Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19876 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri di bagian kelopak bawah mata dan berdenyut sudah 4 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu nyeri di bagian kelopak bawah mata yang berdenyut selama 4 hari, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat beristirahat dengan cukup.
4. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi).
2. Berikan tindakan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
3. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dan distraksi.
4. Bantu pasien untuk mendapatkan istirahat yang cukup.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab nyeri dan rencana pengobatan yang tepat.
6. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai nyeri, penyebab, dan cara penanganannya.
7. Monitor efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen nyeri, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu penurunan intensitas nyeri, kemampuan mengelola nyeri secara efektif, istirahat yang cukup, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. -
Article No. 19877 | 21 Jul 2025
Klinis : GONDONGAN
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis, serta penjelasan detail untuk kondisi "GONDONGAN" dengan format yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: B26.9
- Deskripsi: Gondongan, tidak dispesifikasi
Gondongan, atau yang lebih dikenal sebagai "mumps", adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Paramyxovirus. Virus ini menyerang kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis, yang terletak di dekat telinga. Gejala utama yang muncul adalah pembengkakan pada salah satu atau kedua sisi wajah di dekat telinga.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik
- Deskripsi: Tindakan medis untuk gondongan biasanya bersifat suportif, seperti pemberian obat pereda nyeri, antipiretik, dan menjaga hidrasi. Selain itu, dapat dilakukan tindakan drainase untuk mengurangi pembengkakan kelenjar parotis jika diperlukan.
Dalam kasus gondongan, tidak ada tindakan medis spesifik yang tercatat dalam klasifikasi ICD-9-CM. Penanganan utama berfokus pada manajemen gejala dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi, seperti ensefalitis, orchitis (pembengkakan testis), pankreatitis, dan lain-lain. -
Article No. 19878 | 21 Jul 2025
Klinis : sakit rahang habis bersin. membuka dan menutup rahang terasa sakit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu sakit rahang setelah bersin dan rasa sakit saat membuka serta menutup rahang, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M26.60
- Deskripsi: Gangguan sendi temporomandibular, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 76.99
- Deskripsi: Prosedur lain pada tulang, sendi, atau otot kepala dan leher
Penjelasan:
Kode ICD-10 M26.60 mengacu pada gangguan sendi temporomandibular (TMJ) yang tidak terspesifikasi. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit di sekitar rahang, terutama setelah melakukan aktivitas seperti bersin, membuka, atau menutup mulut.
Sendi temporomandibular adalah sendi yang menghubungkan rahang bawah (mandibula) dengan tengkorak (temporal). Gangguan pada sendi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan atau stres pada sendi, kerusakan sendi, atau ketidakseimbangan otot-otot yang terkait.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 76.99 (Prosedur lain pada tulang, sendi, atau otot kepala dan leher) dapat digunakan jika pasien memerlukan tindakan medis untuk menangani kondisi tersebut, seperti pemeriksaan, terapi fisik, atau intervensi lainnya yang bertujuan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki fungsi sendi temporomandibular.
Diagnosis dan penanganan yang tepat oleh dokter spesialis sangat penting untuk mengatasi kondisi ini dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 19879 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan mual muntah.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (10019) - Perasaan tidak nyaman atau sensasi menginginkan untuk muntah.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
10019 Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau sensasi menginginkan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-07-01 Kontrol Mual
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengurangi perasaan mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-07-01 Manajemen Mual
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau mengendalikan perasaan mual.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 19880 | 21 Jul 2025
Klinis : PENGANIYAYAAN
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi PENGANIYAYAAN, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T74.1
- Deskripsi: Penganiayaan fisik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik untuk prosedur atau tindakan medis untuk kasus penganiayaan. Penanganan akan bergantung pada cedera atau kondisi yang dialami oleh pasien akibat penganiayaan, dan akan dikodekan sesuai dengan tindakan medis yang dilakukan.
Penjelasan:
Kode ICD-10 T74.1 digunakan untuk mengkodekan diagnosis penganiayaan fisik. Kode ini mencakup kondisi-kondisi seperti penyalahgunaan fisik, penganiayaan, dan perlakuan kasar terhadap individu. Tindakan medis yang dilakukan akan bergantung pada cedera atau kondisi yang dialami oleh pasien, dan akan dikodekan sesuai dengan prosedur atau tindakan yang dilakukan, seperti perawatan luka, pencitraan medis, atau intervensi terapeutik lainnya. Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk prosedur atau tindakan medis terkait penganiayaan, karena kodenya akan disesuaikan dengan jenis cedera atau kondisi yang ditangani. -
Article No. 19881 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan takut mengalami kehamilan ini dengan resiko, karena sebelumnya pasien pernah mengalami abortus dan riwayat jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Kecemasan" (SDKI 2017). Pasien mengalami kecemasan yang disebabkan oleh ketakutan akan komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi, mengingat pasien memiliki riwayat abortus dan penyakit jantung.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan adalah:
a. Penurunan tingkat kecemasan pasien (SLKI 2019)
b. Peningkatan kemampuan pasien dalam mengelola kecemasan (SLKI 2019)
c. Pasien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan (SLKI 2019)
d. Pasien dapat mempertahankan kesejahteraan psikologis selama masa kehamilan (SLKI 2019)
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap tingkat kecemasan pasien, riwayat kesehatan, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kecemasan (SIKI 2018).
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan, risiko, dan strategi penanganan komplikasi (SIKI 2018).
c. Latih pasien dalam teknik relaksasi, seperti teknik napas dalam, visualisasi, dan distraksi, untuk mengelola kecemasan (SIKI 2018).
d. Libatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan untuk memberikan dukungan emosional dan praktis bagi pasien (SIKI 2018).
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti obstetrisi dan kardiolog, untuk memantau kondisi kesehatan pasien dan mencegah komplikasi (SIKI 2018).
f. Lakukan evaluasi secara berkala untuk menilai efektivitas intervensi dan menyesuaikan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien (SIKI 2018).
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Kecemasan" dipilih karena pasien mengalami ketakutan akan komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi, mengingat riwayat abortus dan penyakit jantung yang dimilikinya. Kecemasan dapat berdampak buruk pada kesejahteraan psikologis dan fisik pasien selama masa kehamilan.
Luaran yang diharapkan fokus pada penurunan tingkat kecemasan, peningkatan kemampuan pasien dalam mengelola kecemasan, identifikasi strategi koping yang efektif, dan pemeliharaan kesejahteraan psikologis. Tujuan ini sejalan dengan kebutuhan pasien dan bertujuan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu dan janin selama masa kehamilan.
Intervensi Keperawatan yang direkomendasikan mencakup pengkajian komprehensif, edukasi kesehatan, latihan teknik relaksasi, pelibatan keluarga, kolaborasi interdisipliner, dan evaluasi berkala. Intervensi ini dirancang untuk membantu pasien mengelola kecemasan, meningkatkan pemahaman tentang kondisi kesehatan, dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk memberikan Asuhan Keperawatan yang holistik dan terpusat pada pasien, sehingga dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan mempertahankan kesejahteraan selama masa kehamilan. -
Article No. 19882 | 21 Jul 2025
Klinis : Y00.9
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi dengan kode Y00.9, diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Y00.9
- Deskripsi: Penyerangan dengan benda tumpul, tempat tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk penyerangan dengan benda tumpul. Tindakan yang dilakukan akan bergantung pada jenis luka atau cedera yang diderita oleh pasien, dan akan dikodekan sesuai dengan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Y00.9 merupakan kode untuk "Penyerangan dengan benda tumpul, tempat tidak ditentukan". Kode ini digunakan untuk mengklasifikasikan cedera yang disebabkan oleh penyerangan menggunakan benda tumpul, di mana lokasi spesifik dari penyerangan tidak dapat ditentukan.
2. Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk penyerangan dengan benda tumpul, karena kode ICD-9-CM berfokus pada prosedur atau tindakan medis yang dilakukan, bukan pada penyebab cedera. Tindakan medis yang dilakukan akan tergantung pada jenis luka atau cedera yang diderita oleh pasien, dan akan dikodekan sesuai dengan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan, seperti perawatan luka, pembedahan, atau intervensi lainnya. -
Article No. 19883 | 21 Jul 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait dengan kondisi nyeri akut, mulai dari Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI). Tone saya akan akademis, dan persona saya sebagai pakar, nurse.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Nyeri Akut:
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Menunjukkan perubahan ekspresi wajah
- Menunjukkan ketegangan otot
- Menunjukkan gerakan protektif atau pembatasan pergerakan
- Menunjukkan perubahan tanda-tanda vital
- Menunjukkan perubahan perilaku
Faktor Berhubungan:
- Agen cedera fisik
- Agen cedera biologis
- Agen cedera kimiawi
- Agen cedera psikologis
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol dalam batas yang dapat diterima.
- Pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang relaks.
- Pasien menunjukkan otot yang relaks.
- Pasien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan masase.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, ahli gizi, psikolog) untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
b. Peningkatan Kenyamanan:
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi nyeri.
- Berikan dukungan emosional dan spiritual bagi pasien.
- Kolaborasi dengan keluarga untuk membantu meningkatkan kenyamanan pasien.
c. Manajemen Aktivitas dan Istirahat:
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan toleransi nyeri.
- Ajarkan teknik-teknik relaksasi dan istirahat yang efektif.
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap aktivitas dan istirahat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan manajemen aktivitas dan istirahat pasien.
Melalui Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI), diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi masalah nyeri akut pada pasien. -
Article No. 19884 | 21 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit lutut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit lutut, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00132
Judul: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1408
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengatur rasa nyeri yang dapat diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00132
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan penyebab, durasi, intensitas, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
Dalam kondisi ini, pasien datang dengan keluhan sakit lutut. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut (00132), dimana pasien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan pada lutut.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menyediakan definisi standar untuk diagnosis keperawatan, termasuk Nyeri Akut (00132).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan standar luaran keperawatan yang diharapkan, seperti Kontrol Nyeri (1408).
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti Manajemen Nyeri (00132).
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk menangani keluhan sakit lutut pada pasien. -
Article No. 19885 | 21 Jul 2025
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Hipertermia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermia berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah Hipertermia. Hipertermia didefinisikan sebagai kenaikan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu, yang dapat mengancam kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
2. Tanda-tanda vital stabil (frekuensi nadi, respirasi, dan tekanan darah dalam batas normal)
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (kulit lembab, turgor kulit baik, mukosa lembab)
4. Tidak ada tanda-tanda komplikasi (misalnya kejang, gangguan kardiovaskular, atau gangguan neurologi)
5. Pasien/keluarga mampu mengidentifikasi faktor penyebab hipertermia dan mencegah terjadinya kembali.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia, diperlukan intervensi keperawatan sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), antara lain:
1. Manajemen Suhu:
a. Mengkaji suhu tubuh pasien secara berkala
b. Memberikan tindakan penurun suhu, seperti kompres hangat, pemberian antipiretik, dan peningkatan asupan cairan
c. Mengatur lingkungan agar suhu ruangan tetap sejuk
d. Memantau tanda-tanda vital pasien
2. Manajemen Cairan:
a. Menghitung kebutuhan cairan pasien berdasarkan status hidrasi
b. Memberikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
c. Memantau intake dan output cairan pasien
d. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi
3. Edukasi Kesehatan:
a. Mengidentifikasi faktor penyebab hipertermia
b. Mengajarkan pasien/keluarga cara mencegah dan menangani hipertermia
c. Memberikan informasi mengenai komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertermia
d. Mendorong pasien/keluarga untuk memonitor suhu tubuh secara mandiri.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai stabilitas suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pemahaman mengenai perawatan diri yang diperlukan.