emosional dan psikologis: Untuk membantu Ny. T dan keluarga dalam menghadapi kondisi saat ini.
f. Edukasi: Untuk meningkatkan pemahaman Ny. T dan keluarga mengenai kondisi, prognosis, dan rencana perawatan.
g. Koordinasi dengan tim kesehatan lain: Untuk memaksimalkan pemulihan Ny. T melalui perawatan yang terintegrasi. -
Article No. 19896 | 21 Jul 2025
Klinis : psien datang dengan keluhan demam, batuk, pilek sudah 2 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan demam, batuk, dan pilek selama 2 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Hal ini didasarkan pada keluhan utama pasien yaitu demam, batuk, dan pilek yang menunjukkan adanya gangguan pada sistem pernapasan. Diagnosa ini mengindikasikan bahwa pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan jalan napas secara mandiri, sehingga terjadi akumulasi sekret di saluran napas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
2. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
3. Pengendalian Demam: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
4. Kontrol Batuk: Pasien dapat mengendalikan batuk secara efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
- Menilai pola, kedalaman, dan irama pernapasan pasien.
- Memantau adanya kesulitan bernapas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan sianosis.
- Mengukur saturasi oksigen dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
2. Manajemen Jalan Napas
- Memposisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal.
- Memberikan terapi inhalasi (nebulizer) untuk melembabkan sekresi dan memudahkan pengeluaran.
- Melakukan suction untuk membersihkan jalan napas dari sekret yang berlebihan.
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan kepada pasien.
3. Manajemen Demam
- Memantau suhu tubuh pasien secara berkala.
- Memberikan obat penurun demam sesuai resep.
- Menggunakan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh.
- Memberikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
4. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan.
- Mengajarkan teknik batuk efektif, hidrasi, dan istirahat yang cukup untuk mempercepat pemulihan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan demam, batuk, dan pilek selama 2 hari. Pendekatan ini bertujuan untuk memfasilitasi pemulihan pasien dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal. -
Article No. 19897 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata perih, bengkak dan berair sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan mata perih, bengkak, dan berair yang sudah berlangsung selama 3 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut adalah "Gangguan Integritas Kulit" (SDKI). Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai "kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit" (SDKI, 2017). Dalam kasus ini, pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pada kulit area mata, seperti mata yang perih, bengkak, dan berair.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Integritas Kulit Membaik (SLKI): Kriteria hasil yang diharapkan adalah kulit pada area mata terlihat normal, tidak ada lesi, tidak ada bengkak, dan tidak ada rasa perih atau nyeri.
2. Kontrol Gejala (SLKI): Pasien dapat melaporkan bahwa gejala-gejala seperti mata perih, bengkak, dan berair telah berkurang atau hilang.
3. Pengetahuan Perawatan Diri Meningkat (SLKI): Pasien memahami dan mampu melakukan perawatan diri yang sesuai untuk mengatasi gangguan integritas kulit pada area mata.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Luka (SIKI): Melakukan perawatan luka pada area mata yang mengalami gangguan integritas kulit, seperti membersihkan mata dengan larutan salin steril, mengaplikasikan salep atau obat tetes mata sesuai resep dokter, dan mempertahankan kebersihan area mata.
2. Edukasi Kesehatan (SIKI): Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyebab, tanda dan gejala, serta tindakan perawatan diri yang tepat untuk mengatasi gangguan integritas kulit pada area mata.
3. Manajemen Obat (SIKI): Memantau penggunaan obat-obatan yang diberikan oleh dokter, seperti tetes mata, salep, atau obat oral, serta memastikan pasien mengonsumsi obat sesuai resep.
4. Terapi Relaksasi (SIKI): Mengajarkan pasien teknik relaksasi sederhana, seperti nafas dalam, untuk mengurangi rasa perih dan ketidaknyamanan pada mata.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) pada kasus pasien dengan keluhan mata perih, bengkak, dan berair. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 19898 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata perih, bengkak dan berair sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu mata perih, bengkak, dan berair selama 3 hari, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas Sensori Persepsi: Penglihatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas yang berhubungan dengan penglihatan secara mandiri.
Penyebab: Adanya inflamasi atau iritasi pada mata.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Toleransi Aktivitas Sensori Persepsi: Penglihatan
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas yang berhubungan dengan penglihatan secara mandiri.
Indikator:
a. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan penglihatan.
b. Mampu menggunakan alat bantu penglihatan dengan benar.
c. Mampu menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi penglihatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.
Aktivitas:
a. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan penyebab).
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin.
2. Manajemen Inflamasi
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi proses inflamasi pada mata.
Aktivitas:
a. Identifikasi tanda-tanda inflamasi pada mata (bengkak, kemerahan, rasa terbakar).
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti-inflamasi.
c. Berikan kompres hangat pada mata untuk meningkatkan sirkulasi dan mengurangi pembengkakan.
3. Perawatan Mata
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan kesehatan dan fungsi mata.
Aktivitas:
a. Bersihkan mata dengan larutan salin steril.
b. Aplikasikan tetes mata sesuai resep dokter.
c. Ajarkan pasien cara merawat mata di rumah.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai toleransi aktivitas sensori persepsi penglihatan dan memulihkan kondisi matanya. -
Article No. 19899 | 21 Jul 2025
Klinis : NY. H diam saja, sulit tidut, keluar masuk kamar, maunya diluar rumah spt menunggu orang dipinggir jalan, merasa dikirim uang dari dimas kesehatan, nyeri dada, menunggu orang dipinggir jalan sampai ke tengah jalan, mendengar suara di luar rumah seoerti meracik bom
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Resiko Perilaku Kekerasan
- Karakteristik: Ny. H menunjukkan perilaku agresif seperti keluar masuk kamar, menunggu orang di pinggir jalan hingga ke tengah jalan, dan mendengar suara di luar rumah seolah meracik bom.
2. Ketidakefektifan Pola Tidur
- Karakteristik: Ny. H sulit tidur.
3. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi
- Karakteristik: Ny. H merasa dikirim uang dari Dimas Kesehatan dan mendengar suara di luar rumah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Resiko Perilaku Kekerasan:
- Perilaku kekerasan terkendali
- Keamanan diri dan orang lain terjamin
- Kemampuan mengendalikan perilaku kekerasan meningkat
2. Ketidakefektifan Pola Tidur:
- Pola tidur efektif
- Kualitas tidur membaik
- Istirahat terpenuhi
3. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi:
- Halusinasi terkontrol
- Kemampuan mengenali realitas meningkat
- Kemampuan menginterpretasi stimulus sensorik membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Resiko Perilaku Kekerasan:
- Ciptakan lingkungan yang aman
- Berikan intervensi farmakologis (jika diperlukan)
- Kembangkan strategi koping yang efektif
- Lakukan terapi perilaku dan kognitif
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan
2. Ketidakefektifan Pola Tidur:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi tidur
- Terapkan teknik relaksasi
- Atur lingkungan untuk mendukung tidur yang efektif
- Berikan edukasi tentang pola tidur yang sehat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (jika diperlukan)
3. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi:
- Lakukan orientasi realitas
- Kembangkan strategi untuk mengatasi halusinasi
- Berikan terapi aktivitas untuk meminimalkan halusinasi
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan
- Berikan intervensi farmakologis (jika diperlukan)
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai didasarkan pada gejala dan perilaku yang ditunjukkan oleh Ny. H. Resiko Perilaku Kekerasan terkait dengan perilaku agresif, Ketidakefektifan Pola Tidur terkait dengan kesulitan tidur, dan Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi terkait dengan persepsi yang terganggu.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI) mencakup tujuan yang ingin dicapai melalui asuhan keperawatan, seperti pengendalian perilaku kekerasan, perbaikan pola tidur, dan kontrol terhadap halusinasi. Intervensi Keperawatan (SIKI) merupakan rencana tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti menciptakan lingkungan aman, terapi perilaku dan kognitif, teknik relaksasi, serta orientasi realitas.
Penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi diharapkan dapat membantu Ny. H dalam mengatasi masalah kesehatannya secara holistik.